Disusun Oleh :
Kelompok 4
Astri Maulina (210209500035)
Febi Febrianti Irawan (210209501073)
Muh. Fadlan Amrullah (210209502051)
Muhammad Gilang Ramadhan (210209501027)
Riska Sri Rahmah (210209501026)
Syahrul Musfat Pratama (210209502016)
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Batasan Masalah...................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
Pembahasan.....................................................................................................................................2
A. Pengertian OSPF...............................................................................................................2
B. Karakteristik OSPF...........................................................................................................2
C. PAKET OSPF...................................................................................................................2
D. MEDIA OSPF...................................................................................................................3
E. TIPE-TIPE ROUTER OSPF.............................................................................................4
F. JENIS AREA OSPF..........................................................................................................5
G. Fungsi konsep area ospf....................................................................................................5
H. Cara Kerja OSPF...............................................................................................................6
I. Cara Konfigurasi Router Pada Router Cisco....................................................................6
J. Kelebihan dan Kekurangan OSPF (Open Shortest Path First).........................................9
Bab III............................................................................................................................................11
Penutup..........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka................................................................................................................................12
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, maka semakin dipandang
perlu pula tersedianya informasi yang cepat, tepat dan akurat di berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Pengelolaan data secara manual semakin dirasakan jauh dari efesiensi
penanganan informasi yang cepat, tepat dan akurat seperti yang diharapkan. Oleh karena itu,
kemudian dicari alternatif terbaik bagi pengelolaan data tersebut. Alternatif yang kemudian
muncul dan semakin berkembang pesat saat ini adalah penggunanaan teknologi komputer
untuk mengelola data-data tersebut. Apalagi untuk sebuah perusahaan tentunya pemakaian
satu atau dua perangkat komputer saja tidak akan mencukupi, oleh karenanya dibutuhkan
komputer dalam jumlah yang tidak sedikit. Agar tiap-tiap komputer dalam perusahaan
tersebut dapat bertukar /sharing data dengan cepat dan akurat, maka masing-masing
komputer ini harus saling terhubung satu sama lain. Untuk menghubungkan satu komputer
dengan komputer yang lain, diperlukan pemasangan jaringan komputer yang baik. Di sinilah
letak pentingnya pengaturan dan perancangan yang baik dalam pembangunan sebuah
jaringan komputer yang aman, efektif dan efesien.
Untuk merancang suatu jaringan yang baik, maka perlu dibuat suatu konfigurasi jaringan
yang efesien agar diperoleh hasil pengaksesan tercepat. Metode konfigurasi jaringan yang
paling tepat untuk mengatasi permasalahan kecapatan akses adalah metode Open Short Path
First (OSPF), karena OSPF memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang
tinggi.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan tema yang diambil, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan Definisi dari OSPF
2. Apa saja karakteristik OSPF
3. Apa saja paket OSPF
4. Apa saja media yang digunakan OSPF
5. Apa saja tipe – tipe router OSPF
6. Apa saja jenis area OSPF
7. Apakah fungsi konsep area OSPF
8. Apa saja hal dasar yang menentukan best pasth
9. Bagaimana cara kerja OSPF
10. Bagaimana cara konfigurasi router pada router cisco
11. Bagaimana cara menggunakan OSPF
12. Apa saja kelebihan dan kekurangan OSPF
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari makalah ini adalah penjelasan beberapa bagian penting
mengenai OSPF (Open Shortest Path First) dan cara pembuatan simulasi OSPF tersebut pada
Router CISCO Packet Tracer.
1
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian OSPF
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic
Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar
network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah
istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya
routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya
dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan
untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk
mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi
informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.
B. Karakteristik OSPF
Protokol Routing OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut:
Merupakan link state routing protocol, sehingga setiap router memiliki
gambaran topologi jaringan.
Menggunakan Hello Packet untuk mengetahui keberadaan router tetangga
(neighbor router).
Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan
dikirim secara multicast.
Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep
area.
Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi
metric terbaik.
Tidak memiliki keterbatasan hop count tidak seperti RIP yang hanya bisa
menjangkau 15 hop count.
Merupakan classless routing protocol.
Secara default nilai Adminsitrative Distance 110.
Memiliki fitur authentication pada saat pengiriman routing update.
C. PAKET OSPF
Ada 5 tipe paket yang digunakan OSPF, yaitu :
1. Hello Packet
Hello Packet digunakan untuk menemukan serta membentuk suatu hubungan tetangga
antara router OSPF. Untuk membentuk hubungan ini router OSPF akan mengirimkan
paket berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket inilah yang disebut dengan Hello
packet. Paket ini juga mengadpertensikan router mana saja yang akan menjadi
tetangganya. Pada jaringan multi-access Hello Packet digunakan untuk memilih
Designated Router (DR) dan Back-up Designated Router (BDR). DR dan BDR akan
menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut.
Network Mask pada format Hello packet merupakan mask dari interface jaringan dari
OSPF yang sedang berjalan. Subnet-Mask nya 0.0.0.0 (4 byte).
Hello Interval biasanya multicast (224.0.0.5). Merupakan jumlah detik antara hello
packet, biasanya 10 detik pada link point-to-point dan 30 detik pada NBMA / link
broadcast.
Options merupakan kemampuan opsional yang dimiliki router.
RTR Prio digunakan dalam pemilihan DR dan BDR. Router dengan nilai priority
tertinggi akan menjadi DR. Router dengan nilai poriotity di urutan kedua sebagai BDR.
