Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Prinsip prinsip pembelajaran

Mata kuliah : metode pengembangan pendidikan

Dosen pemgampu : khoirunnisa isnani,m.pd

Di susun :

Ines Yolanda

INSTITUT AGAMA ISLAM AN NUR LAMPUNG

2022
Kata pengantar

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Identitas Nasional pada
Matakuliah Kewarganegaraan dengan dosen pengampu khoirunnisa isnani,m.pd

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pengampu yang telah memberikan dedikasi
ilmu dan pengalaman sehingga  dapat membantu kami baik secara moral maupun materi
untuk menyelesaikan tugas ini secara tepat waktu. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat

Kalianda, 11 maret 2022

Ines Yolanda

i
KATA PENGANTAR ................................................i
DAFTAR ISI ................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................1
A. Latar Belakang .................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................2
C. Sistematika Penulisan ................................................2
BAB II PEMBAHASA ................................................3
a. Pengertian prinsip pembelajran ...............................................3
tematik
b. Pengertian Prinsip pembelajran pakem ................................................6
c. Pengertian pembelajaran life skills ................................................7
d. Pengertian Prinsip pembelajran bermakna ................................................8
BAB lll PENUTUP ...............................................9
a. Kesimpulan dinsian saran ...............................................10

ii
BAB l PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini merupakan hak

warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian

bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa

depan. Selain  itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak

dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya.

Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam

bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan

pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sisidiknas menyatakan bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Oleh karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan salah
satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran tersebut dapat
mendorong perkembangan anak, baik perkembangan intelektual, fisik maupun emosionalnya.
Dengan menguasai metode pembelajaran, selain tentunya kemampuan lainnya, seorang
guru/tutor dapat meingelola proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendap
dicapainya, yaitu ktemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji berbagai metode pembelajaran yang
sesuai untuk pendidikan anak usia dini.
Metode-metode tersebut kemudian dianalisis baik kelebihn maupun kelemahannya, sehingga
dapat diperoleh mana metode yang sesuai dengan pendidikan anak usia dini.

1
b. RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian prinsip tematik
b. Pengertian prinsip pakem
c. Pengertian prinsip life skills
d. Pengertian prinsip pembelajran bermakna

c. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN     :

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, metode dan teknik

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Bab II berisi uraian masalah sekaligus kajiannya, berupa beberapa metode pembelajaran usia

dini, kelebihan dan kelemahannya.

BAB III PENUTUP

Dalam bab penutup diuraikan kesimpulan dan saran penulis

2
BAB ll PEMBAHASAN

A. Pengertian prinsip pembelajran tematik

Pada dasarnya pembelajaran terpadu dikembangkan untuk menciptakan


pembelajaran yang di dalamnya siswa sendiri aktif secara mental membangun
pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Pendidik lebih
berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran.
Berikut beberapa pengertian pembelajaran tematik terpadu menurut para ahli yaitu :
1. Menurut Poerwadarminta (dalam Abdul Majid, 2014:80) pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
2. Menurut Hadisubroto (dalam  Trianto, 2010:57) pembelajaran terpadu adalah
pembelajarana yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain,
yang dilakukan secara spontan atau direncangakan, baik dalam satu bidang studi atau
lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi
lebih bermakna.
3.  Menurut Abdul Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu system
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok
aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistic,
bermakna, dan otentik.

Menurut Abdul Majid (2014:85) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang


berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang digunakan untuk memahami
gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,
menawarkan kesempatan yang sangat banyak kepada siswa untuk memunculkan
dinamika dalam pendidikan. Pembelajaran tematik adalahpembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau
gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Sesuai dengan tahapan perkembangan
anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna,
kegiatan pembelajaran anak kelas awal SD/MI  sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran
tematik.
B. Landasan Pembelajaran Tematik 
Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu :
1.progresivisme,
2. konstruktivisme, dan humanisme.

Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada


pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah
(natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat
pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.

3
Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentuk  oleh manusia.
Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena,
pengalaman dan lingkungannya.

Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi
harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan
sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.
Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam
perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar;
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak
dari minat dan kebutuhan siswa;
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil
belajar dapat bertahan lebih lama;
4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;
6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh


beberapa manfaat yaitu :
1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata
pelajaran akan terjadi penghematan,  karena tumpang tindih materi dapat dikurangi
bahkan dihilangkan;
2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir;
3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai
proses dan materi yang tidak terpecah-pecah;
4. Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan
semakin baik dan meningkat.

Menurut Depdiknas (2006), sebagai model pembelajaran di sekolah dasar/madrasah


ibtidaiyah, pembelajaran tematik mempunyai karakteristik-karakteristik antara lain
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran
tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, bersifat fleksibel,
hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

1. Berpusat pada siswa


Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

4
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas


Dalam pembelajaran tematik pemisahan antra matapelajaran menjadi tidak begitu
jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran


Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai matapelajaran dalam
suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa siswa mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa


Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan


D.Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik menurut Triatno  (2009) dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. prinsip penggalian tema,
2. prinsip pengelolaan pembelajaran,
3. prinsip evaluasi, dan
4. prinsip reaksi.

1. Prinsip Penggalian Tema


Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam  pembelajaran tematik. Artinya
tema-tema saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam
pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan
beberapa persyaratan :
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun mudah dapat digunakan untuk memadukan
banyak matapelajaran.
b. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji  harus  memberikan

5
bekal siswa untuk belajar selanjutnya.
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi
di dalam rentang waktu belajar.
f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat (atas relevansi).
g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran


Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam
keseluruhan proses. Artinya guru harus mampu  menempatkan diri sebagai fasilitator dan
mediator dalam proses pembelajaran.
a. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses
belajar mengajar;
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerjasama kelompok;
c. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.

B. Pengetian prinsip pakem


PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan
kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan
penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan
alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih
menarik,menyenangkan dan efektif.
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan starategi pembelajaran yang sangat baik
yang cocok untuk situasi dan kondisi siswa.
 Ciri ciri/karakteristik pakem sebagi berikut :
 Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
 Mendorong kreaktivitas peserta didik dan guru
 Pembelajarannya efektif
 Pembelajaran nya menyenangkan
 Prinsip prinsip pakem sebagai berikut :
 Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,mental maupun
emosional
 Refkesi :kegiatan pembelajaran nya memungkinkan peserta didik memikirkan
kembali apa yang telah terjadi
 Interaksi:kegiatan pembelajaran nya memungkinkan terjadinya interaksi multi
arah
c Tujuan penilaian pembelajaran model pakem sebagai berikut :

6
 Menilai kemampeuan irndgividual melalui tugas tertentu
 Menentukanan m kebutuhan pembelajaran
 Membantu dan mendornngong siswa
 Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik lagi

C. Pengertian prinsip pembelajaran life skills

“Konsep yang bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap untuk bekerja dan berusaha mandiri,
membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang yang dimiliki
sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya.  Konsep keterampilan hidup
memiliki cakupan yang luas berinteraksi antara pengetahuan dan keterampilan yang diyakini
sebagai unsur terpenting untuk hidup lebih lanjut”.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), life skills atau ketrampilan hidup
adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat
menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.
Pendapat lain mengatakan bahwa life skill merupakan keterampilan hidup yang sering juga
disebut kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat
berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan yang memungkinkan seseorang
mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara
efekti. Dari defenisi tersebut, keterampilan-keterampilan yang dapat di golongkan ke dalam
keterampilan hidup sangat beragam tergantung pada situasi dan kondisi maupun budaya
masyarakat setempat.
Dapat di simpukan Bahwa Life Skills adalah Keterampilan dalam mengatur diri sendiri
(Intrapersonal), dengan orang lain (Interpersonal) dan Transedental ( Maha Kuasa).

B.   Ciri-ciri Pembelajaran Life Skills


Ciri pembelajaran life skills (soft skills) adalah sebagai berikut :
(1)  terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar,
(2)  terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama,
(3) terjadi keselarasan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha  
bersama,
(4)  terjadi proses penguasaan kecakapan personal, sosial, vokasional, akademik,
manajerial, kewirausahaan,
(5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar,
menghasilkan produk bermutu,
(6)  terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli,
(7)  terjadi proses penilaian kompetensi, dan
(8) terjadinya pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama,
apabila dihubungkan dengan pekerjaan tertentu, life skill dalam lingkup pendidikan

7
non-formal ditujukan pada penguasaan vocational skill, yang intinya terletak pada
penguasaan spesific occupational job (pekerjaan profesi tertentu). Apabila dipahami
dengan baik, maka dapat dikatakan bahwa life skill dalam konteks kepemilikan
occupational skill (kecakapan kerja) sesungguhnya diperlukan oleh setiap orang. Ini
berarti bahwa program life skill dalam pemaknaan program pendidikan non-formal
diharapkan dapat menolong mereka untuk memiliki harga diri dan kepercayaan diri
mencari nafkah dalam konteks peluang yang ada di lingkungan.

D. Pengertian prinsip pembelajran bermakna


Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-
fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa
Sifat-sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul pada
waktu informasi baru masuk ke dalam struktur kognitif  itu, demikian pula sifat proses
interaksi yang terjadi.

Langkah-Langkah Belajar sebagai berikut :


Menurut Ausubel, ada enam langkah-langkah belajar bermakna, yaitu:
Pertama, menentukan tujuan pembelajaran. Guru perlu menentukan tujuan yang akan dicapai
dalam suatu pembelajaran. Kedua, melakukan identifikasi karakteristik peserta didik,
misalnya kemampuan awal dan motivasi, gaya belajar. Karakteristik ini diperlukan agar para
guru dapat memilih materi pelajaran yang sesuai. Ketiga, guru memilih materi pelajaran
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.
Keempat, menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk pengorganisasian
lebih lanjut yang akan dipelajari peserta didik itu. Kelima, mempelajari konsep-konsep inti
tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk nyata/konkret, Keenam, Guru melakukan penilaian
proses dan hasil belajar peserta didik.

8
BAB lll PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang sudah tersampaikan, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang
keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
latihan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang
pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar
proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan
peserta didik.

B.       Saran
Sebagai seorang pemula, kemungkinan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
kami menerima kritik dan saran guna memperbaikinya. Karena saran dan kritik itu akan
bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam tentang ilmu ini.

Anda mungkin juga menyukai