Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu
Bpk.Mumu Muzayyin, M.Ag, S.Pd.I, M.Pd,I

Disusun oleh :
Azzahra Al-Aina
(0503221016)
Sehand Azhar
(0503221004)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON
2022..
Kata pengantar

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini
guru memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan dengan
judul “Pengertian Ilmu Pendidikan”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a,saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan Ilmu Pendidikan.

28 0ktober 2022
Penulis

ii
Daftar Isi

Bab 1 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Bab 2
Pengertian Ilmu Pendidikan 2
Konsep Mendidik,mengajar dan belajar 3
Pengertian batas awal dan akhir……………………………………………………………………………………………4

Pendidikan sepanjang hayat………………………………………………………………………………………………… 5

Pendikakan sebagai suatu ilmu……………………………………………………………………………………………. 5

Objek ilmu Pendidikan…………………………………………………………………………………………………………6

Macam-macam ilmu Pendidikan…………………………………………………………………………………………. 6

Hubungan antara ilmu Pendidikan………………………………………………………………………………………6

Bab 3………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………7

Daftar pustaka.............................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi
lebih ditentukan oleh instingnya. Sedangkan manusia, hidup menggunakan akal
pikiran yang dimilikinya dalam setiap berprilaku. Pada hakikatnya pendidikan
adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, yang didapat
dari lembaga formal maupun non formal.
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah
hanya sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam hakekat
pendidikan banyak hal menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti objek ilmu
pendidikan dan macam-macam ilmu pendidikan. Hal-hal menarik inilah yang
mendorong kami untuk mempelajari lebih dalam mengenai hakikat pendidikan
diluar dari tugas yang telah ditentukan.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah hakikat pendidikan ini adalah untuk memberi pemahaman
pada pembaca mengenai hakikat pendidikan serta hal-hal yang terkandung
didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Pengertian Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan
kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu
masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena
itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutipbeberapa definisi :
1. Menurut Carter Education berarti :
Proses perkembangan pribadi
Proses sosial
Profesional cources
Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang
diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

2. Menurut buku “HigherEducation for American Democracy”\


Pendidikan ialah satu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi
tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan
suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas
prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu
masyarakat (bangsa).
Dari uraian di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani
(pikir, karsa, rasa, cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindra serta
ketrampilan-ketrampilan).
Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan
cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-
2
lembaga ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat (negara).
Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh
perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai
tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat
dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.

B. Konsep Mendidik, Mengajar dan Belajar


Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang
mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat
perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis
keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis.
Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat
verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua
pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat
tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik.
Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan Pendidikan
Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka
panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan.
Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang
bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik.
Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga
materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya
keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan
nilai-nilai absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan
bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah
pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya
adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang

3
berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika
mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh
perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas
mengajar belum mendidik.Istilah mengajar, mendidik dapat dibedakan tetapi sulit
untuk dipisahkan.
Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan
mendidik lebih ditekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan
nilai-nilai). Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

C. Pengertian Batas Awal dan Batas Akhir Proses


Batas kemungkinan dididik ditentukan oleh keterbatasan potensi bawaan yang
disebabkan oleh cacat rohani jasmani yang berat. Menurut Langeveld, batas bawah
(awal) atau saat siap memperoleh pendidikan ialah pada saat anak sudah sanggup
menerima dan mengakui kewibawaan pendidik. Tampak pada usia 3,5 tahun dan
jelas kelihatan pada usia 5 tahun. Saat anak didik sanggup menerima dan mengakui
kewibawaan pendidik dengan ikhlas dan kesadaran sendiri yang menandakan
dimulainya pendidikan sebenarnya, karena anak didik benar – benar sadar bahwa
apa yang diajarkan dan dilakukan pendidikan adalah semata – mata untuk
kepentingan dirinya. Menurut Langeveld, masa sebelumnya merupakan masa
pendidikan pendahuluan dimana anak hanya menuruti, meniru orang tua dalam
tingkah laku tertentu, dan tidak langsung dikaitkan dengan tujuan pembendtukan
pribadi dewasa susila. Selanjutnya dikatakan oleh Langelveld, bahwa seseorang
telah menyelesaikan pendidikannya bilamana telah mencapai pribadi dewasa susila.
Sejak bayi sampai terbentuknya pribadi susila anak didik tetap mendapat
bantuan dan bimbingan dari pendidik, dan setelah menyelesaikan pendidikannya tak
ada lagi ikatan antara pendidik dan anak didik. Anak didik itu sendiri akan terus
menyempurnakan hidupnya namun pad saat – saat tertentu dapat saja memperoleh
pendidikan untuk menyempurnakan kepribadiannya. Oleh karena itu pendidikan
bisa berlangsung seumur hidup.

4
D. Pendidikan Sepanjang Hayat
Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan
dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan
terus-menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. Ini berarti
bahwa pendidikan itu tidak hanya penting bagi anak-anak (yang biasa dianggap
belum siap kehidupan sosialnya dan melakukan peranan masyarakat dewasa), tetapi
juga penting untuk orang dewasa maupun orangtua dalam rangka pencapaian
perkemmbangan manusia yang penuh.
Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin
mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk
meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar,
maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu
sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama daripada
belajar”.

E. Pendidikan sebagai Suatu Ilmu


Pendidikan merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan
merealisasi bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori
konvergensi), sehinga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan
untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila semua masyarakat mempunyai ketrampilan
yang berguna, dapat diharapkan akan muncul masyarakat yang dinamis, efektif dan
produktif.sasaran terakhir dari masyarakat yang seperti itu adalah pencapaian cita-
cita bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 ayat 1 yaitu
“...memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Kesejahteraan individu-individu melalui penghasilan yang diperolehnya, sedang
penghasilan dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan dari hasil
pendidikannya.
F. Obyek Ilmu Pendidikan
• Anak Didik
5
• Pendidik
• Materi Pendidikan
• Metodelogi Pendidikan
• Evaluasi Pengajaran
• Alat-alat Pendidikan
• Lingkungan Sekitar
• Tujuan Pendidikan

G. Macam – Macam Ilmu Pendidikan


Normatif, memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar
yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan budaya
– budaya daerah yang bersifat positif.
Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak
dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang
diberikan harus betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal
yang sekecil – kecilnya (atomistik).
Praktis/terapan, teori – teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses
pendidikan.

H. Hubungan Antara Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis


Pada dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam
pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori
pendidikan secara dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)
2. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses
kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses
pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi
masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu
murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan.
Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.
6

BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan hakikatnya tidaklah berbuntu pada tembok sekolah saja. Lebih luas
lagi kehidupan adalah pendidikan itu sendiri. Kehidupan adalah suatu perguruan yang
mahaluas. Segala sesuatu yang kita temukan adalah sang guru. Namun dalam
kehidupannya manusia membuat rule agar pendidikan itu berjalan sistematis dan
memenuh harapan daripada tujuan pendidian
Daftar pustaka

 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan, Surabaya,


Usana Offset.

 Dra. Sri Martini Meilani, M.Pd. Penagntar Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Jakarta, 2011

 Adiningsih N, 2002. Kualitas dan Profesionalisme Guru.

 Akadum. 1999. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga.

 Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam
Era Globalisasi.,

70

Anda mungkin juga menyukai