Dosen Pengampu :
Fuad Akbar, S.Sos., M.Sos.
Disusun Oleh :
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Filsafat Komunikasi yang berjudul “Filosofis Studi Komunikasi”.
Adapun penulisan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa dorongan,
bantuan, arahan ataupun bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fuad Akbar, S.Sos., M.Sos selaku dosen
mata kuliah Filsafat Komunikasi dan teman-teman yang telah berpartisipasi
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
belum sempurna, untuk itu kami berharap kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan pembuatan makalah pada waktu dan
kesempatan berikutnya.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari filsafat dan
komunikasi.
1.3.2 Untuk mengetahui serta memahami hakikat dari filsafat komunikasi.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pendeketan ontologi, epistemologi dan
aksiologi dalam ilmu komunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Amsal Bakhtiar, “Filsafat Agama”, (Jakarta: Logos, 1997), hlm 7.
2
Heris Hermawan, “Filsafat Ilmu”, (Bandung: CV Insan Mandiri, 2011), hlm 12.
3
Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan:
sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, filsafat adalah
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal, dan hukumnya. Filsafat juga merupakan suatu pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang mengenai konsep dasar tentang kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat diartikan sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang
luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Adapun manfaat filsafat dalam
kehidupan yaitu :
Dasar dalam bertindak;
Dasar dalam mengambil keputusan;
Mengurangi kesalahpahaman dan konflik;
Bersiap siaga dalam menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
B. Komunkasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata Latin, communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip, yaitu communicatus yang
mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, sehingga komunikasi
diartikan sebagai proses sharing di antara pihak-pihak yang melakukan aktivitas
komunikasi tersebut. Adapun menurut leksikografer (ahli kamus bahasa),
komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Jika dua orang berkomunikasi, pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar keduanya dapat saling
mempengaruhi. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-
kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
4
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal. Menurut Carl Hovland sendiri, komunikasi
adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian
informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Selain itu, Hovland juga
menambahkan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain
(communication is the process to modify the behavior of other individuals).3
Sedangkan menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah satu arah yang berguna
untuk menjawab suatu pertanyaan, Who, Says What, In Which Channel, To Whom,
With What Effect (Siapa, Mengatakan apa, Melalui saluran apa, Kepada siapa dan
Berefek apa).
Adapun sebagai sebuah ilmu, komunikasi mempelajari berbagai gejala
komunikasi. Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik
pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi
semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti,
cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling
melengkapi dan menyempurnakan.4
3
Onong Uchjana Effendy, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm 10.
4
Aang Ridwan, “Filsafat Komunikasi”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm 95.
5
tujuan, fungsi, teknik, dan metode komunikasi. Adapun bidang, sifat, tatanan,
tujuan, fungsi, teknik, dan metode dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Bidang komunikasi, meliputi komunikasi sosial, komunikasi
organisasional, komunikasi bisnis, komunikasi politik, komunikasi
internasional, komunikasi antarbudaya, komunikasi pembangunan,
komunikasi tradisional, dan lain lain.
2. Sifat komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
3. Tatanan komunikasi, meliputi komunikasi intrapribadi, komunikasi
antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi
media.
4. Tujuan komunikasi, yaitu untuk mengubah sikap, mengubah opini,
mengubah perilaku, mengubah masyarakat, dan lain-lain.
5. Fungsi komunikasi, yaitu untuk menginformasikan, mendidik, menghibur,
memengaruhi, dan sebagainya.
6. Teknik komunikasi, meliputi komunikasi informatif, komunikasi persuasif,
komunikasi pervasif, komunikasi koersif, komunikasi instruktif, hubungan
manusiawi.
7. Metode komunikasi, meliputi jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan,
propaganda, perang urat saraf, perpustakaan, dan sebagainya.
Dengan demikian, jelas bahwa filsafat komunikasi ini mencoba menelaah
secara mendalam pemahaman seseorang atau kelompok dalam berkomunikasi, baik
itu berkaitan dengan metodologi, sistematika, analisis, tingkat kekritisannya, dan
keuniversalannya.5
5
Ibid., 322-323.
6
Kata ontologi sendiri berakar dari bahasa Yunani. Onto berarti ada
dan logos berarti ilmu. Dengan demikian, ontologi dimaknai sebagai ilmu yang
membahas tentang keberadaan. Atau dengan kata lain, ontologi berarti cara untuk
memahami hakikat dari jenis ilmu komunikasi. Ontologi sendiri merupakan cabang
ilmu filsafat mengenai sifat (wujud) atau fenomena yang ingin diketahui manusia.
Dalam ilmu sosial, ontologi berkaitan dengan sifat pada interaksi sosial atau
komunikasi sosial. Ontologi ini juga mengerjakan terjadinya pengetahuan dari
sebuah gagasan kita tentang realitas.
