Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI TEORI, KONSEP PENGETAHUAN DAN ILMU


PENGETAHUAN”

Disusun oleh:
Nama: Yudita
Nim: 210508175
Kelas/Semester: A5/2 (Dua)
Prodi: PGPAUD
Mata Kuliah: Pedagogika
Dosen Pengampu: Adpriyadi, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PERSADA KHATULISTIWA SINTANG TAHUN AKADEMIK
2021/2022

1
Kata Pengantar
Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ilmu pendidikan sebagai teori,konsep
pengetahuan dan ilmu pengetahuan” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedagogika .selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang ilmu pendidikan dan pengetahuan bagi para pembaca
dan saya sendiri. Tidak lupa saya mengucapkan terma kasih kepada Apdriyadi, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pedagogika.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

2
ii

Daftar isi

Cover………………………………………………………………….. i

Kata pengantar…………………………………………………………ii

Daftar isi……………………………………………………………….iii

BAB1 PENDAHULUAN

Latar Belakang ...............…………………………………………….1

Rumusan masala……………………………………………………....2

Tujuan.....................................................................................................3

BAB 1 PEMBAHASAN

a. Pengertian Ilmu pendidikan…………………………………...……4

b. konsep mendidik,mengajar dan belajar………………………….....5

c.pengertian batas awal..........................................................................6

d.pendidikan sepanjang hayat…………………………………………7

e.pendidikan sebagai suatu ilmu.............................................................8

f.objek ilmu pendidikan..........................................................................9

g.macam-macam ilmu pendidikan.........................................................10

h.ilmu pendidikan teoritis......................................................................11

BAB 111 PENUTUP

A. Kesimpulan………….....…………………………........................12
B. Saran...............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan


manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh
instingnya. Sedangkan manusia, hidup menggunakan akal pikiran yang dimilikinya dalam
setiap berprilaku. Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan, yang didapat dari lembaga formal maupun non formal.
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah hanya
sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam hakekat pendidikan banyak
hal menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti objek ilmu pendidikan dan macam-
macam ilmu pendidikan. Hal-hal menarik inilah yang mendorong kami untuk mempelajari
lebih dalam mengenai hakikat pendidikan diluar dari tugas yang telah ditentukan.

B.Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Pendidikan?


2. Apa saja teori-teori dari Pendidikan?
3. Seperti apakah konsep-konsep dari Pendidikan?
4. Apa Pengertian ilmu pendidikan?

C.Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dari Pendidikan.


2. Agar mahasiswa dapat mendeskripsikan teori-teori yang ada dalam Ilmu Pendidikan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui konsep ilmu Pendidikan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Pendidikan

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya
terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan
pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutip beberapa definisi :

1. Menurut Carter Education berarti :

 Proses perkembangan pribadi


 Proses sosial
 Profesional cources
 Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang
diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

2. Menurut buku “HigherEducation for American Democracy”

Education is an institution of civilized society, but thepurposes of education are not the
same in all societies. An educational system finds its the guiding principles and ultimate
goals in the aims and philosophy of the social order in wich it functions (11 : 5).

Pendidikan ialah satu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan
pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat
(bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai),
cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).

Dari uraian di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :

 Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya


dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa,
cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindra serta ketrampilan-ketrampilan).
 Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita
(tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini
meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat (negara).
 Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan
manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya.
Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan
sebagai satu kesatuan

B.Konsep Mendidik,Mengajar dan belajar

5
Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang mungkin
terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan yang

mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang


guru.

Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur
dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan
adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan.
Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan
mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan
proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai
tujuan pendidikan

Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang.
Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan
merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi
dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik.

Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi
yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan
dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai
absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi
anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap
mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia
pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar
menghitungtapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka
kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.

Istilah mengajar, mendidik dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan.

Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan


mendidik lebih ditekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-
nilai). Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

C.Pengertian batas awal dan batas akhir proses

Batas kemungkinan dididik ditentukan oleh keterbatasan potensi bawaan yang


disebabkan oleh cacat rohani jasmani yang berat. Menurut Langeveld, batas bawah
(awal) atau saat siap memperoleh pendidikan ialah pada saat anak sudah sanggup
menerima dan mengakui kewibawaan pendidik. Tampak pada usia 3,5 tahun dan jelas
kelihatan pada usia 5 tahun. Saat anak didik sanggup menerima dan mengakui
kewibawaan pendidik dengan ikhlas dan kesadaran sendiri yang menandakan dimulainya

6
pendidikan sebenarnya, karena anak didik benar – benar sadar bahwa apa yang diajarkan
dan dilakukan pendidikan adalah semata – mata untuk kepentingan dirinya.
Menurut Langeveld, masa sebelumnya merupakan masa pendidikan pendahuluan dimana
anak hanya menuruti, meniru orang tua dalam tingkah laku tertentu, dan tidak langsung
dikaitkan dengan tujuan pembendtukan pribadi dewasa susila. Selanjutnya dikatakan oleh
Langelveld, bahwa seseorang telah menyelesaikan pendidikannya bilamana telah
mencapai pribadi dewasa susila.

