Disusun Oleh :
GENTA PRATAMA BAIHAQI
21101152630061
Alhamdulillah puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan karunia_Nya lah akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan.
Terimakasih juga kepada doa orang tua kami yang selalu mendoakan kami, serta
semua orang yang kami sayangi yang selalu mensuport kami dalam menyusun
makalah ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Makalah pengantar pendidikan ini membahas tentang Hakikat Pendidikan.
Hakikat pendidikan adalah semua usaha yang secara sadar dilakukan untuk
mendukung proses belajar mengajar sehingga peserta didik mampu
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya baik potensi spiritual,
kecerdasan, kepribadian, emosional, pengendalian diri, dan keterampilan agar
bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Demikian makalah ini kami susun, tiada gading yang tak retak begitupun
dalam penyusunan makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT,
kekurangan hanya milik manusia. Saran dan kritik sangat kami harapkan demi
memajukan pendidikan di Indonesia.
Hormat kami
Penyusun
1|Hakikat Pendidikan
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Istilah Pendidikan ..................................................................................... 3
1.3 Arti dan Definisi Pendidikan .................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................. 11
UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN .................................................................... 11
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik) ...................................................... 11
2. Orang yang membimbing (pendidik) ......................................................... 11
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) .......... 11
4. Ke arah mana pendidikan ditujukan (tujuan pendidikan) .......................... 12
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) .............. 12
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) ........................ 12
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
12
BAB III ................................................................................................................. 13
HAKIKAT PENDIDIKAN................................................................................. 13
3.1 Paradigma Pendidikan di Indonesia ....................................................... 13
3.2 Hakikat Pendidikan ................................................................................ 13
3.3 Tujuan Hakikat Pendidikan .................................................................... 18
BAB IV ................................................................................................................. 21
PENUTUP ............................................................................................................ 21
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 21
4.2 SARAN .................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
2|Hakikat Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang tidak asing dengan kata pendidikan. Sejak usia dini kita
telah mengenyam pendidikan. Baik pendidikan nonformal maupun formal.
Pendidikan nonformal dimulai sejak anak masih berusia batita, dimana seorang
ibu dan ayah mengajarkan kepada anaknya segala hal untuk mengembangkan
kemampuan mereka seperti berbicara, berjalan, dan mengenal lingkungan
sekitar. Pendidikan formal dimulai dari usia empat tahun, dimana anak sudah
mulai masuk
Taman bermain dan belajar tentang cara bersosialisasi dan pengendalian
diri. Pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa
pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Pendidikan
tidak mengenal usia, tua dan muda melakukan proses pendidikan. Dan
pendidikan tidak mengenal status sosial ekonomi, kaya dan miskin
membutuhkan pendidikan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan
hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas,
cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Karena itu benarlah kalau
dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan
sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan,
merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah refleksinya.
3|Hakikat Pendidikan
1.3 Arti dan Definisi Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban
suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses
pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang
peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha
manusia melestarikan hidupnya.
Secara Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin
yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e,
berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke
luar” (Wikipedia). Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik”
yaitu ilmu menuntun anak, orang Romawi memandang pendidikan sebagai
“educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi
anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan
sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni membangkitkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa
Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah,
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian
sang anak. Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan
peserta didik kepada yang diinginkan si pendidik yang diistilahkan dengan
Educere ( Rohimin, dkk. ). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan
berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi
latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan
pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku
individu ke arah kedewasaan dan kematangan. Arti kedewasaan dalam konotasi
ini sangat luas tidak terbatas hanya pada usia kalender, melainkan lebih
menekankan pada mental-spritual, sikap nalar, baik intelektual maupun
emosional, sosial dan spiritual. Bobot kedewasaan ini akan terungkap dalam
4|Hakikat Pendidikan
kematangannya dalam berfikir, berucap, berprilaku dan membuat keputusan.
Sudah barang tentu bahwa kedewasaan dan pematangan yang dimiliki
seseorang merupakan hasil dari kinerja pendidikan dalam arti yang seluas-
luasnya,pendidikan yang tidak hanya terbatas pada pendidikan persekolahan
(pendidikan formal).
Pendidikan merupakan pemberdayaan sumber daya manusia. Makna
pendidikan adalah memberikan kebebasan kepada seseorang untuk
mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan kompetensi yang dimilki.