Menurut pemikiran Stephen W. Littlejohn ontologi memiliki fungsi positif
perspektif yang dapat menyusun teori-teori komunikasi sehingga memudahkan
didalam penggunaan teori-teori komunikasi sesuai dengan fokus dan landasan
pikiran. Dalam aspek ontologi, Ilmu komunikasi dapat dipelajari dengan mengkaji
2 (dua) objek, yaitu objek materi dan objek formal. Dalam ilmu komunkasi, objek
materi adalah tindakan manusia dalam konteks sosial. Sementara jika dilihat dari
objek formal maka ilmu komunikasi dilihat sebagai salah satu sudut pandang yang
mampu menentukan cakupan studi di dalamnya. Sejarah ilmu komunikasi, teori
komunikasi, tradisi ilmu komunikasi, dan komunikasi manusia adalah contoh-
contoh dari aspek ontologis tersebut.
2) Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,
metode, dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy which
investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge). Secara
etimologi, epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme yang berarti
pengetahuan dan logos yang berarti teori atau ilmu.6 Secara terminologi,
epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan
manusia, khususnya pada empat masalah, yaitu:
1. Sumber-sumber ilmu pengetahuan;
2. Alat pencapaian pengetahuan;
6
Mohammad Muslih, “Filsafat Ilmu”, (Yogyakarta: Belukar, 2005), hlm. 20
7
3. Metode pencapaian pengetahuan;
4. Batasan pengetahuan atau klasifikasi pengetahuan.
Epistemolongi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun
dari bahan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu suatu
kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.
Rumusan lain, epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari watak, batas-
batas, dan berlakunya ilmu pengetahuan.7
Selain itu, adapula persoalan-persoalan yang dibahas dalam epistemologi
antara lain tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan pengetahuan, bagaimana
cara manusia mengetahui sesuatu, darimana pengetahuan dapat diperoleh,
bagaimanakah cara menilai validitas serta apa perbedaan antara kepercayaan,
pengetahuan, pendapat, fakta, kenyataan, kesalahan, bayangan, gagasan, kebenaran
dan kepastian. Proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu
beserta prosedurnya juga menjadi pembicaraan penting yang akan mengarahkan
kita ke cabang fisafat metodologi.
Epistemologi sendiri juga dinamakan sebagai teori pengetahuan. Dalam
kajian epistemologi ini, ilmu komunikasi dititikberatkan pada berita atau kabar
yang sesuai dengan bukti atau fakta untuk menjadikan berita tersebut bernilai tinggi
dan berkualitas. Sehingga pesan yang ditujukan kepada masyarakat bersifat umum
dan tidak memihak, hal tersebut pun dapat dibuktikan melalui metode dari
ketepatan waktu dalam memberikan informasi, akurat, seimbang, jelas, padat dan
terpercaya. Dengan cara mengkaji epistemologi wartawan atau komunikator dalam
menyampaikan pesan kepada audience atau komunikan sudah mendekati akurat.
Masyarakat juga tidak akan ragu dalam menerima pesan yang disampaikan oleh
media tersebut. Epistemologi dianggap sangat penting dalam menyaring dan
menerima pesan di media sosial khususnya berita hoax yang dapat terjadi dan
menyebar kapan saja.
7
Nina Winangsih Syam, “Rekonstruksi Ilmu Komunikasi Perspektif Pohon Komunikasi
dan Pergeseran Paradigma Komunikasi Pembangunan Dalam Era Globalisasi”, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2002), hlm 21.
8
3) Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani. Istilah ini terdiri dari dua gabungan
kata yaitu axios dan logos. Axios berarti nilai, sedangkan logos bermakna ilmu
atau teori. Jika diartikan keseluruhan maka artinya adalah “teori tentang nilai”.
Aksiologi adalah teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang didapatkan. Ilmu ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
Moral conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika.
Esthetic expression, atau ekspresi keindahan.
Sosio-political life, atau kehidupan sosial politik.
Aksiologi juga merupakan suatu cabang filsafat yang berkaitan dengan
etika, estetika, dan agama atau merupakan suatu teori nilai yang berhubungan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang didapatkan.
Dalam hubungan filsafat komunikasi Laginan menjelaskan bahwa aksiologi
merupakan studi etika dan estetika. Hal ini berkaitan dengan betapa pentingnya
seseorang komunikator dalam mengemas pemikirannya menjadi suatu isi pesan
dengan bahasa sebagai lambang, untuk terlebih dahulu melakukan pertimbangan
nilai, apakah pesan itu etis atau tidak dan estetis atau tidak.8
Dengan kata lain ilmu komunikasi ini jika dipandang secara aksiologi
berfokus pada fungsi komunikasi itu sendiri. Contohnya yaitu jika mengenai
komunikasi massa maka yang dilihat adalah fungsi dari medianya itu sendiri yaitu
untuk hiburan, menginformasikan, mempengaruhi, dan mendidik. Untuk itu dalam
hal ini, para praktisi media harus memiliki kemampuan untuk membuat ide agar
bisa menarik para komunikan atau audience dalam menerima pesan yang akan
disampaikan oleh media tersebut
8
Muhammad Mufid, “Etika dan Filsafat Komunikas”i, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), hlm 88
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengerti dan
memahami lebih lanjut mengenai pembahasan tentang Filosofis Studi Komunikasi.
Dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun apabila tejadi
kesalahan didalam makalah ini sehingga untuk kedepannya, penulis bisa membuat
makalah yang lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12