Disusun Oleh :
Nama : Deti Asmalasari
NIM : 23810017
Dosen Pengampu :
Bpk. Prof. Dr. Heris Hendriana, M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Cimahi, 12 September
2023
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ontology, Epistimologi dan Aksiologi 6
2.2 Tinjauan Ontologi Bahasa 7
2.3 Tinjauan Epistimologi Bahasa 8
2.4 Tinjauan Aksiologi Bahasa 8
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
karena itu, untuk meninjau dang mengungkap hakikat bahasa tulisan ini
memanfaatkan konsep filsafat ontologis, epistimologi dan aksiologi.
1.3 Tujuan
1). Untuk memenuhi tugas filsafat ilmu
2). Untuk memahami hakikat ilmu secara ontologi, epistimologi dan aksiologi
3). Untuk memahami makna ontologi bahasa
4). Untuk memahami makna epistimologi bahasa
5). Untuk memahami makna Aksiologi bahasa
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Ketika para ilmuwan dulu ingin membentuk satu jenis ilmu pengetahuan maka
sebenarnya dia harus atau telah melakukan uji aksiologis.
Jadi pada hakikatnya aktifitas ilmu digerakan oleh pernyaan pada tiga
masalah poko yakni : apakah yang ingin diketahui (ontology), bagaimana cara
memperoleh pengetahuan (epistemology) dan apakah nilai dari pengetahuan
tersebut ? (aksiologi).
7
2.3 Tinjauan Epistemologi Bahasa
Secara istilah epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam
segenap proses penyusunan pengetahuan yang benar. Objek telah epistemology
adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita
mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan yang lainnya. Jadi yang
menjadi landasan dalam tataran epistemologi adalah proses apa yang
memungkinkan mendapatkan sebuah pengetahuan. Bagaimana cara dan proses
memperoleh ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah.
Bagaimana manusia memperoleh bahasa?. Dalam artikelnya di Kompasiana
tahun 2015 Taher mengutip pendapat ahli psikologi B. F. Skinner (1904 –1990),
manusia pertama kali memperoleh bahasanya melalui 3 hal, yaitu Stimulus-
Response-Rewards. Dalam hal ini, orang tua memberikan stimulus dengan
memancing si anak agar berucap sesuatu Pemikiran ini lantas ditantang oleh ahli
linguistik lainnya, Chomsky (1959). Beliau berpendapat bahwa manusia terlahir
dengan dikaruniai sebuah perangkat di dalam otak yang disebut Language
Aqcuisition System (LAD), bisa juga disebut Universal Grammar (Taher, 2015).
Menurut beliau, perangkat inilah yang membuat manusia mampu menyimpan
sistem sebuah bahasa ke dalam otak sehingga manusia bisa belajar bahasa apapun
sejak dilahirkan ke dunia.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan secara
epistemology manusia memperoleh bahasanya karena karena memiliki
keistimewaan akal budi sebagai karunia Tuhan. Dengan akal dan budinya manusia
memiliki kemampuan berfikir, mencipta dan berkarya dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Daya fikir dan daya cipta manusia menuntun kemampuan
bersuara menjadi bahasa sebagai alat komunikasi. Kemampuan berbahasa ini
terjadi karena manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan bunyi-bunyian
yang memiliki makna atau maksud tertentu dan hasil interaksinya dengan sesame
manusia dan lingkungan sekitar.
8
Aksiologi berhubungan dengan nilai, artinya aksiologi berhubungan
dengan baik dan buruk, berhubungan dengan layak atau pantas, tidak layak
atau tidak. Dalam beberapa literatur aksiologi juga diartikan sebagai kegunaan
ilmu pengetahuan yang didapat.
Jika dikaji secara aksiologis, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
berainteraksi dengan manusia, alat untuk berfikir, serta menyalurkan arti
kepercayaan di masyarakat (Gisca, 2020). Selain itu bahasa juga berfungsi sebagai
sarana menunjukan ekspresi, memahami diri sendiri dan orang lain, sebagai alat
untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan sebagai sarana membangun kecerdasan
dan karakter.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11