DISUSUN OLEH:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang
manajer sejati Islam yang selalu bercahaya dalam sejarah hingga saat ini. ini,
Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.
KATA PENGANTAR....................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A,Lantar belakang.........................................................................
B,Rumusan Masalah.....................................................................
C.Tujuan. ......................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A,Kesimpulan................................................................................
B.Saranan......................................................................................
DAFATAR PUSTAKA..................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemikiran filsapat timur dan barat
2. Perbandingan karakteristik timur dan barat
3. Nama tokoh-tokoh filsapat timur dan barat
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa sih yang dimaksud dengan filsapat timur dan barat
2. Untuk mengetahui karakteristik timur dan barat
3. Untuk mengetahui siapa saja nama filsapat timur dan barat
BAB 2
PEMBAHASAN
Filsapat timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan filsapat barat, yang
mana ciri-ciri agama terdapat juga dalam filsapat timur, sehingga banyak ahli
berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran timur dikatakan sebagai
filsapat. Di dalam studi post-kolonial bahkan ditemukan bahwa filsapat timur
dianggap lebih rendah ketimbang sistem pemikiran barat karena tidak memenuhi
kriteria filsapat menurut filsapat barat, misalnya karena dianggap memiliki unsur
keagamaan atau mistik. Akan tetapi, sekalipun diantara filsapat timur dan filsapat
barat terdapat perbedaan-perbedaan, namun tidak dapat dinilai mana yang lebih
baik, sebab masing-masing memiliki keunikannya sendiri, Selain itu keduannya
diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsapat secara luas.
Para ahli tentang timur telah bekerja keras mengkaji dunia timur,namun
ternyata sampai saat ini belum berhasil untuk hubungan yang harmonis antara
Timur dan Barat. Dalam perspektif timur, Barat sering digambarkan sebagai
materialisme, kapitalisme, rasionalisme, dinamisme, saintisme, positivisme, dan
skularisme. Sedangkan barat mengangap Timur sebagai kemiskinan, kebodohan,
statis, fatalistis, dan kontemplatif.
2). KARAKTERISTIK TIMUR DAN BARAT
Secara geografis wilayah barat dan timur memiliki banyak perbedaan, hal ini
juga tentu mempengaruhi cara berfikir mereka, perbedaan paham barat dan
timur yaitu jika didunia belahan timur mempunyai banyak negara dan banyak
pendudukan dengan jumlah yang besar serta angka kelahiran yang sangat tinggi.
Mereka dibagian barat juga tergolong sebagai golongan menengah kebawah,
sedangkan disunia barat sudah mengembangkan kemajuan teknologi sejak lama.
Manusia dibagian barat juga tergolong aktif sedangkan di timur tergolong pasif,
Hal ini sesuai dengan keyakinan dan ajaran pokok mereka seperti konfusianisme,
taoisme, budhisme, dan lain-lain.
a. Barat
Immanuel Kant
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Arthur Schopenhauer
Francis Herbert Bradley
IMMANUEL KANT
Buku Filsafat Modern Barat karya Dr. Zaprulkhan, S.Sos.I., M.S.I memberikan
analogi yang bagus untuk paham filsafat milik Kant. Dikatakan bahwa
pengetahuan yang dimaksudkan oleh Kant bisa dianalogikan seperti saat kita
menggunakan kaca mata berwarna untuk melihat dunia. Walhasil, jika kita
melihat kucing hitam ketika menggunakan kaca mata berwarna kuning, maka si
kucing hitam pun akan tampak sebagai kucing berwarna kuning.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel saat muda, dianggap terlalu banyak berpikir dan
tatapannya terlalu tajam, ia pencetus ide Zeitgeist ini jadi inspirasi bagi pemikir
besar seperti Karl Marx. Georg Wilhelm Friedrich Hegel, adalah salah satu pemikir
paling terkenal dari Jerman Ia percaya bahwa hidup adalah proses perubahan
yang terjadi secara terus-menerus. Sebelum tutup usia pada 14 November 1831,
Hegel tidak berhenti berkarya dan menyentil pemikiran kritis kaum cendekiawan.
Dialektika hegelianism menjadi sumber karya yang tidak habis dibahas oleh
pemikir yang lahir setelahnya, utamanya Karl Marx dan Friedrich Engels. Hegel
lahir 27 Agustus 1770 di kota Stuttgart, di barat daya Jerman. Orang tuanya
mempraktikkan ajaran Pietisme, gerakan reformasi Lutheran yang menekankan
pengalaman religius sebagai hal yang bersifat pribadi.
Sebagai seorang yang percaya akan Tuhan, Hegel banyak menulis tentang
religiusitas dan masalah-masalah yang bersifat rohani. Ia juga menerapkan
teorinya pada gagasan tentang Tuhan dan percaya bahwa Tuhan bukanlahi suatu
entitas yang tetap eksis seperti adanya dari masa lalu, tetapi seiring perjalanan
sejarah dan waktu menjadi apa yang eksis sekarang. ebuah "gagasan dunia"
("Weltgeist") yang menyatukan semua zaman terdahulu di dalamnya. Ketika
Hegel kemudian menolak dogma Katolik tentang transubstansiasi, atau
perubahan hakikat yang menggambarkan roti menjadi tubuh Kristus serta anggur
menjadi darah Kristus, pihak gereja memaksanya untuk menarik kembali
pernyataannya dan secara resmi meminta maaf.
ARTHUR SCHOPENHAUER
Francis Herbert Bradley adalah penganut idealisme yang fanatic dan memiliki
pengaruh yang sangat besar di Inggris. Menurut Bradley metode pengenalan
empirisme itu sebenarnya bersifat psikologis dan bahwa mereka itu bekerja
dengan ide-ide dan sama sekali tidak dengan putusan atau keterangan-
keterangan.
Pada tahun 1909, Bradley menerbitkan sebuah esai berjudul "Pada Kebenaran
dan Coherence" dalam jurnal Pikiran (dicetak ulang dalam Essay dalam Kebenaran
dan Realitas . Esai mengkritik bentuk infallibilist fondasionalisme dalam
epistemologi. Filsuf Robert Stern berpendapat bahwa dalam makalah ini Bradley
membela koherensi bukan sebagai account pembenaran tetapi sebagai kriteria
atau tes kebenaran, Salah satu ciri pendekatan filosofis Bradley adalah tekniknya
membedakan ambiguitas dalam bahasa, terutama dalam kata-kata individu.
Teknik ini bisa dipandang sebagai antisipasi dari kemajuan kemudian dalam
filsafat bahasa.
b. Timur
Al-Kindi (800-870 M)
Al-Razi (865-925 M)
Al-Farabi (872-950 M)
Ibn-Sina (980-1037 M)
AL-KINDI
Al-Kindi lahir di kufah tahun 185 H (801), Ayahnya Ishaq Ash-Shabbah, seorang
gubernur kuffah pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid. Al-Kindi hidup pada
masa keemasan kekuasaan Bani Abbas. Pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid
yang sangat memperhatikan dan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan,
Bagdad menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan. Al Rasyid mendirikan
akademi atau lembaga tempat pertemuan para ilmuwan yang disebut Bayt Al-
Hikmah (Balai Ilmu Pengetahuan). Al-Kindi mempelajari Al-Qur’an, membaca,
menulis dan berhitung di Basrah. Kemudian melanjutkan ke Bagdad. Ia mahir
sekali dalam berbagai macam cabang ilmu yang ada pada waktu itu seperti ilmu
kedokteran, filsafat, ilmu berhitung, logika, geometri, astronomi. Disinilah Al-Kindi
lebih luas mengenal ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kebudayaan Yunani dan
Siria Kuno, ia juga menguasai bahasa Suryani, kemudian menerjemahkan buku-
buku ke dalam bahasa Arab.
Hakikat Tuhan
Tuhan menurut Al-Kindi adalah wujud yang haq (benar) yang bukan asalnya tidak
ada kemudian ada. Ia selalu mustahil tidak ada. Ia selalu ada dan akan selalu ada.
Oleh karenanya Tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului wujud lain,
tidak berakhir wujud-Nya dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya.
Untuk membuktikan wujud Tuhan ia menggunakan tiga jalan, yaitu Barunya alam,
Keanekaragaman dalam wujud dan Kerapian alam.
Sifat-sifat Tuhan
AL-RAZI
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Ibn Yahya Ar-Razi. Di
Barat dikenal dengan Rhazes. Ia lahir di Ray dekat Teheran pada 1 Sya‟ban 251 H
(865 M). Al-Razi dikenal sebagai dokter, filsuf, kimiawan, dan pemikir bebas.
Menurut Al-Razi Allah maha pencipta dan pengatur seluruh alam diciptakan Allah
bukan dari tidak ada (creatio ex nihilo), tetapi dari bahan yang ada. Oleh karena
itu, menurutnya alam semesta tidak kadim, bahru, meskipun materi asalnya
kadim, sebab penciptaan disini dalam arti disusun dari bahan yang telah ada.
Penciptaan dari tiada, bagi Al-Razi tidak dapat dipertahankan secara logis.
Pasalnya dari satu sisi bahan alam yang tersusun dari tanah, udara, air, api dan
benda-benda langit berasal dari materi pertama yang telah ada sejak azali.
