Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN

HAKIKAT PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. FADILLA TUSSYAH RAINI ( 1213311072 )


2. HANNA PUTRI SYAHKIRA ( 1213311068 )
3. NUR HANNA ( 1212311008 )
4. RATIH AYUNDA ( 1213311059 )
5. WINDY ANTIKA ( 1213311060 )

DOSEN PENGAMPU : Dr. AMAN SIMAREMARE, MS., M.Psi

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan makalah mata kuliah Ilmu
Pendidikan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Aman
Simaremare MS., MPSi. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan. Pada makalah
ini, penulis akan membahas mengenai Hakikat Pendidikan serta kasus dan bagaimana cara
mengatasinya. Untuk materi lebih lengkapnya, telah penulis jelaskan di bab pembahasan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dalam laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik, sanggahan dan saran yang membangun yang
nantinya dapat dijadikan sebagai rujukan dalam pembuatan laporan kedepannya sehingga
tidak ditemukan lagi kesalahan yang sama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga
dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Agustus 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Hakikat Pendidikan ............................................................................... 3


B. Pengertian Ilmu Pendidikan .................................................................................... 3
C. Tujuan Pendidikan .................................................................................................. 4
D. Fungsi Pendidikan ................................................................................................... 5
E. Pengertian Pendidikan Sebagai Sistem ................................................................... 5
F. Contoh Kasus Dalam Pendidikan ........................................................................... 6
G. Solusi Yang Dapat Diambil Dari Penyelesaian Kasus ........................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi pendidik dan peseda didik.
Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pr!badi.
Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka akan terjadi suatu
pertautan makna antara pendidik dan peserta didik.
Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan masa lalu dan masa kini, tetapi lebih
penting lagi pendidikan bersangkutan dengan kehidupan manusia masa mendatang.
Dengan demikian, pendidikan dilaksanakan sekarang, dengan modal pengalaman
masa lalu, untuk diarahkan pada masa yang akan datang. Untuk itulah kita dalam
pendidikan harus memusatkan per- hatian kepada masalah yang akan datang.
Arah perkembangan peserta didik di masa depan sangat bergantung kepada
dua hal pokok, yaitu pertama: anggapan atau asumsi dasar tentang hakikat dan tujuan
hidup manusia, potensi dan sHat bawaannya, dan kedua, anggapan tentang besar
kecilnya pengaruh Iingkungan terhadap perkembangan manusia itu yang dapat dan
harus diuji secara empirik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1. Apa yang di maksud hakikat pendidikan?
2. Apa yang di maksud dengan ilmu pendidikan?
3. Apa saja tujuan dari pendidikan?
4. Apa saja fungsi pendidikan?
5. Apa yang dimaksud pendidikan sebagai sistem pendidikan?
6. Contoh kasus yang terjadi di dalam pendidikan?
7. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan kasus?
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari Hakikat Pendidikan
2. Mengetahui pengertian dari Ilmu Pendidikan
3. Mengetahui tujuan dari pendidikan

1
4. Mengetahui fungsi pendidikan
5. Mengetahui pengertian dari pendidikan sebagai sistem pendidikan
6. Mengetahaui contoh kasus yang terjadi didalam pendidikan
7. Mencari tahu solusi bagaimana cara menyelesaikan kasus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Pendidikan


Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan interaksi yang
menghasilkan pengalaman belajar. Di Indonesia menginginkan pendidikan yang lebih
baik, hal inilah yang melatar belakangi terjadinya pergantian kurikulum secara terus-
menerus. Pergantian kurikulum merupakan salah satu usaha yang dilakukan negara
dalam mencetak lulusan yang berkualitas dalam negara kekuasaannya maupun
internasional agar sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003.
Pendidikan dapat dikatakan berhasil dan mencapai tujuan jika terjadi
perubahan. Perubahan tersebut ialah perubahan tingkah laku, yang memiliki beberapa
aspek yaitu: 1) pengetahuan, 2) pengertian, 3) kebiasaan, 4) keterampilan, 5)
apresiasi, 6) emosional, 7) hubungan sosial, 8) jasmani, 9) budi pekerti, 10) sikap
(Hamalik, 2008: 30). Dalam pendidikan siswa dituntun untuk aktif, inovatif dan
kreatif dalam merespon materi. Kenyataannya guru dianggap sebagai satu-satunya
sumber belajar (teaching center) yang menyebabkan siswa menjadi pasif sehingga
dalam proses pembelajaran menjadi bosan. Pembelajaran adalah sebuah usaha
mempengaruhi emosi, intelektual dan spiritual seseorang agar ingin belajar dengan
kehendaknya sendiri, sedangkan belajar yaitu suatu proses yang berakhir pada
perubahan (Fathurrohman dan Sulistyorini 2012: 6-7).

