Anda di halaman 1dari 7

“DOKTRIN ASWAJA DALAM KEHIDUPAN”

(Bidang Aqidah, Sosial Politik, Istimbat Hukum dan Tasawuf)

Disusun Oleh Kelompok 6:

SITI HAJAR (2102060275)

SUHERJAN TONI (2102060126)

SASIH RISMAYA OKTAFIANA (2102060099)

SARI MULIANA (2102060068)

SAJAAN SOFYAN (2102060095)

FAKULTAS PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB

MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panja panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
materi mata kuliah ASWAJA yang berjudul “Doktrin ASWAJA Dalam Kehidupan”. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami sebagai penyusun sangat


mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya.

Mataram, 30 Oktober 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………………..

Kata Pengantar……………………………………………………………………….

Daftar Isi…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..

A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..……

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….

A. Doktrin ASWAJA Dalam Bidang Aqidah……………………………………


B. Doktrin ASWAJA Dalam Bidang Sosial Politik……………………………
C. Doktrin ASWAJA Dalam Bidang Istimbat Hukum…………………………..
D. Doktrin ASWAJA Dalam Bidang Tasawuf…………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….
B. Kritik Dan Saran-Saran……………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sunni atau Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah atau terkadang juga dikenal dengan
sebutan ASWAJA merupkan paham yang mendasarkan pada tradisi Nabi Muhammad
SAW, di samping berdasarkan pada Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam yang
pertama. Sunni lenih dikenal dengan ASWAJA. Ahl al-Sunnah memiliki makna orang-
orang yang mengikuti sunnah Nabi, dan mayoritas sahabat, baik dalam Syariat (Hukum
Agama Islam) maupun Aqidah (Kepercayaan).

Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah merupakan aliran yang holystic (Menyeluruh),


mencakup pandangan tentang pengetahuan dan pandangan tentang tata nilai (Aksiologi).
Paham yang holystic ini mampu menjawab dan mengatur segala aktivitas manusia di
segala bidang.

Selain itu pandangan ASWAJA oleh kalangan NU dirumuskan sebagai landasan


berpikir, bersikap, dan bertindak. Sementara Islam Reformasi merumuskan ASWAJA
sebagai teori dan praktik yang menyangkut dimensi lahir dan batin. Pandangan tersebut
dirinci dalam berbagai disiplin ilmuan dan agenda kegiatan sosial, sehingga pengertian
ASWAJA kemudian tidak hanya mengikuti doktrin, teologi (Aqidah) tetapi juga
berkembang pada wilayah ideologi pembaharuan sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari doktrin?


2. Apa sajakah yang termasuk doktrin ASWAJA?
3. Apa pengertian dari sumber ajaran ASWAJA?
4. Apa sajakah yang termasuk sumber ajaran ASWAJA?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari doktrin


2. Mengetahui apa saja yang termasuk doktrin ASWAJA
3. Mengetahui pengertian dari sumber ajaran ASWAJA
4. Mengetahui apa saja yang termasuk sumber ajaran ASWAJA
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Doktrin

Doktrin merupakan pendapat atau pendiri ilmiah yang disusun dan dikemukakan secara
rasional dan dapat meyakinkan orang lain. Doktrin ini memiliki peranan penting karena doktrin
ini dikemukakan oleh seorang ilmuan hukum yang bisa mempengaruhi jurisprundensi dan bisa
menjadi hukum, karena itu doktrin dapat menjadi bagian sumber hukum positif.

Menurut B.Arif Sidarta istilah lain dari doktrin adalah ajaran. Ajaran itu juga dapat
disamakan dengan doktrin, doktrin ini merupakan tampungan dari norma sehingga doktrin
menjadi sumber hukum. Mengutip pendapat Apeldorn, doktrin hanya membantu dalam
pembentukan norma, doktrin itu harus dipindahkan peraturan perundang-undangan sehingga
doktrin itu tidak langsung dalam penerapan hukum. Menurutnya ajaran berbeda dengan teori.
Suatu ajaran membahas pada satu hal tertentu atau satu pasal tertentu yang lebih kecil dan belum
berlaku secara umum. Ketika ajaran tersebut diobjektifkan dan berlaku secara umum maka akan
berubah menjadi teori.

B.Arif Sidarta tentang pemaknaan doktrin, hampir sama seperti yang dikemukakan oleh
Angel (2002). Dia mengatakan bahwa doktrin dalam ilmuan hukum dikatakan sebagai
“Analytical study of law” atau “Doctrinal study of law” yang bersifat sience. “Legal doctrine”
ada kalanya disenut juga dengan “Legal dogmatics”. Kedua istilah ini lazim ditemukan dalam
civil law sementara itu di dalam anglo-american istilah legal doctrin maupun legal dogmatic
tidak begitu dikenal. Jufrina Rizal (2013) memberikan pemaknaan atas kedua terminologi
tersebut sebagai: “Istilah ajaran di Indonesia macam-macam, ada ajaran hukum alam, ajaaran
positivisme, ajaran hukum murni, ajaran hukum progresif padahal itu semua adalah teori juga.
“Ajaran” digunakan untuk menjelaskan isi dari teori tersebut karena itu, Kelson juga
menyebutkan “reine rechlehre” yang diajarkan ajaran hukum murni. Lehre (Jerman), leer
(Belanda) diterjemahkan sebagai ajaran.

