Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LINGUISTIK TERAPAN DAN LINGUISTIK FORENSIK

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Linguistik Forensik)

Dosen Pengampu: Ibu Embang Logita, M.Pd

Disusun Oleh:

Farah Fatihah Syaefudin (882030121017)


Khaeriyah (882030121003)
Ahmad Hadin Assyarif (702320121009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIRALODRA

INDRAMAYU

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah linguistik forensik tentang “Linguistik Terapan dan Linguistik Forensik”.

Sholawat serta salam selalu kami panjatkan kepada junjungan nabi besar
kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasalam selaku tauladan terbaik hingga
akhir jaman.

Adapun makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari berbagai pihak. Kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran
kepada pembaca yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi.

Demikian kata yang dapat kami sampaikan. Kurang dan lebihnya mohon
maaf, Terima kasih atas semua pihak yang sudah membantu. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat sehingga memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Indramayu, 22 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................................................
2.1 Linguistik Terapan...........................................................................................5
2.2 Bidang Kajian Linguistik Terapan..................................................................6
2.3 Linguistik Forensik..........................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Linguistik terapan adalah cabang linguistik yang secara khusus


memanfaatkan berbagai teori, metode, dan temuan linguistik lainnya untuk
memecahkan berbagai masalah kebahasaan. Menurut pemaparan
Kridalaksana (2008), linguistik terapan diaplikasikan untuk aneka keperluan
praktis. Berikut ini adalah kajian yang dibahas dalam linguistik terapan :
Pengajaran Bahasa, Penerjemahan, Perkamusan, Linguistik forensik, Terapi
Wicara, Grafologi, Linguistik Edukasional, Perencanaan Berbahasa.

Ilmu linguistik dikenal sebagai ilmu bahasa. Kata linguistik berasal


dari bahasa Latin lingua yang berarti ‘bahasa.’ Sebagai salah satu cabang
kelompok ilmu humaniora dan ilmu pengetahuan budaya, linguistik
merupakan ilmu empiris yang mempelajari seluk beluk bahasa dan mencari
keteraturan kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya.

Linguistik forensik mengaplikasikan teori-teori linguistik dalam


sebuah peristiwa kebahasaan yang termasuk dalam proses hukum, baik dalam
bentuk produk hukum, interaksi dalam proses peradilan, dan dalam interaksi
antar perorangan yang telah mengakibatkan timbulnya dampak hukum
tertentu. Dalam hal ini, teori-teori linguistik yang diaplikasikan meliputi teori
tata bahasa, percakapan, analisis wacana, linguistik kognitif, tindak tutur,
teori dan teknik linguistik deskriptif, seperti fonetik dan fonologi, leksis,
sintaksis, semantik, pragmatik, wacana, dan analisis teks (Coulthard dan
Johnson, 2010) dalam (Subyantoro, 2019).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Linguistik Terapan?


2. Apa saja bidang kajian dalam Linguistik terapan?
3. Apa yang dimaksud dengan linguistik forensik?

4
4. Apa saja bidang kajian dalam linguistik forensik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan kepada pembaca untuk mengetahui dan memahami kajian


dalam linguistik terapan.
2. Menjelaskan kepada pembaca untuk mengetahui dan memahami linguistik
forensik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Linguistik Terapan

Penelitian linguistik adalah telaah ilmiah terkait bahasa untuk


mengungkap fenomena suatu bahasa atau pemakaian bahasa berdasarkan
kedataan lingualnya. Salah satu obyek penelitian linguistik adalah
linguistik terapan. Linguistik terapan merupakan ilmu bahasa yang
berkaitan dengan penggunaan atau penerapan bahasa.
Apa itu linguistik terapan? "Linguistik terapan merupakan studi
mengenai pembelajaran bahasa kedua serta bahasa asing.” Linguistik
terapan adalah ilmu kajian inguistik yang berkaitan dengan masalah
praktis, seperti kamus, terjemahan, patologi wicara, dan lain-lain.
Linguistik terapan sebagai aplikasi ditujukan untuk mengetahui bahasa,
termasuk bagaimana bahasa dipelajari dan digunakan untuk mencapai
tujuan atau memecahkan masalah.

