Anda di halaman 1dari 70

Representasi Pesan Moral Dalam Film Avenger: End Game

(ditinjau dari Analisis Semiotika Roland Barthes)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu


Komunikasi (S.I.Kom)

INDRIYANTI FURRY WIJAYA

160211016

(LOGO UNIV)

PROGRAM STUDI …

FAKULTAS …

UNIVERSITAS …

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini yang berjudul “Representasi Pesan Moral Dalam Film Avenger:
End Game (Analisis Semiotika Roland Barthes)”. Proposal penelitian ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana dalam Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas
Muhammadiyah Cirebon. Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis
menyadari masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Maka, dalam kesempatan ini pula
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik di Universitas Muhammadiyah Cirebon yang sudah memberikan ilmu nya
selama penulis menuntut ilmu di bangku universitas ini. Serta banyak
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyelesaian
proposal penelitian ini. Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6

BAB II......................................................................................................................7

TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................7

2.1 Komunikasi Massa....................................................................................7

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa..............................................................7

2.1.2 Proses Komunikasi Massa.....................................................................8

2.1.3 Komponen Komunikasi Massa..............................................................9

2.1.4 Karakteristik Komunikasi Massa.........................................................10

2.2 Tinjauan tentang Semiotika.....................................................................12

2.2.1 Pengertian Semiotika...........................................................................12

2.2.2 Semiotika Roland Barthes...................................................................12

2.3 Tinjauan tentang Film.............................................................................15

2.3.1 Pengertian Film....................................................................................15

2.3.2 Genre Film...........................................................................................15

2.3.3 Kombinasi Genre Film........................................................................20

2.4 Penelitian Terdahulu................................................................................22

2.5 Kerangka Pemikiran................................................................................26

ii
BAB III..................................................................................................................31

METODE PENELITIAN.......................................................................................31

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................................31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................32

3.3 Fokus Penelitian......................................................................................32

3.4 Sumber Data............................................................................................32

3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................33

3.6 Teknik Analisis Data...............................................................................33

BAB IV..................................................................................................................36

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................36

4.1 Profil Film Avenger: End Game.............................................................36

4.2 Alur Film Avenger: End Game...............................................................37

4.3 Hasil Analisis..........................................................................................40

BAB V....................................................................................................................60

PENUTUP..............................................................................................................60

5.1 Kesimpulan..............................................................................................60

5.2 Saran........................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................63

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Media selalu dimanfaatkan dalam proses penyampaian pesan dalam
setiap komunikasi. Komunikasi verbal melibatkan berbicara secara langsung
(tatap muka) dengan orang lain. Sedangkan secara nonverbal, komunikasi
dapat berupa gestur tubuh, seperti menganggukkan kepala, menggelengkan
kepala, atau mengacungkan jempol, serta bentuk komunikasi lainnya.
Media adalah alat atau sarana dimana pesan komunikator sampai
kepada khalayak atau penerima. Banyak psikolog berpendapat bahwa, ketika
berhubungan dengan komunikasi manusia, panca indera telinga, mata, dan
lainnya mendominasi sebagai alat komunikasi utama. “Pesan yang telah
diterima, selanjutnya oleh panca indra akan diproses oleh pikiran dan akal
manusia supaya mengontrol dan menentukan sikapnya pada sesuatu, sebelum
diungkapkan secara nyata dalam tindakan” (Cangara, 2012).
Cara penyampaian yang paling umum pada dasarnya adalah
penyampaian pertimbangan oleh seorang individu (komunikator) kepada
orang lain (komunikan). Renungan bisa berupa pemikiran, data, kesimpulan
yang muncul padanya. Korespondensi dapat berhasil jika renungan yang
disampaikan diselesaikan dengan menggunakan sentimen sadar. Namun,
korespondensi bisa gagal dengan anggapan bahwa dalam menyampaikan
pemikiran, sentimen itu gila.
Interaksi korespondensi dipisahkan menjadi dua cara yang berbeda,
yaitu cara esensial dan cara opsional. Proses korespondensi esensial adalah
cara yang paling umum untuk menyampaikan pertimbangan atau sentimen
potensial seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) dengan
menggunakan media esensial, berupa gambar atau bahasa tertentu. Sedangkan
siklus bersifat opsional, khususnya cara penyampaian pesan yang paling
umum dilakukan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

1
(komunikan) dengan menggunakan sarana atau sarana perantara sebagai
media selanjutnya dalam melakukan korespondensi karena komunikan berada
di tempat yang sangat jauh atau jumlah komunikan yang menjadi sasaran
sangat banyak. “Alat tersebut seperti telepon, surat, surat kabar, majalah,
radio, televisi, dan film adalah media kedua yang banyak digunakan dalam
berkomunikasi” (Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, 2004).
Media itu sendiri yakni majalah, surat kabar, radio, televisi, film,
poster, dan spanduk dapat dipahami sebagai sarana komunikasi. Sementara
itu, media massa berfungsi sebagai saluran dan sarana komunikasi resmi,
menyampaikan informasi kepada publik yang besar dan beragam. “Adapun
media elektronik yaitu suatu alat atau sarana penghubung dalam bentuk media
massa, berupa alat-alat elektronik modern untuk penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan, seperti radio, televisi dan film” (Tim Balai
Pustaka Depdiknas, 2007).
Paradigma utama media massa adalah bahwa media massa merupakan
institusi yang berfungsi sebagai agen perubahan. Media massa berperan dalam
mewujudkan paradigma primer ini, pertama dan terutama sebagai lembaga
pencerahan bagi masyarakat, yaitu sebagai media pendidikan atau pendidikan.
Kedua, media massa juga berfungsi sebagai media informasi yang
memberikan informasi kepada masyarakat secara terbuka dan jujur setiap saat.
Ketiga, hiburan merupakan fungsi terakhir dari media massa. Media massa
berperan sebagai lembaga budaya, yaitu lembaga yang selalu berperan sebagai
penyalur budaya dan penggerak perubahan budaya. “Sebagai agent of change
yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu
bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian
media massa juga berperan untuk mencegah berkembanganya budaya-budaya
yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya” (Bungin, 2006).
Media saat ini memiliki dampak yang signifikan pada bidang sosial,
ekonomi, politik, dan bahkan budaya. Undang-undang juga mengatur media
massa sebagai sarana penyiaran. Media juga memiliki potensi untuk
melakukan kontrol atas bagaimana orang berperilaku dalam masyarakat yang

2
baik. Film merupakan salah satu bentuk media massa yang memiliki dampak
signifikan bagi masyarakat. Film sebenarnya bisa berfungsi sebagai media
pendidikan, penyebaran informasi, dan yang paling jelas, hiburan.
Film adalah bentuk hiburan yang populer di masyarakat saat ini, dan
popularitasnya terus meningkat. Namun, film yang bagus lebih dari sekadar
sarana hiburan; itu juga perlu mendidik penonton dan memasukkan berbagai
detail penting dalam plotnya. Setelah menonton film yang bagus, biasanya kita
mendapat pelajaran berharga. Tidak jarang film memasukkan informasi
penting di setiap adegan yang dapat diperoleh dari pemahaman yang cermat.
Sering kali, orang perlu menonton film untuk mempelajari pelajaran
penting dan mendapatkan pesan penting. Orang yang menonton film
terkadang mendapat banyak kritik, dan beberapa orang yang menonton film
menganggap itu sia-sia karena sama sekali tidak menyukai film tersebut. Hal
ini sebenarnya juga tidak salah karena setiap orang berhak memilih bagaimana
ia akan mengolah sebuah film dengan caranya masing-masing. Salah satu cara
untuk melakukannya adalah dengan menikmati film tanpa benar-benar
memikirkan apa yang ingin disampaikan oleh pesan tersebut. Namun, juga
tidak benar untuk mengklaim bahwa seseorang yang menganalisis sebuah film
tidak dapat menikmatinya sama sekali. Karena menonton film akan jauh lebih
menyenangkan jika dianalisa.
Jika kita benar-benar berusaha untuk memahami, membuka pikiran,
dan memaknai film tersebut, sebenarnya film tersebut memberikan informasi,
dapat mendidik penonton, bahkan dapat menginspirasi. Jika kita benar-benar
memahami filmnya, biasanya kita bisa menangkap pelajaran moral di
dalamnya. Alhasil, tidak salah menganalisis sebuah film untuk memahaminya.
Penekanan moral film sering merujuk pada insiden kehidupan nyata. Hal ini
sejalan dengan fungsi media massa film, yaitu menangkap realitas. Sebuah
film dapat membantu kita menjalani kehidupan dan mengajarkan kita
bagaimana menghadapi masalah di dunia nyata, terutama di bidang sosial,
khususnya masalah pribadi kita dalam kehidupan sehari-hari, karena banyak

3
mengandung pesan moral. sehingga film dapat memenuhi potensinya sebagai
media media massa yang menginformasikan dan mendidik masyarakat luas.
Film adalah cara untuk menunjukkan kehidupan melalui gambar.
Banyak yang bisa dikatakan tentang segala hal mulai dari cara hidup hingga
cara menjaga budaya tetap hidup. Remaja saat ini juga dikenal sebagai
generasi kita memiliki minat yang kuat untuk menonton film. Genre yang
paling banyak diminati yakni fiksi. Hal tersebut terbukti dengan data yang
dikutip dari (Jayani, 2020) bahwa “Avengers: Endgame menjadi film terlaris
dengan pendapatan terbesar di dunia sepanjang 2019, berdasarkan laporan dari
Box Office Mojo. Pendapatan yang didapatkan film tersebut mencapai US$
2,8 miliar. Tak hanya pada 2019, Avengers: Endgame juga menjadi film
terlaris sepanjang masa”. Dimana film Avenger : End Game merupakan film
dengam genre fiksi yang terbukti sukses digemari oleh penonton di hamper
seluruh dunia”.
Film mengandung pesan tersirat dengan makna simbolis di samping
pesan moral yang dapat kita ambil dan analisis. Penulis telah menjelaskan
bahwa metode analisis semiotika yang termasuk salah satu ilmu dalam
komunikasi dapat digunakan untuk mengetahui pesan dan simbol yang
digambarkan secara langsung maupun tidak langsung dalam sebuah film, serta
peran yang dimainkan oleh sebuah film dalam penceritaan dan
menggambarkan sebuah cerita dan makna yang dibawanya. Semiotika adalah
studi ilmiah dan analitis tentang tanda. Tanda adalah alat yang kita gunakan
untuk mengarungi dunia, baik di antara maupun dengan manusia lainnya.
Intinya, semiotika, atau, menggunakan terminologi Barthes, semiologi, akan
menyelidiki bagaimana manusia menginterpretasikan peristiwa. Dalam hal ini,
berkomunikasi tidak dapat dikacaukan dengan menafsirkan (untuk
menandakan).
Penulis memilih untuk melakukan penelitian ini pada Film Avenger:
End Game yang diproduksi oleh Marvel Studios. Singkat cerita, film ini
menceritakan bagaimana Thanos menghancurkan separuh kehidupan alam
semesta dengan jentikan jarinya dan bantuan batu (Batu Keabadian) di tangan

4
kirinya. Ini termasuk pahlawan super Marvel. Dia menyerupai “monster” dari
pahlawan super Marvel karena ukuran dan kekuatannya.
Film Avenger: End Game dikemas dengan informasi dan pesan
penting. Namun, interpretasi yang ceroboh dari film ini hanya akan membuat
penonton semakin bingung. Tentu saja, setelah menonton film tersebut,
analisis diperlukan untuk memahami pesan-pesan positifnya. Untuk itu penulis
melakukan penelitian dengan film ini dengan judul penelitian “Representasi
Pesan Moral Dalam Film Avenger: End Game (Analisis Semiotika Roland
Barthes)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasar pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang peneliti
sampaikan yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana makna Denotasi yang ditampilkan dalam Film Avenger: End
Game?
2. Bagaimana makna Konotasi yang ditampilkan dalam Film Avenger: End
Game?
3. Bagaimana Mitos yang ditampilkan dalam Film Avenger: End Game?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasar pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yakni
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui makna Denotasi yang ditampilkan dalam Film
Avenger: End Game.
2. Untuk mengetahui makna Konotasi yang ditampilkan dalam Film
Avenger: End Game.
3. Untuk mengetahui Mitos yang ditampilkan dalam Film Avenger: End
Game.

5
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Penulis berharap temuan penelitian ini dapat mengungkap seberapa baik
penerapan berbagai teori ilmu komunikasi pada fakta-fakta aktual
masyarakat (lapangan), khususnya analisis semiotik yang diungkapkan
oleh banyak ahli. Penulis juga berharap penelitian ini dapat membawa
kepada perbaikan ilmu analisis semiotika dan ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Melalui analisis semiotika, penulis penelitian ini berharap dapat
menjelaskan dan mendeskripsikan berbagai makna dalam sebuah film.
Selain itu penulis juga berharap dapat menambah wawasan atau
pengetahuan dalam dunia penyiaran atau perfilman, khususnya di
Indonesia, dan teknik sinematografi dalam sebuah perfilman yang menjadi
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Komunikasi.

