Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan)

Dosen Pengampu:
Dr. Siti Amanah, S.Pd., M.Pd., Kons.
Dr. Drs. Akmal Sutja, M.Pd.
Muhammad Alridho Lubis, M.Pd.
Yulianti, M.Pd

Disusun Oleh:
Attia Adha Putri / A1E123024
Hilldha Vieannisatama / A1E123046
Tamia Lasari / A1E123054
Putri Adria Salsabila / A1E123084
Endang S Rukmana / A1E123106
Eliza Hani / A1E123112

KELAS: R-002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Filsafat Pendidikan dengan
judul: “Filsafat Pendidikan”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik. Sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan kata atau kalimat dan tata
letak dalam makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan dan kekhilafan, baik
kata atau kalimat. Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan dari dosen pengampu dan teman-teman
sekalian. Dan akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4

1.3 Tujuan..........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

2.1. Pendidikan..................................................................................................................6

2.2. Pengertian Filsafat Pendidikan....................................................................................8

2.3. Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan...........................................................................9

2.4. Peranan Filsafat Pendidikan......................................................................................10

2.5. Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang........................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................12

3.2. Saran.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika berbicara pendidikan maka kita akan berbicara mengenai
definisi pendidikan. Pendidikan merupakan aktifitas rasional yang
membedakan manusiadengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar”
tetapi lebih ditentukan oleh instingnya. Manusia belajar dengan otaknya
melalu rangkaian kegiatan menujupendewasaan untuk mencapai kehidupan yang
lebih berarti.

Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia


danmasyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan dan
asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa landasan
pendidikanyang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, Selanjutnya landasan
ilmiah dan teknologiakan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.

Selain itu, pendidikan merupakan kebutuhan bagi semua manusia, manusia yang
melupakan pendidikan bagaikan orang buta yang berjalan tanpa tongkat di tangannya.
Pendidikan memberikan banyak arti bagi kehidupan manusia di dalam kehidupannya.
Karena itulah manusia mempelajari filsafat pendidikan, landasan filsafat
pendidikan perlu di kuasai oleh para pendidik, karena pendidikan bersifat normative.
Selain itu, pendidikan tidak hanya di pahami melalui pendekatan ilmiah yang bersifat
parsial dandeskriptif saja, melainkan perlu dipandang secara holistik, adapun kajian
pendidikansecara holistik dapat dilakukan melalui pendekatan filosofis.

Ada berbagai aliran filsafat pendidikan, antara lain Idealisme, Realisme,


Pragmatisme dan sebagainya. Pemahaman tentang filsafat pendidikan ini akan
membantu kita agar tidak terjerumus ke dalam filsafat lain yang menjerumuskan kita,
disamping itu, dengan mempelajari filsafat pendidikan berguna memperkokoh
landasan Filsafat pendidikan kita. Oleh karena itu akan kami bahas lebih dalam
tentang filsafat pendidikan, latar belakang dan seluk beluknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Pendidikan?
2. Apa Pengertian Filsafat Pendidikan?
3. Apa Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan?
4. Apa Peranan Filsafat Pendidikan?
5. Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu pendidikan dan filsafat pendidikan
2. Agar mahasiswa mengetahui apa aja kebutuhan dalam filsafat pendidikan
3. Agar mahasiswa mengetahui apa saja peranan filsafat pendidikan
4. Agar mahasiswa mengetahui apa yang menentukan filsafat pendidikan
seseorang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pendidikan
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara mendefinisikan
bahwa arti Pendidikan; “Pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiian setinggi-tingginya”. Pendidikan
merupakan adalah sebuah proses humanime yang selanjutnya dikenal dengan istilah
memanusiakan manusia.

Oleh karena itu kita seharusnya bias menghormati hak asasi setiap manusia.
Murid dengan kata lain siswa bagaimanapun bukan sebuah manusia mesin yang dapat
diatur sekehendaknya, melainkan mereka adalah generasi yang perlu kita bantu dan
memberi kepedulian dalam setiap reaksi perubahannya menuju pendewasaan supaya
dapat membentuk insan yang swantrata, berpikir kritis seta memiliki sikap akhlak
yang baik. Untuk itu pendidikan tidak saja membentuk insan yang berbeda dengan
sosok lainnya yang dapat beraktifitas menyantap dan meneguk, berpakaian serta
memiliki rumah untuk tinggal hidup, ihwal inilah disebut dengan istilah
memanusiakan manusia (Ab Marisyah1, Firman2, 2019).

Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat”. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus,
dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

Definisi Pendidikan dalam arti luas, Pendidikan adalah segala pengalaman


belajar yang berlangsung sepanjang hayat dalam segala lingkungan dan situasi yang
memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan setiap individu. Bahwa pendidikan
berlangsung selama sepanjang hayat (long life education). Sementara itu pengertian
pendidikan dalam artian Sempit, Pendidikan merupakan upaya hasil yang diusahakan
di lembaga terhadap peserta didik yang di serahkan padanya untuk memiliki
kompetensi yang baik serta kesadaran penuh terhadap hubungan dan permasalahan
sosial siswa. Definisi pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah ialah Pendidikan
yang dipandang berdasarkan satu disiplin ilmu tertentu, misalnya menurut psikologi,
sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan lainnya.

Berdasarkan pendekatan sistem Pendidikan merupakan usaha suatu kebulatan


yang terdiri atas beberapa unsur yang saling berkaitan menurut fungsional dalam
rangka meraih maksud Pendidikan (mentransformasi input menjadi output). maksud
Pendidikan ialah menuntun seluruh kodrat yang terdapat pada anak-anak, supaya
mereka bisa meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinngi-tingginya baik
sebagai manusia ataupun sebagai warga masyarakat.

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan telah berlangsung sepanjang usia kehadiran manusia di muka bumi.


Sejalan dengan kemajuan manusia dalam mengelola kehidupannya, pengelolaan
pendidikan pun terus berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut juga
terjadi pada pendefinisian pendidikan. Sepanjang sejarah pendidikan, telah hadir
aneka pengertian pendidikan oleh para ahli dan pemikir pendidikan. Ini beberapa
pengertian pendidikan dalam rentang sejarah pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara, sebagai tokoh pendidikan nasional dan Menteri Pendidikan


Republik Indonesia pertama, mengartikan pendidikkan nasional sesuai perannya dan
kondisi sosio-psikologis masyarakat Indonesia saat itu. Menurut Ki Hajar Dewantara:
"pendidikan nasional adalah pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya
(cultureel nationall) dan ditujukan untuk keperluan peri kehidupan (maatschappelijk)
yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-
sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia seluruh dunia"
(Poerbakawatja, 1976: 2018).

Pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara sebagaimana


dikemukakan di atas sangat umum. Perumusan pengertian pendidikan yang bersifat
umum ini bisa dipahami kehadirannya karena posisi beliau sebagai menteri
pendidikan saat itu, serta suasana awal kemerdekaan yang menuntut setiap pejabat
negara menunjukan eksistensi negeri ini kepada bangsa lain. Dengan kata lain,
pengertian pendidikan ini tidak semata-mata untuk konsumsi internal warga negara
Indonesia, melainkan juga untuk masyarakat internasional.

Salah satu tokoh pendidikan pada masa awal kemerdekaan mengartikan sebagai
"usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si
anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggungjawab moril dari
segala perbuatannya" (Poerbakawatja, 1976; 2014) Selanjutnya dikatakan bahwa:
"Sesudah tercapai kedewasaan maka tugas pembentukan seseorang secara "teknis"
selesai dan perkembangan selanjutnya akan dapat berlangsung di bawah berbagai
pengaruh yang pemanfaatannya terutama terletak pada orang itu sendiri yang atas
dasar tanggung jawabnya menentukannya", (Poerbakawatja, 1976: 2015). Pengettian
pendidikkan yang dikemukakan oleh Peorbakawatja serta penjelasan tentang batas
waktu pendidikan relatif lebih operasional. Selain itu, relatif lengkap, kama
menyebutkan sejumlah komponen pendidikan, yakni pendidik, peserta didik. tujuan
pendidikan, dan cara mendidik. Pengertian pendidikan yang lebih operasional dan
formal setelah kemerdekaan antara lain dapat ditemukan dalam Undang-undang
Republik Indonesia No. 2. Tahun 1989. Dalam undang-undang tersebut, pada Bab 1
Pasal I dikemukakana: "pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan. pembelajaran, atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang" Pengertian ini meski relatif operasional, belum dapat
dikatakan lengkap. Dikatakan belum lengkap karena masih terdapat komponen
pendidikan yang tidak disebutkan secara tersurat. Komponen dimaksud adalah
pendidik. Dalam pengertian tersebut hanya disebut salah satu komponen manusia
sebagai komponen pendidikan, yakni peserta didik.

Pengertian pendidikan yang lebih operasional dan formal lainnya dan paling
mutakhir saat ini dalam konteks pendidikan nasional terdapat dalam Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Dalam undang-undang tersebut, pada Bab I
Pasal 1 diserahkan: "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan. akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara". Seperti pengertian dalam undang-
undang pendidikan sebelumnya, dalam undang-undang pendidikan inipun ternyata
unsur manusia sebagai komponen pendidikan belum disebutkan secara lengkap.