Teori menurut Fred N. Kerlienger sebagaimana dikutip oleh John W. Creswell (2010)
merupakan seperangkat konstruk (variabel-variabel), definisi-definisi dan proposisi-proposisi
yang saling berhubungan yang mencerminkan pandangan sistematik atas suatu fenomena dengan
cara memerinci hubungan antar variabel yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena alamiah.
Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan atau alasan.
Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia.
2.2 Doktrin Aswaja

1. Aqidah (Keimanan)
Dimensi tauhid atau yang lebih dikenal dengan sebutan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah
terbagi atas beberapa bagian yang terkandungdalam arkan, al-iman, yaitu iman kepada
Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul- rasulnya, Hari akhir, qada’ dan qadar
-Nya. Keimanan kepadaAllah berarti percaya dengan seutuhnya kepadanya. Dengan
mempercayai 20sifat yang menjadi sifat dalam dzatnya, yaitu:
1. Wujud (Maha Ada)
2. Qidam (Dahulu)
3. Baqa (Kekal)
4. Mukhalafatu li al-hawadisi (Berbeda dengan yang lain)
5. Qiyamuhu bi nafsihi (Berdiri sendiri)
6. Wahdaniyah (Satu)
7. Qudrat (Kuasa)
8. Iradah (Berkehendak)
9. Ilmu (Mengetahui)
10. Hayat (Hidup)
11. Sama’ (Mendengar)
12. Basar (Melihat)
13. Kalam (Berbicara)
14. Qadiran (Maha Kuasa)
15. Muridan (Maha Menentukan)
16. Aliman (Maha Mengetahui)
17. Hayyan (Maha Hidup)
18. Sami’an (Maha Mendengar)
19. Basiran (Maha Melihat)
20. Mutakalliman (Maha Berfirman)

Keimanan kepada malaikat berarti percaya terhadap adanya suatu makhluk halus yang
diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya, mereka tercipta sangat taat kepada Allah,
jumlahnya pun sangat banyak akan tetapi menurut Ahlussunnah wal Jama’ah malaikat
yang wajib di ketahui jumlahnya hanya 10,yaitu: malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail,
Mungkar, Nakir, Raqib, Atid,Malik, dan Ridwan.Mereka mempunyai tugas masing-
masing yang tidak pernah merekalanggar sedikitpun. Sebagai konsekuensi terhadap
keyakinan adanya makhluk halus yang bernama malaikat tersebut, umat Islam pun harus
mempercayaiadanya makhluk halus lain yang bernama jin, setan atau iblis.

Keimanan kepada kitab-kitab suci berarti umat Islam aliran Ahlussunnah wal Jama’ah
mempercayai adanya kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para rasul-Nya untuk
kemudian disampaikan kepada umat manusia. Menurut Ahlussunnah wal Jama’ah
Kitab - kitab yang wajib dipercayai ada empat yaknikitab Taurat yang diturunkan kepada
Nabi Musa, kitab Zabur yang diturunkankepada Nabi Daud, kitab Injil yang diturunkan
kepada Nabi Isa dan kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Keimanan kepada rasul-rasul Allah adalah keimanan yang harus di miliki oleh umat
Islam. Ahlussunnah wal Jama’ah terhadap manusia pilihan Allah(rasul) yang ditugasi
untuk membimbing umat manusia kejalan yang benardan memberikan petunjuk serta
menyebarkan ajaran agama Allah. Para Nabi yang wajib diketahui oleh umat Islam
Ahlussunnah wal Jama’ah berjumlah 25 Nabi. Keimanan kepada hari akhir adalah
keimanan yang mengakui adanya batas akhir kehidupan di dunia yang kemudian disebut
hari kiamat. Harikiamat pasti terjadi hanya saja waktunya tidak ada yang tahu selain
Allah.Pada hari kiamat ini manusia dan seluruh alam akan mengalami pemusnahantotal
secara jasad dan raga yang kemudian hanya tinggal rohnya saja dan akankembali kepada
dzat yang menciptakan yakni Allah.Keimanan kepada Qada dan Qadar adalah keimanan
yang harus dimiliki seorang muslim Ahlussunnah wal Jama’ah tentang adanya kepastian
danketentuan dari Allah. Dengan kata lain segala apa yang terjadi di dunia ini adalah atas
kehendak dan ketentuan dari Allah sebagai dzat yangmenciptakan, sedangkan manusia
menjalani saja. Dengan kata lain bahwa segala sesuatunya Tuhan yang menentukan dan
manusia hanya berusaha serta mensinergikan dengan ketentuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai