Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ROUTING DINAMIS

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER

Disusun oleh:

1. Dhea Novianty Sitompul (191402029)


2. Fenni Kristiani Sarumaha (191402035)
3. Meily Benedicta Harefa (191402053)
4. Geylfedra Matthew Panggabean (191402065)
5. Vania Miranda Emmanuella Br. Siahaan (191402068)
6. Sarah Theodora Sinurat (191402080)
7. Yohana M Beatrice Panjaitan (191402134)
8. Daniel Situmeang (191402140)
9. Anggi Yohanes Pardede (191402143)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Routing Dinamis ini
tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fahrurrozi Lubis, B.IT.,
M.Sc.IT selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Komunikasi Data dan Jaringan Komputer pada jurusan Teknologi Informasi USU.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Routing
Dinamis bagi para pembaca.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Tim Penulis

Medan, 12 Januari 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1
D. Manfaat.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Pengertian Routing Dinamis.....................................................................3
B. Routing Information Protocol...................................................................4
C. Algoritma Bellman-Ford...........................................................................5
D. Kelebihan Routing Dinamis......................................................................6
E. Kekurangan...............................................................................................6
F. Jenis-Jenis Protocol Routing Dinamis .....................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin pesat adalah hasil dari evolusi yang
akan tetap terus berlanjut hingga masa mendatang. Dengan berkembangnya
teknologi itu sendiri maka masyarakat dapat dengan mudah bertukar informasi,
mempermudah komunikasi serta melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan
beragam kebutuhan yang tersedia di internet, kebutuhan akan koneksi ke internet
telah menjadi kebutuhan dari hampir seluruh lembaga atau institusi saat ini,
baik untuk keperluan bisnis dan penunjang kegiatan teknologi lainnya.
Dalam dunia jaringan komputer, sebuah komputer/host hanya bisa
berkomunikasi dengan host lain. Pada jaringan, terdapat dua jenis routing, yaitu
routing statis dan routing dinamis yang dimana routing dinamis merupakan
protokol yang berisikan aturan agar proses routing pada router bisa
menghubungkan network ID yang berbeda secara dinamis. Ada banyak protokol
turunan dari dynamic routing protocol. RIP (Routing Information Protocol)
merupakan salah satu routing dinamis yang dirilis pada tahun 1988. Protocol ini
memiliki kemampuan untuk routing dengan hoppaling sedikit untuk dijadikan
rute terbaik (Todd Lammle dan John Swartz, 2013). Tetapi, semakin
berkembangnya dunia teknologi yang ingin terus mempermudah manusia untuk
mendapatkan informasi, RIP mulai ditinggalkan. Karena RIP memiliki tingkat
fleksibilitas yang rendah dan konvergensi yang lambat. Hal tersebut dibandingkan
dengan routing dinamis kemampuan yang lebih memadai, salah satunya adalah
OSPF.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Pemahaman tentang pengertian Routing Dinamis
2. Penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan dari Routing
Dinamis
3. Jenis-jenis protokol pada routing dinamis

C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang pengertian Routing Dinamis
2. Untuk memahami penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan dari
Routing Dinamis
3. Untuk memahami jenis-jenis protokol pada routing dinamis
1
D. Manfaat

1. Agar mengetahui tentang pengertian Routing Dinamis


2. Agar mengetahui penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan dari
Routing Dinamis
3. Agar mengetahui jenis-jenis protokol pada routing dinamis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Routing Dinamis


Routing dinamis merupakan routing yang mempelajari sendiri rute yang terbaik
yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network
lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-
paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router
mempelajari paket, masing-masing router akan saling memberikan informasi
kepada router tetangganya dan bersama-sama membentuk suatu routing table,
kemudian router mempelajarinya sendiri.
Untuk bisa melakukan pertukaran informasi routing, router-router tersebut harus
menggunakan protokol routing. Jika dua buah router ingin bertukar informasi
routing, maka keduanya harus menggunakan protokol routing yang sama. Berikut
protokol routing yang paling banyak digunakan:

 Routing Information Protocol (RIP)


 Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
 Enchanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
 Open Shortest Path First (OSPF)
 Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS)
 Border Gateway Protocol (BGP)

Aktifitas routing dinamis yaitu:


1. Automatic network discovery
2. Memelihara dan meng-update table routing
Router dinamis adalah perangkat router yang telah dikonfigurasi sehingga mampu
menentukan jalur terbaik untuk pengiriman paket data sampai pada tujuan dimana
router-router yang terhubung saling memberikan informasi dan secara
bersamasama membuat tabel routing secara otomatis. Protokol routing mengatur
routerrouter dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain pada sebuah
16 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016 jaringan.
Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan
mampu meneruskan data ke arah yang benar.

3
B. Routing Information Protocol
Routing Information Protocol (RIP) RIP adalah routing protokol yang
menggunakan algoritma distance vector, yaitu algoritma Bellman-Ford yang
menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum
dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Jika hop count lebih dari 15, maka
paket dibuang. Jadi hop count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan
memberikan pesan error destination is unreachable (tujuan tidak tercapai). Tiap
RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520.
Untuk menghindari loop routing, digunakan teknik split horizon with poison
reverse.
RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi. RIP
memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. RIP menggunakan metode Triggered Update.
2. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali
memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan,
sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi
routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
3. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil
yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link
jaringan.

Selain itu, RIP juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:


1. Jumlah host Terbatas.
2. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
3. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke
dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi
jaringan tempatnya berada.

Aktifitas routing RIP terlihat pada gambar di bawah ini.


4

C. Algoritma Bellman-Ford
Algoritma Bellman-Ford menghitung jarak terpendek (dari satu sumber) pada
sebuah digraph berbobot. Maksudnya dari satu sumber ialah bahwa ia menghitung
semua jarak terpendek yang berawal dari satu titik node. Misalnya simpul sumber
adalah s, dan akan dicari jalur terpendek dari s ke semua simpul yang lain pada
graf G. Langkah-langkah algoritma BellmanFord adalah sebagai berikut:
1. Temukan jalur terpendek antara s dan simpul lainnya, sehingga jalur ini
adalah paling banyak memiliki 1 lompatan (hop).
2. Cari jalur terpendek antara s dan simpul lainnya dengan memiliki paling
banyak 2 lompatan.
3. Lakukan iterasi sampai jalur terpendek memiliki jumlah lompatan paling
banyak berjumlah diameter dari graf. Diameter graf adalah jarak
maksimum antara pasangan simpul pada graf, diukur dengan lompatan
(hop).
5

D. Kelebihan Routing Dinamis


 Waktu konfigurasi lebih cepat
Untuk mengkonfgurasikan protokol routing pada router relatif tidak
membutuhkan waktu yang lama. Kita cukup mengkonfigurasikan IP
address pada setiap interface kemudian mengaktifkan protokol routing
dan kemudian mengenalkan jaringan yang terhubung langsung dengan
router tersebut
 Dapat langsung beradaptasi pada perubahan jaringan
Karena menggunakan protokol routing yang secara dinamic
memeriksa kondisi jaringan, maka perubahan jaringan akan dapat
diketahui dengan cepat oleh router-router. setelah mengetahui
perubahan tersebut, router-router akan kembali memperbaiki tabel
routingnya
 Kemungkinan kesalahan konfigurasi kecil
Karena konfigurasi yang dilakukan tidak dengan menentukan secara
manual setiap entry route, maka kemungkinan kesalahan penentuan
jalur jauh lebih kecil,. Kesalahan entry route hanya akan diakibatkan
oleh kesalahan router dalam membaca informasi routing dari router
lain.
 Mendukung untuk jaringan besar
Protokol routing dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan
jaringan, sehingga untuk jaringan yang berskala besar akan sangat
efisien.

E. Kekurangan
 Membutuhkan resource yang besar
Protokol routing akan menjalankan algoritma routing, membuat
database jaringan sampai dengan urusan kirim mengirim pesan
informasi routing (update routing). Kesemuanya itu membutuhkan
CPU dan memori yang lebih besar dibandingkan jika hanya
menjelankan routing static.
 Membutuhkan kemampuan yang lebih dari administrator
Beberapa protokol routing memang tidak terlalu rumit untuk
dikonfigurasikan. Namu ada juga protokol routing tertentu yang
penerapannya membutuhkan administrator dengan pengetahuan yang
lebih tentang konteks, konfigurasi, pengujian dan troubelshoot routing.
 Relatif kurang aman
Dikatakan kurang aman, karena router akan menentukan sendiri entry
route yang akan digunakan. Ini bisa mengakibatkan salah penentuan
jalur oleh router-router yang akan mengakibatkan terjadinya routing
loop. Selain itu pertukaran informasi routing dapat dikacaukan oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini akan mengakibatkan
terjadinya entry route palsu dalam jaringan.
6
F. Jenis-Jenis Protocol Routing Dinamis
1. RIP (Routing Information Protocol) - Menggunakan algoritma
distance vector
a. Routing protokol distance vector
b. Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik -
Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
c. RIP merupakan routing information protokol yang memberikan
routing table berdasarkan router yang terhubung langsung,
Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi
router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu.
Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute
default. RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. RIPv1 7 RIP versi 1
 Hanya mendukung routing classfull
 Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing.
 Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
 Perbaikan routing broadcast Routing Information protocol versi 1
mempunyai karakteristik:
1. Distance Vector Routing Protocol
2. Menggunakan metric yaitu hop count
3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya
adalah 6 7. Menjalankan auto summary secara default
8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port
520
9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket
update RIP v.1 dan v.2
10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan
subject mask dalam paket update. Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung
VLSM dan CIDR.
11. Mempunyai AD 120

b. RIPv2 RIP versi 2


 mendukung routing classfull dan routing classless
 Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
 Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
 Perbaikan routing multicast 8 Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda
dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang
ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan
yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
7

 Persamaan RIP v2 dengan RIP v1 :


- Distance Vector Routing Protocol
- Metric berupa hop count - Max hop count adalah 15
- Menggunakan port 520 - Menjalankan auto summary secara default
 PerbedaanRIP v2 dengan RIP v.1 :
- Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM
dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung
VLSM & CIDR - Mengirimkan paket update & menerima paket
update versi 2 - Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu
224.0.0.9 - Auto Summary dapat dimatikan.
- Mendukung fungsi keamanan berupa authentication yang dapat
mencegah routing update dikirim atau diterima dari sumber yang tidak
dipercaya

 IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) – menggunakan algoritma


distance vector
 Protokol routing distance vector
 Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load,
delay dan reliability.
 Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik

2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah


routing
protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun
1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam
menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat
untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop
maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan
bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan
rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Pada
IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak.
Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut
sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh.
Adapun hal yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh,
realibility.
OSPF (Open Short Path First) – menggunakan algoritma link-state
 Protokol routing link-state
 Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di
RFC 2328
 Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
 Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan
topologi jaringan.
8
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah
dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki
banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat
menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau
OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya
hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution – sebuah
layanan penerjemah antar – routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra.
Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun,
dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang
dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) –
menggunakan algoritma advanced distance vector
 Menggunakan protokol routing enhanced distance vector ·
Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
 Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-
state.
 Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk
menghitung jalur terpendek
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk
jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep
link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua
EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan
jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance
vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah
mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
9
4. BGP (Border Gateway Protocol) – menggunakan algoritma
distance vector
 Menggunakan routing protokol distance vector
 Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client
 Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous
system
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia
komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki
kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan
menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing
protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari
jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain
seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori
routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan
distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk
merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui
koneksi TCP.
10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Routing Dinamis adalah jenis routing yang bisa berubah sesuai dengan
kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu sesuai dengan protokolnya.
Routing Dinamis diterapkan pada PC yang berfungsi sebagai router dan
dibutuhkan router lain yang sama-sama menerapkan sistem routing dinamik, jadi
tidak bisa berdiri sendiri seperti halnya Router static. Routing Dinamis
menentukan gateway untuk network destination berdasarkan parameter yang
didapat dari router lainnya melalui Protokol Multicast, seperti metrik, cost dsb.
Protocol RIP dan OSPF menggunakan multicast untuk pertukaran informasi antar
router, sedangkan protokol BGP menggunakan koneksi TCP untuk pertukaran
routingnya.

B. SARAN
Setiap router memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing Sebaiknya
gunakanlah router sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah ,Febri Uswatun dan Naemah Mubarakah. 2014. “ANALISIS KINERJA


ROUTING DINAMIS DENGAN TEKNIK RIP (ROUTING INFORMATION
PROTOCOL) PADA TOPOLOGI RING DALAM JARINGAN LAN (LOCAL
AREA NETWORK) MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER” dalam
SINGUDA ENSIKOM: elektro, usu, fahmi, energi, komputer, telekomunikasi, FT
USU Open Journal Systems. Sumatra Utara: Konsentrasi Teknik Telekomunikasi,
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA.
MIFTAH, ZAENI. 2016. “ANALISIS PENINGKATAN KINERJA LAN
DENGAN ROUTING DINAMIS BERBASIS OSPF SINGLE AREA DAN
INTERVLAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 7.1”. dalam
Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX. Tangerang Selatan : STMIK Eresha.
Kelompok 8. 2015. “JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA”.
Makalah : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER.
Padang : UNIVERSITAS NEGERI PADANG.
12

Anda mungkin juga menyukai