Dosen Pengampu:
Prof. Zelhendri Zen, M.Pd., Ph.D
Prof. Dr. Neviyarni, M.S.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supayamakalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................31
B. Saran .......................................................................................................... 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berusaha untuk mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja
apa adanya sesuatu itu, selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat
dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya, dialaminya, dan gejala yang
untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat
berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam
manusia. Setidaknya ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
1
latarbelakang penulisan makalah ini dengan memaparkan konsep dasar
filsafat pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendidikan
tidak ada satu batasan yang bisa menjelaskan Hakikat pendidikan secara
2022).
3
bisa membangkitkan serta mengembangkan pengetahuan serta
pemahaman.
itu berlaku untuk orang dengan berstatus sebagai murid yaitu siswa di
yang masyur yaitu, “Ing Ngarso Sung Tulodo” (di depan memberikan
4
Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang
Hakikat pendidikan :
b. Ki Hadjar Dewantara
5
Dewantara yaitu, ing ngarso sung tuludo artinya kalau pendidik
c. Aristoteles
d. John Dewey
peninggalan.”
yang saling behubungan. Dari segi bahasa mendidik adalah kata kerja
dan pendidikan adalah kata benda. Kalau mendidik kita melakukan suatu
kegiatan atau tindakan, kegiatan mendidik berarti ada yang mendidik dan
6
kehidupan sosial (kemasyarakatan) nya dan dalam kehidupan di
berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan dating.
keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
7
mengubah subjek pelatihan menjadi orang dewasa yang memiliki
2. Pendidikan Dasar
VI pasal 17 menyebutkan:
8
peletakan dasar dari pembangunan manusia. Esensi pendidikan
belum pantas diketahui oleh anak, sebab hal itu akan merusak
sistem dan suasana hati yang sedang dibangun, karena alam ini
Orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya, untuk itu orang tua
harus membimbing dan mengarahkan mereka pada hal-hal yang baik dan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara garis
pengetahuan dan keterampilan di mana pada tingkat ini siswa atau anak
9
tentang hakikat, hanya saja berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang
membedakan dengan yang lain. Ontologi membahas tentang apa objek yang
kita kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya
1. Ontologi
dan Logos: Logic. Jadi, ontologi adalah the theory of being qua being
mengkaji sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu ada. Clauberg menyebut
ontologi sebagai “ilmu pertama,” yaitu studi tentang yang ada sejauh ada.
Studi ini dianggap berlaku untuk semua entitas, termasuk Allah dan
10
Ada beberapa pengertian dasar mengenai apa itu “ontologi.”
Ada dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang
ada secara khusus. Dalam mempelajari ‘yang ada’ dalam bentuknya yang
yang ada sebagai yang ada. Ketiga, ontologi bisa juga merupakan cabang
melontarkan pertanyaan apa arti Ada dan Berada dan juga menganalisis
filsafat yang: a). menyelidiki status realitas suatu hal. Misalnya, “apakah
obyek penerapan atau persepsi kita, nyata atau bersifat ilusif (menipu)?
“apakah bilangan itu nyata?” “apakah pikiran itu nyata?” b). menyelidiki
apakah jenis realitas yang dimiliki sesuatu. Misalnya, “Apa jenis realitas
11
Dari beberapa pengertian dasar tersebut bisa disimpulkan bahwa
2. Epistemologi
dari filsafat pengetahuan yang membahas tentang cara dan alat untuk
teori mengenai asal usul pengetahuan dan merupakan alat “to know”
metode (teknik, instrument, dan prosedur) apa yang kita gunakan untuk
adalah suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan membahas tentang
batasan, dasar dan pondasi, alat, tolok ukur, keabsahan, validitas, dan
12
Epistemologi berdasarkan akar katanya episteme (pengetahuan)
Muhmidayeli, 2011).
13
memungkinkan saya untuk menyadari. Ini menunjukkan bahwa motivasi
fakta bahwa keadaan saat ini tidak dapat dihindari, namun titik fokus
3. Aksiologi
berasal dari kata axio dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang
berharga, dan logos artinya akal, teori, axiologi artinya teori nilai,
otonom terbebas dari segenap nilai yang bersifat dogmatik (bebas nilai)
14
yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan
kepada hakikat ilmu itu sendiri. Sikap sosial seorang ilmuwan adalah
atau ilmu itu terkait bebas dari bebas nilai. Ilmu itu sendiri netral dan
para ilmuwanlah yang memberinya nilai. Melihat ilmu dari tiga hal ini
kebajikan sehingga nilai nilai sains dapat dirasakan oleh daerah setempat.
15
menginstruksikan kehidupan negara, Berharap dapat menumbuhkan
kemampuan siswa untuk menjadi orang yang menerima dan takut akan
Tuhan yang maha kuasa, orang yang terhormat, solid, terpelajar, mahir,
inovatif, otonom, dan menjadi penduduk yang berbasis suara dan dapat
diandalkan.
nilai instrumentalnya ialah pisau yang baik adalah pisau yang dapat
Instrinsik ialah nilai yang yang dikandung pisau itu sendiri atau sesuatu
observasional dan studi apa yang perlu disadari orang dan objek apa
16
posisi sentral dalam terang dasar ilmu pengetahuan di mana ada hukum
2011).
nilai, serta berisi mengenai etika dan estetika. Penerapan aksiologi dalam
pendidikan misalnya saja dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan
baik itu, Terlebih lagi, ini adalah subjek keahlian yang menunjukkan
17
diharapkan untuk memberikan premis terbaik untuk pelatihan sebagai
1. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, dalam bahasa Inggris filsafat disebut philosophy,
dalam bahasa Arab disebut filsafat, gabungan dari kata tersebut dalam bahasa
Yunani disebut falsafah atau philosophia, kata majemuk yang berasal dari
kata Philos yang artinya cinta atau suka, dan kata Sophia yang artinya
hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Sedangkan dalam
berfilsafat.
Menurut Dodi (2014: 3-4) Banyak sekali definisi yang diberikan oleh
18
2. Aristoteles (tahun 382 SM-322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan
3. Al-Farabi (wafat 950 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam
4. Immanuel Kant (1724 -1804), filsafat adalah itu ilmu pokok dan pangkal
yaitu: apa yang dapat kita ketahui? (dijawab metafisika), apa yang boleh
kita kerjakan? (dijawab etika), apa yang bisa kita harapkan? (dijawab
manusiawi peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun
19
mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman
yang memiliki yang utama dan ideal. Dalam pandangan Jhon Dewey,
20
atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh
dan pedoman atau pijakan dasar bagi ilmu yang pada hakikatnya
education).
pendidikan.
21
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideoogi), filsafat
bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek
1. Fungsi Spekulatif
2. Fungsi Normatif
22
ideal yang akan kita bina. Khususnya norma moral yang bagaimana
3. Fungsi Kritik
Fungsi kritik berarti pula analisis dan komparatif atas sesuatu, untuk
adalah berfungsi teori. Dan teori ini adalah dasar bgi pelaksanaan
5. Fungsi Integrartif
23
Artinya sebagai pemadu fungsional semua nilai dan asas normative
Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan
horisontal. Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat
meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu
merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada
pengajaran.
atas atau turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain,
atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
24
pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada
khususnya.
hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali antara yang satu
bersama-sama.
sebagai berikut :
2. Filsafat, berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada
pendidikan dan pendidikan terdapat hubungan yang erat sekali dan tak
dalam suatu system pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan
25
pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan
seorang guru hanya menguasai apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
seorang tukang.
setiap bagian serta tahap tugasnya itu dengan cara tertentu dan bukan
sendirinya melihatnya dalm perspektif yang lebih luas dari pada sekedar
26
pencapaian tujuan-tujuan instruksional khusus, lebih-lebih yang dicekik
bersifat kebetulan dan sementara, bukan hakiki. Oleh karena itu maka
kedua belah pihak terutama harus melihat transaksi personal itu sebagai
bagi subjek didik untuk menemukan dirinya sendiri, untuk menjadi dirinya
27
menjadi pusat pendidikan. Menghasilkan tenaga kerja, melaksanakan
menggunakan cipta, rasa, karsa dan karya yang dikembangkan dan dibina.
pembudayaan subjek didik. Oleh karena itu maka gerakan ini hanya
personal antara subjek didik dan pendidik, antara subjek didik yang satu
dengan subjek didik yang lain dan antara warga sekolah dengan
belum punya teori tentang pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Hal
ini tidak mengherankan karena kita masih belum saja menyempatkan diri
28
untuk menyusunnya. Bahkan salahsatu prasaratnya yaitu teori tentang
bahwa belum ada diantara kita yang memikirkan masalah pendidikan guru
pentingnya prasarana dan sarana pendidikan guru; dan ada pula yang
29
merancang serta mengimplementasikan program pendidikan guru dan
konseptual.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
31
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan
dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip
B. Saran
harus dilakukan adalah memahami terlebih dahulu filsafat dan hakikat filsafat
32
DAFTAR RUJUKAN
Devi, M. Y., Desyandri, & Murni, I. (2022). Pendidikan dan Pendidikan Dasar,
Kajian Ontology, Epistimologi,dan Aksiologi Serta Perannya di Pendidikan
Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 10798–10802.
33