6
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Komunikasi Massa


2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui
media massa (audiens atau khalayak sasaran). Media massa dapat
dikelompokkan kedalam media cetak yang meliputi koran, majalah,
dan bulletin, sedangkan media elektronika meliputi radio, televisi, dan
film. Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan
singkat dan sederhana, sebab didalam pengertian komunikasi massa
meliputi hal-hal seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, dan
penerimaan), teknologi, kelompokkelompok, macam-macam konteks,
bentuk-bentuk audiens (khalayak), dan efek (pengaruh). Oleh sebab
itu, banyak para ahli memberikan batasan-batasan pengertian
komunikasi massa secara berbeda-beda.

Dalam buku yang berjudul “Mass Communication An


Introduction” memberikan pemaknaan yakni “komunikasi massa
adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang”. Definisi ini memberikan batasan pada
komponen-komponen atau mencakup adanya pesanpesan dari media
massa. Komunikasi masa merupakan sebuah proses yang terjadi dari
rangkaian tahap sebagai berikut:

1. Formulasi pesan oleh komunikator professional.


2. Penyebaran pesan dengan cara yang relatif cepat dan terus menerus
melalui media (biasanya media cetak, film, dan broadcasting, radio
dan tv).
3. Pesan mencapai khalayak yang jumlahnya relatif besar dan
beragam, khalayak ini Individu anggota dari khalayak mencoba

7
menafsirkan pesan, yang sehingga komunikator memperoleh
pemahaman yang sama.
4. Sebagai hasil memahami pesan, maka selanjutnya anggota
kelompok ini sampai kepada level tertentu akan terpengaruh oleh
isi pesan tersebut.

2.1.2 Proses Komunikasi Massa


Proses terjadinya komunikasi massa selalu terkait dengan
teknologi, dalam hal ini adalah teknologi komunikasi. Sebagai contoh
adalah berjalannya komunikasi massa melalui media televisi yang akan
melibatkan pemanfaatan satelit, pemancar dan sebagainya. Pada zaman
dahulu hanya khalayak yang mempunyai perhatian besar dan berada
dalam golongan ekonomi tinggi saja yang bisa dapat menikmati pilihan
berbagai sajian media massa yang ada. Namun demikian, pada zaman
sekarang dimana media televisi sudah dapat dijangkau oleh lapisan
ekonomi bawah sekalipun, yang menyebabkan masyarakat dapat
menikmati sajian media massa secara mudah.

Secara langsung, perkembangan media massa serta komunikasi


massa yang berhubungan erat dengan perangkat-perangkat teknologi
tinggi akan membudaya dan tersosialisasi dalam kehidupan masyarakat
yang lambat laun akan berkembang menuju tingkat kemajuan ilmu
pengetahuan. Hal ini juga akan mempengaruhi proses interaksi antar
manusia, dan penyerapan terhadap apa yang diberikan media massa
dalam isi pesannya. Terkait dengan semakin majunya dan semakin
berkembangnya teknologi didalam pemanfaatan media massa tersebut,
maka banyak para ahli yang menjelaskan proses serta dampak apa
yang akan timbul dari isi pesan yang di sampaikan dalam media massa.

Salah satunya adalah seorang ahli ilmu politik dari Amerika


Serikat pada tahun 1948, yang mengemukakan suatu ungkapan yang
sangat terkenal dalam teorinya mengenai penelitian komunikasi massa.
Ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses

8
komunikasi massa adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut yang dikenal sebagai Formula Laswell:

1. Siapa (who) ?
2. Berkata apa (say what) ?
3. Melalui saluran apa (in which channel) ?
4. Kepada siapa (to whom) ?
5. Dengan efek apa (with what effect) ?

Meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan


fenomena komunikasi massa, formula ini telah banyak membantu
dalam mengorganisir dan memberikan struktur pada kajian terhadap
ilmu komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-
komponen dalam proses komunikasi massa.

2.1.3 Komponen Komunikasi Massa


Dalam (Vivian, 2008) menyebutkan lima komponen yang
terkandung dalam komunikasi massa. Kelima komponen tersebut
adalah:
1. Komunikator Massa
Jantung komunikasi massa adalah orang-orang yang
memproduksi pesan yang disampaikan lewat media massa. Orang
orang ini mencakup jurnalis, penulis naskah film, penulis lagu dan
lain sebagainya. Komunikator massa berbeda dengan komunikator
lain karena mereka tidak dapat melihat dan berkomunikasi
langsung dengan audiennya sehingga komunikator massa tidak
dapat mendapatkan feedback langsung dari audiennya.
2. Pesan Massa
“Pesan” (Message) adalah bentuk paling nyata dari
hubungan kita dengan media massa. Kita memerhatikan media
karena ingin mendapatkan pesannya. Kita tidak mendengarkan
radio, misalnya, untuk memahami teknologi radio, kita
mendengarkan radio untuk mendengarkan musik.

9
3. Media Massa
Media massa (Mass Media) adalah sarana yang membawa
pesan. Media massa utama adalah buku, majalah, koran, televisi,
radio, rekaman, film, dan web.
4. Komunikasi Massa
Proses di mana pesan sampai ke audien melalui media
massa disebut “komunikasi massa” (Mass Communication).
5. Audien
Massa Audien massa adalah orang yang menerima pesan
massa dari komunikator massa, atau bisa disebut komunikan
massa. Komunikator massa tidak pernah tahu pasti berapa besar
audien, apalagi efek dari pesannya. Audien massa berubahubah.
Apa yang menarik perhatian pada suatu saat mungkin tidak
menarik lagi di saat yang lain.

2.1.4 Karakteristik Komunikasi Massa


Karakteristik komunikasi massa disini, dibatasi pada beberapa
jenis media massa yang dikenal sebagai The Big Five of Mass Media ,
yakni koran, majalah, radio (audio), televisi dan film (audio visual)
Berikut ini adalah penjelasan secara konseptual mengenai karakteristik
komunikasi massa:

1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke


khalayak yang luas, heterogen, anonim, serta tidak mengenal batas
grafis kultural.
Maksudnya adalah dimana masyarakat luas yang
bermacam-macam, tidak dibatasi oleh latar belakang pendidikan,
penghasilan, ataupun status sosialnya, serta para khalayakpun tidak
saling mengenal antara satu dengan yang lainnya.
2. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum,
bukan perorangan atau pribadi.

10
Isi pesan yang disampaikan haruslah menyangkut pada
kepentingan orang banyak, bukan berdasarkan pada kepentingan
pribadi, karena media massa adalah mencakup orang banyak yang
terorganisasi didalam organisasi media.
3. Pola penyampaian pesan media massa.
Pola ini berjalan secara cepat dan mampu menjangkau
khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis
maupun kultural. Karena karakteristiknya yang demikian, media
massa disebut sebagai massages multiplier atau memiliki
kemampuan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan
terjangkau ke khalayak luas.
4. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara
terencana, terjadwal, dan terorganisasi.
Komunikator pada media massa bekerja malalui aturan
organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawa
bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi yang harus ditonjolkan
adalah identitas organisasi atau atau kelompok.
5. Penyampaian pesan melalui media massa.
Penyampaian pesan ini dilakukan secara berkala dan
teratur, tidak bersifat kontemporer.
6. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu
arah.
Umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima
(khalayak) lazimnya berlangsung secara tertunda, umpan balik
yang ditujukan kepada media massa dapat berupa
mempermasalahkan kebenaran dari isi pesan, kritik atas cara-cara
media massa dalam menyampaikan pesan, atau dukungan terhadap
suatu pesan tertentu.
7. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa.
Isi pesan yang disampaikan dapat mencakup berbagai aspek
kehidupan manusia,seperti kehidupan sosial, ekonomi, politik,

11
budaya, dll, baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun bentuk
hiburan.

2.2 Tinjauan tentang Semiotika


2.2.1 Pengertian Semiotika
“Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah basis dari seluruh komunikasi”
(Littlejohn, 1996). Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi,
pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam
hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to
communuicate). “Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya
membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari
tanda” (Kurniawan, 2001).
Studi tentang tanda, atau lebih dikenal semiotik ini pertama kali
diperkenalkan oleh ahli linguistik Ferdinand de Saussure di Swiss dan
Charles Pierce di Amerika. Mereka menamakan teori-teori yang
mereka hasilkan dengan sebutan “semiology” dan “semiotics” kata
yang berakar dari bahasa Yunani, “semeion” yang berarti tanda.
Studi tentang bahasa dan bagaimana bahasa mendominasi
persepsi manusia dan model mental dunia adalah fokus semiotika.
Selain itu, semiotika dapat digunakan untuk meneliti gambar yang luar
biasa. “Meskipun terminologi-terminologi (signifier, signified,
paradigm, syntagm, synchronic, diachronic, dan sebagainya) mungkin
awalnya terlihat membingungkan, semiotik adalah disiplin yang
penting dalam studi tentang bahasa media” (Ida, 2014).

2.2.2 Semiotika Roland Barthes


Salah satu pengikut Sausure, Roland Barthes, membuat sebuah
model sistemasis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus
Barthes lebih tertuju pada gagasan signifikasi dua tahap” (Birowo,

12
2004). Roland Barthes lahir pada tahun 1915 di Cherbourg dari
keluarga Protestan kelas menengah. Dia dibesarkan di Bayonne,
sebuah kota kecil di Prancis barat daya dekat pantai Atlantik. Dia
terkenal sebagai pemikir strukturalis yang suka mempraktikkan model
linguistik dan semiologis Saussurean. Namun, Saussure kurang tertarik
pada fakta bahwa kalimat yang sama dapat berarti hal yang berbeda
bagi orang yang berbeda dalam situasi yang berbeda daripada dia pada
cara rumit kalimat dibangun dan cara bentuk kalimat menentukan
makna. “Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut yang dikenal
dengan istilah order of signification” (Kriyantono, 2006). Peran
pembaca (the reader) merupakan salah satu bidang kajian Barthes yang
paling penting dalam kajiannya tentang tanda. Meskipun sifat sejati
tanda adalah konotasi, ia tidak dapat berfungsi tanpa partisipasi aktif
pembaca. Barthes membahas apa yang disebut sistem makna tingkat
kedua, yang didasarkan pada sistem lain yang telah ada sebelumnya,
dengan sangat rinci. Ilustrasi paling fasih tentang sistem pemaknaan
tingkat kedua yang dibangun di atas bahasa sebagai sistem pertama
dapat ditemukan dalam karya sastra. “Sistem ke-dua ini oleh Barthes
disebut dengan konotatif, yang di dalam Mythologies-nya secaa tegas
ia bedakan dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama”
(Cobley & Jansz, 1999).
Intinya, terdapat perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam
pengetikan secara umum dan pemahaman Barthes terhadap istilah-
istilah tersebut. Denotasi biasanya diinterpretasikan dari segi makna
literalnya, atau makna "nyata"; kadang-kadang, bahkan dikacaukan
dengan referensi atau referensi. Penggunaan bahasa dengan makna
yang sesuai dengan apa yang dikatakan biasanya disebut sebagai
proses penandaan, yang secara tradisional disebut sebagai denotasi.
Denotasi, sebaliknya, merupakan tataran pertama dari sistem
penandaan dalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya,
sedangkan konotasi merupakan tataran kedua. Dalam hal ini, denotasi

13
sebenarnya lebih sering diasosiasikan dengan makna tertutup, yang
berimplikasi pada represi politik atau penyensoran. Barthes mencoba
membuang dan menolak denotasi literal yang menindas ini sebagai
tanggapannya yang paling ekstrim. Hanya ada konotasi baginya.
“Penolakan ini mungkin terasa berlebihan, namun ia tetap berguna
sebagai sebuah koreksi atas kepercayaan bahwa makna “harfiah”
merupakan sesuatu yang bersifat alamiah” (Budiman K. , 1999).
“Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi
ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk
mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan
yang berlaku dalam suatu periode tertentu” (Budiman M. , 2001). Ada
juga pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda dalam mitos.
Namun, mitos adalah sistem unik yang dibangun oleh rantai makna
yang sudah ada, atau dengan kata lain, mitos juga merupakan sistem
makna tingkat kedua. Petanda juga dapat memiliki banyak penanda
dalam mitos. Bendera Union Jack, yang lengannya terbentang ke
delapan arah, bahasa Inggris, yang kini menjadi internasional, dan teh
yang merupakan minuman wajib bagi Inggris tetapi tidak ada pohon
teh yang ditanam di negara itu adalah contoh penanda imperialisme
Inggris. dan tambahan Artinya, yang ditandakan jumlahnya lebih
sedikit daripada penanda dalam hal angka, sehingga suatu konsep
sering muncul dalam berbagai bentuk dalam praktik. Bentuk-bentuk ini
dipelajari dalam mitologi karena konsep diulang dalam bentuk-bentuk
ini.

