Anda di halaman 1dari 15

Makalah Jaringan Komputer

Open Shortest Path First (OSPF)


Dosen Pengampu : Muliadi, S.Pd., M.T.

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Astri Maulina (210209500035)
Febi Febrianti Irawan (210209501073)
Muh. Fadlan Amrullah (210209502051)
Muhammad Gilang Ramadhan (210209501027)
Riska Sri Rahmah (210209501026)
Syahrul Musfat Pratama (210209502016)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang OSPF (Open Shortest Path First) ini dengan lancar dan tepat
waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Jaringan Komputer dan  juga
untuk dapat memahami dan mengerti tentang OSPF itu sendiri.
Selama pembuatan makalah ini, kami banyak mengalami kendala namun atas kerjasama yang
solid dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
telah memberikan manfaat bagi kami. Kami berharap kepada semua pihak dengan segala kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk dimasa yang akan datang agar bisa menyempurnakan
makalah ini.

Makassar, 27 Oktober 2022

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Batasan Masalah...................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
Pembahasan.....................................................................................................................................2
A. Pengertian OSPF...............................................................................................................2
B. Karakteristik OSPF...........................................................................................................2
C. PAKET OSPF...................................................................................................................2
D. MEDIA OSPF...................................................................................................................3
E. TIPE-TIPE ROUTER OSPF.............................................................................................4
F. JENIS AREA OSPF..........................................................................................................5
G. Fungsi konsep area ospf....................................................................................................5
H. Cara Kerja OSPF...............................................................................................................6
I. Cara Konfigurasi Router Pada Router Cisco....................................................................6
J. Kelebihan dan Kekurangan OSPF (Open Shortest Path First).........................................9
Bab III............................................................................................................................................11
Penutup..........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka................................................................................................................................12

ii
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, maka semakin dipandang
perlu pula tersedianya informasi yang cepat, tepat dan akurat di berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Pengelolaan data secara manual semakin dirasakan jauh dari efesiensi
penanganan informasi yang cepat, tepat dan akurat seperti yang diharapkan. Oleh karena itu,
kemudian dicari alternatif terbaik bagi pengelolaan data tersebut. Alternatif yang kemudian
muncul dan semakin berkembang pesat saat ini adalah penggunanaan teknologi komputer
untuk mengelola data-data tersebut. Apalagi untuk sebuah perusahaan tentunya pemakaian
satu atau dua perangkat komputer saja tidak akan mencukupi, oleh karenanya dibutuhkan
komputer dalam jumlah yang tidak sedikit. Agar tiap-tiap komputer dalam perusahaan
tersebut dapat bertukar /sharing data dengan cepat dan akurat, maka masing-masing
komputer ini harus saling terhubung satu sama lain. Untuk menghubungkan satu komputer
dengan komputer yang lain, diperlukan pemasangan jaringan komputer yang baik. Di sinilah
letak pentingnya pengaturan dan perancangan yang baik dalam pembangunan sebuah
jaringan komputer yang aman, efektif dan efesien.
Untuk merancang suatu jaringan yang baik, maka perlu dibuat suatu konfigurasi jaringan
yang efesien agar diperoleh hasil pengaksesan tercepat. Metode konfigurasi jaringan yang
paling tepat untuk mengatasi permasalahan kecapatan akses adalah metode Open Short Path
First (OSPF), karena OSPF memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang
tinggi.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan tema yang diambil, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan Definisi dari OSPF
2. Apa saja karakteristik OSPF
3. Apa saja paket OSPF
4. Apa saja media yang digunakan OSPF
5. Apa saja tipe – tipe router OSPF
6. Apa saja jenis area OSPF
7. Apakah fungsi konsep area OSPF
8. Apa saja hal dasar yang menentukan best pasth
9. Bagaimana cara kerja OSPF
10. Bagaimana cara konfigurasi router pada router cisco
11. Bagaimana cara menggunakan OSPF
12. Apa saja kelebihan dan kekurangan OSPF

C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari makalah ini adalah penjelasan beberapa bagian penting
mengenai OSPF (Open Shortest Path First) dan cara pembuatan simulasi OSPF tersebut pada
Router CISCO Packet Tracer.

1
BAB II

Pembahasan
A. Pengertian OSPF
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic
Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar
network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah
istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya
routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya
dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan
untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk
mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi
informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.
B. Karakteristik OSPF
Protokol Routing OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Merupakan link state routing protocol, sehingga setiap router memiliki
gambaran topologi jaringan.
 Menggunakan Hello Packet untuk mengetahui keberadaan router tetangga
(neighbor router).
 Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan
dikirim secara multicast.
 Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep
area.
 Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi
metric terbaik.
 Tidak memiliki keterbatasan hop count tidak seperti RIP yang hanya bisa
menjangkau 15 hop count.
 Merupakan classless routing protocol.
 Secara default nilai Adminsitrative Distance 110.
 Memiliki fitur authentication pada saat pengiriman routing update.

C. PAKET OSPF
Ada 5 tipe paket yang digunakan OSPF, yaitu :
1. Hello Packet
Hello Packet digunakan untuk menemukan serta membentuk suatu hubungan tetangga
antara router OSPF. Untuk membentuk hubungan ini router OSPF akan mengirimkan
paket berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket inilah yang disebut dengan Hello
packet. Paket ini juga mengadpertensikan router mana saja yang akan menjadi
tetangganya. Pada jaringan multi-access Hello Packet digunakan untuk memilih
Designated Router (DR) dan Back-up Designated Router (BDR). DR dan BDR akan
menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut.
Network Mask pada format Hello packet merupakan mask dari interface jaringan dari
OSPF yang sedang berjalan. Subnet-Mask nya 0.0.0.0 (4 byte).
Hello Interval biasanya multicast (224.0.0.5). Merupakan jumlah detik antara hello
packet, biasanya 10 detik pada link point-to-point dan 30 detik pada NBMA / link
broadcast.
Options merupakan kemampuan opsional yang dimiliki router.
RTR Prio digunakan dalam pemilihan DR dan BDR. Router dengan nilai priority
tertinggi akan menjadi DR. Router dengan nilai poriotity di urutan kedua sebagai BDR.
Secara default semua router OSPF memiliki nilai priority 1. Dengan Range priority mulai
dai 0 hingga 255. Bila prioritasnya 0 berarti router tersebut tidak memenuhi syarat dalam
pemilihan DR dab BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router menjadi DR. Jjika
dua buah router memiliki nilai priority sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah
router yang memiliki nilai router ID tertinggi dalam jaringan.

2
Router Dead Interval merupakan jumlah dalam hitungan detik sebelum tetangga
dinyatakan down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval.
Designated Router bertujuan untuk mengurangi jumlah flooding pada media multiaccess.
Backup Designated Router bertujuan sebagai cadangan dari DR. Selama flooding
berlangsung, BDR tetap pasif.
Neighbor berisi ID dari setiap router tetangga.
2. Database Description (DBD)
DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama digunakan untuk
memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang dipilih oleh master.
Pemilihan master dan slave berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Router
dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan memulai sinkronisasi database.
Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave.
Peristiwa ini di istilahkan fase Exstart State. Setelah fase Exstart State lewat, selanjutnya
adalah fase Exchange. Pada fase ini kedua router akan saling mengirimkan Database
Description Packet. Bila si penerima belum memiliki informasi yang terdapat dalam
paket tersebut, maka router pengirim akan memasuki fase Loading State. Dimana fase ini
router akan mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah
selesai router-router OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dalam
databasenya, ini disebut fase Full State.
3. Link-State Request (LSR)
LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR juga digunakan
setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah terjadi selama
pertukaran DBD.
4. Link-State Update (LSU)
LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi metric.
LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.
5. Link-State Acknowledgement (LSAck)
OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa LSA dapat
diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai
jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah
diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam
keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari
224.0.0.5 sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan
dikirim kesemua alamat multicast router DR dari 224.0.0.6

Hal-Hal Dasar Yang Perlu Di Ketahui Tentang Link-State


 Link-state menggunakan hello packet untuk mengetahui keadaan router tetangganya
(bukan keseluruhan), apakah masih hidup ataukah sudah mati.
 Menggunakan hello information dan LSAs (Link-state advertisement) yang diterima oleh
router lain utk membuat database (topological database) ttg networknya di masing2
router.
 Menggunakan algoritma SPF utk mengkalkulasi jarak terpendek utk ke setiap network.
 Support CIDR dan VLSM.

D. MEDIA OSPF
Media yang dapat meneruskan informasi OSPF yaitu:
1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti
misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan
mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada
yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang
berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
2. Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang
terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya
link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat

3
Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan
sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan
melakukan pengiriman Hello packet dan pesanpesan lainnya menggunakan alamat
multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
3. Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai
serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat
utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan
Point-to-Point tersebut. Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan
menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis
broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup
Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.
4. Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multiaccess ini secara fisik merupakan sebuah serial line
biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to- Point. Namun secara faktanya,
media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja.
saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal
dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam
penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan
fully mesh. OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess.
Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang
ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan
konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih,
router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan. Dalam media jenis ini yang
menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router
tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan
direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan
menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-
Point.

E. TIPE-TIPE ROUTER OSPF


Berikut ini adalah beberapa tipe router OSPF berdasarkan letaknya dan juga sekaligus
fungsinya:
1. Internal Router
Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang berada dalam
satu area yang sama. Router-router dalam area yang sama akan menanggap router lain
yang ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router tidak memiliki
koneksi-koneksi dengan area lain, sehingga fungsinya hanya memberikan dan menerima
informasi dari dan ke dalam area tersebut. Tugas internal router adalah me-maintain
database topologi dan routing table yang akurat untuk setiap subnet yang ada dalam
areanya. Router jenis ini melakukan flooding LSA informasi yang dimilikinya ini hanya
kepada router lain yang dianggapnya sebagai internal router.
2. Backbone Router
Salah satu peraturan yang diterapkan dalam routing protokol OSPF adalah setiap area
yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap
sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau
sering disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang sepenuhnya berada di dalam
Area 0 ini dinamai dengan istilah backbone router. Backbone router memiliki semua
informasi topologi dan routing yang ada dalam jaringan OSPF tersebut.
3. Area Border Router (ABR)
Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang tergolong dalam
jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan. Yang
dihubungkan oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan OSPF.
Namun karena adanya konsep backbone area dalam OSPF, maka tugas ABR hanyalah
melakukan penyatuan antara Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi di dalam sebuah
router ABR terdapat koneksi ke dua area berbeda, satu koneksi ke area 0 dan satu lagi ke

4
area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang terkoneksi
dengannya..
4. Autonomous System Boundary Router (ASBR)
Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak
administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan policy
yang sama, dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan istilah
Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS, router-router di dalamnya dapat
bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya, routing protocol yang
digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua router di dalamnya.
Jika menggunakan OSPF, maka semuanya tentu juga menggunakan OSPF.

F. JENIS AREA OSPF


Setelah membagi-bagi jaringan menjadi bersistem area dan membagi router-router di
dalamnya menjadi beberapa jenis berdasarkan posisinya dalam sebuah area, OSPF masih
membagi lagi jenis-jenis area yang ada di dalamnya. Jenis-jenis area OSPF ini menunjukkan
di mana area tersebut berada dan bagaimana karakteristik area tersebut dalam jaringan.
Berikut ini adalah jenis-jenis area dalam OSPF:
1. Backbone Area
Backbone area adalah area tempat bertemunya seluruh area-area lain yang ada dalam
jaringan OSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut Area 0. Area ini
dapat dilewati oleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti akan ditransfer
menjadi LSA tipe 5 oleh ABR.
2. Standar Area
Area jenis ini merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan
konfigurasi apapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam. Semua router
yang ada dalam area ini akan mengetahui informasi Link State yang sama karena mereka
semua akan saling membentuk adjacent dan saling bertukar informasi secara langsung.
Dengan demikian, semua router yang ada dalam area ini akan memiliki topology
database yang sama, namun routing table-nya mungkin saja berbeda.
3. Stub Area
Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini memang
digunakan dalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau lebih yang letaknya
berada paling ujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi. Stub area merupakan area
tanpa jalan lain lagi untukdapatmenujukejaringandengansegmenlain
4. Totally Stub Area
Mendengar namanya saja, mungkin Anda sudah bisa menangkap artinya bahwa area jenis
ini adalah stub area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. Totally stub area tidak akan
pernah menerima informasi routing apapun dari jaringan di luar jaringan mereka. Area ini
akan memblokir LSA tipe 3, 4, dan 5 sehingga tidak ada informasi yang dapat masuk ke
area ini. Area jenis ini juga sama dengan stub area, yaitu mengandalkan default route
untuk dapat menjangkau dunia luar.
5. Not So Stubby Area (NSSA)
Stub tetapi tidak terlalu stub, itu adalah arti harafiahnya dari area jenis ini. Maksudnya
adalah sebuah stub area yang masih memiliki kemampuan spesial, tidak seperti stub area
biasa. Kemampuan spesial ini adalah router ini masih tetap mendapatkan informasi
routing namun tidak semuanya. Informasi routing yang didapat oleh area jenis ini adalah
hanya external route yang diterimanya bukan dari backbone area. Maksudnya adalah
router ini masih dapat menerima informasi yang berasal dari segmen jaringan lain di
bawahnya yang tidak terkoneksi ke backbone area. Misalnya Anda memiliki sebuah area
yang terdiri dari tiga buah router. Salah satu router terkoneksi dengan backbone area dan
koneksinya hanya berjumlah satu buah saja. Area ini sudah dapat disebut sebagai stub
area. Namun nyatanya, area ini memiliki satu segmen jaringan lain yang menjalankan
routing protokol RIP misalnya. Jika Anda masih mengonfigurasi area ini sebagai Stub
area, maka area ini tidak menerima informasi routing yang berasal dari jaringan RIP.
Namun konfigurasilah dengan NSSA, maka area ini bisa mengenali segmen jaringan
yang dilayani RIP.

5
G. Fungsi konsep area ospf
Ospf dirancang untuk melayani jaringan local skla besar. Artinya OSPF haruslah memiliki
nilai skalabilitas yang tinggi, tidak mudah habis atau mentok karena jaringan yang semakin
diperbesar. beberapa kejadian juga dapat membuat router OSPF kewalahan dalam menangani
jaringan yang semakin membesar.
Router OSPF akan mencapai titik kewalahan ketika:
 Dengan semakin membesarnya jaringan, maka topology table juga semakin membengkak
besarnya. Pembengkakan ini akan mengakibatkan router menjadi lama dalam
menentukan sebuah jalur terbaik yang akan dimasukkan ke routing table. Dengan
demikian, performa forwarding data juga menjadi lamban.
 Topology table yang semakin membesar akan mengakibatkan routing table semakin
membesar pula. Routing table merupakan kumpulan informasi rute menuju ke suatu
lokasi tertentu. Routing table yang panjang dan besar akan mengakibatkan pencarian
sebuah jalan ketika ingin digunakan menjadi lambat, sehingga proses forwarding data
juga semakin lambat dan menguras tenaga processor dan memory. Performa router
menjadi berkurang.
HAL-HAL DASAR DALAM MENENTUKAN BEST PATH
 Cost yang berdasarkan speed dari link (bandwidth).
 Speed dari linknya (bandwidth).
 Cost yang paling kecil dari link OSPF.

H. Cara Kerja OSPF


Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis
(Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan
informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara
dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu
sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki
kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat
dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini
diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh
karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan
meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi
sebuah solusi.
OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang
memiliki  kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien
dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan
protokol sendiri yaitu protokol 89.
Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:
 Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
 Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link
State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1
Area.
 Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua
neighbour berdasarkan cost routing.
 Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan
LSP  ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6

6
 LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area
sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur
terpendek.

I. Cara Konfigurasi Router Pada Router Cisco

Langkah – langkah konfigurasi Static Routing di Cisco Packet Tracer :


1. Buka Cisco Packet Tracer
2. Buat topologi-nya seperti di bawah ini

3. Konfigurasi IP pada PC. Caranya klik pada PC->Desktop->IP


Configuration

PC 0 :
IP Address -> 192.168.10.1
Subnet Mask -> 255.255.255.0
Gateway -> 192.168.10.2 (IP Router)
PC1 :
IP Address -> 192.168.20.1
Subnet Mask -> 255.255.255.0
Gateway -> 192.168.20.2 (IP Router)

7
PC2 :
IP Address -> 192.168.30.1
Subnet Mask -> 255.255.255.0
Gateway -> 192.168.30.2 (IP Router)

4. Konfigurasi IP pada Router. Caranya klik pada Router->CLI

->enable => masuk ke router


#conf t => masuk menu konfigurasi
#interface gig0/0 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/0
#ip address 192.168.10.2 255.255.255.0 => menambahkan ip dan subnet
pada interface gig0/0
#interface se0/1/0 => konfigurasi interface serial 0/1/0
#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0 => menambahkan ip dan subnet pada
se0/1/0
#no shutdown => mengaktifkan interface yang telah di konfigurasi

Lakukan langkah yang sama pada Router1 dan Router2 dengan IP :


Router1 :
-Interface Gig0/0 -> IP = 192.168.20.2 -> Subnet = 255.255.255.0
-Interface Se0/1/0 -> IP = 10.10.10.2 ->Subnet = 255.255.255.252
-Interface Se0/1/1-> IP = 20.20.20.1 -> Subnet = 255.255.255.252
Router2 :
-Interface Gig0/0 -> IP = 192.168.30.2 -> Subnet = 255.255.255.0
-Interace Se0/1/0 -> IP = 20.20.20.2 -> Subnet = 255.255.255.252

5. Konfigurasi Static Routing pada Router


Untuk setting static routing di cisco packet tracer menggunakan perintah :
#ip route [destination] [subnet] [next hop address]
Keterangan :
-ip route : perintah membuat tabel routing static
-destination : network jaringan yang dituju
-subnet : subnet mask jaringan yang dituju
-next hop address : ip dari router yang akan dilewati

8
Lakukan hal yang sama pada Router1 dan Router2 dengan ketentuan :
Router 1 :
#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 10.10.10.1
#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 20.20.20.2
Router2 :
#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 20.20.20.1
#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 20.20.20.1
Advertisements

6. Lakukan pengecekan, bisa dengan menggunakan ping pada


CommandPrompt di PC atau dengan menggunakan surat

J. Kelebihan dan Kekurangan OSPF (Open Shortest Path First)


OSPF memiliki kelebihan berikut apabila dibandingkan dengan protokol
routing lainnya :
- Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus.
- Tidak menghasilkan routing loop.
9
- Membagi jaringan yang besar kedalam beberapa area.
- Dapat menghasilkan banyak jalur ke suatu tujuan tertentu. (banyak
pilihan jalur)
- Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu titik pertemuan lebih
cepat.
Kekurangan OSPF (Open Shortest Path First)
Dari 5 kelebihannya, OSPF memiliki dua kekurangan berikut :
- Butuh basis data yang besar.
- Cenderung lebih rumit untuk mengimplementasikannya.

10
Bab III

Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin berkembang pesatnya
teknologi pada saat ini maka dibutuhkan suatu konfigurasi jaringan yang efesien agar
diperoleh hasil pengaksesan tercepat, salah satu metode konfigurasi jaringan tersebut
ialah metode OSPF (Open Shortest Path First). Routing Open Shortest Path First (OSPF)
adalah sebuah routing protocol standard terbuka yang telah diimplementasikan oleh
sejumlah besar vendor jaringan. Alasan untuk mengkonfigurasi OSPF dalam sebuah
topologi adalah untuk mengurangi overhead (waktu pemrosesan) routing, mempercepat
convergance,serta membatasi ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu
network.

11
Daftar Pustaka

OSPF (Open Shortest Path First) - Santekno


JARINGAN KOMPUTER LANJUT: Open Shortest Path First (OSPF)
(jarkombsi.blogspot.com)
Pengertian OSPF | Jaringan Komputer Lanjutan (wordpress.com)
TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI (ajicahya29.blogspot.com)

12

Anda mungkin juga menyukai