Kekakuan harus ditembus dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik.
Namun kebebasan yang dilakukan bukan kebebasan tanpa kendali, kebebasan
itu harus dibarengi dengan tanggung jawab sehingga kebebasan yang
bertanggung jawab. Yaitu tanggung jawab pengembangan pribadi yang
meliputi kemampuan berfikir , melakukan tindakan,mengembangkan
gagasan,bersifat sampai dalam mambuat keputusan. Untuk menembus
kekakuan yang mungkin selama ini dapat mempengaruhi pelaksanaan
pendidikan kita harus ditembus dengan pelaksanaan memberdayakan peserta
didik melalui kebebasan yang bertanggung jawab.
5|Hakikat Pendidikan
2. Pendidikan Pendidikan menurut Crow and Crow
Pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan pengertian,
pandangan (insight) dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia
berkembang. Pengalaman yang dimaksud adalah yang telah berlangsung
lama dan menjadi dasar yang diterima. Tugas pendidik adalah membimbing
perkembangan pribadi anak serta melayani kebutuhan anak didiknya.
6|Hakikat Pendidikan
7. Pengertian Pendidikan menurut Rousseau (filosof Prancis, 1712-1778 M)
Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum
ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya
diwaktu dewasa.
7|Hakikat Pendidikan
supaya disempurnakan dengan kebiasaan baik, melalui media yang disusun
dan dikelola sedemikian rupa oleh manusia untuk menolong orang lainvatau
dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
8|Hakikat Pendidikan
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas yang sangat komplek dan
menyangkut berbagai macam aspek. Maka tak satupun batasan yang cukup
memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang
pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya
berbeda satu sama lain.
9|Hakikat Pendidikan
4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan adalah kegiatan membimbing peserta didik agar
memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan meliputi pembentukan
sikap, pengetahuan dan keterampilan kerja.
Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai sebuah proses secara sadar yang
dilakukan dari muda hingga tua sebagai sebuah kebutuhan. Dimana di dalamnya
terdapat proses menuju kedewasaan yang bertanggung jawab guna
memaksimalkan potensi diri, baik spiritual, kepribadian, kecerdasan,
pengendalian diri, dan keterampilan. Sehingga dapat bermanfaat untuk diri
sendiri dan masyarakat.
10 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
BAB II
UNSUR – UNSUR PENDIDIKAN
Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
Individu yang sedang berkembang.
Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
11 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
4. Ke arah mana pendidikan ditujukan (tujuan pendidikan)
Tujuan pendidikan memuat gambaran nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki
dua fungsi, yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan bersifat abstrak, umum, dan kandungannya sangat luas.
Sehingga diperlukan tujuan yang jelas, konkret, dan lingkup kandungan
terbatas agar memudahkan dalam pelaksanaannya.
12 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
BAB III
HAKIKAT PENDIDIKAN
13 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang
disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu
proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat
dimanusiakan melalui proses pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan
adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan
itu sendiri. Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut:
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
b. Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di
dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai
pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
14 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
Pendekatan Pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia
dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer
serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah
mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di
kembangkan saja.
Pendekatan Filasofis
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat
orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari
anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan
sendiri.
15 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme.
Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat
dan bukan kepada kebutuhan individu
3. Asas kodrat alam : Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang
menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main
(Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk
berkembang secara wajar menurut kodratnya.
16 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
4. Asas kebudayaan: Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti
kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus
diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
17 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
insan yang mampu mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk
kemaslahatan/keselamatan pribadi dan umat lainnya.
18 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
Mengusahakan lingkungan yang serasi dan kondusif untuk belajar,
mengarahkan bila ada penyimpangan, mengolah materi pelajaran sehingga
peserta didik berkeinginan untuk menguasainya, mengusahakan alat-alat,
meningkatkan intensitas proses pembelajaran. Pendidikan menyediakan
alternatif pilihan, begitu peserta didik telah memutuskan untuk memilih satu
alternatif, pendidikan siap membantu, siap merangsang dan menjauhkan hal-hal
yang dapat mengganggu jalannya proses belajar.