Apapun alasannya tidak dicantumkannya komponen pendidik pada pengertian


pendidikan, tanpa pencantuman unsur pendidik dapat memberikan kesan bahwa posisi
pendidik tidaklah penting dalam sistem pendidikan. Padahal, ibarat pertanian yang
tidak mungkin berlangsung tanpa petani, pendidikan pun tidak mungkin berlangsung
tanpa adanya pendidik. Berdasarkan kajian terhadap tiga pengertian pendidikan di
atas, di sini pengertian pendidikan dilengkapi dan diadaptasi menjadi upaya sadar dan
terencana oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik. secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Melalui pengertian pendidikan ini, selain manusia sebagai komponen pendidikan


disebutkan lengkap, juga mempertegas keberadaan pendidik sebagai bagian integral
dari sistem pendidikan pada semua lembaga pendidikan, baik informal, formal,
maupun non formal. Di manapun pendidikan berlangsung, entah di sekolah maupun
di keluarga misalnya, itulah arti pendidikan.

2.2. Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan adalah cabang filsafat yang mempertimbangkan pertanyaan-
pertanyaan dasar tentang pendidikan. Ini mencakup eksplorasi konsep-konsep seperti
tujuan pendidikan, sumber pengetahuan, metode pengajaran, nilai-nilai moral dalam
pendidikan, dan peran guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar.

Filsafat pendidikan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam


tentang aspek-aspek filosofis dalam dunia pendidikan dan memberikan kerangka
konseptual untuk memahami prinsip-prinsip dasar pendidikan. Ini juga membantu
dalam merumuskan landasan etika dan teori-teori pendidikan yang mendasari sistem-
sistem pendidikan di berbagai budaya dan masyarakat.

Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam


sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari
filsafat, artinya filsafat pendidikan tidak boleh bertentangan dengan filsafat.

Filsafat pendidikan melibatkan pemikiran sistematis yang menggunakan filsafat


sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan nilai-nilai
maklumat yang diupayakan untuk pengalaman kemanusiaan, dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan.

Filsafat pendidikan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai


kebijakan pendidikan, sumber daya manusia, teori kurikulum, pembelajaran, dan
aspek-aspek pendidikan lainnya. Dalam praktiknya, filsafat pendidikan menghasilkan
teori dan metode pendidikan untuk menentukan gerak semua aktivitas pendidikan.
Manfaat filsafat pendidikan terletak pada kontribusinya dalam proses pendidikan
demi pengembangan peserta didik

2.3. Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan


Kebutuhan akan filsafat pendidikan timbul karena beberapa alasan penting:

1. Penentuan Tujuan Pendidikan: Filsafat pendidikan membantu dalam


merumuskan tujuan dan cita-cita pendidikan. Ini membantu pendidikan
menjadi lebih terarah dan bermanfaat dalam membentuk individu dan
masyarakat.
2. Pemahaman Terhadap Prinsip-prinsip Pendidikan: Filsafat pendidikan
memberikan kerangka konseptual untuk memahami prinsip-prinsip dasar
dalam pendidikan, seperti metode pengajaran, proses belajar-mengajar, dan
pembentukan karakter.
3. Refleksi Etis: Filsafat pendidikan membantu dalam merumuskan etika
pendidikan, yaitu apa yang dianggap benar atau salah dalam konteks
pendidikan. Ini penting untuk memastikan bahwa pendidikan memberikan
nilai-nilai moral yang positif kepada individu dan masyarakat.
4. Pengembangan Teori Pendidikan: Filsafat pendidikan membantu dalam
pengembangan teori-teori pendidikan yang mendasari praktik pendidikan. Ini
membantu guru dan pengambil kebijakan pendidikan dalam meningkatkan
metode pengajaran dan kurikulum.
5. Pembentukan Identitas Kultural: Filsafat pendidikan dapat membantu dalam
memahami peran pendidikan dalam menjaga dan memperkuat identitas
budaya suatu masyarakat. Ini penting dalam konteks globalisasi.
6. Kritisisme Terhadap Sistem Pendidikan: Filsafat pendidikan juga berfungsi
sebagai alat untuk mengkritisi sistem pendidikan yang mungkin memiliki
kekurangan atau masalah dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang
diinginkan.

Dengan demikian, filsafat pendidikan berperan penting dalam membantu


merumuskan, memahami, dan memperbaiki pendidikan dalam masyarakat. Ia
menggali pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang pendidikan yang membantu
dalam pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik dan relevan.

2.4. Peranan Filsafat Pendidikan


Filsafat pendidikan memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Beberapa
peran utamanya adalah:

1. Mengembangkan Visi dan Tujuan Pendidikan: Filsafat pendidikan membantu


dalam merumuskan visi dan tujuan pendidikan. Ini membantu lembaga
pendidikan untuk memahami apa yang ingin dicapai dan bagaimana
mencapainya.
2. Menyediakan Kerangka Kerja Etis: Filsafat pendidikan membantu dalam
membentuk kerangka kerja etis untuk pendidikan. Ini membantu dalam
menentukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh pendidik
dan peserta didik.
3. Memahami Proses Belajar-Mengajar:Filsafat pendidikan membantu dalam
memahami proses belajar-mengajar, termasuk bagaimana pengetahuan
disampaikan, dipahami, dan diterapkan oleh peserta didik.
4. Menentukan Metode Pendidikan: Filsafat pendidikan dapat mempengaruhi
pemilihan metode-metode pendidikan yang digunakan dalam kelas.
Contohnya, filsafat progresivisme mendukung pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa.
5. Mengatasi Isu-isu Pendidikan Kontemporer:Filsafat pendidikan juga dapat
membantu dalam memikirkan dan mengatasi isu-isu pendidikan kontemporer,
seperti inklusi, teknologi pendidikan, dan kurikulum.
6. Mendorong Refleksi dan Pemikiran Kritis: Studi filsafat pendidikan
mendorong refleksi dan pemikiran kritis tentang pendidikan itu sendiri. Ini
membantu pendidik dan peserta didik untuk memahami dasar-dasar pemikiran
mereka tentang pendidikan.
7. Membangun Wawasan tentang Masyarakat: Filsafat pendidikan dapat
membantu dalam memahami bagaimana pendidikan berkaitan dengan
masyarakat dan bagaimana pendidikan dapat membentuk masa depan
masyarakat.

Dengan kata lain, filsafat pendidikan berperan sebagai panduan intelektual untuk
membentuk dan meningkatkan sistem pendidikan serta memahami makna dan tujuan
pendidikan dalam masyarakat.
2.5. Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang
Filsafat pendidikan seseorang ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk:

1. Keyakinan dan nilai-nilai pribadi: Filsafat pendidikan seorang guru didasarkan


pada seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan erat dengan
perilaku guru. Keyakinan ini mencakup pandangan tentang hakekat dunia,
hakekat manusia, dan hakekat anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keyakinan dan nilai-nilai pribadi seseorang antara lain latar belakang keluarga,
lingkungan (manusia dan alam), pengalaman dan pendidikan, budaya, dan
agama.
2. Pemahaman tentang tujuan pendidikan: Filsafat pendidikan juga dipengaruhi
oleh pemahaman seseorang tentang tujuan pendidikan. Pemahaman ini dapat
didasarkan pada pandangan metafisika, yang mempelajari masalah hakekat
dunia, hakekat manusia, dan hakekat anak. Sebagai contoh, pemahaman
tentang tujuan pendidikan yang didasarkan pada pandangan bahwa anak perlu
memahami segala sesuatu yang ada di sekitarnya akan mempengaruhi filsafat
pendidikan seseorang.
3. Pengaruh lingkungan dan konteks pendidikan: Lingkungan dan konteks
pendidikan juga dapat mempengaruhi filsafat pendidikan seseorang. Misalnya,
dalam konteks pendidikan Islam, filsafat pendidikan dapat dipengaruhi oleh
pandangan agama dan nilai-nilai Islam.
4. Pengaruh teori pendidikan: Teori pendidikan juga dapat mempengaruhi filsafat
pendidikan seseorang. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran
tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat,
merumuskan metode praktik pendidikan, atau proses pendidikan yang
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik, baik secara fisik, intelektual, emosional, maupun sosial. Pendidikan
bertujuan untuk membantu individu dalam memahami dunia, mengembangkan
keterampilan, dan mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

Filsafat pendidikan adalah penerapan pandangan dan prinsip filsafat dalam


bidang pendidikan yang mencerminkan satu aspek dari pelaksanaan filsafat umum
dan menekankan pada penerapan prinsip-prinsip dan keyakinan yang menjadi dasar
filsafat umum dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan secara praktis

Filsafat pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan
karena filsafat memberikan arah dan pedoman dasar bagi upaya-upaya pengembangan
pendidikan

3.2. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji tenang filsafat pendidika ini, diharapkan
mulai sekarang mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada di
dunia pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa pendidikan nantinya akan
menjadi penerus pendidik dan filsof di dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahdar Djamaludin.(2014). Filsafat pendidikan. Jurnal pendidikan dan pemikiran


islam 1 (2).

Desi Pristiwanti dkk. (2022). Pengertian pendidikan. Jurnal pendidikan dan konseling
4(6),7911-7915.

Kristiawan Muhammad. (2016). Filsafat Pendidikan. The Choice Is Yours.


Jogjakarta: Valia Pustaka.

Teonlione JE Anselmus.(2016). TEORI DAN FILSAFAT PENDIDIKAN. MALANG.


Gunung Samudera.

Muhid Abdul.(2016). Peranan Filsafat Ilmu Terhadap Pendidikan. Jurnal Ilmiah


Sosial,Hukum,Budaya,35(2),73-83.

Anda mungkin juga menyukai