OLEH KELOMPOK 1 :
OmSwastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kami dapat
menyelesaikan tugas tentang ‘’Wawasan Kependidikan’’ ini dengan tepat pada waktunya,
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Wawasan Kependidikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usul demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalaahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
Bab I
Pendahuluan.........................................................................................................................1
Bab II
Pembahasan .........................................................................................................................3
Bab III
Penutup.................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak
khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan salah satu kunci
dari kesuksesan. Pengertian ilmu pendidikan tidak terlepas dari dua kata yang dipadukan
yaitu ilmu dan pendidikan. Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada
dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia. Pada dasarnya hakikat pendidikan
sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah hanya sekedar pengertian serta definisi
pendidikan semata. Manusia hidup menggunakan akal pikiran yang dimiliki dalam setiap
berprilaku.
Peringkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin
maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu. Ilmu pendidikan membahas
tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara manusia dengan manusia dan
alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,
intelektual, dan jasmaniah.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal
perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama di masa
yang akan datang. Untuk menghindari praktek-praktek pendidikan yang tidak diharapkan dan
kurang sesuai dari cita-cita masyarakat, maka pendidikan perlu dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip ilmiah kuat serta dengan kaidah ilmu pendidikan yang telah ditentukan oleh
para ahli sehingga hasilnya bisa dipertanggung jawabkan. Untuk itu, sebagai semua pendidik
dan calon pendidik perlu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip mendidik dan kaidah-
kaidah teori pendidikan sebelum melakukan praktek mendidik.
1
1.3 Tujuan.
1) Untuk mengetahui pengertian ilmu pendidikan.
2) Untuk mengetahui apa saja unsur yang terkandung dalam ilmu pendidikan.
3) Untuk mengetahui tujuan dari ilmu pendidikan.
4) Untuk mengetahui teori yang terkandung dalam ilmu pendidikan.
5) Untuk mengetahui fungsi dari ilmu pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Pendidikan.
Secara ‘etimologis’ atau kebahasaan, kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ yang
mendapatkan imbuhan awalan dan akhiran pe-an. Berubah menjadi kata kerja ‘medidik’ yang
berarti membantu anak untuk menguasai aneka pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai
yang diwarisi oleh keluarga dan masyarakatnya. Dalam perkembangannya istilah pendidikan
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan disengaja terhadap anak didik oleh
orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Secara umum, ilmu pendidikan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai seni
mendidik dan seni mengajar. Dengan demikian Pengertian Ilmu Pendidikan adalah suatu
kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan memiliki metode-metode
tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan
bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” kepada orang yang “belum
dewasa” untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk
kehidupan yang bermakna bagi dirinya, masyarakat dan Pencipta-Nya. Bisa ditekadkan
bahwa ilmu pendidikan membahas tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara
manusia dengan manusia dan alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur
dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh
si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju
terbentuknya kepribadian yang utama di masa yang akan datang.
Dengan demikian konsep ilmu pendidikan adalah pengetahuan yang membicarakan
masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang memiliki konsep
dasar persyaratan pendidikan sebagai ilmu yaitu:
a. Memiliki objek studi baik baik objek material maupun objek formal.
b. Memiliki sistematika.
c. Memiliki metode.
3
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
o Ahmad D. Marimba: Pengertian pendidikan
menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh
pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya
keperibadian yang utama.
o H.H.Horne: Pengertian pendidikan
menurut Horne bahwa pendidikan adalah alat dimana kelompok sosial melanjutkan
keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya.
o Martinus Jan Langeveld: Pengertian pendidikan
menurut Martinus Jan Langeveld bahwa pengertian pendidikan adalah upaya
menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat
bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
o Gunning dan Kohnstamm: Pengertian pendidikan
menurut Gunning dan Kohnstamm adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah
pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
o Stella Van Petten Henderson: Menurut Stella Van Petten Henderson bahwa
pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri dan warisan sosial.
o Carter. V.Good: Pengertian pendidikan
menurut Carter V. Good bahwa pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan
individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang
dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah,
sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial.
o Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Pengertian pendidikan berdasarkan UU No.20
Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
4
2.2 Unsur Yang Terkandung Dalam Ilmu Pendidikan.
1) Peserta didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik adalah subjek atau
pribadi yang otonom yang ingin diakui keberadaannya. Peserta didik memiliki ciri yang perlu
dipahami:
- Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas.
- Individu yang sedang berkembang.
- Individu yang membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi.
- Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2) Pendidik.
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan dan menghindari
penggunaan kekuasaan lahir.
5
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuannya pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis tetapi ia
merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenan dengan aspek
kehidupannya.
6
bervariasi dalam menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar itu
sebagai berikut:
Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi.
Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari
sesuatu perilaku.
Pandangan yang menekankan peranan stimulus atau rangsangan terhadap
perilaku.
b) Teori Pendidikan Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan
dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
sudah diperoleh sejak lahir. Pada hakekatnya aliran nativisme bersumber dari leibnitzian
tradition yang menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, oleh karena itu faktor
lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Hasil perkembangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang
tua.
Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak itu
sendiri. Perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan
kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil
pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran
ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat
menjadi jahat, dan yang baik menjadi baik”. Artinya bahwa, jika anak memiliki bakat jahat
dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan
menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan
berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natie yang
artinya adalah terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab
lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Pembawan tidak
dapat dirubah dari kekuatan luar.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya
secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme
adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia,
yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar
lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan
7
berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai
pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik,
akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya,
mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya
(secara fisik) dan juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. Tetapi pembawaan
itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan anak. Terdapat suatu pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni
dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong
manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan
kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai mahluk yang mempunyai
kemauan bebas. Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman
dalam belajar itu ataupun penerimaan dan persepsi seseorang banyak ditentukan oleh
kemampuan memberi makna kepada apa yang dialaminya itu. Dengan kata lain, pengalaman
belajar ditentukan oleh “internal frame of reference” yang dimilikinya.
8
Sebaliknya, jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali
bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Didalam teori ini menurut G. Leibnitz: Monad “Didalam diri individu manusia
terdapat suatu inti pribadi”. Sedangakan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860)
dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir atau bakat.
Sehingga dengan teori ini setiap manusia diharapkan:
c) Teori Pendidikan Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa
Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan
baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat
tersebut. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau memang dalam dirinya tidak terdapat bakat yang diperlukan dalam
mengembangkan bakat tersebut. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia
berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil konvergensi.
Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungan, anak
belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam
mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula
menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Iggris,
dan sebagainya. Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungan yang
sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan
kuantitas pembawaan dan perbedaaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan kedua orang
anak tersebut bahasa yang sama. Oleh karena itu Stren berpendapat bahwa hasil pendidikan
9
itu tergantung dari pembawaan dan lingkungannya, seakan-akan dua garis menuju satu titik
pertemuan.
Karena itu teori W. Stren disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu
titik). Jadi menurut teori konvergensi :
10
- Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat memperagakan secara langsung
- Pengajaran alam sekitar Memberikan kesempatan banyak agar anak aktif, giat tidak
hanya duduk, mendengar, melihat tapi dapat mengambil inisiatif untuk memajukan
lingkungan hidupnya, daerahnya, dan ikut bertanggung jawab.
- Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas yakni
pengajaran yang dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang dapat menarik
perhatian anak dan diambil dari lingkungan hidup anak.
- Pengajaran alam sekitar memungkinkan adanya pendidikan yang fungsional, karena
bahan pendidikan diambil dari lingkungannya, maka sekolah tidak terpisah dari
masyarakatnya. Dan kepandaian anak dapat di aplikasikan dalam masyarakat.
Sekolah kerja
11
Sekolah kerja merupakan konsep pendidikan yang menjadi titik kulminasi dari
pandangan yang mementingkan keterampilan dalam pendidikan. Sekolah kerja
menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan
tangan.Bapak dari sekolah kerja ialah G.kereschensteiner dari jerman.
Tujuan dari sekolah kerja ini adalah menembah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan
yang didapat dari buku buku, orang lain, ataupun dari pengalaman sendiri.Selain itu agar
anak memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.Dan yang terakhir agar anak dapat
memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi Negara. Kereschensteiner
berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat
bekerja. Karena banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, Maka sekolah
kerja dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu sekolah perindustrian, sekolah perdagangan,
dan sekolah rumah tangga yang bertujuan untuk mendidik para calon ibu yang diharapkan
menghasilkan warga Negara yang baik.
3. Pengajaran proyek
Pengajaran proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
12
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pengajaran proyek akan menumbuhkan
kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif. Prinsip
pokok Pengajaran proyek yaitu bahwa pengajaran itu harus aktif, ilmiah, dan
memasyarakat. Jadi pengajaran proyek adalah suatu bentuk pengajaran dimana guru
menyajikan bahan pengajaran agar murid aktif menyelidiki dan mencari problem solving
atas proyek yang diberikan oleh gurunya.
4. Taman siswa
Taman siswa ialah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki hajar dewantara pada 3
juli 1992 di Yogyakarta. Taman siswa merupakan badan perjuangan kebudayaan dan
pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai
cita-cita. Menurut Ki hajar dewantara pendidikan bagi tiap-tiap bangsa berarti
pemeliharaan guna mengembangkan generasi muda agar dapat berkembang dengan sehat
lahir batin. Sistem pendidikan yang di cita-citakan beliau yakni pendidikan yang
berdasarkan kebudayaan suatu bangsa kita sendiri dan mengutamakan kepentingan
masyarakat. Dasar pendidikan dan pengajaran dalam taman siswa ialah Panca Darma
Taman Siswa yang disusun tahun 1947.
13
Asas kemanusiaan
Asas yang mewujudkan pada diri seseorang dengan adanya cinta kasih terhadap sesama
makhluk Tuhan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari suasana dan proses pendidikan yang
berusaha memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalamnya sehingga mampu
mnawarkan pilihan-pilihan, tindakan mendidik yang efektif.
1. Peserta didik.
2. Pendidik.
3. Materi atau isi pendidikan.
Dalam hal ini ilmu pendidikan juga mempunyai fungsi tersendiri yakni fungsi
pendidikan dalam arti mikro ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani, dan
rihani peserta didik. Sedangkan secara makro fungsi pendidikan adalah pengembangan
pribadi/ warga negara, kebudayaan dan pengembangan bangsa. Pada dasarnya mendidik
adalah tuntunan bantuan pertolongan kepada peserta didik. Pendidikan selalu diarahkan untuk
pengembangan ilai-nilai kehidupan manusia. Dalam pengembangan nilai ini tersirat
pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh manusia dalam hidupnya. Oleh karena itu, apa
yang ingin dikembangkan merupakan apa yang dapat dimanfaatkan dari arah pengembangan
itu sendiri.
3.2 Saran.
Dalam pembuatan makalah ini kami masih kurang sempurna, baik dari teknis maupun
informatifnya. Demi kesempurnaan makalah yang kami buat untuk kedepannya, kami butuh
saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari para pembaca semua. Agar makalah yang kami
buat ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca serta orang lain.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahpendidikanklasik.blogspot.co.id/
http://pengertianilmupendidikan.kemdikbud.co.id
http://ilmupendidikan.universitas.ac.id
16