Sekolah berfungsi sebagai sarana latihan sebagai upaya belajar menghadapi
masalah kehidupan, sehingga kegiatan di sekolah lebih mendekati situasi
kehidupan yang nyata, hal-hal yang baru, penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan yang baru secara cepat diadopsi sekolah untuk dapat dipelajari
peserta didik. Peserta didik dimotivasi untuk tanggap kepada situasi politik,
keamanan dan pemerintahan yang sedang berlangsung. Di dalam proses
pembelajaran akan banyak dipakai metode problem solving, metode diskusi dan
metode simulasi untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut pendidikan akan beriorentasi
kepada berbagai keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat. Bila bertitik
tolak dari pengertian ini, kesulitan yang akan dialami adalah sulitnya sekolah
menyiapkan lulusan yang siap pakai, karena bagaimanapun sekolah tidak akan
dapat membekali seseorang dengan segudang pengetahuan dan pengalaman
yang langsung dapat diterapkan untuk menghadapi perubahan dan
permasalahan di masyarakat, karena perubahan dan permasalahan di
masyarakat sangat kompleks dan cepat sekali berubah. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa sekolah dapat mempersiapkan keahlian-keahlian tertentu
yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Selain itu, dalam proses pengembangan Pendidikan harus mengacu pada
konsepsi-konsepsi Pendidikan yang ada. Berikut ini konsep-konsep tentang
Pendidikan yang telah dirangkum oleh Saifuloh (1988: 79-95).
a. Pendidikan adalah kegiatan memperoleh dan menyampaikan pengetahuan,
sehingga memungkinkan transmisi kebudayaan dari generasi satu ke
generasi berikutnya.
19 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
b. Pendidikan adalah proses dimana individu diajar bersikap setia dan taat
dengan mana pikiran manusia ditera dan dibina.
c. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan didalam, dimana individu
diberi pertolongan untuk mengembangkan kekuatan, bakat kemampuan dan
minatnya.
d. Pendidikan adalah pembangunan kembali atau penyusunan kembali
pengalaman, sehingga memperkaya arti perbendaharaan pengalaman yang
dapat meningkat ke kemampuan dalam menentukan arah tujuan
pengalaman selanjutnya.
e. Pendidikan adalah proses dimana seseorang diberi kesempatan
menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan lingkungan yang
berkaitan dengan kehidupan modern untuk mempersiapkan agar berhasil
dalam kehidupan orang dewasa.
20 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan sebuah proses secara sadar yang dilakukan dari
muda hingga tua sebagai sebuah kebutuhan. Dimana di dalamnya terdapat
proses menuju kedewasaan yang bertanggung jawab guna memaksimalkan
potensi diri, baik spiritual, kepribadian, kecerdasan, pengendalian diri, dan
keterampilan. Sehingga dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat.
Pendidikan adalah suatu konsep dasar yang bersifat atau bertujuan
mengarahkan membimbing dan membina dari suatu hal yang tidak diketahui
menjadi suatu hal yang diketahui baik secara umum maupun pribadi. Dengan
struktur, arahan, sarana dan prasarana yang telah terencana sehingga
mendukung proses pendidikan tersebut dan dapat dihasilkan suatu serapan
materi yang penting. Biasanya hal ini berkaitan dengan landasan dan ketulusan
hati sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara terbuka.
Jadi pendidikan itu adalah suatu hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sesuatu yang akan menguatkan semua imdera kita seperti makanan dan
minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang
tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.batasan pendidikan yang dibuat
oleh para ahli yang beraneka ragam dan kandungannya berbeda yang satu
dangan yang lain. Perbedaan tarsebut mungkin karena orientasinya, konsep
dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena falsafah yang
melandasinya, dan unsur-unsurnya:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik).
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4. Kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
21 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
Hakikat pendidikan mempersiapkan peserta didik semaksimal mungkin
untuk dapat mengikuti perubahan zaman dan dapat mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi dalam hidupnya.
4.2 SARAN
1. Bagi calon pendidik
- Berusaha mengedepankan pendidikan agar pendidikan bisa berjalan
dengan baik.
- Supaya memilih metode yang tepat agar proses pendidikan dapat dengan
mudah diterima peserta didik.
22 | H a k i k a t P e n d i d i k a n
DAFTAR PUSTAKA
23 | H a k i k a t P e n d i d i k a n