REFORMASI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
PRODI PG PAUD
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Reformasi Pendidikan " Ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah (Profesi Pendidikan) selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “ Reformasi Pendidikan ” bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Ernawatie, S.Pd, M.M.Pd
Selaku dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah ini, mungkin
dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna di masa mendatang.
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Pengertian Pendidikan.......................................................................
B. Pengertian Reformasi.........................................................................
C. Pendidikan Nasional Indonesia.........................................................
D. Reformasi Kebijakan Pendidikan.....................................................
E. Pengertian Reformasi Pendidikan....................................................
F. Kondisi Reformasi Pendidikan di Indonesia....................................
G. Kelebihan dan Kelemahan Reformasi Pendidikan.........................
H. Tujuan Reformasi Pendidikan Nasional..........................................
a. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional.................................
b. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional....
A. KESIMPULAN...................................................................................
B. Saran....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kata kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan
martabat bangsa, tetapi pendidikan tidak akan maju kalau tidak direformasikan.
Meskipun ada dalam beragai keadaan pemerintah tetap harus berusaha meskipun
terdapat kelemahannya tetapi terdapat pula kelebihannya dan kelebihan itu harus
bisa menutupi kekurangannya berdasarkan pada tujuannya. Upaya pembangunan
tidak bisa diwujudkan oleh pemerintah saja tetapi perlu bantuan dari masyarakat
dan anak-anak bangsa, jadi pemerintah menaungi masyarakatnya dengan
menetapkan aturan-aturan yang berlandaskan dengan falsafah Negara.
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian Pendidikan
2) Pengertian Reformasi
3) Pendidikan Nasional Indonesia
4) Reformasi Kebijakan Pendidikan
5) Pengertian Reformasi Pendidikan
6) Kondisi Reformasi Pendidikan di Indonesia
7) Kelebihan dan Kelemahan Reformasi Pendidikan
8) Tujuan Reformasi Pendidikan Nasional
a. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional
b. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan
2) Untuk mengetahui Pengertian Reformasi
1
3) Untuk mengetahui Pendidikan Nasional Indonesia
4) Untuk mengetahui Reformasi Kebijakan Pendidikan
5) Untuk mengetahui Pengertian Reformasi Pendidikan
6) Untuk mengetahui Kondisi Reformasi Pendidikan di Indonesia
7) Untuk mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Reformasi Pendidikan
8) Untuk mengetahui Tujuan Reformasi Pendidikan Nasional
a. Untuk mengetahui Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional
b. Untuk mengetahui Dasar dan Aspek Legal Pembangunan
Pendidikan Nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
3
Menurut Suparlan Suhartono pendidikan dalam arti alternatif, ditandai
bahwa pelaku pendidikan merupakan keluarga, masyarakat dan sekolah (di bawah
otoritas pemerintah) dalam suatu sistem integral yang disebut „tripartit‟
pendidikan. Fungsi dan peranan tripartit pendidikan adalah menjembatani
pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat luas.
Tujuannya, agar aspirasi pendidikan yang tumbuh dari setiap keluarga dapat
dikembangkan di dalam kegiatan pendidikan sekolah, untuk kemudian dapat
diimplementasikan di dalam kehidupan masyarakat luas. Pendidikan diposisikan
dan diperankan secara sentral di dalam kehidupan bermasyarakat dengan suatu
sistem „linier‟ dan berproses secara berkesinambungan. Dalam arti kata,
pendidikan berlangsung sepanjang zaman dan mutlak dilakukan oleh setiap
individu. Proses itu diawali dari pertumbuhan potensi moral dan kultural di dalam
keluarga, diproses secara keilmuan di sekolah, untuk kemudian dikembangkan dan
ditanamkan dalam kelangsungan kehidupan masyarakat luas.(Suparlan Suhartono,
2007)
Dalam konteks itu, para pakar pun memberikan sejumlah pengertian tentang
pendidikan, di antaranya:
John Dewey
J.J. Rouseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-
kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
Pendidikan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya
atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia
4
kepada tingkat kesempurnaan. Driyarkara Pendidikan ialah pemanusiaan manusia
muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.(Driyarkara, 1950)
M. Arifin
Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama. Unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam hal ini adalah; (a)
usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan
dilakukan secara sadar; (b) ada pendidik, pembimbing, atau penolong; (c) ada yang
dididik atau si terdidik; (d) bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; e) dalam
usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan. (Ahmad D. Marimba, 1987)
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan berasal dari kata “didik”, kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga
menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara
dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai
akhklak dan kecerdasan pikiran.(KBBI, n.d.)