B. Pengertian Ilmu Pendidikan


Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan
yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu adalah Pengetahuan tentang
sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka
menjelaskan, bahwa kata Pendidikan berasal dari kata dasar didik, yang artinya

3
memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan arti dari Pendidikan adalah Proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik. Para
ahli juga memberikan beragam pendapat mengenai pengertian ilmu pendidikan.
Berikut beberapa pandangan sejumlah ahli tentang pengertian ilmu pendidikan.
a. Carter V. Good (1985: 36): Ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan
sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar,
dan juga menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan hipotesis-
hipotesis pendidikan untuk diuji berdasarkan pengalaman yang sering kali dalam
bentuk eksperimen.
b. Driyarkara (1980: 66-67): Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, yakni
pemikiran yang bersifat kritis, memiliki metode, dan tersusun secara sistematis
tentang pendidikan.
c. Imam Barnadib (187:7): Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan
masalh- masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Pendidikan
memiliki corak teoritis dan praktis. Bercorak teoritis artinya normatif atau
menunjukkan standar nilai tertentu. Sedangkan bercorak praktis maksudnya
bagaimana pendidikan harus dilaksanakan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ilmu pendidikan adalah suatu
kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai
metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang
gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam
rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
Sedangkan ilmu pendidikan secara alternatif adalah sistem pendidikan yang
tidak selalu identik dengan sekolah atau jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara struktur dan berjenjang. Pendidikan secara alternatif
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan serta penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
fungsional.

C. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik

4
Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan. Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat 1 disebutkan pendidikan bertujuan untuk
meletakkan dasar: Kecerdasan; Pengetahuan; Kepribadian; Akhlak mulia;
Keterampilan untuk hidup mandiri; Megikuti pendidikan lebih lanjut
Secara umum tujuan pendidikan di Indonesai sudah mencakup ranah
perkembangan manusia, yaitu: Afeksi, Kognisi, Psikomotor. Disamping itu peserta
didik tidak dipaksakan untuk mengikuti pendidikan tertentu, melainkan diberi
kebebasan untuk memilih sendiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-
masing. Hal ini dapat ditangkap dari kalimat yang berbunyi untuk dapat
berkembangnya potensi peserta didik.

D. Fungsi Pendidikan
Fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia diatur dalam UU -No. UU memuat
segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia,
meliputi pengertian pendidikan, fungsi, tujuan pendidikan, jenis pendidikan, jenjang
pendidikan, standar pendidikan, peningkatan dsb. Dengan demikian, arah
pembentukan di Indonesia ditentukan.
Fungsi pendidikan adalah untuk menghilangkan segala sumber, orang yang
menderita kebodohan, untuk ditinggalkan dan fungsi pendidikan. Indonesia
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari fungsi yang diurakan tersebut menunjukan
bahwa pendidikan nasional Indonesi lebih mengedepankan akan pembangunan sikap,
karakater, dan transpormasi nilai-nilai filosopis negara Indonesia. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan rasa nasionalisme serta mampu bersaing di kancah internasional.

E. Pengertian Pendidikan Sebagai Sistem


Sistem berasal dari kata Yunani “systema” artinya sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Sistem pendidikan mengandung proses pendidikan khususnya di sekolah yang bekerja
langsung atau tidak langsung mencapai tujuan pendidikan. Proses ini merupakan
interaksi fungsional antara komponen-komponen pengambil kebijakan pendidikan di

5
tingkat pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten serta penyelenggara pendidikan di
sekolah yang merupakan penjabaran tujuan nasional. Pendidikan merupakan usaha
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan,
unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur dapat
dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut: Masukan usaha pendidikan ialah peserta
didik dengan berbagai ciri yang ada pada peserta didik (bakat, minat, kondisi fisik dan
sebagainya), proses dan hasil. Dalam proses pendidikan terkait beberapa hal:
Pendidik, kurikulum, metode dan lain-lainnya. Sedangkan hasil berupa pengetahuan,
sikap, keterampilan dan hasil berupa lulusan.