14
Gambar 1. Semiotika Roland Barthes

(Sumber: Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung, 2001)

2.3 Tinjauan tentang Film


2.3.1 Pengertian Film
“Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual
untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang
berkumpul di suatu tempat tertentu” (Effendy, Dimensi Dimensi
Komunikasi, 1986). Film juga dikenal sebagai film, gambar hidup,
film teater, atau foto bergerak. Merupakan kumpulan gambar diam
yang jika ditampilkan pada layar dapat memberikan kesan gambar
bergerak. Saat kita melihatnya, kita bisa melihat gerakan cepat dan
terus menerus di antara objek yang berbeda. Film jadi adalah karya
seni dan industri.
Film menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni “karya
cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa yang
dinikmati dengan cara dipandang dan didengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita
video, piringan video atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya
dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,
elektronik, dan lainnya” (Tim Balai Pustaka Depdiknas, 2007).

2.3.2 Genre Film


Istilah "genre" mengacu pada berbagai genre film. Film dapat
berupa imajinatif atau fiksi, atau dapat didasarkan pada kisah
kehidupan nyata atau kombinasi keduanya. Meskipun banyak film
yang ditayangkan setiap tahunnya, kebanyakan menggabungkan dua
genre atau lebih, dan hanya sedikit yang menggunakan salah satu saja.
Genre film juga mengalami sedikit pergeseran akibat perjalanan waktu
di dunia perfilman. Namun, hal tersebut tidak menghilangkan keaslian

15
film sejak awal. “Sampai saat ini film diklasifikasi menjadi lima jenis,
yaitu drama, komedi, laga, horror, dan musical” (Imanjaya, 2004).
Berikut adalah deskripsi genre film ini dan genre-genre baru lainnya
yang telah ditayangkan di bioskop:
1. Komedi
Adalah genre film yang bercerita tentang tokoh atau pemain yang
lucu, bodoh, atau imut dengan harapan agar penonton lebih
terhibur dan tidak mudah bosan. Agar penonton lebih banyak
tertawa saat menonton film, film bergenre komedi tidak terlihat
kaku, kosong, atau membosankan karena ada kejenakaan di
dalamnya.
2. Drama
adalah subgenre film yang menggambarkan kehidupan manusia
sebagai kenyataan. Jika penonton menganggap serius film tersebut,
drama cenderung menciptakan suasana hati yang membuat mereka
merasa sedih dan mungkin menangis. Karena kemiripannya yang
lebih besar dengan situasi kehidupan nyata, film ini biasanya
mengadopsi nada yang serius. Dalam jenis drama ini, plot dasar
film biasanya menentukan bahwa karakter utama dan/atau karakter
lain harus mengatasi tantangan untuk mencapai tujuan mereka.
3. Horror
Adalah film yang berfokus pada sosok supernatural atau bahkan
sosok jahat berupa makhluk halus untuk menggambarkan mistik,
mitos buruk yang muncul di masyarakat, urban legend, atau
supranatural. Di Indonesia, film-film ini biasanya menampilkan
roh-roh khas Indonesia seperti kuntilanak, pocong, tuyul,
genderuwo, dan lain-lain. Sementara itu, makhluk halus seperti
setan, vampir, dan lainnya ditampilkan dalam film asing. Film ini
menggunakan rasa takut penonton untuk menarik perhatian, dan
bisa membuat jantung penonton berdebar kencang, gugup, bahkan
berteriak ketakutan. Untuk menciptakan suasana yang lebih seram,

16
film jenis ini akan memiliki pencahayaan yang lebih gelap dan
background yang jarang berisi orang.

4. Musical
Adalah film dengan segala nuansa musik. Film jenis ini hampir
seperti drama, namun dalam beberapa adegan pemain atau karakter
akan bernyanyi dan menari, dan terkadang dialog karakter juga
akan dibawakan dengan musik.
5. Laga/Aksi
adalah jenis film dengan efek dan adegan yang memukau seperti
adegan perkelahian kekerasan, kejar-kejaran mobil dan motor, atau
baku tembak yang biasanya melibatkan pemeran pengganti
(stuntmen) yang lebih ahli untuk menjamin keselamatan aktor
dalam film tersebut karena adegan-adegan tersebut berbahaya.
Karena karakter utama dalam genre ini adalah orang baik yang
akan memerangi kejahatan dan memberantasnya, tidak
mengherankan jika akan menampilkan perang atau kejahatan. Plot
film ini biasanya lugas, tetapi untuk memikat penonton, film ini
akan menampilkan aksi yang lebih menakjubkan. Alhasil, saat ini,
khususnya film asing, menggunakan computer-generated imagery
(CGI) untuk menciptakan pengalaman yang menarik.
6. Animasi
Adalah genre film berdasarkan karakter kartun dan tentunya
karakter kartun. Proses pembuatan film ini biasanya akan digambar
terlebih dahulu, baik langsung dengan tangan maupun
menggunakan program komputer. Biasanya, membuat film animasi
membutuhkan investasi finansial yang signifikan.
7. Romantic
merupakan jenis film yang biasanya mengisahkan kisah cinta
antara dua orang yang memiliki kehidupan berbeda. Di sebagian
besar film semacam ini, kisah cinta mereka melibatkan banyak

17
cobaan dan tantangan internal. Namun, film semacam ini biasanya
memiliki akhir yang bahagia.

8. Thriller
adalah subgenre film dengan tema yang menyeramkan dan
menyeramkan, biasanya melibatkan misteri, hal-hal aneh atau aneh
yang terjadi, dan kejahatan yang perlu diselesaikan. Tema cerita
film bergenre ini lebih realistis daripada horor karena mencakup
kasus pembunuhan, gangguan kejiwaan dan psikopat, spionase,
bahkan teori konspirasi. Plot film semacam ini lebih cerdik dan
menarik, sehingga sangat membuat penonton tertarik. Film
semacam ini biasanya memiliki banyak adegan kekerasan yang
membuat penontonnya semakin gugup dan memacu adrenalin.
9. Documenter
adalah film yang menceritakan kisah seseorang, sekelompok orang,
atau peristiwa tertentu yang terjadi dalam kehidupan nyata. Film
semacam ini biasanya memiliki plot yang serius dan membuat
penonton merasa kuat.
10. Gore
adalah genre film yang menampilkan banyak tindakan kekerasan
atau keji, biasanya melibatkan banyak darah, dll.
11. Suspense
Ini adalah film yang membuat orang tetap duduk karena menarik
dan karena plot yang tidak dapat diprediksi membuat mereka
bingung. Sebagian besar film ini memiliki banyak plot, yang dapat
membuat orang bingung.
12. Fantasi
adalah film yang mencakup hal-hal yang tidak dapat diciptakan
manusia dan yang tidak masuk akal, tidak mungkin, atau di luar
nalar. Sebagian besar waktu, film ini menunjukkan tempat-tempat
di mana sihir, sihir, dan semacamnya ada.

18
13. Fiksi Sains
adalah film yang bersetting di masa depan dan bertema futuristik,
atau bisa juga bertema luar angkasa. Makhluk luar angkasa, seperti
monster atau alien, atau benda-benda berteknologi maju, seperti
robot, menjadi fokus dunia fiksi imajinatif film ini.
14. Tragedy
adalah film yang mirip dengan drama tetapi biasanya berfokus
pada karakter, peristiwa, atau bencana. Penonton bahkan mungkin
menangis atau menjadi emosional karena penekanan film pada
perasaan dan emosi.
15. Noir
adalah film drama tahun 1940-an dengan tema detektif yang
biasanya membahas penyelesaian kekerasan, pembunuhan, dan
kejahatan lainnya.
16. Western
adalah film yang berlatar di Amerika Barat yang khas dan
menampilkan koboi yang keluar sekitar tahun 1800-an. Selain itu,
banyak suku asli Amerika, terutama suku Indian, digambarkan
dalam genre ini.
17. Persahabatan
Merupakan film yang biasanya memiliki dua karakter atau lebih
yang biasanya menceritakan kepada karakter utama apa yang ingin
dia lakukan dalam hidup dan bagaimana menyelesaikan masalah
dengan sahabatnya. Terkadang juga bisa lucu, tetapi juga memiliki
momen drama dan emosi, seperti saat persahabatan mulai
berantakan dan memanas, dan sebagainya.
18. Keluarga
adalah film bertema keluarga yang dibuat untuk semua keluarga.
Meskipun menghibur untuk orang dewasa, genre ini biasanya
ditulis untuk anak-anak.
19. Petualangan

19
Merupakan film bertema pengalaman yang umumnya
menceritakan kisah orang pertama yang pergi menyelamatkan
dunia atau orang-orang terdekatnya. Biasanya sarat dengan
aktivitas dalam adegannya. Karakter utama harus menghadapi
pencegah yang berbeda atau mengalahkan musuh utama di akhir
film untuk menyelamatkan dunia.

20
2.3.3 Kombinasi Genre Film
“Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur yaitu unsur naratif
dan unsur sinematik” (Pratista, 2008). Dua unsur tersebut saling
berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk
sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat
membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa kita katakan bahwa
unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur
sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya.
Dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita
filmnya. Sementara unsur sinematik atau juga sering di istilahkan gaya
sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Unsur
sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni, mise-en scene,
sinematografi, editing dan suara. Masing-masing elemen sinematik
tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain
untuk membentuk gaya sinematik secara utuh. Unsur naratif
berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita
tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki
unsurunsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu serta lainya.
Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruan.
Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi serta berkesinambugan
satu sama lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang
memiliki maksud dan tujuan. Seluruh jalinan peristiwa tersebut terikat
oleh sebuah aturan yakni hukum kausalitas, (logika sebab-akibat).
Aspek kausalitas bersama unsur-unsur dan waktu adalah
elemenelemen pokok pembentuk naratif.

21
Sedangkan unsur sinematik lebih ke aspek-aspek teknis dalam
produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada di
depan kamera. Film memiliki banyak jenis termasuk film cerita pendek
yang berdurasi di bawah 60 menit, film cerita pendek banyak dijadikan
batu loncatan untuk kemudian memproduksi cerita panjang.
Sedangkan “film cerita panjang memiliki durasi 60 menit lazimnya
berdurasi 90-100 menit” (Heru, 2002).
Genre berasal dari bahasa perancis yang bermakna “bentuk” atau
“tipe”, kata genre sendiri megacu pada istilah biologi yakni. Genus,
sebuah klasifikasi flora dan fauna yang tingkatanya berada di atas
spesies dan di bawah family. Genus mengelompokan beberapa spesies
yang memiliki kesamaan ciri-ciri fisik tertentu. Dalam film, genre
dapat di definisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film
yang memiliki karakter atau pola sama (khas) seperti setting, isi dan
subjek cerita, tema, struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode, gaya,
situasi, ikon, mood, serta karakter. Klasifikasi tersebut menghasilkan
genre-genre populer seperti aksi, petualagan, drama, komedi, horor,
western, thriller, film noir dan sebagainya. “Fungsi genre adalah untuk
memudahkan klasifikasi sebuah film sesuai dengan spesifikasinya”
(Pratista, 2008).
Kebanyakan film merupakan kombinasi dari beberapa genre
sekaligus. Kombinasi genre dalam sebuah film sering di istilahkan
genre hibrida (campuran) walapun begitu film tetap memiliki genre
yang dominan. “Genre juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian
khusus. Seperti genre induk primer, genre induk sekunder, serta genre
khusus” (Pratista, 2008).

22
2.4 Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang
saat ini penulis lakukan:

No Identitas Judul Rumusan Masalah Hasil Penelitian


1. Yopie Pesan Moral 1. Apa-apa saja 1. Bentuk Pesan Moral
Abdullah Dalam Film bentuk pesan dalam film Dua Garis
(2021) Dua Garis moral yang Biru yakni berupa
Biru (Analisis terdapat dalam makna denotasi,
Semiotika film Dua Garis konotasi, dan mitos.
Pada Film Biru? 2. Adapun pesan moral
Dua Garis 2. Bagaimana yang ditampilkan
Biru) pesan moral dalam film Dua Garis
yang Biru antara lain,
ditampilkan yaitu:
dalam film Dua a. Berpikir Panjang
Garis Biru? Sebelum
Melakukan
Sesuatu dan
Pentingnya
Pengawasan
Orang Tua Pada
Anak
b. Bertanggung
Jawab Dalam
Melakukan
Perbuatan
c. Tidak
Meninggalkan
Ibadah Apapun
Situasinya
d. Menjadi Orang
Tua Bukanlah
Hal yang Mudah
2. Intan Representasi Bagaimana Tanda tanda ditampilkan
Leliana, Pesan Moral representasi pesan melalui beberapa aspek
Mirza Dalam Film moral dalam film seperti latar dan setting
Ronda & Tilik Tilik? film, teknik pengambilan
Hayu (Analisis gambar, karakter dan
Lusianawati Semiotik dialog antar tokoh,
(2021) Roland adegan yang dilakukan
Barthes) pemain, hingga
pemilihan wardrobe
tokoh tokoh di film Tilik.
Aspek aspek tersebut lah

23
yang kemudian turut
membangun alur cerita
film yang menghasilkan
pesan pesan moral.
Menggunakan teori
semiotika Roland
Barthes, peneliti
menemukan tiga pesan
moral utama dalam film
yang ditampilkan melalui
makna denotatif,
konotatif serta mitos
yaitu, kepercayaan pada
berita hoaks atau berita
bohong yang
menyebabkan
pergunjingan atau aib
seseorang seenak
enaknya dibicarakan
padahal belum tentu
benar dan jika benar
sekalipun tidak baik
membicarakan aib
seseorang. Pesan moral
yang kedua adalah
kebebasan perempuan
dalam memilih hak
hidupnya. Pesan moral
ketiga adalah semestinya
aparat negara bisa
bertindak tegas.
3. Arizqa Ketidakadilan Bagaimana konsep Terdapat 13 scene dalam
Rahmawati Gender dalam gender terkait film Kartin yang terdapat
(2018) Film Kartini marginalisasi, konsep gender dalam
(Analisis subordinasi, adegannya. Konsep
Semiotika stereotip, dan gender tersebut meliputi
Menurut kekerasan dalam tiga scene yang
Roland film kartini serta merupakan marginalisasi
Barthes) peran gender atau kemiskinan
dalam film kartini perempuan, duascene
yang termasuk
subordinasi atau
anggapan bahwa
perempuan itu irrasional,
tiga termasuk dalam
stereotipmatau pelebelan,

24
lima termasuk dalam
kekerasan.
Kedua, Penyampaian
adanya ketidakadilan
gender dalam film
Kartini yaitu dengan cara
menggunakan tahap
denotasi dan tahap
konotasi. Tahap denotasi
adalah makna harfiah
atau sesuai apa yang
terjadi dalam adegan.
Tahap konotasi adalah
makna yang digunakan
untuk menyikapi makna
yang tersembunyi yang
terdapat pada adegan
ketidakadilan gender
dalam film Kartini
hingga akhirnya
membedahm ebuah
pemikiran yang memiliki
nilai rasa baik positif
maupun negative.

2.5 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan pemikiran dan pengetahuan kita sendiri, definisi konseptual
adalah bagaimana kita menjelaskan suatu pengertian atau konsep dari
ringkasan skripsi.
1. Pesan Moral
Kata “pesan”, yang merujuk pada informasi, permintaan, perintah,
nasihat, atau perintah yang disampaikan oleh orang lain, merupakan
pembagian pesan moral menjadi dua kata. Kami menerima pesan dari
orang lain (komunikator) melalui interaksi tatap muka seperti percakapan,
wawancara, pidato, kuliah, dan sebagainya. Pesan biasanya disampaikan
secara langsung melalui bahasa dalam bentuk kata-kata. Selain itu, tulisan
atau media cetak seperti puisi, poster, komik, surat, dan surat kabar dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan. Namun, pesan juga dapat

25
disampaikan secara nonverbal atau tidak langsung, melalui gerakan seperti
anggukan kepala, gelengan kepala, kedipan mata, acungan jempol, atau
senyuman, bukan melalui kata-kata atau bahasa. Pesan itu sendiri dapat
disampaikan melalui media seni seperti musik, patung, dan lukisan,
maupun media elektronik seperti smartphone, televisi, komputer, dan film
yang memiliki khalayak lebih luas. Selain itu, istilah "moral" mengacu
pada kebiasaan, seperti kebiasaan baik atau buruk. Baik buruknya karakter
dan perilaku seseorang dapat ditentukan oleh moralitas. Ajaran agama,
serta nilai dan norma masyarakat, dapat digunakan untuk menilai aspek
baik atau buruk suatu tindakan.
Dengan kata lain, pesan moral adalah informasi atau nasihat yang
berisi ajaran tentang bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan
ajaran agama dan keluarga, di samping harapan masyarakat, bangsa, dan
negara agar mereka menjadi manusia yang lebih baik. Individu yang
dihormati, seperti orang tua, tokoh agama, guru, tokoh masyarakat, tokoh
politik, dan orang bijak, biasanya memberikan bimbingan atau petunjuk
moral.
2. Film Avenger : End Game
Avengers: Endgame merupakan film terakhir dalam linimasa
Marvel Cinematic Universe (MCU) yang merupakan sekuel dari The
Avengers. Peristiwa yang terjadi lima tahun setelah film sebelumnya,
Avengers, diceritakan dalam film ini: The Endgame The Avengers
Dikatakan bahwa Thanos menyebabkan kematian setengah populasi dunia
dalam Infinity War.
Tony Stark dan Nebula diselamatkan dari luar angkasa oleh
Captain Marvel 23 hari kemudian. Mereka berkumpul dengan Avengers
lainnya. Thanos telah menghancurkan infinity stone ketika Avengers
menjalankan misi untuk mengambilnya kembali. Thanos kemudian
dibunuh oleh Thor yang marah. Orang-orang yang tertinggal, termasuk
para Avengers yang tersisa, masih mengalami kerugian yang sangat besar
lima tahun setelah peristiwa yang dikenal dengan blip tersebut. Tony Stark

26
dan Pepper Potts hidup bahagia bersama dan memiliki seorang putri ketika
mereka mulai mencoba menjalani hidup mereka sendiri.
Thor mengkonsumsi alkohol dan menonton televisi. Steve Rogers dan
Natasha Romanoff, sebaliknya, tetap berada di markas mereka. Saat Scott
Lang atau Ant Man meninggalkan dunia kuantum, ada harapan baru. The
Avengers bertemu Scott Lang, yang dikejutkan oleh keadaan dunia dan
hilangnya putrinya.
The Avengers kemudian dibujuk oleh Scott Lang bahwa teori alam
kuantum memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan melalui
waktu dan mengambil batu infinity sebelum pencurian Thanos. Rocket,
Tony Stark, dan Bruce Banner kemudian membuat mesin waktu. Setelah
itu, mereka berkumpul sebagai satu tim dan menyebar untuk mengambil
infinity stone dari berbagai lokasi.
Nebula dari masa lalu yang masih berada di pihak Thanos
menggunakan mesin waktu untuk menghentikan para Avengers membuat
infinity gauntlet yang mirip dengan Thanos. Para Avengers kembali
dihadang oleh Thanos dari masa lalu saat ia kembali ke masa itu.
Perkelahian besar terjadi. Semua prajurit Thanos dikumpulkan.
Sedangkan semua hero yang datang membantu para Avengers, yang
hampir kalah saat itu. Tony Stark akhirnya menyerahkan dirinya ketika
Avengers sekali lagi terpojok untuk mendapatkan infinity gauntlet Thanos
dan menggunakannya untuk menghidupkan kembali orang-orang yang
telah menghilang dari dunia.
Tony Stark terbunuh oleh kekuatan luar biasa dari infinity gauntlet.
Semua Avengers yang telah kembali menghadiri pemakamannya. Thor
kemudian memberi Valkyrie kendali atas Asgard dan bergabung dengan
tim Guardians of the Galaxy.
3. Analisis Semiotika
Dalam bidang ilmu komunikasi, analisis semiotika menggunakan
tanda-tanda dalam suatu peristiwa sebagai sesuatu yang dapat ditafsirkan
dan memiliki makna. Teori utama tentang bagaimana tanda-tanda

27
merepresentasikan hal-hal di luar diri benda, ide, situasi, keadaan,
perasaan, dan sebagainya merupakan inti dari semiotika.
Kajian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes sebagai
semiotikanya. Roland Barthes mengembangkan model metodis untuk
menentukan arti tanda. Barthes lebih menekankan pada konsep
signifikansi dua tahap. Menurut Barthes, ada dua tingkat signifikansi.

4. Pesan Moral Adegan Film Avenger: End Game


Berikut merupakan pesan moral dalam Film Avenger: End Game yang
akan diteliti menggunakan Analisis Semiotika dari Roland Barthes
1) Adegan ketika tokoh dalam Film Avenger: End Game sedang bersedih,
dengan pesan moral yakni “semua orang berhak untuk merasa sedih
dan mengungkapkan kesedihannya dengan cara masing-masing,
namun tidak untuk terus berlarut karena hidup akan terus berjalan”.

Gambar 2.1. Cuplikan Film Avenger: End Game 1


(Sumber: internet)

Para Avengers menunjukkan proses berduka yang berbagai macam


dan sangat manusiawi. Natasha Romanoff/Black Widow denial bahwa
mereka kalah dan berusaha melanjutkan hidup seperti biasa meski
kondisinya menyedihkan dan terus menangis. Clint Barton/Hawkeye

28
harus kehilangan seluruh keluarganya dan berduka dengan amarah
sehingga menjadi alter ego Ronin dan membunuh banyak orang. Thor
depresi parah sehingga tak mau keluar rumah dan melarikan diri pada
alkohol sampai badannya menggemuk. Steve Rogers/Capt. America
berusaha kalem dan membuat support group untuk orang-orang yang
kehilangan juga. Sementara Tony Stark dan Pepper Potts sudah pada
tahap menerima karena mereka merasa beruntung memiliki satu sama
lain. Jadi pesan moral yang dapat diambil yakni bersedih dengan cara
kita masing-masing itu diperbolehkan asal tak berlarut-larut.
2) Jangan serakah dan rawat alam

Gambar 2.2. Cuplikan Film Avenger: End Game 2


(Sumber: internet)

Apa yang diungkapkan oleh Thanos dapat kita ambil pesan moralnya
bahwa manusia itu terlalu serakah dan kurang mensyukuri apa yang
mereka punya. Jadi pesannya adalah, ayo rawat alam agar alam juga tak
marah pada kita.

29
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara bolistik atau utuh”
(Moleong, 2006). Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis mencari
semua data yang dibutuhkan, kemudian dikelompok-kelompokkan menjadi
lebih spesifik.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975), penelitian kualitatif melibatkan
pengumpulan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari individu
dan perilaku yang dapat diamati, dengan pendekatan ini berfokus pada
pemahaman holistik terhadap latar dan individu tersebut. MenurutKirk dan
Miller (1986) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah
tradisi di ilmu pengetahuan sosial yang sangat bergantung pada pengamatan
terhadap manusia, baik dalam konteksnya maupun dalam istilah yang
digunakan. Menurut David William (1995), penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data dari lingkungan alamiah dengan menggunakan metode
ilmiah, yang dilakukan oleh individu atau peneliti yang memiliki minat
alamiah terhadap topik tersebut.
Denzim dan Lincoln (1987) juga mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai jenis penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan tujuan untuk
menginterpretasikan fenomena yang terjadi, dan proses ini melibatkan

30
penggunaan berbagai metode yang relevan. Dapat disimpulkan, Penelitian
kualitatif adalah pendekatan penelitian yang berfokus pada pemahaman dan
penemuan makna fenomena dalam konteks yang khusus. Ia tidak
menggunakan analisis statistik atau metode kuantitatif, melainkan
mengandalkan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Tujuan utamanya
adalah memahami apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku,
persepsi, motivasi, dan tindakan, secara holistik dalam lingkungan alamiah.
Dengan demikian, penelitian kualitatif bertujuan untuk mendalami
pemahaman tentang fenomena manusia dengan pendekatan naturalistik yang
lebih mendalam1.
Menurut David Williams, penelitian kualitatif memiliki beberapa
karakteristik kunci. Pertama, penelitian ini menggunakan latar alamiah sebagai
sumber data utama, menghadirkan konteks yang kaya yang perlu dipahami
oleh peneliti. Kedua, peneliti sendiri menjadi instrumen utama dalam
mengumpulkan dan menafsirkan data, dengan tingkat partisipasi yang tinggi
di lapangan. Ketiga, penelitian ini lebih berfokus pada menelaah proses sosial
dan mengungkap makna dari fenomena yang diamati. Keempat, analisis
induktif, terutama pada awal studi, digunakan untuk menggali pemahaman
yang lebih dalam. Kelima, penelitian kualitatif menggunakan triangulasi untuk
verifikasi data dan sumber-sumber informasi. Keenam, subjek penelitian, yang
sering kali merupakan partisipan aktif, dipandang sebagai pemeran serta yang
bekerja sama dengan peneliti. Ketujuh, pendekatan emic, yaitu melihat dari
perspektif yang diteliti, menjadi fokus utama. Terakhir, penelitian ini
mengintegrasikan data kualitatif dan kuantitatif, dan temuan dianggap final
selama tidak ada temuan baru yang muncul. Dengan demikian, Williams
menyebutkan penelitian kualitatif sebagai pendekatan holistik yang mendalam
untuk memahami fenomena dalam konteks alamiahnya2.
Pendekatan dalam penelitian kualitatif mencakup beberapa metode
yang berbeda. Pertama, etnografi, yang secara tradisional berasal dari
1
Erli Barlian, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Padang: Penerbit Sukabina Press,
hal 60.
2
Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif

31
antropologi, sekarang telah diperluas untuk mencakup pengamatan dan
penelitian kelompok dalam berbagai konteks, termasuk organisasi bisnis.
Etnografi melibatkan pengamatan berperan serta tanpa pembatasan
sebelumnya tentang apa yang akan diamati. Kedua, penelitian lapangan adalah
metode dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti pergi ke lapangan untuk
mengamati fenomena dalam konteks ilmiah dan membuat catatan lapangan
yang kemudian dianalisis. Ketiga, Grounded Theory, yang dikembangkan oleh
Glaser dan Strauss, digunakan untuk mengembangkan teori tentang fenomena
yang diminati. Metode ini melibatkan proses bertahap yang rumit dan dimulai
dengan pertanyaan generatif yang membantu penelitian menjadi dinamis.
Dengan demikian, pendekatan dalam penelitian kualitatif mencakup berbagai
metode yang memungkinkan peneliti untuk memahami fenomena dalam
konteks yang berbeda.
Penelitian kualitatif menjadi pilihan yang tepat ketika literatur yang
ada dan pengalaman peneliti tidak dapat memberikan deskripsi yang memadai
tentang konteks yang akan diselidiki. Sebagai contoh, ada sedikit literatur
yang menggambarkan konteks tertentu, seperti hubungan antara peserta dalam
kegiatan yang mungkin memengaruhi pengambilan keputusan dalam ujian di
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang atau bidang lain yang
menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, jika tujuan adalah untuk
menyelidiki proses ini, maka penelitian kualitatif menjadi pilihan yang sangat
cocok untuk memulai studi tersebut. Selain itu, penelitian kualitatif juga
bermanfaat ketika tidak ada hipotesis yang jelas yang akan diuji dan variabel
yang paling relevan untuk hipotesis tersebut belum teridentifikasi. Sebagai
contoh, meskipun peneliti mungkin memiliki pengalaman yang melimpah di
lapangan dan telah mengidentifikasi beberapa variabel yang dianggap penting
dalam pembuatan keputusan, namun mungkin sulit untuk mengorganisasi
variabel-variabel ini ke dalam hipotesis yang dapat diuji secara konvensional.
Didalam metode kualitatif, proses risetnya berawal dari suatu observasi
atau gejala. “Metode kualitatif bersifat menjelajah (exploratory), dimana
pengetahuan tentang permasalahan masih sangat kurang atau belum ada sama

32
sekali” (Kriyantono, 2006). Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk
mempelajari sebanyak mungkin tentang fenomena tersebut. Tidak perlu
sampel atau populasi yang besar untuk penelitian ini. “Disini yang lebih
ditekankan persoalan ke dalam (kualitas) data bukan hanya banyaknya
kuantitas data” (Kriyantono, 2006).
Jenis penelitian yang akan digunakan penulis adalah penelitian
kualitatif deskriptif, dimana penelitian ini akan mengalisis, mencatat,
menggambarkan dan meninterpretasikan makna-makna, simbol-simbol yang
terdapat dalam Film Avenger: End Game terkait makna pesan-pesan moral
baik itu yang terdapat dalam karakter, teknik pengambilan gambar (setting)
dan juga dialog yang terdapatdan tergambar dalam suatu scene (adegan film).
“Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau
memeriksa kondisi atau prakter-praktek yang berlaku serta menentukan apa
yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar
dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang” (Kriyantono, 2006).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kota domisili peneliti. Peneliti tidak
memiliki lokasi fisik khusus dikarenakan objek yang diteliti adalah berupa
film yang bisa ditonton dan diamati dimana saja. Lamanya waktu penelitian
ini terhitung sejak peneliti selesai melaksanakan seminar proposal.

3.3 Fokus Penelitian


Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis apa
saja pesan moral yang terdapat dalam Film Avenger: End Game dengan cara
menonton film tersebut secara berulang-ulang agar benar-benar memahami
film tersebut, kemudian nantinya akan diambil beberapa scene (adegan) dalam
film dengan melakukan screenshot adegan tersebut dan menjelaskan makna

33
denotasi, makna konotasi dan juga mitos yang terdapat dalam adegan tersebut
yang penjelasannya sesuai dengan analisis semiotika Roland Barthes, nantinya
dari pemaknaaan dan penjelasan dalam scene-scenetersebut akan diperoleh
pesan moral dalam Film Avenger: End Game.

3.4 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini terbagi dua yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari rekaman video Film Avenger:
End Game yang sudah didownloadmaupun menonton langsung film Dua
Garis Biru melalui aplikasi menonton film yakni Netflix yang nantinya
akan ditonton oleh penulis guna penelitian. Kemudian nantinya akan
dipilih beberapa potongan gambar atau visual adegan-adegan (scene)
dalam Film Avenger: End Game yang diperlukan untuk penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer di atas yang
diperoleh dari literatur seperti kamus, buku, internet, jurnal-jurnal yang
memiliki hubungan dengan penelitian seperti mengenai film, ataupun
analisis semiotika.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang dapat diunduh
dari internet yang berkaitan dengan penelitian ini baik itu Film Avenger:
End Game, potongan video, artikel, screenshot adegan film fua gais biru
dan semacamnya. Peneliti menggunakan rekaman video yang berupa
softcopy download-an Film Avenger: End Game pada tahun 2019 maupun

34
dengan menonton langsung Film Avenger: End Game melalui Netflix
(aplikasi menonton film).
2. Observasi
Rekaman video Film Avenger: End Game yang sudah diperoleh nantinya
akan diamati langsung dengan menonton film tersebut melalui media yang
sudah ditentukan baik melalui laptop/notebook ataupun smartphone secara
berulang-ulang, dan nantinya melalui pengamatan tersebut, peneliti akan
mengidentifikasi beberapa gambar, gerak, dan suara dari potongan adegan-
adegan (scene) dalam Film Avenger: End Game dan meneliti makna dari
tanda-tanda yang terjadi dalam adegan tersebut. Pemaknaannya akan
dilakukan melalui proses interpretasi yang sudah sesuai dengan tandatanda
yang ditunjukkan dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

3.6 Teknik Analisis Data


“Di dalam penelitin kualitatif ini yang akan di ambil mendapatkan
hipotesis yang tidak di olah melalui angka matematis mau pun bersama rumus
statistic, berbeda dengan pengolahan data yang akan di lakukan sebagai
rasional melalui pikiran yang menurut hukum dan logika” (Nawawi, 1991).
Hasil analisis penelitian data ini yang akan di perjelaskan sebagai naratif yang
akan menjelaskan pesan moral dalam Film Avenger: End Game. Dalam ulasan
ini, para ahli menguraikan informasi yang telah dikumpulkan, khususnya
informasi penting dan informasi tambahan. Pada tahap ini, spesialis akan
memecah informasi yang telah dikumpulkan dengan bukti mengingat strategi
yang masih mengudara. Program pemeriksaan subyektif ini pada umumnya
tidak dapat digunakan sebagai alat untuk mencari informasi yang mengandung
arti pengulangan, yang digunakan dalam pemeriksaan kerangka sosial yang
akan terjadi dalam nuansa realitas yang muncul di permukaan saat ini.
Sesudah dilakukan pengamatan atau observasi langsung Film Avenger:
End Game dengan menonton film tersebut. Maka akan dipilih beberapa
adegan (scene) dalam film dan mencatat dialog, latar baik tempat maupun
suasana, yang terjadi dalam adegan tersebut. Dan kemudian akan dilakukan

35
analisis data menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes yang
memajukan semiotik jadi dua kategori penandaan, yakni denotasi dan
konotasi. Kemudian akan ditambahkan mitos dan juga penjelasan pesan moral
Film Avenger: End Game tersebut untuk memperjelas pesan moral yang
terdapat dalam adegan-adegan (scene) Film Avenger: End Game tersebut.
Tanda yang terdapat dalam film diinterpretasikan sesuai dengan konteks film
sehingga makna film tersebut akan dipahami, baik pada tahapan pertama
(denotatif) maupun pada tahapan kedua (konotatif), dan simbol atau tanda
yang terdapat dalam film tersebut akan membangun makna pesan film secara
utuh. Adapun adegan yang dipilih oleh penulis untuk diteliti dalam penelitian
ini yakni sebagai berikut:
1) Adegan ketika tokoh dalam Film Avenger: End Game sedang bersedih,

Gambar
3.1. Cuplikan Cuplikan Film Avenger: End Game
(sumber: internet)
2) Jangan serakah dan Rawat alam

36
Gambar 3.2. Cuplikan Cuplikan Film Avenger: End Game
(sumber: internet)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Film Avenger: End Game

Gambar 4.1
(Sumber: internet)
Anthony Russo (lahir 3 Februari 1970) dan Joseph Russo (lahir 18
Juli 1971), secara kolektif dikenal sebagai Russo bersaudara, adalah
sutradara, produser dan penulis skenario asal Amerika Serikat. Mereka
mengarahkan sebagian besar pekerjaan mereka bersama-sama. Mereka
terkenal karena menyutradarai empat film di Marvel Cinematic Universe
(MCU): Captain America: The Winter Soldier (2014), Captain America:
Civil War (2016), Avengers: Infinity War (2018) dan Avengers: Endgame
(2019). Endgame meraup lebih dari $2,798 miliar di seluruh dunia,
menjadi salah satu film terlaris sepanjang masa. Karena kesuksesan
mereka di MCU, Russo bersaudara adalah sutradara paling sukses secara
komersial kedua sepanjang masa, di belakang Steven Spielberg. Kedua
saudara ini juga bekerja sebagai sutradara dan produser di serial komedi,
Arrested Development (2003–2005), Community (2009–2014) dan Happy
Endings (2011–2012). Mereka memenangkan Primetime Emmy Award
untuk Arrested Development.

37
Anthony Russo (lahir 3 Februari 1970) dan Joseph Russo (lahir 18
Juli 1971) lahir dan dibesarkan di Cleveland, Ohio, putra dari pasangan
Patricia Gallupoli dan pengacara dan hakim, Basil Russo. Orang tua
mereka keturunan Italia. Keluarga ayah dan ibu mereka masing-masing
beremigrasi dari Sisilia dan Abruzzo, melarikan diri dari kemiskinan dan
menetap di Ohio untuk bekerja di pabrik baja. Mereka bersekolah di SMA
Benediktin. Joe lulus dari Universitas Iowa dan mengambil jurusan bahasa
Inggris, sedangkan Anthony lulus dari Universitas Pennsylvania dan
mengambil jurusan bisnis sebelum beralih ke bahasa Inggris.

4.2 Alur Film Avenger: End Game


Setengah dari semua kehidupan di alam semesta hancur ketika
Thanos menggunakan Batu Infinity, termasuk keluarga Clint Barton.Dua
puluh tiga hari kemudian, Carol Danvers menyelamatkan Nebula dan
Tony Stark, yang terdampar di luar angkasa setelah pertarungan mereka
dengan Thanos. Mereka bergabung dengan Natasha Romanoff, Bruce
Banner, Steve Rogers, Rocket, Thor, Pepper Potts, dan James Rhodes di
Bumi. Kelompok itu menemukan Thanos disebuah planet terpencil dan
berencana untuk merebut dan menggunakan batu Infinity dan
membalikkan tindakannya, tetapi Thanos telah menghancurkan batu
tersebut untuk mencegah digunakan kembali.Thor yang marah akhirnya
memenggal Thanos.
Lima tahun kemudian, Scott Lang keluar dari alam kuantum.Ia
pergi ke markas Avengers, dimana ia menjelaskan kepada Romanoff dan
Rogers bahwa ia hanya melalui lima jam di alam kuantum, bukan lima
tahun. dan ia berteori bahwa alam kuantum dapat memungkinkan mereka
melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, Ketiganya meminta Stark yang
sekarang membesarkan seorang putri, Morgan, bersama Pepper agar
mereka mengambil batu Infinity dari masa lalu dan menggunakannya
untuk mengembalikan tindakan Thanos di masa sekarang. Stark menolak
gagasan itu karena takut kehilangan Morgan, tetapi mengalah setelah
merenungkan Peter Parker yang hancur.Stark bekerja bersama Banner,

38
yang telah menyatukan kepintarannya dan kekuatan Hulk, untuk
mendesain perangkat untuk melakukan perjalanan waktu.Banner
memperingatkan bahwa merubah masa lalu tidak mengubah masa kini dan
perubahan sedikitpun dapat menciptakan realita yang berbeda. Ia dan
Rocket pergi ke rumah baru pengungsi Asgard di Norwegia - New Asgard
- untuk merekrut Thor, yang kini menjadi pemabuk gemuk, putus asa
karena kegagalannya dalam menghentikan Thanos. Di Tokyo, Romanoff
merekrut Clint Barton, yang kini menjadi seorang vigilante setelah
keluarganya menghilang.
Banner, Lang, Rogers, dan Stark pergi ke Kota New York di tahun
2012.Banner mengunjungi Sanctum Sanctorum dan meyakinkan Ancient
One untuk memberinya Batu Waktu.Rogers berhasil mengambil Batu
Pikiran, namun Stark dan Lang tidak sengaja membiarkan Loki dari tahun
2012 untuk kabur dengan Batu Angkasa. Rogers dan Stark pergi ke
markas S.H.I.E.L.D. di tahun 1970, dimana Stark mengambil versi awal
dari Batu Angkasa dan bertemu dengan Howard Stark muda saat
mengambilnya, sedangkan Rogers mengambil beberapa Partikel Pym dari
Hank Pym untuk kembali ke masa kini. Rocket dan Thor pergi ke Asgard
di tahun 2013, mengekstrak Batu Realita dari Jane Foster dan mengambil
palu Thor, Mjolnir.Nebula dan Rhodes pergi ke Morag di tahun 2014 dan
mencuri Batu Kekuatan sebelum Peter Quill dapat mencurinya.Rhodes
kembali ke masa kini dengan Batu Kekuatan, namun Nebula tidak
sadarkan diri ketika implan cyberneticnya berhubungan dengan dirinya
dari masa lalu. Melalui hubungan ini, Thanos 2014 mempelajari mengenai
keberhasilannya di masa depan dan keinginan Avengers untuk
membalikkannya. Thanos menangkap Nebula 2023 dan mengirim Nebula
2014 ke masa kini untuk menggantikannya. Barton dan Romanoff pergi ke
Vormir, dimana sang penjaga Batu Jiwa, Red Skull, memberitahu mereka
bahwa batu tersebut hanya dapat diambil dengan mengorbankan seseorang
yang mereka cintai. Romanoff mengorbankan dirinya, dan Barton
mengambil Batu Jiwa.

