Anda di halaman 1dari 10

LINGUISTIK FORENSIK

Linguistik, Forensik, Linguistik Forensik

Dosen Pengampu:

Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Oleh Kelompok I
Cindi Anggreani Manalu Nim. 2193210004
Asna Pardede Nim. 2192510010
Merry princewaty Nim. 2192510015
Angelika Simarmata Nim. 2193210003
Fitri Salimah Lg Nim. 2191210013

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PRODI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
hidayahnya sehingga, makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi Linguistik,
forensik dan linguistik forensik. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
bapak dosen pengampu matakuliah ini yang telah memberikan dan mentrasferkan ilmunya
kepada penulis dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat benar-benar bermanfaat
bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain itu juga kami berharap adanya
kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya kesempurnaan tugas ini.

Medan, September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5

1.3 Tujuan..................................................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

BAB III...............................................................................................................................................10

PENUTUP..........................................................................................................................................10

1.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata linguistik berasal dari bahasa latin yaitu "lingua" yang memiliki arti yaitu
‘bahasa’. Dalam bahasa Perancis, terdapat tiga istilah yang berkaitan atau yang memiliki arti
yang sama dengan kata linguistik, diantaranya yaitu Langage, yang berarti bahasa secara
umum, Langue, yang memiliki arti sebagai suatu bahasa tertentu, dan Parole, yang berarti
bahasa dalam wujud yang nyata yakni berupa ujaran. Linguistik juga diartikan sebagai salah
satu ilmu yang mempelajari bahasa sebagai bagian dari suatu kebudayaan dengan
berdasarkan struktur bahasa itu sendiri.

Ilmu linguistik sering juga disebut dengan kata linguistik umum atau general
linguistics . Jadi, ilmu linguistik tidak hanya membahas atau mengkaji perihal sebuah bahasa
saja, melainkan membahas atau mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, yang mana
dalam bahasa Perancis diistilahkan dengan kata "langage".

Linguistik forensik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari dan


mengkaji ilmu bahasa dalam ranah hukum. Cabang linguistik ini mengkaji secara lebih dalam
tentang penggunaan bahasa yang digunakan oleh seseorang yang terlibat dalam suatu kasus.
Linguistik merupakan disiplin ilmu kebahasaan yang terus berkembang. Berdasarkan
kajiannya, linguistik diklasifikasikan menjadi mikrolinguistik yang melingkupi fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik dan makrolinguistik melingkupi sosiolinguistik,
psikolinguistik, neurolinguistik, linguistik forensik dan lain-lain. Dari sejumlah kajian
linguistik tersebut, neurolinguistik dan linguistik forensik merupakan subdisiplin linguistik
yang relatif masih belum banyak didalami oleh para linguis, khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah yang dimaksud dengan lingustik?
2) Apa definisi ilmu lingustik forensik?
3) Apalah yang dimaksud linguistic forensik ?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian linguistik.
2) Untuk mengetahui defisini dari ilmu lingustik forensik
3) Untuk mengetahui hakikat linguistic forensik

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Linguistik

Beberapa para ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi industri


Berikut ini adalah definisi linguistik dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan:

 Menurut Blommfield (1933: 20-34),definisi dari listrik yaitu sains (science), seperti
halnya ilmu fisika dan kimia adalah bagian dari sains (science),
 Menurut Chomsky, definisi dari listrik yaitu suatu generatif dan sifatnya adalah
mentalistik hal ini dikarenakan tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan hakekat
kompetensi (competence) dan bukan menjelaskan hakikat kinerja (performance)
 Menurut Hjlemslev, definisi dari linguistik adalah suatu contoh metasemiotika (telaah
tentang bahasa yang juga adalah bahasa itu sendiri)
 Menurut Benveniste, definisi linguistik yaitu suatu perbedaan antara dimensi-dimensi
semantik dan semiotik pada suatu bahasa.
 Menurut Newmark, definisi linguistik yaitu suatu ide yang ada di dalam suatu teks
yang bersangkutan dengan demikian dapat dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda
jauh dari serangkaian makna leksikal
 Menurut Martinet (1987: 19), definisi linguistik suatu ilmu yang mengambil bahasa
sebagai objek kajiannya
 Menurut Matthews, definisi dari linguistik adalah suatu studi ilmiah atau ilmu bahasa
yang mempelajari tentang bahasa
 Menurut Harimurti Kridalaksana, linguistik didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang tata bahasa
 Menurut Dubois, Jean, definisi dari linguistik yaitu suatu kajian ilmiah tentang bahasa

B. Definsi Ilmu Forensik

Forensik biasanya digunakan untuk membantu penyidikan suatu dalam suatu kasus
kejahatan. Hasil dari analisa forensik tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu
penyajian data atau bukti dalam pemeriksaan di pengadilan. Sedangkan Ahli Forensik
merupakan seseorang yang memiliki keahlian pada bidang forensik dimana ahli tersebut

5
apabila ketika terjadi masalah hukum dipengadilan dapat membantu menyelesaikan sengketa
hukum yang ada melalui pengetahuan dan keahlian yang dimiliki.

