Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEMIOTIKA KOMUNIKASI

Mata Kuliah semiotika komunikasi


Dosen Pengampu : Ryan Adam, M.Ikom
Kelas : Advertising
Disusun oleh:
Shakira nasya anindra
07031382025268

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL


DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG TAHUN AJARAN 2022/2023

I
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kita nikmat dan juga atas karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MAKALAH SEMIOTIKA
KOMUNIKASI “ tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada bapak Ryan Adam, M.Ikom ,Selaku dosen pengampu mata kuliah
semiotika komunikasi sual yang telah membimbing kami untuk mengerjakan
tugas yang dapat menambah wawasan dan juga kemampuan kami dalam membuat
makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk
memenuhi tugas dari bapak Ryan Adam, M.Ikom Pada mata kuliah semiotika
komunikasi. Selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi pembaca dan juga penulis tentang materi semiotika komunikasi

kami mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun kami dan membantu kami dalam menyempurnakan makalah
ini kedepannya.

Palembang, 18 Agustus 2022

II
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3


2.1 ................................................................................................................ 3
2.2 ................................................................................................................ 4
2.3 .............................................................................................................. 5
2.4 .............................................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8


3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 8
3.2 Saran ..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan
interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa
saling memahami tentang suatu hal. Ada banyak hal yang perlu dipahami dalam
komunikasi salah satunya adalah tanda. Agar tanda itu bisa dipahami secara benar dan
sama, maka membutuhkan konsep yang sama pula, agar tidak terjadi miss understanding
atau salah pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya bisa dipahami
secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap orang memiliki interpretasi makna
tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya.
Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik (the study of signs). Masyarakat
selalu bertanya apa yang dimaksud dengan tanda. Banyak tanda dalam kehidupan sehari-
hari kita seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda adanya suatu peristiwa atau tanda -
tanda lainnya. Semiotik meliputi studi seluruh tanda-tanda tersebut sehingga masyarakat
berasumsi bahwa semiotik hanya meliputi tanda-tanda visual (visual sign).
Istilah semiotika berasal dari kata yunani “semion”, yang berarti tanda. Jadi semiotika
adalah ilmu tentang tanda. Ketika membicarakan awal kelahiran semiotika modern, ada
dua orang tokoh yang patut di catat, yakni Charles Sanders Pierce dan Ferdinand de
Saussure. Pierce mengembangkan semiotika dengan berpijak pada disiplin filsafat dan
logika. Bagi Pierce, sebuah tanda adalah represent (representament), yang artinya makna
tanda sesungguhnya, adalah yang diacunya. Sebuah tanda mengacu pada sesuatu
(objeknya) untuk seseorang (interprent), dan dalam semacam respek atau penghargaan
(ground). Relasi ketiga hal ini menentukan ketepatan proses semiosis.
Dalam relasi triadic, terdapat tiga konsep penting dalam pemikiran Pierce, yakni:
ikon, indeks dan simbol. Secara sederhana Ikon dapat bermakna sebagai hubungan antara
tanda dan acuannya, karena adanya kemiripan (misalnya: foto memiliki relasi ikonik
dengan subjek foto itu.

1
Indeks adalah hubungan yang timbul karena kedekatan eksistensi (misalnya: asap adalah
indeks dari api), sedangkan simbol adalah hubungan yang terbentuk secara konvensional
(misalnya: anggukan kepala berarti setuju, atau juga warna bendera masing- masing
Negara).
Selanjutnya, tanda baik verbal maupun non verbal, merupakan alat komunikasi, yang
memiliki makna. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan suatu informasi atau mengubah sikap, pendapat atau
perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi sangat
dibutuhkan bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

2.1 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dan sejarah dari semiotika komunikasi?


2. Apa saja bentuk sign dari semiotika komunikasi?

3.1 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari semiotika komunikasi


2. Bentuk sign dari semiotika komunikasi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA/PEMBAHASAN

1.2 PENGERTIAN SEMIOTIKA KOMUNIKASI

Semiotika adalah tanda-tanda basis dari seluruh komunikasi (Sobur 2013:64).


Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini. Kajian teori semiotika sampai sekarang telah
membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi
(lihat antara lain Hoed, 2001:140). Yang pertama menekankan pada teori tentang produksi
tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi,
yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran dalam Hoed 2001:140). Yang
kedua memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam konteks tertentu.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda dan simbol merupakan alat dan materi yang digunakan dalam interaksi.
Komunikasi merupakan proses transaksional dimana pesan (tanda) dikirimkan dari seorang
pengirim (sender) kepada penerima (receiver). Supaya pesan tersebut dapat diterima secara
efektif maka perlu adanya proses interpretasi terhadap pesan tersebut, karena hanya
manusialah yang memiliki kemampuan untuk menggunakan dan memaknai simbol-simbol,
maka berkembanglah cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana memhami simbol atau
lambang. Salah satunya yang kita kenal dengan semiologi. Semiologi adalah salah satu ilmu
yang digunakan untuk menginterpretasikan pesan (tanda) dalam proses komunikasi.
Pembahasan tentang konsep simbol harus diawali dengan pemahaman tentang konsep tanda
(“sign”). Tanda merupakan unsur yang digunakan untuk mewakili unsur lain.

Tanda-tanda (sign) adalah basis dari komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-
tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa
dikomunikasikan di dunia ini.

3
Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti “tanda” atau
seme, yang berarti “penafsiran tanda”.Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas
seni logika, retorika, dan poetika. “Tanda” pada masa itu masih bermakna suatu hal yang

Jika diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki
arti pada dirinya sendiri.Tanda-tanda itu hanya menggambarkan arti (significant) dalam
kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang
ditandakan (signifie) sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan. Dalam
penelitian sastra, kerap berhubungan dengan sintaksis antara tanda-tanda (strukturalisme) dan
hubungan antara tanda dan apa yang ditandakan (semantik).

Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni
semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Yang pertama menekankan pada teori
tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor
dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi,
dan acuan (hal yang dibicarakan).

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.Tanda-tanda
adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-
tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika dalam istilah Barthes, hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity), memaknai hal-hal (thinks). Memaknai (to
sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to
communicate). Memaknai berarti objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal
mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur
dari tanda.

Mengenai tanda, menurut Sausure adalah sebagai kesatuan dari dua bidang yang tidak
dapat dipisahkan. Di mana ada tanda pasti ada sistem, sebuah tanda mempunyai dua aspek
yang ditangkap indra yang disebut dengan signifier, bidang penanda atau bentuk lain yang
disebut signified.

4
Sedangkan menurut Pierce, tanda ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam
batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu pada objek.

Semiotika, yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of


sign), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun yang
memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai
sesuatu yang bermakna.

2.2 JENIS SEMIOTIKA

Menurut Hoed (dalam Sobur, 2006:15), terdapat dua jenis kajian semiotika, yaitu
sebagai berikut:

1. Semiotika komunikasi
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang
salah satu diantara nya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi
yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan
acuan (hal yang dibicarakan).
2. Semiotika signifikasi
Semiotika signifikasi menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam
suatu konteks tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dipersoalkan adanya
tujuan berkomunikasi sebaliknya yang di utamakan adalah segi pemahaman
suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih di
perhatikan daripada proses komunikasinya.

Sedangkan menurut Pateda (2001:29), terdapat sembilan macam semiotik yaitu


sebagai berikut:

1. Semiotik analitik, yaitu semiotik yang menganalisis sistem tanda. Semiotik


berobjekan tanda dan penganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide
dapat dikaitkan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang
terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu.
2. Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang
dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti
yang disaksikan sekarang.
5
Semiotik faunal (Zoo Semiotik), yaitu semiotik yang khusus memperhatikan
sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan
tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan
tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.
3. Semiotik kultural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
berlaku dalam kebudayaan tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat
sebagai makhluk sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah turun
temurun dipertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam
masyarakat yang juga merupakan sistem itu, menggunakan tanda-tanda
tertentu yang membedakannya dengan masyarakat yang lain.
4. Semiotik naratif, yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi
yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folklore). Telah diketahui bahwa mitos
dan cerita lisan, ada diantaranya memiliki nilai kultural tinggi.
5. Semiotik natural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh alam. Air sungai keruh menandakan di hulu telah turun hujan,
dan daun pohon-pohonan yang menguning lalu gugur. Alam yang tidak
bersahabat dengan manusia, misalnya banjir atau tanah longsor, sebenarnya
memberikan tanda kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam.
6. Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu
lintas. Di ruang kereta api sering dijumpai tanda yang bermakna dilarang
merokok. Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang
berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut
kalimat. Dengan kata lain, semiotik sosial menelaah sistem tanda yang
terdapat dalam bahasa.
7. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dimanifestasikan melalui struktur bahasa

6
2.3 BIDANG TERAPAN DALAM SEMIOTIKA

Dalam komunikasi, bidang terapan semiotika pun tidak terbatas. Adapun beberapa
contoh aplikasi semiotika di antara sekian banyak pilihan kajian semiotika dalam domain
komunikasi antara lain :

1. Media
Mempelajari media adalah adalah mempelajari makna dari mana asalnya,
seperti apa, seberapa jauh tujuannya, bagaimanakah ia memasuki materi
media, dan bagaimana ia berkaitan dengan pemikiran kita sendiri. Dalam
konteks media massa, khususnya media cetak kajian semiotika adalah
mengusut ideologi yang melatari pemberitaan. Untuk teknik – teknik analisnya
sendiri, secara garis besar yang diterapkan adalah :
• Teknik kuantitatif
Teknik yang paling dapat mengatasi kekurangan dalam objektivitas,
namun hasilnya sering kurang mantap. Ciri – ciri yang dapat di ukur
dinyatakan sebagai tanda merupakan titik tolak penelitian ini.Menurut
Van Zoest, 19993:146-147), hasil analisis kuantitatif selalu lebih
spektakuler namun sekaligus selalu mengorbankan ketahanan uji
metode – metode yang digunakan
• Teknik kualitatif
Pada analisis kualitatif, data – data yang diteliti tidak dapat diukur
secara matematis. Analisis ini sering menyerang masalah yang
berkaitan dengan arti atau arti tambahan dari istilah yang digunakan.
2. Periklanan
Dalam perspektif semiotika iklan dikaji lewat sistem tanda dalam iklan, yang
terdiri atas dua lambang yakni; lambang verbal (bahasa) dan lambang non
verbal (bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan).

7
3. Tanda NonVerbal
Komunikasi nonverbal adalah semua tanda yang bukan kata-kata dan bahasa.
Tanda-tanda digolongkan dalam berbagai cara :
• Tanda yang ditimbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia
melalui pengalamannya
• Tanda yang ditimbulkan oleh binatang
• Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, bersifat verbal dan nonverbal

Namun tidak keseluruhan tanda-tanda nonverbal memiliki makna yang universal. Hal
ini dikarenakan tanda-tanda nonverbal memiliki arti yang berbeda bagi setiap budaya yang
lain. Dalam hal pengaplikasian semiotika pada tanda nonverbal, yang penting untuk
diperhatikan adalah pemahaman tentang bidang nonverbal yang berkaitan dengan benda
konkret, nyata dan dapat dibuktikan melalui indera manusia.

4. FILM
Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau
semiotika.
• Van Zoest
film dibangun dengan tanda semata-mata. Pada film digunakan tanda-
tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Gambar
yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang
dinotasikannya. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Yang
paling penting dalam film adalah gambar and suara. Film menuturkan
ceritanya dengan cara khususnya sendiri yakni, mediumnya, cara
pembuatannya dengan kamera dan pertunjukannya dengan proyektor
dan layar.
• Sardar & Loon
Film dan televisi memiliki bahasanya sendiri dengan sintaksis dan tata
bahasa yang berbeda. Film pada dasarnya bisa melibatkan bentuk-
bentuk simbol visual dan linguistik untuk mengkodekan pesan yang
sedang disampaikan.

8
Figur utama dalam pemikiran semiotika sinematografi hingga sekarang
adalah Christian Metz dari Ecole des Hautes Etudes et Sciences
Sociales (EHESS) Paris.

2.4 SIGN DALAM SEMIOTIKA

Barthes menjelaskan bahwa sign tidak berdiri sendiri sebagai suatu tanda atau hal
yang memiliki arti dibaliknya, namun sign merupakan kombinasi dari signifier dan signifier.
Signifier adalah suatu hal, benda, bentuk, visual, atau apapun yang kita lihat dan terima
melaui panca indera. Sedangkan signifier adalah makna yang kita terapkan, artikan, dan
asosiasikan dengan hal (signifier) yang kita terima.

Misalnya saja ketika kita sedang berjalan dan menemukan ada bendera kuning
terpasang di depan sebuah gang, kita akan menafsirkan keadaan tersebut bahwa ada orang
yang meninggal. Mengapa? Karena bendera kuning sudah menjadi tanda yang diketahui
umum bahwa ada orang yang meninggal, tanpa kita diberitahu secara lisan ataupun tulisan.

Dalam hal ini, bendera kuning adalah signifier dan orang meninggal adalah signified.
Kita melihat bendera kuning yang berupa visual dan ditangkap oleh mata, dan penafsiran ada
orang meninggal adalah pemaknaan yang kita kaitkan ketika melihat bendera kuning.
Bendera kuning dan orang meninggal berkombinasi menjadi sebuah sign yang kita tangkap
dan persepsikan maknanya.

• Model dan Jenis Sign


Setelah memahami mengenai prinsip dan sifat sign, kita akan mengulas
mengenai model dan jenis sign yang terbentuk dari model tersebut. Model sign
ini dibuat oleh salah seorang ilmuwan bidang Semiotika selain Barthes, yaitu
Charles Sanders Pierce. Pierce membentuk model yang menjelaskan unsur-
unsur dalam sign yang disebut dengan triadic model atau model segitiga sign.
Triadic model terdiri dari:
1. Object, yaitu sesuatu yang dimaksudkan atau dituju oleh sign. Object
biasanya berupa benda fisik, namun bisa juga tindakan atau ide.

9
2. Representament (sign vehicle), yaitu signifier atau bentuk fisik dari
sign yang kita terima melalui panca indera dan kita lihat bentuk
sebenarnya.
3. Interpretant, yaitu signified atau makna yang kita buat untuk signifier
atau hal yang kita terima.

Berdasarkan hubungan unsur-unsur dalam triadic model tersebut, Pierce


kemudian membagi sign menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Symbolic sign, yang menunjukkan bahwa tidak ada kesamaan antara
objek dengan apa yang dimaksud (signifier dan signified). Hal ini
berarti kesatuan diantara tiga hal tersebut masih tidak jelas dan harus
dipelajari lebih mendalam lagi untuk mengetahuinya.
2. Iconic sign, yang menunjukkan adanya kesamaan dan kesinambungan
antara objek dengan apa yang dimaksud (signifier dan signified).
Antara objek dengan apa yang dimaksud dapat dengan jelas terlihat,
terdengar, tercium, atau terasa mirip satu sama lain
3. Indexial sign, yang menghubungkan semua unsur tersebut secara
tempat, waktu, atau dengan hubungan sebab-akibat

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda
adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-
tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes,
14emiotic14, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity)
memakai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan
dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai 14emiot bahwa objek-objek tidak
hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi
juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.

Semiotika sendiri berasal dari kata Yunani “semeion” yang berarti tanda. Para pakar
mempunyai pengertian masing-masing dalam menjelaskan semiotika berpandangan bahwa
semiotika adalah studi tentang tanda dan cara tanda itu bekerja. Terdapat sebilan macam
14emiotic yang kita kenal, yaitu: [1] Semiotik Analitik [2] Semiotik Deskriptif [3] Semiotik
Faunal (zoosemiotic) [4] Semiotik Kultural [5] Semiotik Naratif [6] Semiotik Natural [7]
Semiotik Normatif [8] Semiotik Sosial [9] Semiotik Struktural

3.2 SARAN

Setelah membaca dan memahami pokok pembahasan makalah ini, diharapkan


pembaca mampu dapat menerapkan proses Analisis Semiotika secara baik dan benar. Dan
semoga makalah ini bisa menambahkan ilmu pengetahuan banyak bagi penulis dan juga
pembaca, dan membawa manfaat besar dalam menganalisis suatu benda yang ada di sekitar
kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, Muchlisin. (2018). Pengertian, Komponen dan Jenis-jenis Semiotika. Diakses


pada 20/8/2022, dari

http://etheses.iainkediri.ac.id/794/3/933500807-bab2.pdf

https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/G31A/2015/G.311.15.0035/G.311.15.0035-
05-BAB-II-20190220113508.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai