Anda di halaman 1dari 12

Implementasi konsep pendidikan menurut Danah Zohar

(pendidikan sebagai pengembangan kecerdasan spiritual)

Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Oleh : Kelompok 6

Fachreiza Rayhan Al-Syatilla 210209502018

Astri Maulina 210209500035

Mufti Fatur Rahman 210209500034

Islamiah Massuara 210209502124

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Makassar

2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul Implementasi konsep pendidikan
menurut Danah Zohar (pendidikan sebagai pengembangan kecerdasan spiritual).

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Pengantar Pendidikan. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
Implementasi konsep pendidikan menurut Danah Zohar (pendidikan sebagai
pengembangan kecerdasan spiritual).

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ridwan Daud M,
S.Pd., M.Pd., IPM. Selaku dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan . Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Makassar, 21 Oktober 2021

Penulis

i
Daftar Isi
BAB I ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
A. Konsep Dasar Kecerdasan Spiritual ................................................................... 5
B. Pendidikan Islam ................................................................................................ 5
C. Relevansi Konsep Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian
Marshall Dengan Tujuan Pendidikan Islam. ............................................................. 6
BAB III ......................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, terprogram, dan berkesinambungan
untuk mengembangkan secara optimal kemampuan peserta didik dalam hal
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan merupakan syarat esensial bagi
terbentuknya generasi yang cerdas, cakap dan siap menghadapi tantangan zaman.
Generasi yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan
yang mampu mengoptimalkan kecerdasan, kepribadian dan keterampilan bagi
peserta didik agar menjadi peserta didik yang unggul, yaitu manusia yang kreatif,
cakap, cakap, jujur, dan bertanggung jawab dengan tingkat kekompakan yang
tinggi. Sekolah dengan pengetahuan ilmiah dan teknis berkembang pesat saat ini.
Namun, perhatian yang sering diberikan kepada pendidikan dalam iman,
ketakwaan, dan moralitas kurang diperhatikan. Jika kita melihat keberadaan Ujian
Nasional di Indonesia, tampaknya telah menjadi momok bagi guru dan siswa untuk
mencari bahan pelajaran umum dan kurang memperhatikan mata pelajaran agama.
Salah satu permasalahan dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa seringkali kurang
terdorong untuk memahami informasi yang diterima, mereka lebih cenderung
untuk menghafal informasi sehingga kurang dapat mengembangkan
kemampuannya sendiri untuk memahami dan memproses informasi. Akibatnya,
setelah lulus, siswa secara teoritis cerdas, tetapi kurang mampu menerapkan teori
yang mereka terima. Disinilah titik dimana siswa mengalami krisis makna dan nilai,
siswa tidak dapat memaknai pembelajaran yang mendalam.
Pembelajaran berkualitas tinggi membutuhkan efektivitas dan efisiensi dalam
pelaksanaannya. Efektivitas dan efisiensi ini didasarkan pada kualitas tertentu.
Menurut Undang- Undang no. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang dikutip (Muhammad Kholid Fathoni, 2005: 112-113) menyatakan
bahwa :
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Ada beberapa hal yang sangat penting kita kritisi dari konsep pendidikan yang
perlu kita pahami.

1
Pertama-tama, pendidikan adalah usaha yang disengaja, terencana dan
berkesinambungan, yang berarti bahwa semua proses kegiatan yang dilakukan
oleh guru dan siswa harus ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan,
bukan proses acak.
Kedua, proses pendidikan yang direncanakan diarahkan untuk menciptakan
suasana belajar dan proses pembelajaran. Artinya pendidikan harus memperhatikan
proses belajar dan tidak hanya berpatokan pada hasil belajar, tetapi keduanya
haruslah berkesinambungan, yaitu bagaimana hasil belajar dicapai dengan
memperhatikan proses belajar pada peserta didik.
Ketiga, suasana belajar dan belajar dirancang agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya. Artinya, proses pendidikan berkelanjutan harus
berpusat pada peserta didik, mengembangkan potensi siswa melalui pembelajaran
siswa yang aktif. Karena pendidikan juga merupakan usaha manusia dewasa untuk
mengembangkan potensi peserta didiknya, peserta didik harus dilihat sebagai
individu yang memiliki potensi untuk berkembang, serta haus akan pengetahuan
dan informasi.
Keempat, tujuan proses pendidikan adalah membekali peserta didik dengan
kekuatan spiritual nilai-nilai agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya dan masyarakat.
Artinya proses pendidikan menitikberatkan pada pembangunan nilai dan sikap,
pengembangan kecerdasan atau intelektualitas, dan pengembangan kemampuan
anak sesuai dengan kebutuhannya. Ketiga aspek tersebut di atas (sikap, kecerdasan
dan keterampilan) merupakan arah dan tujuan pendidikan yang akan ditempuh.
(Wina Sanjaya, 2006: 3).
Pendidikan sebagai suatu sistem terdiri dari banyak komponen yang saling
berinteraksi, bekerja sama, dan saling bergantung untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pada tingkat lebih rendah, proses pembelajaran sebagai suatu sistem
disebut sistem instruksional atau sistem pembelajaran.
Perhatian lebih harus diberikan kepada siswa sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran, karena sebagai generasi muda yang hidup di era globalisasi, secara
alami menghadapi masalah yang semakin kompleks.
Kedepannya para generasi muda ini akan menghadapi berbagai permasalahan.
Berbagai masalah moral merupakan krisis nilai-nilai moral yang merupakan akibat
dari krisis spiritual keagamaan yang mendarah daging dalam diri seseorang.
Sedangkan nilai moral adalah hasil dari agama. Secara logika, krisis moral berarti
adalah akibat dari krisis spiritual keagamaan dalam diri seseorang. Oleh karena itu,
selain kecerdasan emosional, mereka juga membutuhkan kecerdasan spiritual agar
dapat merespons secara positif permasalahan tersebut. Dalam artian, mereka akan

2
menganalisis permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi atas
permasalahan tersebut.
Sejak lahir manusia memiliki fitrah untuk berkembang sesuai dengan
keinginannya dan selaras dengan kecerdasan sejak manusia lahir, namun yang
mengikuti selanjutnya adalah lingkungan dan keluarga. Kecerdasan Spiritual
merupakan pondasi untuk pembentukan generasi muda. Kecerdasan spiritual
seseorang akan berdampak pada intelektual (IQ) dan emosional nya (EQ).
Selama periode waktu yang lama orang-orang lebih mengedepankan kapasitas
otak dan kemampuan berpikir (IQ). IQ adalah kecerdasan intelektual atau
kecerdasan otak, selama hampir seabad, dunia telah menganggap bahwa IQ adalah
penentu keberhasilan manusia, IQ adalah murni intelektual sedangkan kecerdasan
emosional mengacu pada kemampuan untuk mengekspresikan perasaan kita
sendiri, menganalisis dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri dan kemampuan untuk menangani dengan baik emosi dalam dirinya sendiri
dan dalam hubungan dengan orang lain. (Goleman, 2003: 512). Menurut beberapa
penelitian, IQ hanya berperan 5% dalam hal membuat seseorang sukses, termasuk
menurut American Carnegie Institute of Technology, dari setiap sepuluh ribu orang
yang sukses , 15% adalah karena kemampuan intelektual , menurut beberapa
penelitian, 85% karena faktor kepribadian atau kombinasi dari EQ dan SQ. Dengan
pola pikir dan cara pandang seperti itu telah melahirkan orang-orang terpelajar
dengan otak yang cerdas, namun sikap, perilaku, dan gaya hidup mereka sangat
bertolak belakang dengan kemampuan intelektual mereka. Banyak orang cerdas
secara akademis tetapi gagal dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya.
Fenomena ini menarik perhatian para ahli bahwa kesuksesan seseorang tidak
hanya ditentukan oleh kemampuan otak dan daya pikir semata, tetapi juga oleh
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
Kecerdasan ini berada pada Titik Ilahi dan pertama kali diprakarsai oleh Danah
Zohar dari Oxford University pada pertengahan tahun 2000.
Kecerdasan spiritual berdasarkan pada sistem saraf otak ketiga, sistem ini
menyatukan beberapa informasi ke seluruh bagian otak. suatu proses untuk
mengintegrasikan beberapa kemampuan yang ada pada manusia. mengintegrasikan
antara pikiran dan tubuh, emosi dan akal dan SQ juga menyediakan pusat
pemberian makna pada manusia. Suatu pernyataan menarik yang diberikan oleh
Danah Zohar: God spot (titik Tuhan) adalah bagian lobus temporal yang berkaitan
dengan pengalaman religius atau spiritual. lobus temporal sendiri adalah bagian
otak manusia yang terletak di pelipis. (Danah Zohar, 2002:10).
Pernyataan ini menyiratkan bahwa manusia memiliki kecenderungan terhadap
agama dengan menciptakan potensi keagamaan dengan menyentuh titik ketuhanan
di otak. Pada hati manusia pada dasarnya bersifat universal dengan catatan manusia

3
telah mencapai titik fitrah (Titik Tuhan) dan terbebas dari segala paradigma dan
ikatan. Dalam situasi seperti itu, orang merasakan ketenangan pikiran yang
mendasari semua perilaku mereka dan menggunakan suara hati mereka sebagai
penuntun kebenaran.
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan untuk memberi atau memahami makna tentang suatu masalah dengan
visi yang luas dan untuk memberikan makna tersebut pada suatu tindakan atau cara
hidup yang bernilai.Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa niat apapun yang
terpisah dari nilai kebenaran ilahi adalah kecerdasan duniawi dan fana (temporal),
sedangkan kecerdasan spiritual Qalbiyah adalah otentik, universal dan abadi.
Kecerdasan spiritual adalah inti dari kecerdasan manusia, SQ mampu mengenali
siapa kita sebenarnya dan bagaimana kita memberi makna bagi hidup kita dan bagi
seluruh dunia.
Melalui konsep kecerdasan spiritual Danah Zohar seperti pengembangan God
Spot (Titik Tuhan) yang berarti menangkap makna atas sebuah persoalan dengan
wawasan yang luas dan memberikan makna tersebut dalam suatu tindakan atau
jalan hidup yang bernilai untuk meningkatkan motivasi belajar, merelevansikan
kecerdasan spiritual sebagai dasar landasan ketiga kecerdasan antara IQ, EQ, dan
SQ, agar kecerdasan pada diri siswa selaras sesuai dengan apa yang diharapkan.
Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti, Gagasan Danah Zohar Tentang
Implementasi konsep pendidikan menurut Danah Zohar (pendidikan sebagai
pengembangan kecerdasan spiritual).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kecerdasan spiritual pandangan Danah Zohar ?
2. Bagaimana implementasi kecerdasan spiritual pandangan Danah Zohar ?
3. Bagaimana kecerdasan spiritual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
menurut konsep Danah Zohar ?
C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan yang hendak di capai dalam penulisan dan penelitian
terhadap suatu masalah yang sedang dikaji adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep Danah Zohar dalam realitas pendidikan terhadap
kecerdasan spiritual dalam upaya meningkatkan motivasi belajar.
2. Untuk mengetahui implementasi kecerdasan spiritual, pandangan Danah
Zohar
3. Untuk mengetahui kecerdasan spiritual pandangan Danah Zohar dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.

4
BAB II

Kajian Teori

KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL DAN PENDIDIKAN ISLAM

Selama dewasa ini, kehidupan sering "berkabut " demikian materialisme, sehingga
segala nilai dalam kehidupan diukur dengan materi. Kemenangan, kesenangan dan
kesuksesan atau bahkan kebahagiaan diukur dengan materi. Dalam pandangan
materialisme, "manusia yang hidup penuh limpahan materi akan menjadikan dirinya
damai dan terhindar dari masalah". Orang akan dikatakan sukses ketika materi
bertumpuk clan mengelilinginya. Dan saat itu pula, semua menyadari bahwa
kesuksesan manusia tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual ataupun
kecerdasan emosional, melainkan juga ditentukan oleh kecerdasan spiritual.
Kecerdasan Intelektual diperoleh melalui olah akal.

A. Konsep Dasar Kecerdasan Spiritual


Seperti yang telah disinggung di atas bahwa konsep Kecerdasan Spiritual
adalah konsep yang lahir setelah konsep kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional dan konsep ini diharapkan bisa menjawab kegelisahan manusia modern
yang mengharapkan sekali akan ketenangan dan kedamaian dalam diri mereka.
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Istilah Spiritual Quotient adalah istilah yang digunakan kali pertama
oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, walaupun pada akhirnya mereka terjebak
pada tipologi kata “Quotient”. Sebagai pelengkap dalam pembahasan awal
tentang pengertian Kecerdasan Spiritual, baiknya penulis lengkapi dengan
pengertian Spiritual itu sendiri. Beberapa literatur yang penulis
dapatkan, mengatakan bahwa pengertian spiritual adalah sesuatu yang tidak
nyata, immaterial, incorporeal, yang tidak dapat dilihat dan sebagainya.