Secara default semua router OSPF memiliki nilai priority 1. Dengan Range priority mulai
dai 0 hingga 255. Bila prioritasnya 0 berarti router tersebut tidak memenuhi syarat dalam
pemilihan DR dab BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router menjadi DR. Jjika
dua buah router memiliki nilai priority sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah
router yang memiliki nilai router ID tertinggi dalam jaringan.
2
Router Dead Interval merupakan jumlah dalam hitungan detik sebelum tetangga
dinyatakan down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval.
Designated Router bertujuan untuk mengurangi jumlah flooding pada media multiaccess.
Backup Designated Router bertujuan sebagai cadangan dari DR. Selama flooding
berlangsung, BDR tetap pasif.
Neighbor berisi ID dari setiap router tetangga.
2. Database Description (DBD)
DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama digunakan untuk
memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang dipilih oleh master.
Pemilihan master dan slave berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Router
dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan memulai sinkronisasi database.
Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave.
Peristiwa ini di istilahkan fase Exstart State. Setelah fase Exstart State lewat, selanjutnya
adalah fase Exchange. Pada fase ini kedua router akan saling mengirimkan Database
Description Packet. Bila si penerima belum memiliki informasi yang terdapat dalam
paket tersebut, maka router pengirim akan memasuki fase Loading State. Dimana fase ini
router akan mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah
selesai router-router OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dalam
databasenya, ini disebut fase Full State.
3. Link-State Request (LSR)
LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR juga digunakan
setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah terjadi selama
pertukaran DBD.
4. Link-State Update (LSU)
LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi metric.
LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.
5. Link-State Acknowledgement (LSAck)
OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa LSA dapat
diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai
jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah
diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam
keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari
224.0.0.5 sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan
dikirim kesemua alamat multicast router DR dari 224.0.0.6
D. MEDIA OSPF
Media yang dapat meneruskan informasi OSPF yaitu:
1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti
misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan
mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada
yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang
berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
2. Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang
terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya
link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat
3
Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan
sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan
melakukan pengiriman Hello packet dan pesanpesan lainnya menggunakan alamat
multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
3. Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai
serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat
utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan
Point-to-Point tersebut. Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan
menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis
broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup
Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.
4. Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multiaccess ini secara fisik merupakan sebuah serial line
biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to- Point. Namun secara faktanya,
media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja.
saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal
dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam
penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan
fully mesh. OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess.
Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang
ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan
konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih,
router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan. Dalam media jenis ini yang
menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router
tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan
direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan
menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-
Point.
4
area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang terkoneksi
dengannya..
4. Autonomous System Boundary Router (ASBR)
Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak
administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan policy
yang sama, dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan istilah
Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS, router-router di dalamnya dapat
bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya, routing protocol yang
digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua router di dalamnya.
Jika menggunakan OSPF, maka semuanya tentu juga menggunakan OSPF.
5
G. Fungsi konsep area ospf
Ospf dirancang untuk melayani jaringan local skla besar. Artinya OSPF haruslah memiliki
nilai skalabilitas yang tinggi, tidak mudah habis atau mentok karena jaringan yang semakin
diperbesar. beberapa kejadian juga dapat membuat router OSPF kewalahan dalam menangani
jaringan yang semakin membesar.
Router OSPF akan mencapai titik kewalahan ketika:
Dengan semakin membesarnya jaringan, maka topology table juga semakin membengkak
besarnya. Pembengkakan ini akan mengakibatkan router menjadi lama dalam
menentukan sebuah jalur terbaik yang akan dimasukkan ke routing table. Dengan
demikian, performa forwarding data juga menjadi lamban.
Topology table yang semakin membesar akan mengakibatkan routing table semakin
membesar pula. Routing table merupakan kumpulan informasi rute menuju ke suatu
lokasi tertentu. Routing table yang panjang dan besar akan mengakibatkan pencarian
sebuah jalan ketika ingin digunakan menjadi lambat, sehingga proses forwarding data
juga semakin lambat dan menguras tenaga processor dan memory. Performa router
menjadi berkurang.
HAL-HAL DASAR DALAM MENENTUKAN BEST PATH
Cost yang berdasarkan speed dari link (bandwidth).
Speed dari linknya (bandwidth).
Cost yang paling kecil dari link OSPF.
6
LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area
sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur
terpendek.
PC 0 :
IP Address -> 192.168.10.1
Subnet Mask -> 255.255.255.0
Gateway -> 192.168.10.2 (IP Router)
PC1 :
IP Address -> 192.168.20.1
Subnet Mask -> 255.255.255.0
Gateway -> 192.168.20.2 (IP Router)
7
PC2 :
IP Address -> 192.168.30.1
Subnet Mask -> 255.255.255.0
Gateway -> 192.168.30.2 (IP Router)
8
Lakukan hal yang sama pada Router1 dan Router2 dengan ketentuan :
Router 1 :
#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 10.10.10.1
#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 20.20.20.2
Router2 :
#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 20.20.20.1
#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 20.20.20.1
Advertisements
10
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin berkembang pesatnya
teknologi pada saat ini maka dibutuhkan suatu konfigurasi jaringan yang efesien agar
diperoleh hasil pengaksesan tercepat, salah satu metode konfigurasi jaringan tersebut
ialah metode OSPF (Open Shortest Path First). Routing Open Shortest Path First (OSPF)
adalah sebuah routing protocol standard terbuka yang telah diimplementasikan oleh
sejumlah besar vendor jaringan. Alasan untuk mengkonfigurasi OSPF dalam sebuah
topologi adalah untuk mengurangi overhead (waktu pemrosesan) routing, mempercepat
convergance,serta membatasi ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu
network.
11
Daftar Pustaka
12