F. Contoh Kasus Dalam Pendidikan


Masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya kualitas sarana fisik. Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali
sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan
penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara
laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan
sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak
memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat
146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang
kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi
baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau
23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka
kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya.
Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan
persentase yang tidak sama.

G. Solusi Yang Dapat Diambil Dari Penyelesaian Kasus


Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi
yang dapat diberikan yaitu: Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah
sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui
sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem
pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi

6
kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan
peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan
pendidikan.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang
berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis
dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem
pendidikan. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini
bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
Sarana prasarana adalah hal yang sangat penting dalam menunjang
kelancaran proses belajar mengajar. Kaitannya dengan pendidikan, sarana prasarana
sangat dibutuhkan oleh guru maupun peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
Penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting
karena dengan adanya penyediaan dan pengelolaan sarana prasarana yang ada di
sekolah akan terpelihara dan jelas kegunaannya. Dalam hal penyediaan dan
pengelolaan, pihak sekolah haruslah bertanggungjawab terhadap sarana prasarana
terutama kepala sekolah yang langsung menangani hal tersebut. Pihak sekolah selain
kepala sekolah pun juga harus memelihara dan memperhatikan sarana prasarana yang
sudah ada. Maka dengan penyediaan sarana prasarana yang memadai, peserta didik
bisa belajar dengan maksimal dan efisien.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh dari segi kehidupan
manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan. Karena itu pembahasan
hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian: pendidikan dan ilmu pendidikan;
pendidikan dan sekolah; dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat.
Komponen-komponen pendidikan yang meliputi: tujuan pendidikan, pendidik, peserta
didik, kurikulum dan metode pembelajaran dan lain-lain. Hakikat pendidikan
berbicara tentang proses pendidikan yang tidak pernah terpisah dari kehidupan
manusia.
Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Pendidikan sendiri digunakan
sebagai alat untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya.
B. Saran
Meningkatnya kualitas sekolah tidak akan tercapai apabila tidak didukung
dengan sarana yang memadai. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki strategi
untuk meningkatkan kualitas sekolah, yaitu salah satunya melalui pemenuhan ruang
kelas yang memadai guna berlangsungnya proses belajar mengajar yang maksimal.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat penting untuk efektivitas dan kinerja sekolah di
semua tingkatan, oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki dan mengembangkan
strategi yang dapat memotivasi untuk perubahan kebijakan yang tepat,

8
DAFTAR PUSTAKA

Masang, Azis. (2021). „‟ HAKIKAT PENDIDIKAN‟‟. Al Urwatul Wutsqa: Kajian


Pendidikan Islam. 1. 1

Al-Jawi, M. Shiddiq. "Pendidikan di Indonesia: Masalah dan Solusinya." Makalah dalam


Seminar Nasional Potret Pendidikan Indonesia: Antara Konsep Realiti dan Solusi,
diselenggarakan oleh Forum Ukhwah dan Studi Islam (FUSI) Universitas Negeri
Malang. Vol. 7. 2006.

Koerniantono, ME Kakok. (2019). "Pendidikan Sebagai Suatu Sistem". SAPA-Jurnal


Kateketik dan Pastoral. 4.1: 59-70.

Sujana, I. Wayan Cong. (2019): "Fungsi dan tujuan pendidikan Indonesia." Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar. 4.1: 29-39.

Mahmudiyah, B. Zuroidatul., Achmad Supriyanto., dan Agus Timan. (2019). „‟ STRATEGI


KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH
MELALUI PEMENUHAN RUANG KELAS YANG MEMADAI‟‟. Jurnal
Dinamika Manajemen Pendidikan.3.2 : 78-81.

Anda mungkin juga menyukai