Sejak bayi sampai terbentuknya pribadi susila anak didik tetap mendapat bantuan dan
bimbingan dari pendidik, dan setelah menyelesaikan pendidikannya tak ada lagi ikatan
antara pendidik dan anak didik. Anak didik itu sendiri akan terus menyempurnakan
hidupnya namun pad saat – saat tertentu dapat saja memperoleh pendidikan untuk
menyempurnakan kepribadiannya. Oleh karena itu pendidikan bisa berlangsung seumur
hidup.

D.Pendidikan Sepanjang Hayat

Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam
masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus-
menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. Ini berarti bahwa pendidikan
itu tidak hanya penting bagi anak-anak (yang biasa dianggap belum siap kehidupan
sosialnya dan melakukan peranan masyarakat dewasa), tetapi juga penting untuk orang
dewasa maupun orangtua dalam rangka pencapaian perkemmbangan manusia yang penuh.

Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu
kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan kehidupannya,
baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun
keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih
berjalan terus.

“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian
sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama daripada belajar”.

E.Pendidikan sebagai suatu ilmu

Pendidikan merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-
bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehinga manusia
mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila
semua masyarakat mempunyai ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan muncul
masyarakat yang dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari masyarakat yang
seperti itu adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Kesejahteraan individu-individu melalui penghasilan yang
diperolehnya, sedang penghasilan dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan dari
hasil pendidikannya.

F. Obyek Ilmu Pendidikan

7
• Anak Didik
• Pendidi
• Materi Pendidikan
• Metodelogi Pendidikan
• Evaluasi Pengajaran
• Alat-alat Pendidikan
• Lingkungan Sekitar
• Tujuan Pendidikan

G.Macam-macam ilmu pendidikan

 Normatif, memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar
yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan budaya –
budaya daerah yang bersifat positif. 
 Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak
dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang
diberikan harus betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
 Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal
yang sekecil – kecilnya (atomistik).
 Praktis/terapan, teori – teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses
pendidikan.

H. ilmu pendidikan teoritis dan praktis

Pada dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan
ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori pendidikan secara
dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)

b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan


(sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan
menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah anak
didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti : psokologi,
matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.

Praktis dan Teoritis Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang
diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan
secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika
ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat normatif berarti pendidikan juga bersifat
praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan.

Pendidikan sebagai ilmu praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan
kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan. Sebagai ilmu
teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada untuk
mempermudah jalanya pendidikan.

8
 Rohaniah Ilmu pendidikan bersifat rohaniah karena selalu memandang peserta
didik sebagai makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai
makhluk yang beradab.
 Historis Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem
pendidikan sepanjang jaman dan kebudayaan serta makna filosofis yang
berpengaruh pada jaman tertentu.
Perkembangan pendidikan di Indonesia Pengembangan pendidikan menjadi topik yang
selalu hangat dibicarakan dari masa ke masa. Dalam pengembangan pendidikan, secara
umum dapat diberikan dua buah model pengembangan yang baru yaitu: Pertama "top-
down model" yaitu pengembangan pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai
pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan seperti halnya pengembangan
pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional selama ini. Kedua
pembelajaran hadir didasarkan pada adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia
dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengembangan pembelajaran hadir juga didasarkan pada adanya sebuah kesadaran orang
tua akan pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi anak- anaknya semakin meningkat,
sekolah yang berkualitas semakin dicari, dan sekolah yang mutunya rendah semakin
ditinggalkan. Orang tua tidak peduli apakah sekolah negeri ataupun swasta. Kenyataan ini
terjadi hampir di setiap kota di Indonesia, sehingga memunculkan sekolah-sekolah
unggulan di setiap kota. Sehubungan dengan hal tersebut, maka proses belajar mengajar di
ruang kelas telah pula banyak menarik perhatian para peneliti dan praktisi pendidikan
dalam rangka meningkatkan mutu pem"bottom-up model" yaitu model pengembangan
yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk
meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.

9
BAB III

Kesimpulan
Pendidikan hakikatnya tidaklah berbuntu pada tembok sekolah saja. Lebih luas lagi
kehidupan adalah pendidikan itu sendiri. Kehidupan adalah suatu perguruan yang mahaluas.
Segala sesuatu yang kita temukan adalah sang guru. Namun dalam kehidupannya manusia
membuat rule agar pendidikan itu berjalan sistematis dan memenuhi harapan daripada
tujuan pendidikan itu.

Saran
Sebagai mahasiswa dan generasi bangsa yang berkependidikan, sebaiknya kalian harus
bisa memahami arti kata ilmu, pendidikan dan ilmu pendidikan itu sendiri. Sebelum kalian
mendalami yang ada hubungannya dengan kata ilmu, pendidikan dan ilmu pendidikan di
kehidupan bermasyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan, Surabaya,


Usana Offset.

Dra. Sri Martini Meilani, M.Pd. Penagntar Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Jakarta, 2011

Adiningsih N, 2002. Kualitas dan Profesionalisme Guru.

Akadum. 1999. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga.

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan


dalam Era Globalisasi.,

11
12

Anda mungkin juga menyukai