5
UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.(KBBI, 2003) Dengan demikian, pendidikan
hakikatnya adalah suatu proses memberitahu dan mendidik peserta didik.
Memberitahu artinya memasukkan suatu pengertian, pernyataan, dan penalaran ke
dalam otak warga didik agar mereka tahu tentang sesuatu. Mendidik artinya
mengubah perilaku warga didik sesuai dengan aturan sosial yang berlaku. Jadi
kalau kondisi alam dan sosial berubah, maka pendidikan harus berubah mengukuti
perubahan alam dan social. (Prawironegoro, 2010)
Pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan adalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah
pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan
kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
2. Pengertian Reformasi
Reformasi secara etimologi yang berasal dari kata formasi, yang berarti
susunan atau bentuk susunan instansi. Pendidikan yaitu pengetahuan tentang
6
mendidik. Nasional yaitu yang berkenaan dengan bangsa sendiri. Reformasi berarti
perubahan radikal untuk perbaikan dalam bidang sosial, politik atau agama di
dalam suatu masyarakat atau Negara. Orang-orang yang melakukan atau
memikirkan reformasi itu disebut reformis yang tak lain adalah orang yang
menganjurkan adanya usaha perbaikan tersebut tanpa kekerasan.
7
pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua
segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut
satu sama lain saling tergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik,
seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, juga ditunjang
dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara
optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi di dalam kondisi serba
kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.
8
Pendidikan di masa depan harus mampu mempercepat terbentuknya tatanan
masyarakat yang Pertama, menghargai perbedaan pendapat sebagai manifestasi
dari rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pemantapan kehidupan demokrasi di semua bidang kehidupan.
Kedua, tertib sadar hukum, memiliki budaya malu, dan mampu menciptakan
keteladanan. Ketiga, memiliki rasa percaya diri, mandiri dan kreatif, memiliki etos
kerja yang tinggi, serta berorientasi terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) dalam memacu keunggulan bangsa dalam kerangka persaingan
dunia.
9
Reformasi pendidikan adalah upaya perbaikan pada bidang pendidikan.
Reformasi pendidikan memiliki dua karakteristik dasar yaitu terprogram dan
sistemik. Reformsi pendidikan yang terprogram menunjuk pada kurikulum atau
program suatu institusi pendidikan. Yang termasuk kedalam reformasi terprogram
ini aadalah inovasi. Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, metode baru atau
sarana baru untuk meningkatkan beberapa aspek dalam proses pendidikan agar
terjadi perubahan secara kontras dari sebelumnya dengan maksud-maksud
tertentu yang ditetapkan.
10
Reformasi pendidikan adalah upaya perbaikan pada bidang pendidikan.
Reformasi pendidikan memiliki dua karakteristik dasar yaitu terprogram dan
sistemik. Reformsi pendidikan yang terprogram menunjuk pada kurikulum
atau program suatu institusi pendidikan. Yang termasuk kedalam reformasi
terprogram ini adalah inovasi. Inovasi adalah memperkenalkan ide baru,
metode baru atau sarana baru untuk meningkatkan beberapa aspek dalam
proses pendidikan agar terjadi perubahan secara kontras dari sebelumnya
dengan maksud- maksud tertentu yang ditetapkan.
11
6.Kondisi Reformasi Pendidikan di Indonesia
12
penyesuaian sistem pendidikan sehingga sesuai dengan perkembangan
zaman.