PEMIKIRAN AL-FARABI
a. Ketuhanan
b. Emanasi
Emanasi merupakan teori tentang keluarnya suatu wujud yang mumkin (alam
makhluk) dai zat yang wajibul wujud (Zat yang wajib adanya yakni Tuhan). Teori
emanasi disebut juga “teori urut-urutan wujud.”19 Menurut Al –Farabi, Tuhan
bersifat Maha satu, tidak berubah, jauh dari materi, jauh dari arti banyak, maha
Sempurna dan tdk berkiblat pada apapun.
c. Jiwa
Jiwa manusia disebut dengan al-nafs al-nathiqoh, berasal dari alam ilahi,
sedangkan jasad berasal dari alam khalq, berbentuk, berupa, berkadar, dan
bergerak.
d. Metafisika
Aliran Iskandariyah (Neo Platonisme) dan filsafat Islam, persoalan ini dipindahkan
kepada landasan-landasan agama. Meskipun dua aliran terakhir ini caranya sama,
namun tujuannya sangat bertolak belakang. Aliran Islam Iskanadiyah dan filsafat
Islam bertujuan membentuk susunan alam yang dapat mempertemukan hasil-
hasil pemikiran dengan ketentuan-ketentuan agama.
e. Politik
Pemikiran Al-Farabi lainnya yang amat penting adalah tentang politik yang dia
tuangkan dalam dua karyanya Al-Siyasah Al Madaniyyah (Pemerintahan politik)
dan Ara‟ Al-Madinah Al-Fadhilah (pendapat-pendapat tentang negara utama)
banyak dipengaruhi oleh konsep Plato yang menyamakan negara dengan tubuh
manusia.
f. Logika
Naman Lengkepnya adalah Abu Ali Al-Husain Bin Abdullah Bin Sina, lahir di
Afsyana dekat kawasan Bukhara pada tahun 370 H (980 M). Ia dibesarkan di
Bukhara pada umur 10 tahun, Ibnu Sina telah mempelajari ilmu-ilmu agama,
kesusasteraan, serta telah hapal Al-Qur‟an.
Pemikiran Ibnu Sina yang terpenting adalah filsafat tentang jiwa. Kata jiwa dalam
Al-Qur‟an dan Al-Hadist di istilahkan dengan al-Nafs atau al-ruh sebagai mana
termaksud dalam Q.S. Shad: 71-72, Al-Isra: 58, dan al-Fajr: 27-30. Jiwa manusia,
sebagaimana jiwa-jiwa lain dan segala apa yang terdapat di bawa rembulan,
memancar dari akal kesepuluh. Menurut Ibnu Sina manusia memang tersusun
dari dua unsur, yaitu tubuh dan jiwa. Antara keduanya tidak ada persamaan,
unsur tubuh terbentuk dari berbagai unsur yang memancari dari planet-plaanet.
Sementara jiwa hanya terbentuk dari satu unsur, yaitu dari Aql al-fa‟al dan jiwa
ini pada dasarnya merupakan abstransi tersendiri dalam struktur tubuh manusia,
manun selamanya bergantung pada tubuh.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan utama dalam pemikiran filsafat Timur untuk menjadi orang yang
bijaksana dan bahagia. dalam arti hidup ini penuh dengan ketenteraman dan
keselamatan. Pemikiran filsafat Barat lebih di arahkan untuk memahami rahasia
alam semesta dan menemukan ilmu pengetahuan yang baru. Hal ini juga dapat
diketahui bahwa para filsuf timur lebih menekankan pada manusia untuk hidup
menyesuaikan diri dengan alam semesta, sedangkan pemikiran Barat selalu
berusaha untuk menaklukkan alam semesta demi kepentingan manusia.
B. Sarana
Pemahaman tentang pemikiran filsapat timur dan barat memerlukan waktu, agar
bisa lebih baik lagi dalam menyaring mana yang seharusnya diambil dan tidak
diambil dari teori Filsafat Barat dan Filsafat Timur.
Karena makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu sebaiknya pembaca
lebih memperbanyak referensi bacaan tentang Filsafat Barat dan Filsafat Timur,
dan tidak hanya terfokus dari materi ini saja.
DAFTAR PUSTAKA
Kebung, K. 2011. Filsafat Berfikir Orang Timur (Indonesia, Cina dan India). Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
Ahmad. 2007. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Al-Razi, Abu Bakar, al-Thibb al-Ruhani, Tahkik ‘Abd Al-Lathif Al-Ghaid, Kairo:
Maktabat al-Nahdat al-Mishriyyat, 1978
Daudy, Ahmad. Kuliah Filsafat Islam. Bulan Bintang. Jakarta. 1989. Al-Fukhury,
Hana dan Khalil Al-Jarr. Tarikh Al-Falsafah Al-Arabiyah. Mulasassat Li Al-Thaba‟ah.
Bairut. 1963.
Hoesin, Umar Amin. Filsafat Islam. Bulan Bintang. Jakarta. 1975. Korban, Henry.
Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah. Terjemahan Nasir Nurawwah dan Hasan Qubais,
Mansurat Al- Muzadiyat. Beirut. T.t.
Kamil, Muhammad. Ibnu Sina Hayatuhu Atsaruhu Wa Filsafatuhu, Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah, Bairut. 1991.
Nasution. Harun. Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam. Bulan Bintang. Jakarta.
1973.