B. Pendidikan Islam
Bicara tentang pendidikan, bertolak dari paham tentang manusia adalah hal
yang sangat wajar, karena manusia merupakan pokok utama persoalan pendidikan.
Menurut Aristoteles, hanya manusia yang membutuhkan pendidikan. Para dewa,
sebagai makhluk rohani, sudah sempurna dan tidak membutuhkan pendidikan lagi,
sementara binatang merupakan makhluk yang nasibnya sudah ditentukan, maka
juga tidak membutuhkan pendidikan. Jadi, hanya manusia yang memerlukan
pendidikan. Dari hal di atas secaransingkat termuat banyak hal yang diasumsikan
oleh filsafat pendidikan sebagai prasyarat.
Pertama, manusia mempunyai kesadaran yang membuat dirinya mampu
mengambil jarak dan i yang lain clan dari dirinya sendiri. Dalam proses pendidikan
kesadaran berperan penting dalam mengetahui din sebagai subjek dan

5
keistimewaannya dibandingkan dengan makhluk lain. Kedua, manusia
mempunyai, atau setidaknya, merasakan adanya kebebasan. Hal mm erat berkaitan
dengan dengan konsep pendidikan sebagai dorongan dan kemampauan untuk
menentukan pilihannya. Ketiga, karena adanya kemampuan memilih, ia pun peka
dart akan peduli akan nilai-nilai dan dapat membandingkan yang baik dan yang
buruk. Dan keempat, pilihan ke arah yang baik berlangsung terus tiada henti.

C. Relevansi Konsep Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian


Marshall Dengan Tujuan Pendidikan Islam.
Para ahli pendidikan muslim umumnya sependapat bahwa teori dan praktik
kependidikan Islam harus didasarkan path konsepsi dasar tentang manusia, karena
persoalan itu sangat vital dalam pendidikan. Tanpa kejelasan tentang konsep ini,
pendidikan akan meraba-raba. Menurut ali Ashraf, pendidikan Islam tidak akan
dapat dipahami secara jelas tanpa terlebih dahulu memaharni penafsiran Islam
tentang pengembangan individu.
Nilai adalah moral dan dasar perilaku yang kita terapkan untuk diri kita sendiri,
yang kebanyakan mencakup konsep-konsep universal seperti kebenaran, kejujuran,
ketidakberpihakan, keadilan, kehormatan, dan lain-lain.95 Secara global hubungan
pendidikan dan spiritual quotient dapat diklasifikasikan kedalam dua hal yaitu
hubungan psikologis dan filosofis.
1. Hubungan Psikologis
Psikologi yang merupakan ilmu yang sudah berdiri sendiri. Secara
ilmiah dapat kita katakan sebagai sebuah konsep ilmu pengetahuan yang sangat
erat kaitan dengan dunia pendidikan dalam proses implementasinya. Anak
didik merupakan obyek sekaligus subyek dalam Teori psikologi mengatakan
tentang jiwa-raga, akal-pikiran. Kajian tentang IQ dan EQ secara ilmiah telah
terbantahkan karena IQ dan EQ tidak sepenuhnya dapat membimbing
seseorang secara sempurna untuk mencapai kesuksesan seseorang, sehingga
para ilmuwan kembali mengkaji tentang diri manusia secara komprehensif yang
kemudian memunculkan teori tentang SQ sebagai salah satu kekuatan yang
dimiliki manusia.
Dalam rangka itu Danah Zohar dan Ian Marshall merupakan dua tokoh
suami istri yang memunculkan teori tentang SQ. Menurut mereka SQ
merupakan energi jiwa seseorang yang dapat dikembangkan untuk mencapai
kesempurnaan seseorang dalam menjalani kehidupan di dunia. Kita
menggunakan SQ secara harfiah untuk menumbuhkan otak manusiawi kita. SQ
memungkinkan kita untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan
interpersonal serta menjembatani antara diri dan orang lain. Kita suatu rasa
yang "dalam" menyangkut perjuangan hidup.96 pendidikan, dengan segala

6
kelebihan yang harus dikembangkan dan dengan segala kekurangan yang perlu
dimotivasi merupakan kajian itu psikologis.
2. Hubungan Filosofis.
Dalam tinjauan filosofis bahwa manusia sebagai makhluk yang ada dan
diletakkan di atas bumi merupakan satu dari sel dan makhluk lain yang paling
sempurna penciptaannya. Pada diri manusia terkandung berbagai kelebihan
yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Tuhan telah
memberikan berbagai potensi kepada manusia yang dapat membedakan dengan
makhluk lainnya. Penciptaan manusia inilah secara filosofis dalam konteks
pendidikan menjadi sangat penting. Kepentingan pendidikan secara filosofis
merupakan hubungan yang menclasar claim proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan secara maksimal. Tujuan pendidikan haruslah merupakan
tujuan hidup seseorang, artinya bahwa rumusan tujuan pembelajaran
merupakan tujuan hidup seseorang secara filosofis sebagai makhluk yang
mempunyai tanggung jawab terhadap Tuhannya.
Penyadaran pendidikan terhadap diri manusia sebagai makhluk yang
hidup bersama dengan yang lain secara menyeluruh merupakan hal urgen
dalam membangun kecerdasan spiritual seseorang. Orang memiliki kecerdasan
spiritual selalu aktif menumbuhkan kesadaran atas kebesaran di balik segala
makhluk hidup serta berapa luas jagat raya ini. Alam mempunyai caranya
sendiri untuk memberi imbalan kepada mereka yang dengan tekun
mempelajarinya, yakni dengan meningkatkan kemampuan penghayatan atas
segala sesuatu, dan karena itu meningkatkan kecerdasan spiritual mereka.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kajian terhadap literatrur-literatur baik berupa buku, jurnal,


skripsi-skripsi, pembahasan yang dilakukan penulis pada bab depan maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang hasil penelitian ini, yaitu:
1. Kecerdasan spiritual ( SQ ) adalah kecerdasan untuk menghadapi diri sendiri
dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan makna hidup, nilai-nilai dan
integritas diri, yaitu menempatkan kecerdasan, perilaku dan hidup kita dalam
konteks yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai tindakan atau cara
hidupnya sendiri lebih penting daripada orang lain. Seseorang dapat
menemukan makna dalam hidup dengan bekerja, belajar dan bertanya bahkan
ketika menghadapi masalah atau penderitaan. Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa yang membantu menyembuhkan dan membangun kembali
manusia seutuhnya. Kecerdasan spiritual adalah fondasi yang diperlukan untuk
berfungsinya IQ dan EQ secara efektif. Bahkan, SQ adalah kecerdasan
tertinggi.
2. Dalam pelaksanaannya ada enam jalan menuju kecerdasan spiritual, antara
lain :
1) melalui jalan kewajiban;
2) melalui peran sebagai orang tua;
3) melalui jalan pengetahuan;
4) melalui jalur perubahan pribadi (kreativitas);
5) melalui jalur persaudaraan;
6) melalui jalan kepemimpinan dengan pengabdian total.
Karena dari enam jalur ini muncul kecerdasan spiritual yang seimbang, yang
membuat siswa sadar saat belajar.
3. Selain meningkatkan kecerdasan spiritual di lingkungan sekolah, ada peran
bimbingan dan konseling, dalam hal ini konselor yang bertindak sebagai
mentor merupakan faktor penting dalam proses pengembangan kecerdasan
spiritual untuk meningkatkan motivasi belajar. Kenyataannya adalah bahwa
harus ada bimbingan terus menerus untuk meningkatkan kecerdasan spiritual
seseorang. Dalam hal ini, peran pembimbing dalam kajian, bimbingan dan
konseling memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.

8
Daftar Pustaka

http://eprints.ums.ac.id/26819/2/BAB_I.pdf

https://www.iaisyarifuddin.ac.id/ejournal/index.php/tarbiyatuna/article/view/56/62

http://repository.syekhnurjati.ac.id/2145/

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/madania/article/viewFile/38/38

http://digilib.uinsby.ac.id/32534/

Anda mungkin juga menyukai