Pengertian ilmu forensik adalah ilmu yang digunakan untuk keperluan hukum dengan
memberikan bukti ilmiah yang dapat digunakan dalam pengadilan dalam memecahkan
kejahatan. Informasi penting yang diberikan oleh ilmu forensik membantu sistem keadilan
berjalan. Forensik merupakan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu
proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains. Dalam kelompok ilmu-
ilmu forensik ini dikenal antara lain ilmu fisika forensik, ilmu kimia forensik, ilmu psikologi
forensik, ilmu kedokteran forensik, ilmu toksikologi forensik, ilmu psikiatri forensik,
komputer forensik dan sebagainya.

Secara umum, forensik adalah ilmu untuk melakukan pemeriksaan dan pengumpulan
bukti-bukti fisik yang ditemukan di tempat kejadian perkara dan kemudian dihadirkan di
dalam sidang pengadilan. Atau juga dapat diartikan sebagai aplikasi atau pemanfaatan ilmu
pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan peradilan.

Untuk dapat membuat terang suatu perkara dengan cara memeriksa dan menganalisa
barang bukti mati, sehingga dengan ilmu forensik haruslah didapat berbagai informasi, yaitu:

1. Information on corpus delicti, dari pemeriksaan baik TKP maupun barang bukti
dapat menjelaskan dan membuktikan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana.
2. Information on modus operandi, beberapa pelaku kejahatan mempunyai cara-cara
tersendiri dalam melakukan kejahatan dengan pemeriksaan barang bukti kaitannya
dengan modus operandi sehingga dapat diharapkan siapa pelakunya.
3. Linking a suspect with a victim, pemeriksaan terhadap barang bukti di TKP ataupun
korban dapat mengakibatkan keterlibatan tersangka dengan korban, karena dalam
suatu tindak pidana pasti ada material dari tersangka yang tertinggal pada korban.
4. Linking a person to a crime scene, setelah terjadi tindak pidana banyak
kemungkinan terjadi terhadap TKP maupun korban yang dilakukan oleh orang lain
selain tersangka mengalami keuntungan.
5. Disproving or supporting a Witness Testimony, pemeriksaan terhadap barang bukti
dapat memberikan petunjuk apakah keterangan yang diberikan oleh tersangka
ataupun saksi berbohong atau tidak.

6
6. Identification of a suspect, barang bukti terbaik yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi seorang tersangka adalah sidik jari, karena sidik jari mempunyai
sifat sangat karakteristik dan sangat individu bagi setiap orang.
7. Providing Investigative leads, pemeriksaan dari barang bukti dapat memberikan
arah yang jelas dalam penyidikan.

C. Linguistik Forensik

Linguistik forensic (forensic linguistic) merupakan cabang dari linguistik yang


menganalisis dan meneliti tentang kebahasaan yang digunakan sebagai alat bantu pembuktian
di peradilan dan bidang hukum. Linguistik forensik merupakan gabungan dari dua disiplin
ilmu yaitu ilmu linguistik dan ilmu forensik. Linguistik merupakan ilmu bahasa, sedangkan
ilmu forensik berasal dari istilah dalam bahasa Yunani yaitu forensis yang berarti publik atau
forum. Dalam tradisi politik Romawi, forum merupakan ruang publik yang menjadi tempat
untuk mendiskusikan dan memperdebatkan isu-isu politik dan kebijakan. Dalam
perkembangan selanjutnya, ilmu forensik menjadi bidang ilmu pengetahuan yang digunakan
untuk membantu menjawab secara ilmiah tentang bukti-bukti yang terkait dengan penegakan
hukum. Mengingat bahwa bukti-bukti yang tertinggal setelah tindak kejahatan tidak hanya
berupa bukti nonverbal, seperti senjata peluru, sidik jari, dan lain-lain, tetapi juga dapat
meninggalkan bukti verbal, yaitu bahasa, maka untuk keperluan pembuktian apakah bahasa
yang tertinggal itu dapat menjadi bukti untuk kasus kejahatan tersebut diperlukan suatu kajian
ilmiah. Hasil kajian ilmiah atas bahasa dalam kaitannya dengan penegakan hukum inilah
yang disebut sebagai linguistik forensik.

Penerapan metode linguistik pada permasalahan hukum merupakan salah satu fungsi
linguistik forensik sebagai ilmu terapan di mana berbagai teori linguistik dapat diterapkan
dalam analisis sampel kebahasaan dalam sebuah proses penyidikan titik. Singkatnya, dapat
dikatakan bahwa para linguis forensik menerapkan pengetahuan dan teknik linguistik ke
sampel bahasa yang terlibat dalam (1) kasus atau proses hukum atau (2) perselisihan pribadi
antara pihak-pihak yang pada tahap selanjutnya dapat mengakibatkan tindakan hukum.

Tataran linguistik yang berkaitan dengan linguistik forensik adalah fonetik akustik,
analisis wacana dan semantik, dan juga berkaitan dengan pragmatik dan psikolinguistik.
Aplikasi linguistik forensik mencakup identifikasi suara, interprestasi makna yang
diungkapkan dalam hukum dan tulisan hukum, analisis wacana yang dimaksudkan dalam

7
pernyataan lisan dan tertulis (contoh: pengakuan), identifikasi kepenulisan, bahasa hukum,
analisis bahasa ruang sidang yang digunakan oleh peserta sidang (yaitu hakim, pengacara dan
saksi), hukum merk dagang, serta interprestasi dan terjemahan yang bisa lebih dari satu
bahasa harus digunakan dalam konteks hukum. Sedangkan ruang lingkup kajian linguistik
forensik antara lain: (1) bahasa dari dokumen legal, (2) bahasa dari polisi dan penegak
hukum, (3) interview dengan anak-anak dan saksi-saksi yang rentan dalam sistem hukum, (4)
interaksi dalam ruang sidang, (5) bukti-bukti linguistik dan kesaksian ahli dalam persidangan,
(6) kepengarangan dan plagiarisme, serta (7) fonetik forensik dan identifikasi penutur.

Adapun masalah-masalah yang berada dalam ruang lingkup linguistik forensik yaitu:

 Identifikasi penutur berdasarkan dialek, gaya bicara, atau aksennya, hingga kadang
kala menganalisis tulisan tangan tersangka untuk mendapatkan profilnya.
 Menganalisis isi dan makna tuturan dalam konteks kebahasaan yang dapat digunakan
sebagai bukti peradilan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Menurut Bloomfield (1933: 20-34), definisi dari linguistik yaitu sains (science) ,
seperti halnya fisika dan ilmu kimia adalah bagian dari sains (science) sedangkan
Menurut Comsky, definisi dari linguistik yaitu suatu generatif yang sifatnya adalah
mentalistik hal ini dikarenakan tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan hakekat
kompetensi (competence) dan bukan menjelaskan hakekat kinerja ( performance ).

Secara umum ilmu Forensik adalah ilmu untuk melakukan pemeriksaan dan
pengumpulan bukti-bukti fisik yang ditemukan di tempat kejadian perkara dan kemudian
dihadirkan di dalam sidang pengadilan atau juga dapat diartikan sebagai aplikasi atau
pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan
peradilan.

Linguistik forensik ( Forensic Linguistics ) merupakan cabang dari linguistik yang


menganalisis dan meneliti tentang kebahasaan yang digunakan sebagai alat bantu
pembuktian di peradilan dan bidang hukum. Linguistik forensik merupakan gabungan
dari dua disiplin ilmu yaitu ilmu linguistik dan ilmu forensik. Linguistik merupakan ilmu
bahasa, sedangkan ilmu forensik berasal dari istilah dalam bahasa Yunani yaitu forensis
yang berarti publik atau forum. Dalam tradisi politik Romawi, forum merupakan ruang
publik yang menjadi tempat untuk mendiskusikan dan memperdebatkan isu-isu politik
dan kebijakan.

B. Saran

Berdasarkan pemaparan dari makalah ini dan untuk menyempurnakan makalah ini
maka diperlukan kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki yang
kurang di dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan ide-ide yang diberikan
sangat membantu penulis dalam penyempurnaan makalah ini

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Linguistik_forensik

Mintowati, et. Al. Pencemaran nama baik : Kajian Linguistik Forensik, Universitas Negeri
Surabaya.2014, h.27

https://ayoksinau.teknosentrik.com/definisi-linguistik/

Astri Asmayanti, et. al. Linguistik Forensik: Linguis sebagai Saksi Ahli di Persidangan,
Ruangguru.com, h,629

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai