Anda di halaman 1dari 20

ILMU PENDIDIKAN

“PENGERTIAN PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu:
Siti Khamim, M. Pd.

Disusun Oleh :
1. Dyah Puji Lestari (PA.07.222.0114)
2. Nur Aliza Saputri (PA.07.222.0120)

YAYASAN NURUL ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS IPA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita hadiahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah ini
dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Terima kasih
kepada Ibu Siti Khamim, M. Pd. selaku dosen Ilmu Pendidikan yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada penulis yang kami kutip tulisannya untuk pembuatan makalah
ini.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ilmu Pendidikan yang diberikan. Selain daripada itu dalam
makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi,
struktur penulisan maupun hal-hal lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran positif yang membangun dari pembaca sekalian
untuk perbaikan dikemudian hari.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat digunakan
sebagai literatur tambahan bagi mahasiswa lain.

Muara Bungo, 4 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan ....................................................................................... 3
B. Pentingnya Pendidikan ...................................................................................... 4
C. Unsur-unsur Pendidikan .................................................................................... 6
D. Jenis-jenis Pendidikan ....................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak
terampil menjadi terampil dan tidak disipilin menjadi disiplin. Pendidikan itu
sendiri merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu negara. Mengapa
demikian? Karena dengan pendidikan membentuk pribadi yang berkarakter
entah buruk maupun baik dengan begitu, maju dan tidaknya suatu negara
bergantung kepada generasi-generasi penerus bangsa yang berpendidikan.
Kualitas dan mutu pendidikan yang sangat rendah sangat berpengaruh kepada
perubahan suatu negara, sebaliknya kualitas mutu pendidikan yang tinggi akan
mempengaruhi suatu negara baik dari segi ekonomi, politik dan budayanya dan
dengan begitu negara tersebut dikatakan telah maju.
Kualitas dan mutu pendidikan yang tinggi akan menyelamatkan
negara keluar dari kebodohan, kemiskinan bahkan hingga keluar dari jajahan
negara lain yang hanya membelenggu dan memparasit. Akan tetapi pada saat
ini pendidikan hanya sebatas perolehan pendididikan saja. Tidak mengacu pada
wawasan masa depan yang dapat mensejahteraan manusia. Hal ini dipengaruhi
karena pendidikan tidak diartikan sebagaimana mestinya, dan hanya sekedar
mengetahui pendidikan itu seperti apa tidak mengetahui keharusan seperti apa
yang diharapkan sebenarnya dalam pendidikan itu sendiri. Untuk menyikapi
hal semacam itu, disini penulis akan memberikan penjelesan mengenai
pendidikan yang sebenarnya sekaligus penjelasan mengenai unsur-unsur yang
membentuk kegiatan pendidikan. Dengan penjelasan seperti itu diharapkan
lebih mendalami mengenai pendidikan itu sendiri. Karena pada dasarnya
pendididikan itu sebagai jalan keluar untuk menuju cakrawala dunia sehingga
dapat menopang keberhasilan suatu negara dan memberikan jaminan bagi

1
perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan
prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan. 1
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengeta- huan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar, akan mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak lain juga merupakan produk kegiatan berpikir manusia-
manusia pendahulunya. Tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang selalu berubah merupakan tuntutan kebutuhan manusia sejak lahir
hayatnya. Dengan demikian, belajar merupakan tuntutan hidup sepanjang hayat
manusia (life long learning).
Dalam mempertahankan kehidupannya, manusia harus mem-
punyai bekal kecakapan hidup (skill of life), yang dapat diperoleh melalui
berbagai proses belajar, seperti belajar untuk mengetahui (learning to know),
belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri
(learning to be myself), dan belajar untuk hidup bersama (learning to life
together).2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Apa pentingnya pendidikan bagi kehidupan?
3. Apa saja unsur-unsur pendidikan?
4. Apa saja jenis-jenis pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan
2. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan bagi kehidupan
3. Untuk mengetahui unsur-unsur dari pendidikan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pendidikan