39
Kembali ke masa kini, para Avengers memasangkan batu-batu
tersebut ke sarung tangan yang dibuat oleh Stark, dimana Banner
menggunakannya untuk mengembalikan semua yang Thanos hilangkan.
Nebula 2014 menggunakan mesin waktu untuk membawa Thanos 2014
dan kapal perangnya ke masa kini, dan menyerang markas Avengers,
berencana untuk menghancurkan dan membangun kembali alam semesta
dengan Batu Infinity. Nebula 2023 meyakinkan Gamora 2014 untuk
mengkhianati Thanos dan membunuh Nebula 2014. Stark, Rogers, dan
Thor bertarung melawan Thanos namun kewalahan. Thanos memanggil
pasukannya untuk menghancurkan Bumi, namun Stephen Strange yang
kembali datang dengan penyihir lainnya, para Avengers, dan Guardians of
the Galaxy yang hilang, pasukan Wakanda dan Asgard, dan para Ravagers
untuk melawan Thanos dan pasukannya bersama Danvers, yang
menghancurkan kapal Thanos ketika ia tiba. setelah mengalahkan para
pahlawan, Thanos merebut sarung tangan tersebut, namun Stark mencuri
batunya dan menggunakannya untuk menghilangkan Thanos dan
Pasukannya, lalu mati karena energi yang dikeluarkan oleh batu tersebut.
Setelah pemakaman Stark, Thor menunjuk Valkyrie sebagai
penguasa Asgard Baru dan bergabung dengan Guardians of the Galaxy,
dimana Quill mencari Gamora 2014.Rogers mengembalikan Batu Infinity
dan Mjolnir ke waktunya masing-masing dan menetap di masa lalu untuk
hidup bersama Peggy Carter. Di masa kini, Rogers yang sudah tua
memberikan perisai dan nama Captain America kepada Sam Wilson.
Avengers: Endgame memiliki premier dunianya di Los Angeles
Convention Center pada 22 April 2019.Disney mengonversikan Hall K
convention centre untuk pemutaran perdana film, bekerja dengan Dolby
dan QSC Audio untuk memasang layar 70 kaki (21 meter), proyektor
Dolby Vision, dan sistem suara Dolby Atmos. Pusat konvensi juga
mengadakan kedatangan karpet merah pertama dan setelah pesta.Itu dirilis
di Cina, Australia, dan bagian lain di Asia dan Eropa pada 24 April
2019.dan dirilis di Inggris Raya pada 25 April 2019. Dan di Amerika

40
Serikat pada 26 April 2019, di IMAX dan 3D. Awalnya dijadwalkan akan
dirilis di Amerika Serikat pada 3 Mei 2019.

Film ini berdurasi total 3 jam dan 1 menit, menjadikannya film


Marvel terpanjang. Pada 28 Juni 2019, Feige mengkonfirmasi bahwa
Avengers: Endgame akan dirilis ulang di bioskop dengan 7 menit rekaman
pasca-kredit baru yang tidak termasuk dalam rilis teater asli, termasuk
penghargaan Stan Lee.

4.3 Hasil Analisis


Berdasarkan analisis diketahui bahwa film Avengers Endgame berisi
cerita yang sarat dengan nilai moral. Ini sangat berguna sebagai peran teladan
dalam kehidupan sehari-hari. Film Avengers Endgame merupakan salah satu
bentuk ilustrasi dari permasalahan yang sering terjadi di masyarakat dan dapat
berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan. Cerita dalam film
Avengers Endgame memiliki latar belakang dalam kehidupan di Bumi yang
populasinya berkurang akibat Thanos. Film Thanos menggambarkan banyak
kehidupan manusia yang tragis dan kerja keras para Avengers untuk
memulihkan kehidupan di bumi kembali normal, apapun resikonya.
Gambarnya paling menonjol dan daya tarik utama dalam film Avengers
Endgame.

Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama


pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dalam ujaran.
Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam
sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah
petanda. Harimurti Kridalaksana mendefenisikan denotasi (denotation)
sebagai makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukkan
yang lugas pada suatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi
tertentu sifatnya objektif. “Denotasi juga dapat diartikan sebagai sebuah kata
adalah defenisi objektif kata tersebut, maka konotasi sebuah kata adalah
makna subjektif atau emosionalnya” (Sobur, 2013).

41
Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional,
makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif, seperti sudah
disinggung, adalah suatu jenis makna yang di mana stimulus dan respons
mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena
pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju tidak setuju, senang tidak
senang, dan sebagainya pada pihak pendengar. Di pihak lain, kata yang di
pilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang
sama. Makna konotatif sebuah kata dipengaruhi dan ditentukan oleh dua
lingkungan, yaitu lingkungan tekstual dan lingkungan budaya. Yang dimaksud
lingkungan tekstual ialah semua kata dalam paragrap dan karangan yang
menentukan makna konotatif itu. Pada dasarnya, konotasi timbul disebabkan
masalah hubungan sosial atau hubungan interpersonal, yang mempertalihkan
kita dengan orang lain. Karena itu, bahasa manusia tidak sekadar menyangkut
masalah makna denotatif atau ideasional dan sebagainya.

Dijelaskan pula dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan


operasi ideologi, yang disebutnya sebagai ‘mitos’ dan berfungsi untuk
mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang
berlaku dalam suatu periode tertentu. Di dalam mitos juga terdapat pola tiga
dimensi penanda, petanda, dan tanda. Namun sebagai suatu sistem yang unik,
mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau
dengan kata lain, mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran ke-dua. Di
dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda.

1. Scene 1

42
Gambar 4.2 Scene 1
(Sumber: internet)

Percakapan:
Tony Stark : Dulu, itu yang kamu butuhkan, Sekarang sudah
terlambat.
Kapten Amerika : Maaf
Tony Stark : Jika kita membutuhkan seragam perang di seluruh
dunia, apakah itu mempengaruhi kebebasan kita atau tidak, itulah yang
terjadi kita membutuhkan (penuh gangguan)
Captain America : yah, itu tidak berhasil, bukan?
Tony Stark : Saya bilang kita akan kalah, kamu bilang “kita
akan melakukannya bersama-sama, juga” dan tebak apa, Capten? Kami
Kalah. Dan kamu di mana? tidak ada.
James : Duduk saja, Tony. Anda sakit, duduklah
Tony : (Mendekati Captain America dan kesal) Kami Tua,
saya tidak punya apa-apa kapten, tidak ada koordinat, tidak ada petunjuk,
tidak ada strategi dan tidak ada pilihan, saya tidak percaya, kamu
pembohong.
Captain America : (Diam dan jangan melawan Tony yang sedang
marah)
Denotasi

43
Ketika suatu hari ketika Tony Stark kembali ke bumi dengan Nebula dan
dalam kehidupan di Bumi yang populasinya berkurang akibat Thanos.
Tony Stark menunjukkan kekesalannya kepada Kapten Amerika itu karena
ketika mereka berperang Kapten Amerika terlambat datang untuk
membantu, tapi Kapten Amerika menunjukkan ketidaksabarannya atas
kemarahan dari Tony Stark yang kecewa padanya.
Konotasi
Berdasarkan denotasi potongan gambar dan translate percakapan di atas
dapat diketahui jika Tony Stark menunjukkan sikap yang marah dan tidak
sabar terhadap periwtiwa sebelumnya akibat dari perbuatan dari Thanos.
Hal tersebut dikarenakan atas apa yang telah diperbuat oleh Captain
America yang terlambat datang membantunya. Namun Captain America
menanggapinya dengan sabar dan tidak ikut tersulut emosi kepada Tony
Stark. Ia mengajak Tony Stark untuk dan membicarakannya dengan baik-
baik agar semua permasalahan dapat diselesaikan dengan baik.
Mitos
Emosi adalah hal yang sering dialami oleh banyak orang, emosi menjadi
salah satu petaka pada manusia. Emosi yang menggebu-gebu akan
menjadikan dirinya semakin sesat karena perbuatan gegabah tanpa dicerna
oleh otak. Jangankan emosi, hanya sekedar mengeluh sedikit saja sudah
menandakan bahwa kita orang yang lemah. Seseorang yang lemah dalam
hidupnya adalah orang yang sering emosi atas segala hal, yang ekstrim
sekedar menyakiti dirinya sendiri. Bersabar menjadi bentuk kekuatan
hidup, selain itu bersabar adalah hal yang harus dilakukan dalam upaya
mengontrol emosi. Perilaku sbaar tersebut lah yang dapat kita ambil nilai
moral dari sikap yang ditunjukkan oleh Captain America terhadap sikap
dari Tony Stark.

2. Scene 2

44
Gambar 4.3 Scene 2
(Sumber: internet)
Percakapan:
Natasha : Tony, Kita harus mengambil sikap
Tony : Ya, tapi inilah kami
Captain America : Tony aku mengerti, aku juga senang. Benar-benar.
Tapi ini adalah kesempatan kedua (berbicara dengan tenang)
Tony : Kesempatan kedua saya di sini adalah Kapten
(Tony's House dan Keluarga), saya tidak ingin bertaruh lagi.
Denotasi
Kesabaran juga ditunjukkan oleh Captain America karena ia tidak pernah
membenci: jika kita membutuhkan seragam perang di seluruh dunia:
(Mendekati Captain America dan kesal) Kami siapa saja yang marah
padanya. Bahkan setelah Tony Stark kembali ke rumahnya, Kapten
Amerika mencoba menemui Tony Stark dan kemudian membujuk dan
bertanya dia untuk kembali menjalankan misi dan bertarung dengan
Avengers.
Konotasi
Berdasarkan denotasi potongan film dan percakapan di atas, sikap sabar
kembali ditunjukkan oleh Captain America, dimana ia dengan sabar terus
membujuk Tony Stark untuk kembali menjalankan misi mereka seperti
dahulu lagi. Namun sikap acuh tak acuh terus diberikan oleh Tony Stark
karena ia masih menyimpan amarahnya akibat peristiwa terdahulu kepada

45
Captain America. Seolah tak gentar, Captain America terus mencoba
untuk membujuk Tony Stark dengan berbagai cara.
Mitos
Pertolongan yang terbesar pada saat kita masih dalam masa pahit ujian
hidup adalah dengan pertolongan. Pertolongan senantiasa akan datang
kepada orang yang mau bersabar. Kesabaran memang susah dan sedikit
pahit, namun buahnya sangatlah manis. Buah yang manis dari kesabaran
adalah pertolongan tersebut. Tony Stark harusnya tetap bersabar atas
kekalahan yang telah dialaminya. Captain America sudah mengakui
kesalahannya dan mengajak Tony Stark untuk memperbaiki kesalahannya
dan kembali menjalankan misi. Dan jika mereka bersama-sama dan
kompak untuk mengalahkan Thanos, maka pertolongan serta kemudahan
akan datang dan mendatangkan kemenangan bagi mereka.

3. Scene 3

Gambar 4.4 Scene 3


(Sumber: internet)

Percakapan:

46
Istri Tony : Hai.
Tony Stark : Hei. Semangat!
Istri Tony : Jumat ???
Tony Stark : Fungsi kehidupan sangat penting.
Istri Tony : Tony? Lihat saya. Kita akan baik-baik saja, Anda dapat
beristirahat sekarang.
(Tony Stark meninggal)
Denotasi
Di akhir pertempuran melawan Thanos. Tony Stark berhasil menggunakan
Infinity Stone. Dan membuat Thanos dan seluruh pasukannya menjadi
abu. Dan menandai kekalahan Thanos. Namun kejadian itu harus dibayar
mahal dengan kematian dari Tony Stark setelah menggunakan batu. Di
akhir masa kritisnya, Tony Stark didampingi istrinya yang sangat sedih
melihat Tony sudah kritis kondisi. Dan saat itu Istri Tony Sratk harus
merelakan kepergian Tony selamanya.
Konitasi
Berdasarkan denotasi potongan film dan potongan percakapan di atas yang
sudah di translate, dapat kita ketahui jika Istri dari Tony Stark setia
menemani Tony Stark hingga di akhir hayat nya ketika berhasil
mengalahkan Thanos. Istri Thanos terus memberikan semangat kepada
Tony Stark untuk terus semnagat dan kuat. Namun takdir berkata lain,
Tony Stark meninggal dalam pertempuran tersebut.
Mitos
Sepasang suami istri memang harus selalu mendukung ketika pasangannya
dalam hal apapun. Hal tersebut lah yang ditunjukkn oleh istri dari Tony
Stark. Istrinya selalu mendukung Tony Stark untuk melakukan misi nya
menjaga perdamaian dunia. Hingga akhirnya ia berhasil menglahkan
musuh terbesar yakni Thanos. Meskipun hal tersebut megakibatkan Tony
Stark mennggal, namun istrinya sangat setia. Ia terus menemani ketika
Tony Stark terluka parah hingga meninggal. Hal tersebut menjadi teladan

47
yang dapat kita serap yakni ketika memiliki pasangan, kita harus tetap
setia terhadap ia dengan apapun keadaannya.

4. Scene 4

Gambar 4.5 Scene 4


(Sumber: internet)

Percakapan:
Ibu Thor : Kamu bukan Thor yang aku kenal kan? (Belai rambut
Thor)
Thor : Saya Thor yang merupakan ibu yang baik (tersenyum)
Ibu Thor : Masa depan tidak baik untukmu kan?
Thor : Aku tidak bilang dari masa depan ibu
Ibu Thor : Ibu dibesarkan oleh penyihir, ibu tidak hanya melihat
dengan mata mereka. (Thor dan ibunya menangis dan mereka berpelukan)
Thor : Aku Sangat Merindukanmu, Bu.
Denotasi
Di mana Thor mencintai ibunya yang tinggal di kerajaan dewa (Asgard),
dia tetap memberikan kasih sayang yang tulus kepada ibunya. Terlepas apa
yang terjadi saat itu dan terhadap masa lalu ibunya.
Konotasi

48
Dari denotasi dan potongan percakapan yang terlah di translate di atas,
dapat kita ketahui bahwa seorang ibu pasti selalu menyayangi anaknya,
pun juga bagi seorang anak kepada ibunya. Harus juga menyayangi ibu
yang telah melahirkannya, karena tak ada seorang ibu pun yang tidak
mencintai anaknya. Seluruh ibu pasti mencintai anaknya.
Mitos
Kasih sayang seorang ibu adalah kasih sayang kepada anaknya tanpa
mengharap pamrih apapun. Yang diinginkannya hanyalah agar anaknya
sukses suatu hari nanti. Maka kita harus berbakti kepadanya. Hal
tersebutlah yang terjadi antara Thor dengan ibunya. Ibu Thor sellau ingin
anaknya selalu bahagi. Meskipun ibunya memiliki latar belakang yang
kurang baik. Namun dengan kasih saying yang telah ia berikan kepada
Thor, membuat Thor sangat mencintai dan selalu berbakti dengan ibunya.

5. Scene 5

Gambar 4.6 Scene 5


(Sumber: internet)

49
Percakapan:
Tony Stark : Apa yang kamu lakukan, nona kecil?
Maguna (Putra) : Kenapa kamu bangun?
Tony Stark : Ayah punya pekerjaan penting (Tony membawa
milik anaknya ke kamar)
Tony Stark : Ayo tidur
Maguna (Putra) : Baca dongeng
Tony Stark : Dongeng? Suatu hari Maguna pergi tidur.
Tamat !!!
Maguna (Putra) : Cerita jelek.
Tony Stark : Ayo, itu dongeng favoritmu.
(Sambil mencium kening anaknya Tony berkata “Aku sangat
mencintaimu”)
Maguna (Putra) : I Love You 3000
Denotasi
Suatu malam saat Tony Stark sedang membuat desain mesin waktu untuk
bertarung Thanos, tiba-tiba anaknya datang dan dia memilih berhenti
sejenak mengerjakan desain mesin waktu dan membawa putrinya ke
kamar untuk bercerita dan menidurkannya.
Konotasi
Dari denotasi dan penggalan percakapan yang sudah di translate di atas,
dapat kita ketahui kasih sayang seorang Tony Stark sebagai ayah kepada
putrinya. Meskipun sedang bekerja, ketika ada anaknya ia lebih memilih
untuk menemani anaknya terlebih dahulu untuk kemudia baru melanjutkan
pekerjaannya.
Mitos
Ayah akan selalu peduli dan sayang pada anak perempuannya. Ayah akan
memastikan bahwa putri kecilnya tidak akan pernah terluka oleh apa pun.
Dia juga akan berusaha semampunya untuk melawan siapa pun yang
membuat anak perempuannya bersedih hati. Sikap tersebutlah yang

50
ditunjukkan oleh Tony Stark kepada anaknya. Sesibuk apapun ia sedang
bekerja, ia akan tetap meluangkan waktu untuk anaknya. Meskipun di
pertarungan dia terkenal dengan kekuatannya, namun di depan anaknya
dia berlaku seperti sosok malaikat lembut yang hangat bagi anaknya
tersebut

6. Scene 6

Gambar 4.7 Scene 6


(Sumber: internet)

Percakapan:
Anak-anak : Permisi, Tuan Hulk
Hulk : Ya
Anak-anak : Bisakah saya mengambil foto ???
Hulk : Tidak apa-apa nak... ayo, naiklah. Apakah boleh???
(menyerahkan ponsel ke Scott Lang)
Scott Lang : Oh, ya
Hulk : Terima kasih (setelah mengambil gambar)
Anak-anak : Terima kasih Pak Hulk
Hulk : Sama-sama, nak, dengarkan kamu ibu, dia selalu tahu.
Denotasi

51
Saat Hulk sedang berbicara dengan Captain America, Scott Lang dan
Natasya yang sedang berdiskusi tentang kekuatan Hulk, tiba-tiba ada tiga
orang anak datang menyapa Hulk dan mengajaknya berfoto bersama.
Konotasi
Dalam penggalan denotasi serta beberapa percakapan yang tel
diterjemahkan di atas, dapat kita ketahui jika Hulk merupakan pribadi
yang ramah dan baik kepada siapapun. Termasuk kepada anak-anak yang
ingin mengajaknya berfoto.
Mitos
Pelajaran yang dapat kita ambil dari adegan tersebut yakni kita tidak oleh
sombong serta harus menghormati siapapun itu. Termasuk kepada anak-
anak sekalipun.

7. Scene 7

52
Gambar 4.8 Scene 7
(Sumber: internet)

Percakapan:
Natasya : kamu siapa?
Red Skull : Anggap saya panduan untuk Anda dan semua batu
jiwa Pencari
Natasha : Oke, beri tahu kami di mana itu, lalu kami akan
pergi
Red Skull : kalau semudah itu, yang kamu cari ada di bawah
(menatap tebing), jadi kamu takut
Natasha : jadi batunya ada di bawah sana
Red Skull : untuk satu orang, untuk mengambil batu itu kamu
harus kehilangan orang yang dicintai, pertukaran abadi. Jiwa adalah
digantikan oleh jiwa
Clint : Mungkin (Tengkorak merah) mengada-ada
Natasha : Tidak, saya rasa tidak.
Clint : Kenapa? Karena dia tahu nama ayahmu?
Natasha : Entahlah, Thanos meninggalkan tempat ini tanpa
anak perempuannya
Clint : itu bukan kebetulan.
Natasha : Apapun resikonya.. jika kita tidak mendapatkan
batunya, miliaran jiwa masih akan mati.
Clint : Ya, sepertinya kita tahu siapa yang akan berkorban
(Nathasa dan clint saling menatap, keduanya ingin berkorban untuk
mendapatkan batu itu. Tapi setelah itu mereka berdebat)
Natasha : selama 5 tahun saya mencoba satu hal untuk
datang ke sini, itu saja sudah tentang. Kembalikan semua orang. Saya juga
mencoba untuk selamatkan hidupmu, Clint.
Clint : Saya tidak ingin diselamatkan, Anda payah.

53
(clint dan Nathasa saling berebut untuk menjatuhkan diri ke jurang, setelah
beberapa saat, Nathasa yang berhasil jatuh ke jurang)
Denotasi
Suatu hari saat Natasya dan Clint kembali ke masa Vormir untuk
mendapatkan sebuah invinity, mereka bertemu dengan seorang pemandu
yang menjelaskan bagaimana cara mendapatkan invinity, rupanya
kondisinya tidak mudah karena stone berada di bawah tebing dan
mengambil invinty stone salah satunya harus mati.
Konotasi
Dari denotasi serta penggalan percakapan yang telah diterjemahkan di atas,
dapat kita ketahui jika Natasha dan Clint merupakan seorang yang
memiliki kebaikan hati dan pantang menyerah. Mereka tidak menyerah
meskipun untuk mendapatkan invinity mereka harus mempertaruhkan
nyawaya. Karena dengan adanya invinity tersebut banyak nyawa yang
akan terselamatkan.
Mitos
Pantang menyerah artinya sebuah sikap yang tidak mudah putus asa dalam
melakukan segala hal. Jadi, seseorang yang memiliki sikap pantang
menyerah tidak mudah goyah ketika mendapatkan rintangan dalam
perjalanan mencapai targetnya. Dengan sikap pantang menyerah yang
ditunjukkan oleh Clint, tujuan yang akan mereka dapat pasti akan tercapai.
Karena Tuhan bersama orang-orang yang terus semangat dan pantang
menyerah.

8. Scene 8

54
Gambar 4.9 Scene 8
(Sumber: internet)

Percakapan:
Raccon : Sarung tangannya sudah siap, siapa yang akan
menjentikkan jarinya?
Thor : hanya aku
Para Avengers : (apa? Tenang.. Tidak.. tidak.. berhenti..)
Captain America : Thor, tunggu!!! Kami belum memutuskan siapa
yang akan menggunakannya.
Thor : Apakah kita hanya menunggu kesempatan yang
tepat?
Scott Lang : setidaknya kita diskusikan dulu
Thor : hanya menatapnya tidak akan mengembalikan
semua orang. aku yang pembalas terkuat. Ini adalah tanggung jawab saya.
Itu adalah pekerjaan saya. Saya akan melakukannya, biarkan saya
melakukan perbuatan baik dan benar.
Tony Stark : Bukan seperti itu. Lihat, tidak hanya itu, sarung
tangannya menyalurkan energi yang cukup untuk menerangi benua tetapi
kondisi Anda juga tidak memungkinkan
(Bicara dengan Thor) Dan (Hulk menyela)

55
Hulk : ini tugasku, kamu lihat apa yang dilakukan batu itu
Thanos? Thanos hampir mati. Anda tidak akan aman. Batu itu
memancarkan radiasi gamma. saya dibuat untuk ini.
Denotasi
Ketika batu invinity telah didapatkan oleh para avengers, mereka
menggabungkannya menjadi satu. tetapi untuk menggunakan kekuatan
batu keabadian, salah satunya avengers harus berani menggunakan
kekuatan invinity stone yang paling kuat. Hulk memutuskan sendiri untuk
menggunakan kekuatan itu tanpa takut akan risikonya akan terjadi
padanya.
Konotasi
Dari denotasi dan penggalan percakapan yang telah diterjemahkan di atas,
dapat kita ketahui jika Hulk merupakan sosok yang pemberani. Ia rela
menanggung segala risiko yang berpotensi terjadi pada dirinya untuk
berjuang menjalankan misi perdamaian dunia.
Mitos
Pemberani adalah orang yang berani membela kebenaran dengan resiko
apa pun dan takut untuk berbuat yang tidak benar. Sikap itulah yang
ditunjukkan oleh Hulk. Ia berani untuk melaksanakan tugasnya menjadi
penjaga perdamaian dunia meskipun banyak risiko yang berpotensi terjadi
kepadanya.

9. Scene 9

56
Gambar 4.10 Scene 9
(Sumber: internet)

Percakapan:
James : Tony akan beristirahat sepanjang hari
Captain Marvels : Jaga dia, dan aku akan membawa ramuan Xorrian
ketika dia kembali (Kemudian berjalan dan bergegas pergi)
Kapten Amerika : Mau kemana?
Captain Marvel : Bunuh Thanos
Nathasa : Hei .. Kita bisa bekerja sama sebagai sebuah Tim.
Captain Marvels : Space memang teorimu tapi ini pertarungan kita
juga.
James : Apakah Anda tahu di mana dia?
(Menanyakan Kapten Marvel)
Captain Marvels : Saya tahu siapa yang tahu
Nebula : Tidak perlu, saya dapat memberi tahu Anda di
mana Thanos berada (dia memotong bicara) Thanos menghabiskan waktu
lama menyempurnakan saya, saat dia sedang bekerja, dia bercerita tentang
kebesarannya rencana. Bahkan ketika dibongkar, saya ingin membuatnya
dia bahagia. Saya bertanya, “Ke mana kita akan pergi setelah itu rencana
selesai?” jawabannya selalu sama “Ke taman”
James : Manis sekali, Thanos punya rencana pensiun.

57
Captain America : Jadi, dimana dia?
Raccon : Ketika Thanos menjentikkan jarinya, kekuatan
bumi disebabkan oleh gelombang kosmik yang sangat besar. Disana ada
tidak pernah hal seperti itu, sampai dua hari yang lalu ini planet
(menunjuk peta transparan)
Nebula : Thanos ada di sana
Nathasa : Dia menggunakan batu lagi.
(Setelah lama berbicara, Avengers akhirnya datang tempat persembunyian
Thanos)
Denotasi
Ketika Captain Marvels ingin bertemu Thanos dan membunuhnya karena
itu telah melenyapkan sebagian populasi manusia di bumi, tetapi tidak ada
yang tahu Thanos dimana.
Konotasi
Dari denotasi dan penggalan percakapan yang telah di translate di atas,
dapat kita ketahui jika bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tujuan
merupakan cara yang terbaik. Hal itulah yang digunakan oleh para
avengers untuk menjalanan misinya yakni mencari keberadaan Thanos
yang telah melenyapkan populasi manusia di bumi.
Mitos
Kerja sama membuat segala macam pekerjaan lebih mudah diselesaikan
dan diatasi. Kerja sama memberi manfaat karena menuntut setiap pihak
untuk terus belajar dan saling belajar. Kerja sama mampu mempererat
hubungan, komunikasi, dan interaksi antar pihak yang terlibat untuk bisa
mencapai tujuan bersama. Manfaat inilah yang akan didapatkan oleh para
Avenger ketika mereka melakukan kerja sama untuk mencari keberadan
Thanos.

58
10. Scene 10

Gambar 4.11 Scene 10


(Sumber: internet)

Percakapan:
Thanos : Putriku...
Nebula (Jahat) : Ya, Ayah
Thanos : Jadi ini masa depan? Bagus sekali...
Nebula (Jahat) : Terima kasih ayah, tidak ada yang curiga
Thanos : Orang sombong tidak akan curiga. Pergi!! Lihat
untuk batu-batu itu dan bawakan kepadaku.
Nebula (Jahat) : Apa yang akan kamu lakukan?
Thanos : Menunggu !!!
(Gamora mendengar percakapan Thanos dan Nebula lalu bertanya pada
kembaran Nebula)
Gamora : Tolong jawab... di masa depan, apa yang akan
terjadi kita?
Nebula (Bagus) : Aku mencoba membunuhmu beberapa kali, tapi
pada akhirnya kita menjadi teman, kami menjadi saudara. (Gamora
kemudian mengulurkan tangannya, lalu berkata)
Gamora : Ayo, kita bisa hentikan dia.

59
Makna Denotasi
Saat Gamora selalu berkonflik dengan Nebula, pada akhirnya setelah
mengetahui bahwa Thanos memiliki niat jahat terhadap kehidupan di
bumi, dia dimaksudkan untuk membantu nebula untuk menghentikan
Thanos.
Konotasi
Dari denotasi dan penggalan percakapan yang telah di terjemahkn di atas,
dapat kita ketahui jika Nebula pada dasarnya orang yang baik. Hal itu
dikertahui dari keinginan Nebula yang inginmembantu Gamora untuk
menghentikan Thanos.
Mitos
Salah satu manfaat penting berbuat baik lainnya yaitu dapat membantu
otak menyalurkan energi positif ke seluruh tubuh. Hal ini dapat membantu
organ di dalamnya bekerja lebih baik dan tidak mudah sakit. Saat perasaan
bahagia dalam menjalani hidup, maka berbagai penyakit tidak dapat
menggangu.hal tersebutlah yang dilakukan oleh Nebula. Meskipun ia
sering berkonflik dengan Gamora, tapi ia tetap berbaik hati mau menolong
Gamora dan pada Avenger untuk menciptakan perdamaian dunia.

11. Scene 11

Gambar 4.12 Scene 11

60
(Sumber: internet)
Percakapan:
Ancient One : Apa yang kamu inginkan darinya?
Hulk : Itu, sebenarnya (menunjuk tak terhingga batu)
Yang kuno : Saya khawatir tidak
Hulk : Maaf, saya tidak bertanya.
Yang kuno : Anda tidak ingin melakukan ini.
Hulk : Anda benar, saya tidak. Tapi aku butuh batu itu, setelah
selesai menggunakan batu kita akan mengembalikannya ke garis saat kita
mengambilnya. Jadi masuk kronologi sebenarnya batu itu tidak pernah ada
telah hilang.
Yang kuno : Ya, tapi Anda harus ingat. Untuk memulihkan batu Anda
harus aman
Hulk : Kami benar-benar selamat, Saya janji.
Yang kuno : (Setelah memberiku batu keabadian) aku mengandalkan
Anda
Makna Denotasi
Saat hulk bertemu Ancient One untuk mendapatkan infinity stone, tapi saat
itu
hulk tiba di tempat Ancient One, dia meminta ketidakterbatasan tanpa
paksaan
dan lebih memintanya dengan baik dan sopan.
Konotasi
Dari denotasi dan penggalan percakapan yang telah diterjemahkan di atas,
dapat kita ketahui jika kesopnanan dan tata karma harus diterapkan
dimanapun kita berada. Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Hulk.
Mitos
Tata krama membuat seseorang lebih dihormati, membuat orang lain
enggan untuk berperilaku kasar, membuat orang lain nyaman, yang
memudahkan membangun hubungan baik dengan orang lain. Hal

61
tersebutlah yang diterapkan oleh Hulk ketika mendatangi Ancient One.
Tetap menjunjung kesponanan dimanapun ia berada.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis data pada bab sebelumnya, peneliti mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Moral yang baik dalam film Avengers Endgame Sabar, Cinta Keluarga,
Ramah, Sopan, Berani, Peduli dan Tolong Menolong. Kesabaran adalah
sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dan
jangan mengeluh. Kesabaran dimiliki oleh Kapten Amerika.
2. Cinta keluarga dapat membantu mengatasi stres seseorang, Cinta ini
dibagikan oleh Hulk dan Tony Stark. Ramah itu baik dan menarik dalam
bahasa, manis dalam perkataan dan sikap, mudah bergaul dan
menyenangkan hubungan, Ramah dimiliki oleh Hulk.
3. Kesopanan adalah syarat dalam hidup bersama, sikap sopan santun
dimiliki oleh Hulk. Berani adalah tindakan percaya diri dari bahaya dan
masalah. Berani memiliki hati yang kuat untuk membela kebenaran
apapun resikonya, sikap ini dimiliki oleh Natasha, Hulk, dan Tony Stark.
Peduli adalah perasaan, nilai inti dan sikap untuk membayar
memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di
sekitar kita. Sikap peduli dimiliki oleh Kapten Amerika. Tolong Menolong
juga merupakan nilai yang harus dikuatkan oleh seseorang hubungan
dengan orang lain. Sikap tolong menolong ini milik Gamora dan seluruh
anggota The Avengers.
4. Dalam film Avengers: Endgame, makna denotasi merujuk pada makna
literal atau konkrit dari elemen-elemen visual, dialog, atau tindakan yang
muncul dalam film tersebut. Hal ini seperti penampilan karakter superhero,
lokasi, benda-benda penting, dialog, dan tindakan dalam film. Makna

62
denotasi membantu penonton memahami alur cerita dan mengidentifikasi
elemen-elemen penting dalam narasi film ini. Meskipun film ini penuh
dengan aksi superhero yang spektakuler, pemahaman makna denotatif
membantu memahami secara lebih baik dunia yang dibangun dalam film
ini.
5. Dalam film Avengers: Endgame, makna konotasi mengacu pada makna-
makna yang lebih mendalam, simbolisme, atau pesan yang tersembunyi di
balik elemen-elemen film. Beberapa konotasi yang muncul dalam film ini
mencakup tema pengorbanan, kesempatan kedua, persatuan,
ketidakpastian masa depan, warisan, penghormatan, dan banyak lagi.
Makna konotasi memberikan kedalaman emosional dan intelektual pada
cerita, memungkinkan penonton untuk merenungkan pesan-pesan yang
lebih mendalam dan tema-tema filosofis yang terkandung dalam narasi.
Film Avengers: Endgame bukan hanya sebuah film aksi superhero, tetapi
juga sebuah narasi yang sarat dengan pesan-pesan konotatif yang
menginspirasi pemirsa secara lebih mendalam.
6. Dalam film Avengers: Endgame, terdapat sejumlah elemen mitologis yang
memberikan kedalaman pada cerita superhero modern ini. Mitos yang
hadir dalam film mencakup pahlawan super yang berjuang untuk
kebaikan, pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, pengorbanan demi
kemanusiaan, perjalanan waktu yang kompleks, objek sihir yang kuat
dalam bentuk Infinity Stones, tema kematian dan kehidupan setelah
kematian, serta pertempuran epik yang mirip dengan cerita-cerita
mitologis tentang perang dan pertempuran dewa. Kehadiran elemen-
elemen mitologis ini tidak hanya meningkatkan dramatisasi dalam film,
tetapi juga menghubungkan narasi modern ini dengan warisan mitologi
yang kaya. Ini memungkinkan kita sebagai penonton untuk merenungkan
tema-tema universal yang diungkapkan melalui mitos-mitos sepanjang
sejarah manusia, seperti pengorbanan, persatuan, pertempuran antara
kebaikan dan kejahatan, serta perjalanan pahlawan. Dengan demikian,
Avengers: Endgame memadukan unsur-unsur mitologi dengan cerita

63
superhero modern, menciptakan pengalaman sinematik yang mendalam
dan bermakna bagi penonton.

5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian terhadap film Avenger: End Game, maka
saran yang dapat diberikan oleh penulis yakni sebagai berikut:
1. Dalam pembuatan film, alangkah lebih baik jika lebih banyak
memasukkan pesan moral ke dalamnya. Agar lebih mendatangkan manfaat
bagi penonton film tersebut.
2. Bagi penonton, ketika menonton sebuah film sebaiknya lebih banyak
memahami makna yang terdapat di dalamnya untuk kemudian dapat
mengambil pesan moral yang terdapat film tersebut.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian
sejenid dengan obyek penelitian film-film action, sehingga pembaca dapat
lebih banyak mengetahui terkait dengan pesan moral yang terdapat dalam
suatu film, terutama film dengan genre dominan action.

64
DAFTAR PUSTAKA

Birowo, M. A. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali.

Budiman, K. (1999). Kosa Semiotika. Yogyakarta: LKIS.

Budiman, M. (2001). Semiotika dalam Tafsir Sastra: Antara Riffaterre dan


Barthes dalam Bahan Pelatihan Semiotika. Jakarta: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya LPUI.

Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus


Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Cangara, H. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Cobley, P., & Jansz, L. (1999). Intoducing Semiotics. New York: Icon Books-
Totem Books.

Effendy, O. U. (1986). Dimensi Dimensi Komunikasi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Effendy, O. U. (2004). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Heru, E. (2002). Mari Membuat Film : Panduan Menjadi Produser. Jakarta:


Yayasan Konfiden.

Ida, R. (2014). Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya. Jakarta:
Prenada Media Group.

Imanjaya, E. (2004). Why Not: Remaja Doyan Nonton. Bandung: PT Mizan


Bunaya Kreative.

65
Jayani, D. H. (2020, Januari 06). 10 Film Terlaris di Dunia Sepanjang 2019.
Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/06/10-
film-terlaris-di-dunia-sepanjang-2019

Kriyantono, R. (2006). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media


Group.

Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan


IndonesiaTera.

Littlejohn, S. W. (1996). Theories of Human Communication. California:


Belmont, Woodsworth.

Moleong, J. L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nawawi, H. (1991). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.

Pratista, H. (2008). Kompilasi Buletin Film Montase. malang: Homerian Pustaka.

Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Balai Pustaka Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media Group.

66

Anda mungkin juga menyukai