Secara internal, berbagai kendala yang dihadapi oleh sektor pendidikan
Indonesia menjadi alasan kuat tentang perlunya melakukan reformasi
sistem pendidikan nasional. Adapun kendala-kendala yang dimaksud
antara lain adalah:
1. Rendahnyamutupendidikandantingginyaangkaputussekolah
2. Rendahnya kesadaran dan penguasaan teknologi para pelaku pendidikan
sehingga belum dimanfaatkannya secara maksimal ilmu dan teknologi
bagi
kemajuan pendidikan
3. Belumterciptanyabudayabelajardikalanganmasyarakat
4. Profesionalisme dan tingkat kesejahteraan guru dan tenaga
kependidikan
lainnya yang masih belum sesuai dengan tantangan peningkatan mutu.
5. Menurunnya status kesehatan dan gizi sebagian peserta didik sebagai
dampak krisis ekonomi yang mempengaruhi kesiapan mereka untuk
belajar
6. Terjadinya gejala umum menurunnya moral, budi pekerti, dan rasa
toleransi
di kalangan peserta didik dan generasi muda.10
Di samping itu, berbagai permasalahan seperti telah dijabarkan pada
bagian problematika sistem pendidikan nasional seperti di atas juga
menjadi dasar pijakan yang perlu dikaji bersama untuk melakukan
reformasi pendidikan. Selanjutnya, ditinjau dari aspek global di mana
kemajuan di bidang sains dan teknologi informasi telah membawa
perubahan pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Aksesibilitas
informasi yang begitu cepat seolah meniadakan sekat-sekat konfigurasi
geografis berdasarkan zona dan kawasan teritorial. Berbagai peristiwa
yang terjadi di belahan benua mana saja mengalir begitu deras memasuki
kawasan hingga ke seluruh pelosok desa sekalipun, yang oleh Herbert
Marshall McLuhan dalam bukunya Understanding Media: The Extensions
13
of Man pada tahun 1964 menyebutnya sebagai global village yang
menandai terbangunnya era globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses
interaksi dan integrasi antara orang, perusahaan, dan pemerintah dari
negara- negara yang berbeda dengan menggunakan alat bantu teknologi
informasi. Hal ini berarti bahwa globalisasi dipahami sebagai suatu proses
yang melahirkan transformasi nilai-nilai yang dianut, budaya dan tradisi,
pola dan gaya hidup sebagai dampak dari hubungan dan interaksi sosial.
Dampak arus globalisasi yang membawa kehidupan menjadi semakin
komplek merupakan tantangan baru bagi negara-negara berkembang
seperti Indonesia memasuki milenium ketiga sekarang ini. Persinggungan
budaya lokal, nasional, dan budaya-budaya asing adalah bagian yang tak
terpisahkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Tumbuh kembangnya
budaya lokal dan nasional akan menghadapi dilema yang amat besar jika
pengaruh budaya asing tidak segera dikelola secara bersama.
Oleh karena itu penanaman nilai-nilai keindonesiaan harus tetap ditumbuhkan
dengan tetap memperhatikan arah perubahan secara global sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Untuk dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan, perlu diawali dengan perubahan mendasar dalam
pola pikir dan tindakan11 yang bukan hanya mengandalkan kekayaan khasanah
budaya bangsa, sumber daya alam yang melimpah, dan ketersediaan sumber daya
manusia saja melainkan harus dibarengi dengan upaya membangun pencintraan
terhadap harkat dan martabat bangsa yang merupakan landasan moral yang
tertanam dalam setiap diri warga bangsa sehingga tercipta sumber daya manusia
yang mampu mengelola sumber daya alam yang melimpah. Hal ini dapat
diwujudkan melalui pemberdayaan terhadap institusi-institusi pendidikan dan
penguatan organisasi-organisasi belajar untuk menerapkan sistem belajar secara
terus menerus yang secara aktif mengelola perubahan dengan belajar dari hasil
inovasi negara lain seperti melakukan imitasi dan modifikasi serta difusi dan
integrasi yang menjadi dasar untuk mengembangkan kreativitas.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
https://unsri.academia.edu/BangEgon
16