FILSAFAT ILMU
tentang
“Filsafat dan Bahasa”
Disusun Oleh :
Dimas 2213010140
Atsil 2213010205
Dosen Pengampu
FAKULTAS SYARI‟AH
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Filsafat dan Bahasa”. Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan dari dosen mata
kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... .3
C. Tujuan........................................................................................ .....................3
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A.Kesimpulan.....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di dunia ini memiliki alat komunikasi yang bisa
digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi sesamanya. Alat komunikasi
manusia yaitu bahasa karena bahasa merupakan sesuatu yang ada, maka bahasa juga
menjadi salah satu menjadi objek kajian filsafat, bahkan bahasa juga menjadi alat
untuk berfilsafat.
Bahasa dan filsafat merupakan dua hal yang tidak mungkin terpisahkan,
utamanya dalam pengertian, bahwa tugas filsafat adalah menganalisa konsep-konsep,
dan konsep-konsep tersebut terungkapkan melalui bahasa, maka analisis tersebut
tentunya berkaitan dengan makna bahasa yang digunakan dalam mengungkapkan
makna-makna tersebut. Objek material filsafat bahasa adalah bahasa itu sendiri
secara umum, sedangkan objek formalnya adalah sudut pandang atau pandangan
umum yang menyeluruh terhadap objek materialnya dilihat dari perspektif falsafat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah sebuah sistem pemikiran, atau lebih tepat lagi cara
berpikir yang bersifat terbuka artinya terbuka untuk dipertanyakan dan
dipersoalkan kembali. Menurut Sidi Gazalba, sebagaimana dikutip Abudin
Nata, filsafat adalah berpikir mendalam, sistematik, radikal dan universal
1
Wahyu Wibowo, 2001, Manajemen Bahasa, (Jakarta: Gramedia), hal. 3
4
dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu
yang ada.2
Hasbullah Bakry dalam Darwis A. Soelaiman menyatakan bahwa
filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat
dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah
mencapai pengetahuan itu.
2
Abudin Nata, 1997, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu), hal. 3
5
b. filsafat berdasarkan bahasa, yaitu seorang filsuf ingin berfilsafat dan
mencari sebuah sumber yang dapat dijadikan titik pangkal menyediakan
bahan-bahan diperlukannya.3
1. Filsafat Analitik
2. Filsafat Sintetik
3
Muntasyir, 1998, Filsafat Bahasa: Aneka Masalah Arti dan Upaya Pemecahannya, (Jakarta: Prima
Karya), hal. 45-47
4
Muhammad Syukri Albani Nasution,2017, Filsafat Ilmu, (Depok: Rajawali Pers), hal. 169-180
6
Tekanan yang berlebihan pada logika analitik dalam filsafat, seperti
yang telah kita amati, sering menimbulkan pandangan yang mengabaikan
semua mitos dalam pencarian sistem ilmiah. Sejauh mana filsuf-filsuf
membolehkan cara pikir mitologis untuk memainkan peran dalam berfilsafat
barangkali sebanding dengan sejauh mana mereka mengakui berapa bentuk
logika sintetik sebagai komplemen sebagai analitik yang sah. Contoh: yesus
mengalami hubungan antara bapak dan putra, sehingga ia mengajari
pengikut-pengikutnya agar berdo’a kepada bapak mereka yang di surga.
3. Filsafat Hermeneutik
Hermeneutik adalah adalah berfikir filosofis yang mencoba
menjelaskan consept of verstehen dalam bahasa. Proses pemahaman ini biasa
disebut dengan interprestation, apakah dalam bentuk penjelasan atau
penerjemahan. Hermeneutik pada akhirnya diartikan sebagai proses
mengubah sesuatu atau situasi tidak tahu menjadi mengerti. Sebagaimana
tugas hermes ialah mengungkapkan makna tersembunyi dari dewa-dewa ke
manusia-manusia, filsafat hermeneutik pun berusaha memahami persoalan
paling dasar dalam kajian ilmu tentang logika atau filsafat bahasa: bagaimana
pemahaman itu sendiri mengambil tempat bilamana kita menafsirkan pesan-
pesan ucapan atau tulisan.Muhammad Syukri Albani Nasution,2017, Filsafat
Ilmu, (Depok: Rajawali Pers
7
filsafat analitika bahasa meliputi tiga aliran yang pokok yaitu atomisme logis,
positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa. 5
Jadi peranan filsafat bahasa jelas sangat penting atau berpengaruh
terhadap perkembangan ilmu bahasa. Namun berbeda dengan ilmu bahasa atau
lingkungan yang membahas ucapan tata bahasa dan kosa kata filsafat bahasa
lebih berkenaan dengan arti atau arti bahasa. Masalah pokok yang dibahas dalam
bahasa lebih berkenaan dengan bagaimana suatu ungkapan bahasa itu
mempunyai arti sehingga analisa bahasa tidak lagi dimengerti atau tidak lagi
dianggap harus didasarkan pada logika teknis baik logika baik logika formal
maupun matematika tetapi berfilsafat didasarkan pada penggunaan bahasa biasa.
Oleh karena itu mempelajari bahasa biasa menjadi syarat mutlak bila ingin
membicarakan masalah-masalah filsafat, karena bahasa merupakan alat dasar dan
utama untuk berfilsafat.
8
Berdasarkan hal tersebut filsafat dan bahasa senantiasa akan beriringan, tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Hal ini karena bahasa pada hakikatnya
merupakan sistem simbol-simbol. Sedangkan tugas filsafat yang utama adalah
mencari jawab dan makna dari seluruh simbol yang menampakkan diri di alam
semesta ini. Bahasa juga adalah alat untuk membongkar seluruh rahasia simbol-
simbol tersebut. Menurut para filsuf, tugas fisafat adalah membangun dan
mengembangkan bahasa yang dapat mengatasi kelemahan dalam bahasa sehari-
hari. Dengan kerangka bahasa terebut, mereka dapat memahami hakekat, fakta
atau kenyataan dasar tentang struktur metafisis dan realitas kenyataan dunia. Hal
terpenting adalah usaha untuk meembangun memperbaharui bahasa dan yang
membuktikan bahwa perhatian filsafat memang berkenan dan konsepsi umum
tentang bahasa serta makna yang terkandung didalamnya.
Maka jelas bahwa bahasa dan filsafat memiliki hubungan atau relasi yang
sangat erat, dan sekaligus merupakan hukum kausalitas (sebab musabbab dan
akibat) yang tidak dapat ditolak kehadirannya. Sebab itulah seorang filosof (ahli
filsafat), baik langsung maupun secara tidak, akan senantiasa menjadikan bahasa
sebagai sahabat akrabnya yang tidak akan terpisahkan oleh siapa pun dan dalam
kondisi bagaimanapun.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa dan filsafat merupakan dua hal yang tidak mungkin terpisahkan.
Keduanya seperti dua sisi mata uang yang senantiasa bersatu dan bersama,
utamanya dalam pengertian, bahwa tugas filsafat adalah menganalisis konsep-
konsep, dan konsep-konsep tersebut terungkap melalui bahasa, maka analisis
tersebut tentunya berkaitan dengan makna bahasa yang digunakan dalam
mengungkapkan makna-makna tersebut. Sebagaimana contoh problem filsafat
yang menyangkut pertanyaan keadilan, kebaikan, kebenaran, hakikat ada, dan
pertanyaan-pertanyaan lain yang bersifat fundamental. Objek material filsafat
bahasa adalah bahasa itu sendiri secara umum, Sedangkan objek formalnya adalah
sudut pandang atau pandangan umum yang menyeluruh terhadap objek
materialnya dilihat dari perspektif falsafati.
Hubungan filsafat dengan bahasa mempunyai kaitan yang sangat erat bagi
keduanya, sebab alat utama dari filsafat adalah bahasa, karena mengungkapkan
perenungan kefilsafatannya kepada orang lain. Dan bahasa pula, yang dapat
membuat orang lain mampu memahami buah pikiran kefilsafatan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dalam
kategori sempurna, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan. Maka dari itu
penulis mengharapkan pembaca dapat menyampaikan kritik dan sarannya
terhadap hasil penulisan makalah ini dan semoga bisa bermanfaat atas materi yang
telah dijabarkan dalam makalah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Muntasyir. 1998. Filsafat Bahasa: Aneka Masalah Arti dan Upaya Pemecahannya.
Jakarta: Prima Karya.
Nasution, Muhammad Syukri Albani. 2017. Filsafat Ilmu. Depok: Rajawali Pers.
Nata, Abudin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
11