1
Sari Diana Lusi Rina,
http://dianalusirinasari.blogs.uny.ac.id/wpcontent/uploads/sites/1996/2015/09/Makalah-Ilmu-
Pendidikan.pdf, Diakses Rabu, 4 Maret 2024, Pukul. 22.30.
2
Tubagus Steven, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Yang Efektif dalam
Pembentukan Karakter Siswa, (Sumatera Barat, Insan Cendikia Mandiri: 2021), h. 15

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Arti penting
pendidikan, menempatkannya pada strata tertinggi kebutuhan manusia. Karena
itu, pendidikan menjadi barometer kemajuan dan peradaban. Kemajuan suatu
bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikan bangsa tersebut. Tidaklah
mengherankan jika kemudian negara mengatur dan menjadikan pendidikan
sebagai salah satu persoalan penting yang harus dibenahi dengan sebaik-
baiknya. Nelson Mandela dalam pengantar buku yang ditulis oleh Klaus Dieter
Bieter, menyebut pendidikan sebagai kekuatan dahsyat yang membangun
setiap Insan, dan seluruh negara di dunia.
Demikian halnya dengan Indonesia, pendidikan merupakan satu
bidang yang menjadi tanggung jawab Negara. Pembukaan UUD 1945 jelas
mengamanatkan untuk "Mencerdaskan kehidupan bangsa". Amanat tersebut
secara hirarkis dituangkan ke dalam berbagai Undang-undang dan peraturan
yang mengatur tentang pendidikan. Undang- undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
Pengertian pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepriba- dian, kecerdasan, akhlak

3
Wahab Abdul, Kosilah dkk, Teori dan Aplikasi Ilmu Pendidikan, (Jawa Tengah, Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini: 2021), h. 1-2.

3
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana, pengertian pendidikan
adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham,
dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.
Secara etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa
inggris disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut
dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco di mana kata E
berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak,
sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi, secara
etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan
diri sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan menurut Kamus Bahasa
Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal dan non formal.
Pendidikan secara formal diperoleh dengan mengikuti program- program yang
telah direncanakan, terstruktur oleh suatu insititusi, departemen atau
kementtrian suatu negara. Sedangkan pendidikan non formal adalah
pengetahuan yang diperoleh dari kehidupan sehari- hari dari berbagai
pengalaman baik yang dialami atau dipelajari dari orang lain4
Dari definisi di atas, terlihat bahwa usaha pendidikan berupaya
mengarahkan seluruh potensi peserta didik secara maksimal agar terwujud
suatu kepribadian yang paripurna pada dirinya. Harapan terhadap dunia
pendidikan sangat besar untuk membawa peserta didik ke arah kualitas hidup
yang sebaik-baiknya.
B. Pentingnya Pendidikan
Dalam era yang terus berkembang ini, pendidikan menjadi kunci
utama untuk mencapai kesuksesan dan mewujudkan masa depan yang cerah.

4
Tubagus Steven, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Yang Efektif dalam
Pembentukan Karakter Siswa, (Sumatera Barat, Insan Cendikia Mandiri: 2021), h. 41-42.

4
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pendidikan memiliki peran yang
begitu penting untuk masa depan.
1. Pembangunan Keterampilan Melalui pendidikan, individu memiliki
kesempatan untuk mengembangkan dan memperoleh berbagai keterampilan
yang diperlukan dalam dunia kerja. Dalam dunia yang terus berubah dan
kompetitif, keterampilan seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan
berkomunikasi, keterampilan teknologi informasi, dan pemecahan masalah
menjadi sangat penting. Pendidikan memberikan landasan untuk mengasah
keterampilan ini, sehingga individu dapat menjadi lebih siap dan berkualitas
untuk menghadapi tantangan di masa depan.
2. Peningkatan Kesempatan Kerja Pendidikan yang baik memberikan peluang
yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan
berpenghasilan tinggi. Banyak perusahaan dan organisasi mencari individu
dengan pendidikan formal yang baik karena hal itu mencerminkan
komitmen dan ketekunan seseorang dalam mencapai tujuan. Seiring dengan
kemajuan teknologi dan perubahan di pasar kerja, pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan tinggi semakin banyak. Maka dari itu,
pendidikan yang solid menjadi kunci untuk meningkatkan kesempatan kerja
dan mobilitas sosial.
3. Peningkatan Kesadaran dan Toleransi Pendidikan tidak hanya tentang
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga melibatkan
pembentukan karakter dan sikap mental yang positif. Dalam lingkungan
pendidikan, individu dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
nilai-nilai moral, etika, dan pentingnya hidup dalam masyarakat yang
beragam. Melalui interaksi dengan rekan sebaya dan pengalaman
pembelajaran yang beragam, individu dapat mengembangkan kesadaran
sosial, menghargai perbedaan, dan membangun sikap toleransi yang kuat.
Hal ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan
harmonis di masa depan.
4. Pemberdayaan Individu Pendidikan memberikan kekuatan kepada individu
untuk mengambil kendali atas kehidupan mereka sendiri. Dengan memiliki

5
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan, individu
dapat membuat keputusan yang lebih baik, memahami hak dan tanggung
jawab mereka, serta memiliki kontrol atas masa depan mereka. Pendidikan
juga membantu individu untuk mengatasi kemiskinan dan memecah
lingkaran kemiskinan yang ada di masyarakat, karena melalui pendidikan,
individu dapat meningkatkan peluang ekonomi dan mencapai kehidupan
yang lebih baik.
5. Inovasi dan Perkembangan Masyarakat Pendidikan merupakan pilar utama
dalam mendorong inovasi dan perkembangan masyarakat. Melalui
pendidikan, individu didorong untuk berpikir kreatif, mencari solusi untuk
masalah yang ada, dan mengembangkan ide-ide baru. Dalam era globalisasi
dan persaingan global, inovasi menjadi kunci dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi, memperbaiki kualitas hidup, dan mengatasi
tantangan sosial. Pendidikan yang baik memberikan fondasi bagi individu
untuk menjadi agen perubahan dan berkontribusi dalam memajukan
masyarakat.
Dalam kesimpulannya, pendidikan memiliki peran yang sangat
penting untuk masa depan individu dan masyarakat. Selain memberikan
pengetahuan dan keterampilan, pendidikan juga membantu dalam
pembangunan karakter, peningkatan kesempatan kerja, pemberdayaan
individu, dan menciptakan masyarakat yang lebih maju dan harmonis. Oleh
karena itu, investasi dalam pendidikan adalah investasi yang sangat
berharga untuk mencapai masa depan yang lebih baik bagi semua orang.5
C. Unsur-unsur Pendidikan
Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan, dalam proses
pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Pendidik dan Peserta Didik

5
Ditmawa, Https://Dit-Mawa.Upi.Edu/Pentingnya-Pendidikan-Untuk-Masa
Depan/#:~:Text=Dalam%20kesimpulannya%2C%20pendidikan%20memiliki%20peran,Yang%20
lebih%20maju%20dan%20harmonis, Diakses Pada Senin, 4 Februari 2024, Pukul 17.00.

6
Pendidik dan peserta didik merupakan elemen inti dalam
pembicaraan mengenai Pendidikan Islam. Keduanya adalah komponen atau
unsur yang harus ada ketika membahas Pendidikan Islam. Pendidikan
diartikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan mendidik. Pendidik dan
peserta didik dianggap sebagai dua objek materi dalam Pendidikan Islam
yang saling terhubung. Kegiatan mendidik adalah suatu proses yang
melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Hubungan antara
pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) memegang peranan kunci dalam
konteks Pendidikan Islam. Pendidik perlu memiliki pemahaman yang
mendalam tentang agama Islam dan mampu menginspirasi peserta didik
untuk mengembangkan kekuatan spiritual dan keagamaan mereka.
Peserta didik, atau disebut juga siswa, menduduki posisi yang
sama tinggi dan dihormati dengan pendidik. Siswa adalah individu yang
merupakan bagian dari masyarakat dan berupaya menggali serta
mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran, yang dapat terjadi
dalam berbagai bentuk, seperti pendidikan informal, pendidikan formal, atau
pun pendidikan non-formal, di berbagai tingkatan dan jenis program
pendidikan.[5] Ada beberapa istilah untuk menyebut peserta didik yang
familiar, di antaranya adalah "siswa" untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah, "mahasiswa" untuk jenjang pendidikan tinggi, dan "santri" untuk
pendidikan di pesantren. Ketiga terminologi tersebut sudah diklasifikasikan
menurut satuan pendidikan masing-masing. Istilah yang populer untuk
menyebut peserta didik adalah "murid" dan "pelajar". Dua istilah ini tepat
untuk digunakan dalam jenjang pendidikan apapun sesuai dengan pokok dan
fungsi.
2. Materi dan Kurikulum
Unsur ketiga dan keempat dalam diskursus Pendidikan Islam
adalah materi dan kurikulum. Materi menjadi bagian yang penting dalam
bahasan kali ini karena materi dikatakan sebagai bahan (mäddab) dan
sumber untuk mengetahui seluk-beluk dan hakikat Pendidikan Islam. Materi
dapat dinisbatkan pada bahan apa yang dipelajari untuk kebutuhan

7
mengetahui Pendidikan Islam. Sedangkan kurikulum adalah sebagai
seperangkat materi yang diorganisasi sedemikian rupa untuk kebutuhan
mengetahui diskursus Pendidikan Islam. Materi dan kurikulum pada
bahasan kali ini sangat sarat diorientasikan pada materi dan kurikulum
pembelajaran Pendidikan Islam. Ada beberapa bahan dan desain kurikulum
yang sekiranya penting diketahui oleh pembaca yang budiman.
Materi pembelajaran merupakan isi dan bahan ajar yang
disampaikan pendidik kepada peserta didik saat melaksanakan
pembelajaran. Materi pembelajaran adalah isi atau konten yang disampaikan
kepada siswa dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran dapat berupa
konsep, teori, fakta, keterampilan, atau nilai-nilai yang ingin disampaikan
kepada peserta didik. Tujuan dari penyampaian materi pembelajaran adalah
agar peserta didik dapat memahami, menguasai, dan mengaplikasikan
materi yang telah disampaikan. Materi pembelajaran dapat dipilih seoptimal
mungkin agar peserta didik mampu menguasai standar kompetensi yang
seharusnya dicapai. Kurikulum Pendidikan Islam integratif adalah
kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh aspek
pembelajaran, baik dalam mata pelajaran agama maupun non-agama.
Kurikulum ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
pemahaman yang utuh tentang Islam dan mampu mengaplikasikan nilai-
nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum Pendidikan Islam
integratif biasanya mencakup tiga aspek utama, yaitu akademik, moral, dan
spiritual. Aspek akademik mencakup pembelajaran mata pelajaran agama
dan non-agama yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. Aspek moral
mencakup pembentukan karakter peserta didik yang berlandaskan pada
nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Sedangkan
aspek spiritual mencakup pengembangan keimanan dan ketakwaan peserta
didik. Kurikulum Pendidikan Islam integratif dapat diimplementasikan di
berbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga
perguruan tinggi. Kurikulum ini dapat membantu peserta didik untuk
memahami Islam secara holistik dan mengembangkan keterampilan serta

8
karakter yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari. Namun,
implementasi kurikulum Pendidikan Islam integratif juga memerlukan
dukungan dari berbagai pihak, seperti guru, orang tua, dan masyarakat.
Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala untuk
memastikan efektivitas kurikulum tersebut dalam mencapai tujuan
Pendidikan Islam integratif.
3. Metode dan Media
Tidak kalah penting bahwa keberadaan metode dan media dalam
diskursus Pendidikan Islam adalah keniscayaan. Ketersediaan unsur
pendidikan islam: potret perubahan yang berkelanjutan lain pendidik dan
peserta didik, materi dan kurikulum selanjutnya disempurnakan dalam
penggunaan metode dan media. Metode sebagai unsur yang penting dalam
Pendidikan Islam karena sebagai langkah dan cara untuk memproyeksikan
materi pembelajaran.
Metode sebagai kunci dalam menyampaikan materi dan dapat
memudahkan proses pembelajaran. Banyak dari akademisi, pendidik, guru,
atau juru dai yang memahami materi secara baik, tetapi tidak memiliki
keterampilan menggunakan metode yang tepat. Sebagai akibatnya adalah
mereka hanya memahamkan ilmu kepada dirinya sendiri, tidak kepada
orang lain. Orang lain akan kesulitan karena penyampaian materi yang tidak
tepat.
4. Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi Pendidikan Islam menjadi muara terakhir dari seluruh
serangkaian unsur Pendidikan Islam setelah metode dan pemanfaatan media.
Evaluasi pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan oleh pendidik
untuk menentukan tingkat pencapaian peserta didik dari pembelajaran yang
dilakukan sebelumnya. Dalam desain instruksional, evaluasi menempati
posisi terakhir setelah adanya perencanaan yang sistematis dan pelaksanaan
pembelajaran. Karena menempati posisi yang terakhir, evaluasi menjadi
tolak ukur keberhasilan dari program-program pendidikan yang telah
direncanakan dan dirumuskan sebelumnya.

9
Metode pendidikan secara spesifik dijelaskan dalam Q.S. An-
Nahl; 16 dengan isyarat bahwa manusia dapat menggunakan metode
hikmah, tuturan yang baik, dan berdebat. Metode pendidikan ini bersifat
klasik. 6
D. Jenis-jenis Pendidikan
Berikut ini jenis-jenis pendidikan yaitu:
1. Jenis pendidikan sekolah, yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh
lembaga persekolahan serta melaksanakan program pembinaan ke-
pribadian dan keimanan; program pembinaan akademis dan prog- ram
pembinaan keterampilan yang disusun dalam silabus yang rinci dan
mengandung rumusan tujuan (institusional, kurikuler dan ins- truksional);
susunan, hubungan, dan tingkat kesulitan materi atau isi pendidikan
kegiatan; serta proses belajar anak didik dan proses meng- ajar guru dengan
sistem evaluasinya (untuk kepentingan perumusan kembali penyajian dan
penyusunan materi atau isi pendidikan) dan daftar buku wajib atau buku
rujukan (referensi).
2. Jenis pendidikan luar sekolah, yaitu segala kegiatan pendidikan yang
dilakukan di masyarakat, khususnya untuk pembinaan kepribadian,
keterampilan, dan apresiasi dalam bidang-bidang tertentu yang di- lakukan
secara sektoral dalam potongan-potongan yang putus, meski- pun dapat
diakreditasi melalui pengakuan program atau ujian.
3. Jenis pendidikan luar biasa, yaitu jenis pendidikan khusus, baik me- lalui
lembaga sekolah maupun bukan, untuk orang-orang yang cacat jasmani
atau kejiwaan atau orang-orang istimewa seperti orang- orang jenius.
Dengan perkataan lain, orientasi jenis sekolah ini adalah materi dan isi
serta program pendidikan.7
Selain jenis pendidikan yang disebutkan sebelumnya terdapat
beberapa jenis pendidikan di antaranya adalah formal, informal, dan non
formal. Berikut diuraikan jenis pedidikan formal, informal, dan non formal:

6
Suyudi, Putra Hanafi Wahyu, Pendidikan Islam potret perubahan yang berkelanjutan, (Jawa
Barat, CV Adanu Abimata: 2023), h. 43-53.
7
Feisal Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta, Gema Insaini Press: 1995), h. 38.

10
1. Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan dalam bentuk resmi
pendidikan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Untuk
itu pendidikan formal butuh keterlibatan pendidikan informal untuk
meningkatkan dan menjawab kebutuhan dan menutupi keterbatasan
tersebut. Salah satu keberadaan pendidikan informal yang mulai diakui dan
dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif dalam pendidikan.
Pada lingkungan sekolah hidden Curriculum berfungsi dan
mendukung serta menyempurnakan kurikulum formal. Terdapat sejumlah
aspek untuk mengimplementasikan hidden Curriculum di sekolah, di
antaranya praktik dan hasil pembelajaran yang tidak diuraikan dalam
kurikulum formal dan hanya melalui petunjuk dan kebijaksanaan sekolah.
Karena itu, kurikulum formal dan Hidden Curriculum saling melengkapi
keduanya tidak dapat dipisahkan dalam prakteknya di lingkungan sekolah.
2. Informal
Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 13 jalur
pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal.
Penyelenggaraan ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus didasarkan
pada konsistensi, kontinuitas dan konvergensi. Kebijakan tentang
pendidikan informal yang tertuang dalam UUSPN No 20 tahun 2003 pasal
27 yaitu: 1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri 2) Hasil pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1) diakui sama dengan pendidikan formal
dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan 3) Ketentuan mengenai pengakuan hasil pendidikan
informal sebagaimana dimaksud pada ayat 2) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah. Lembaga pendidikan yang memiliki peran sangat
penting dalam membentuk sikap toleransi pada anak adalah lembaga
pendidikan informal. Dalam buku ini diuraikan proses eskternalisasi sikap
toleransi anak melalui pendidikan informal dalam kehidupan multiagama
pada suatu lembaga pendidikan. Fokus kajian ini adalah menjabarkan

11
gambaran spiritualitas alam dan pendidikan informal yang menjadi suatu
jalur pendidikan.
3. Non Formal
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Kurikulum nonformal yang sedikit berbeda dengan kurikulum
formal, mengharapkan perhatian dan perancangan khusus dari
pelaksananya. Namun penyelenggara dan tutor belum memahami hal
tersebut, sehingga pengembangan kurikulum yang dilakukan masih seperti
pendidikan formal. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang
kesulitan tutor dalam memahami kurikulum nonformal. Pada beberapa
penelitian dideskripsikan kesulitan yang terjadi dalam pelaksanaan
pendidikan nonformal dari segi pemahaman standar isi, standar proses, dan
standar penilaian menurut KTSP. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa
pelaksanaan pendidikan nonformal belum sesuai dengan acuan kurikulum
yang telah ditetapkan.
Perkembangan pendidikan non formal yang begitu pesat
ternyata belum diimbangi oleh kualitas lembaga-lembaga tersebut dalam
memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Kualitas pengelolaan
program pendidikan non formal sangat ditentukan oleh pencapaian standar
penyelenggaraan kegiatan pada lembaga pendidikan non formal. Untuk
dapat mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional, lembaga pendidikan
non formal harus memiliki tata kerja kesulitan tutor dalam memahami
kurikulum nonformal. Pada beberapa penelitian dideskripsikan kesulitan
yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan nonformal dari segi pemahaman
standar isi, standar proses, dan standar penilaian menurut KTSP. Oleh
karena itu dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan nonformal belum
sesuai dengan acuan kurikulum yang telah ditetapkan.
Perkembangan pendidikan non formal yang begitu pesat
ternyata belum diimbangi oleh kualitas lembaga-lembaga tersebut dalam
memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Kualitas pengelolaan

12
program pendidikan non formal sangat ditentukan oleh pencapaian standar
penyelenggaraan kegiatan pada lembaga pendidikan non formal. Untuk
dapat mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional, lembaga pendidikan
non formal harus memiliki tata kerja dan prosedur yang jelas akan
mempermudah jalannya kehidupan lembaga pendidikan nonformal
tersebut.8

8
Triansyah Fadli Agus, Munirah dkk, Pemahaman Kurikulum dan Buku Teks, (Batam, Yayasan
Cendikia Mulia Mandiri: 2023), h. 28-35.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Arti penting
pendidikan, menempatkannya pada strata tertinggi kebutuhan manusia. Karena
itu, pendidikan menjadi barometer kemajuan dan peradaban. Kemajuan suatu
bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan dapat
diperoleh baik secara formal dan non formal. Pendidikan secara formal
diperoleh dengan mengikuti program- program yang telah direncanakan,
terstruktur oleh suatu insititusi, departemen atau kementtrian suatu negara.
Sedangkan pendidikan non formal adalah pengetahuan yang diperoleh dari
kehidupan sehari- hari dari berbagai pengalaman baik yang dialami atau
dipelajari dari orang lain.
Pendidikan memiliki peran yang begitu penting untuk masa depan
yaitu sebagai Pembangunan Keterampilan Melalui pendidikan, Peningkatan
Kesempatan Kerja Pendidikan yang baik memberikan peluang yang lebih besar
untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan berpenghasilan tinggi,
Peningkatan Kesadaran dan Toleransi Pendidikan tidak hanya tentang
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga melibatkan
pembentukan karakter dan sikap mental yang positif, Pemberdayaan Individu
Pendidikan memberikan kekuatan kepada individu untuk mengambil kendali
atas kehidupan mereka sendiri, Inovasi dan Perkembangan Masyarakat
Pendidikan merupakan pilar utama dalam mendorong inovasi dan
perkembangan masyarakat.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan, dalam proses
pendidikan melibatkan banyak hal yaitu: pendidik dan peserta didik, materi dan
kurikulum, metode dan media, evaluasi pendidikan islam.
jenis-jenis pendidikan yaitu: Jenis pendidikan sekolah, Jenis
pendidikan luar sekolah, Jenis pendidikan luar biasa. Selain jenis pendidikan

14
yang sebelumnya terdapat beberapa jenis pendidikan di antaranya adalah
formal, informal, dan non formal.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang Pengertian Pendidikan.
Penulis berharap agar para pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai
Pengertian Pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat positif dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sari Diana Lusi Rina,


http://dianalusirinasari.blogs.uny.ac.id/wpcontent/uploads/sites/1996/2015/
09/Makalah-Ilmu-Pendidikan.pdf, Diakses Rabu, 4 Maret 2024.
Wahab Abdul, Kosilah dkk, Teori dan Aplikasi Ilmu Pendidikan, (Jawa Tengah,
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini: 2021).
Tubagus Steven, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Yang Efektif
dalam Pembentukan Karakter Siswa, (Sumatera Barat, Insan Cendikia
Mandiri: 2021).
Ditmawa, Https://Dit-Mawa.Upi.Edu/Pentingnya-Pendidikan-Untuk-Masa
Depan/#:~:Text=Dalam%20kesimpulannya%2C%20pendidikan%20memi
liki%20peran,Yang%20lebih%20maju%20dan%20harmonis, Diakses
Pada Senin, 4 Februari 2024
Suyudi, Putra Hanafi Wahyu, Pendidikan Islam potret perubahan yang
berkelanjutan, (Jawa Barat, CV Adanu Abimata: 2023).
Feisal Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta, Gema Insaini Press:
1995).
Triansyah Fadli Agus, Munirah dkk, Pemahaman Kurikulum dan Buku Teks,
(Batam, Yayasan Cendikia Mulia Mandiri: 2023).

16

Anda mungkin juga menyukai