5
Menurut Monoton Davies, linguistik terapan adalah penelitian teoritis
dan empiris yang menempatkan bahasa sebagai kajian utamanya. Grabe
mengatakan bahwa fokus ilmu linguistik terapan adalah penyelesaian
masalah, baik sebagai pelajar, guru, pengawas, akademisi, atau lainnya
yang terjun daam bidang sosial, pembuat kamus, penerjemah, dan
sebagainya
Kajian bahasa dalam alat bukti hukum. Kajian ini dapat dilakukan
dalam penelitian bahasa terhadap dokumen yang menjadi penyebab
kasus persengketaan. Menurutnya kasus yang ramai terjadi di Indonesia
itu adalah pada poin ketiga. Lebih lanjut menurut Andika bahwa dalam hal
menjalankan tugas penyidikan, terutama pemeriksaan, sebenarnya ada dua
tujuan yang ingin dicapai. Yakni, proses verbal van verhoy dan proses
verbal van bivinding. Kedua proses itu sama-sama dilakukan untuk
mencari bukti agar dengan bukti itu perkara pidana yang terjadi dapat
menjadi terang-benderang dan terungkap siapa pelakunya. Secara teori,
proses verbal van verhoy adalah tindakan yang dilakukan penyidik untuk
mencari keterangan melalui pemeriksaan orang-orang yang mendengar,
mengetahui, melihat, dan merasakan terjadinya tindak pidana. Sementara,
proses verbal van bivinding adalah upaya yang dilakukan penyidik untuk
mendapat keterangan, atau bukti dengan alat-alat tertentu, seperti foto,
visum, dan lain-lain.

2.2 Bidang Kajian Linguistik Terapan

1. Pengajaran Bahasa

Pengajaran bahasa dapat diumpamakan sebagai dua sisi yang


saling berkaitan dan linguistik terapan merupakan penghubungnya. Dalam
pengajaran bahasa, linguistik terapan memusatkan perhatian pada teori
alternatif yang seiring dan sejalan dengan teori dalam linguistik untuk
membantu pelaksanaan pengajaran bahasa.

2. Penerjemahan

6
Penerjemahan dan linguistik merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Konsep penerjemahan melibatkan pengalihan satuan-satuan
kebahasaan baik pada tataran kata sampai dengan wacana yang berbeda
sehingga hasil terjemahan dapat dibaca dan dimaknai dengan baik.
Jakobson (2000:115) membagi pengertian penerjemahan berdasar aspek
kebahasaan yang menjadi penekanan sebabagi berikut:

a) Penerjemahan intralingual; atau rewording adalah interpretasi dari


tandatanda verbal dengan sarana tanda lain pada bahasa yang sama.
b) Penerjemahan interlingual atau translation proper, adalah interpretasi
tandatanda verbal melaui bahasa lain.
c) Penerjemahan intersemiotic atau transmutatation adalah interpretasi
tanda-tanda verbal melalui sistem tanda nonverbal.
3. Perkamusan

Perkamusan sebagai ilmu dikenali sebagai leksikografi, yaitu


cabang ilmu linguistik terapan yang memusatkan pembahasaannya kepada
kaedah dan teknik penyusunan kamus (Kridalaksana,1984;144).
Leksikologi ialah ilmu bahasa interdisiplin yang menyelidiki leksikon,
leksis dan leksem. Oleh itu,bidang ini bersifat teoritis, manakala
leksikografi merupakan kaedah dan Teknik menyusun kamus.
Leksikografi tidak bermula dengan kamus-kamus bahasamoden tetapi
dengan bahasa-bahasa lama terutama sekali bahasa-bahasa seperti Latin,
Sanskrit, Yunani dan lain-lain.

4. Linguistik Forensik

Bidang ini memiliki keterkaitan dengan ranah hukum. Para ahli


linguistik forensik bertugas untuk menyediakan dan menganalisis
komponen bahasa sebagai bukti investigasi. Dalam perkembangannya,
banyak pengacara yang kemudian setuju bahwa kehadiran ahli linguistik
forensik mampu membantu mereka dalam persidangan.

5. Terapi Wicara

7
Bidang ini berfokus untuk melatih orang-orang yang memiliki
kesulitan atau mengalami gangguan dalam berbicara. Biasanya, gangguan
dalam berbicara meliputi kondisi gagap, pelat, latah, bahkan kebiasaan
berujar yang terlalu cepat, volume suara yang terlalu kecil, dan
sebagainya. Dalam pekerjaannya, seorang terapi wicara wajib memiliki
pengetahuan seputar anatomi dan patologi alat ucap serta merancang
kerangka terapi dengan dibantu oleh ahli saraf serta neurolinguistik.

6. Grafologi

Berdasarkan Kamus Linguistik Edisi Keempat (2008), grafologi


adalah ilmu tentang tulisan. Namun, jika ditilik lebih dalam, grafologi
adalah kajian mengenai sistem simbol yang digunakan untuk
menyampaikan pesan bahasa dalam bentuk tertulis. Grafologi membahas
ortografi, sistem ejaan yang disepakati oleh sebuah bahasa; stenografi,
sistem penulisan secara singkat dan cepat; kriptografi, sistem penulisan
pesan-pesan rahasia; paedografi, sistem penulisan yang dirancang khusus
untuk membantu anak-anak dalam belajar membaca; serta teknografi,
sistem penulisan hal-hal khusus untuk kepentingan ilmu pengetahuan lain.

7. Linguistik Edukasional

Pada awalnya, linguistik edukasional dimanfaatkan dalam


pengajaran bahasa ibu sebagai bahasa pengantar di tingkat pendidikan.
Namun, barangkali sejalan dengan semangat persatuan, sekarang linguistik
edukasional yang sering disebut juga sebagai linguistik pedagogis ini lebih
berfokus pada pemanfaatan bahasa nasional sebagai medium pengantar
dalam dunia pedagogis.

8. Perencanaan Bahasa

Penerapan linguistik edukasional bertalian erat dengan


perencanaan bahasa, yakni sebuah cetak biru dari lembaga pemerintah
untuk menjemput masa depan yang baik bagi bahasa Indonesia. Lembaga
pemerintah yang berkewenangan dalam melakukan dan menjalankan

8
perencanaan bahasa adalah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Mereka berhak untuk menentukan ragam baku dan takbaku, pemutakhiran
kamus, penyerapan kosakata asing, dan sebagainya.

Kita bisa lihat, sebetulnya, bidang-bidang di dalam kajian


linguistik terapan saling berhubungan. Perencanaan bahasa, misalnya,
tidak akan terlaksana dengan baik tanpa pengajaran bahasa dan penerapan
linguistik edukasional yang optimal. Ortografi pun turut serta di dalamnya.
Lebih dari itu, kamus dwibahasa mesti selaras dengan bidang
penerjemahan.

Kita perlu tahu juga bahwa linguistik terapan berbeda dengan


linguistik interdisiplin yang secara terang-terangan bersentuhan dengan
bidang pengetahuan lainnya seperti sosiologi, antropologi, dan psikologi.

2.3 Linguistik Forensik

Salah satu bidang kajian linguistik terapan adalah linguistik


forensik. Linguistik forensik adalah bidang linguistik terapan yang
berusaha menganalisis secara saintifik bukti-bukti kebahasaan dari suatu
tindak kejahatan untuk tujuan penegakan hukum (McMenamin, 2002).
Dalam ungkapan lain Olsson (2009) mengatakan: "linguistik forensik
adalah ilmu dimana teknik linguistik diterapkan untuk proses hukum untuk
menyelesaikan kasus dan memberikan sudut pandang baru pada bukti."

Simpulan dari definisi linguistik forensik yaitu kajian bahasa yang


pengkajian bahasanya difokuskan pada semua permasalahan bahasa di
dalam bidang hukum. Oleh karena itu, ahli bahasa sangat dibutuhkan
untuk hadir di semua bagian dalam bidang hukum yang berkaitan
mengenai bahasa. Menurut Olsson (2004) pengetahuan linguistik forensik
dapat dimanfaatkan dalam beberapa proses hukum yang terbagi atas tiga
tahap: tahap investigasi, tahap percobaan, dan tahap banding. Tidak semua
informasi yang dikumpulkan selama investigasi dapat digunakan di

9
pengadilan, sehingga seorang ahli bahasa yang membantu aparat penegak
hukum.

Pada tahap investigasi, linguistik forensik berperan membantu


dalam mengembangkan strategi wawancara dan interogasi. Adapun pada
saat tahap percobaan, linguistik forensik berperan sebagai upaya strategi
lain untuk pengungkapan barang bukti lain melalui strategi kebahasaan.
Pada tahap banding, linguistik forensik mengambilperan dalam
prosespemberian nasihat hukum mengenai penganalisisan kebahasaan.
Penerapan prinsip dan metode linguistik dalam persoalan hukum
mengandung pengertian sebagai sebuah penerapan ilmu dalam berbagai
teori kebahasaan yang dapat digunakan untuk menganalisis sampel bahasa
dalam penyelidikan.

2.4 Bidang Kajian Linguistik Forensik

Gibbons dalam Rusdiansyah (2020) menuturkan bahwa linguistik


forensik mengkaji bahasa yang digunakan di penjara, pengembangan
penerjemahan bahasa yang digunakan dalam konteks peristiwa hukum,
penyediaan bukti forensik linguistik berbasis pada kepakaran, dan
penyediaan kepakaran linguistik dalam penyusunan dokumen legal serta
upaya penyederhanaan bahasa hukum. Dari paparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa ada tiga bidang utama yang menjadi fokus kajian
linguistik forensik, yaitu: (1) bahasa sebagai produk hukum; (2) bahasa
dalam proses peradilan; dan (3) bahasa sebagai alat bukti.

1) Bahasa sebagai produk hukum

Kajian ini dicontohkan dalam penelitian bahasa perundang-undangan


dan juga penelitian bahasa keputusan pengadilan. Penelitian dalam
kajian ini dapat dilakukan untuk memahami penggunaan bahasa yang
secara khusus dipakai dalam produk hukum (Carpenter, 1981; Wagner
& Cacciaguidi, 2006).

2) Bahasa dalam proses peradilan

10
Ini dapat dicontohkan dengan penelitian-penelitian bahasa dalam
proses pemeriksaan di kepolisian dan proses persidangan di
pengadilan.

3) Bahasa sebagai alat bukti.

Kajian ini dapat dilakukan dalam penelitian bahasa terhadap dokumen


yang menjadi penyebab kasus persengketaan misalnya dokumen
kontrak kerja (Fawzy & El-adaway, 2012; Watts & Scrivener, 1993),
dan dapat pada pengidentifikasian suara percakapan telepon (Künzel,
2001; Rathborn, Bull, & Clifford, 1981).

Setiap kelompok kajian dalam linguistik forensik bisa dilakukan


secara terpisah ataupun terintegrasi satu dengan yang lainnya. Ini
tergantung pada tujuan penelitian yang ingin dicapai.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pengertian dan penjelasan yang telah dipaparkan


diatas, maka kami menyimpulkan bahwa linguistik adalah telaah ilmiah
terkait bahasa untuk mengungkap fenomena suatu bahasa atau pemakaian
bahasa berdasarkan kedataan lingualnya. Salah satu obyek penelitian
linguistik adalah linguistik terapan. Linguistik terapan merupakan ilmu
bahasa yang berkaitan dengan penggunaan atau penerapan bahasa. Bidang
linguistik terapan terdiri: (1) pengajaran bahasa; (2) penerjemahan; (3)
perkamusan; (4) linguistik forensik; (5) terapi wicara; (6) grafologi; (7)
linguistik edukasional; (8) Perencanaan bahasa.

Salah satu bidang kajian linguistik terapan adalah linguistik


forensik. Linguistik forensik yaitu kajian bahasa yang pengkajian
bahasanya difokuskan pada semua permasalahan bahasa di dalam bidang
hukum. Bidang kajian linguistik forensik memfokuskan pada tiga bidang
utama yaitu: (1) bahasa sebagai produk hukum; (2) bahasa dalam proses
peradilan; dan (3) bahasa sebagai alat bukti.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan dalam menulis.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya,
sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang
bermanfaat bagi banyak orang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nanda Sri & Susanto. 2020. Dimensi Analisis Bahasa Dalam Linguistik Forensik.
ejournal.warmadewa.ac.id.
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/ijfl/article/view/1327/13
32

Adi Prasetyo. 2022. Linguistik dan Pembelajaran Bahasa. kompasianacom

https://www.kompasiana.com/padiw/639189dd200582625f199f82/linguist
ik-dan-pembelajaran-bahasa

Aziz Aminudin. 2021. Linguistik Forensik: Sebuah Sumbangsih Linguistik Untuk


Penegakan Hukum Dan Keadilan. badanbahasa.kemendikbud.go.id.
https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jfk/article/
view/3812

Lentera Minda. Linguistik dan Perkamusan. scribd.com

https://www.scribd.com/doc/149423623/Linguistik-Dan-Perkamusan

Yudhistira. 2021. Apa Itu Linguistik Terapan? narabahasa.id

https://narabahasa.id/artikel/linguistik-terapan/apa-itu-linguistik-terapan/

Subyantoro. 2022. Linguistik Forensik: Sebuah Pengantar.

Rusdiansyah. 2020. Hukum dan Linguistik Forensik. ejournal.iainpalopo.ac.id


https://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/alamwal/index

13
14

Anda mungkin juga menyukai