Anda di halaman 1dari 16

PEMIKIRAN FILSAFAT TIMUR DAN BARAT

Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu: Taufiqurrahman, M.PD.I

DISUSUN OLEH:

1. KHALIMATUS SAKDIAH (2102060121)


2. ZIADATUN ADAWIYAH (2102060111)
3. ZIHARRATURRAHMI (2102060106)
4. SULISTIANI (2102060058)
5. WAWAN KURNIA ARDANA (2102060108)
6. SASIH RISMAYA OKTAFIANA (2102060099)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang
manajer sejati Islam yang selalu bercahaya dalam sejarah hingga saat ini. ini,
Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!


DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

A,Lantar belakang.........................................................................

B,Rumusan Masalah.....................................................................

C.Tujuan. ......................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pemikiran Filsapat Timur Dan Barat…………………


B. Perbandingan Karakteristik Timur Dan Barat .........................
C. Nama tokoh-tokoh filsapat timur dan barat………………..

BAB III: PENUTUP

A,Kesimpulan................................................................................

B.Saranan......................................................................................

DAFATAR PUSTAKA..................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsapat pada umumnya dianggap sebagai bidang yang sulit dipahami


karena menyangkut hal-hal yang abstrak dari seluruh bidang pemikiran manusia
dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Walaupun banyak yang mengira bahwa
filsapat jauh dari perhatian manusia dan berada dibalik pemahaman realitas, akan
tetapi sebenarnya setiap orang itu memiliki pandangan filsapatnya sendiri yang
tercermin dalam setiap tindakan dan perbuatannya.dalam filsapat timur justru
bertolak dari kehidupan manusia untuk memenuhi kehidupannya.

Pemikiran filsapat merupakan pemikiran reflektif yang dapat berubah dari


waktu ke waktu, suatu konsep yang terbuka dalam arti selalu berkembang sesuai
dengan keadaan dan dalam mencari pemecahan problematika tergantung pada
bidang yang dihadapi maupun cabang filsapat yang dipakai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemikiran filsapat timur dan barat
2. Perbandingan karakteristik timur dan barat
3. Nama tokoh-tokoh filsapat timur dan barat
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa sih yang dimaksud dengan filsapat timur dan barat
2. Untuk mengetahui karakteristik timur dan barat
3. Untuk mengetahui siapa saja nama filsapat timur dan barat
BAB 2

PEMBAHASAN

1). PEMIKIRAN FILSAPAT BARAT DAN TIMUR

Filsapat Timur adalah sebutan untuk pemikiran-pemikiran filosofis yang


berasal dari alam timur dan asia,seperti filsapat cina, filsapat india, filsapat
jepang, filsapat islam, filsapat buddisme dan sebagainya. Masing-masing jenis
filsapat adalah suatu sistem-sistem pemikiran yang lapang dan pluar. Misalnya,
filsapat india dapat terbagi menjadi filsapat hindu dan filsapat buddhisme.
Sedangkan filsapat cina dapat terbagi mejadi konfusianisme dan taoisme.

Filsapat Barat adalah sebutan yang digunakan sebagai pemikiran-pemikiran


filsapat dalam dunia barat atau occindental. Biasanya filsapat terdiri dari dua garis
akbar yaitu filsapat barat dan filsapat timur.

Filsapat timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan filsapat barat, yang
mana ciri-ciri agama terdapat juga dalam filsapat timur, sehingga banyak ahli
berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran timur dikatakan sebagai
filsapat. Di dalam studi post-kolonial bahkan ditemukan bahwa filsapat timur
dianggap lebih rendah ketimbang sistem pemikiran barat karena tidak memenuhi
kriteria filsapat menurut filsapat barat, misalnya karena dianggap memiliki unsur
keagamaan atau mistik. Akan tetapi, sekalipun diantara filsapat timur dan filsapat
barat terdapat perbedaan-perbedaan, namun tidak dapat dinilai mana yang lebih
baik, sebab masing-masing memiliki keunikannya sendiri, Selain itu keduannya
diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsapat secara luas.

Para ahli tentang timur telah bekerja keras mengkaji dunia timur,namun
ternyata sampai saat ini belum berhasil untuk hubungan yang harmonis antara
Timur dan Barat. Dalam perspektif timur, Barat sering digambarkan sebagai
materialisme, kapitalisme, rasionalisme, dinamisme, saintisme, positivisme, dan
skularisme. Sedangkan barat mengangap Timur sebagai kemiskinan, kebodohan,
statis, fatalistis, dan kontemplatif.
2). KARAKTERISTIK TIMUR DAN BARAT

Karakteristinya berkembang sangat berbeda dengan kebudayaan serta


peradaban yang berbeda pula.banyaknya ilmuan dari barat yang selalu
menciptakan inovasi baru untuk kemajuan dunia membuat filsapat timur kurang
mendapat perhatian.

Filsapat timur memang terkenal dengan sifatnya yang religus, mistismagis


sehingga kurang bisa diterima secara rasional. Filsapat timur berkembang
didaerah china, india, jepang yang banyak memunculkan pemikiran-pemikiran
dan digunakan pedoman oleh masyarakat bagian barat. Diwilayah timur juga
terkenal sebagai wilayah yang mempunyai peradaban besar didunia dan sumber
agama serta pandangan tentang manusia dan dunia.

Secara geografis wilayah barat dan timur memiliki banyak perbedaan, hal ini
juga tentu mempengaruhi cara berfikir mereka, perbedaan paham barat dan
timur yaitu jika didunia belahan timur mempunyai banyak negara dan banyak
pendudukan dengan jumlah yang besar serta angka kelahiran yang sangat tinggi.
Mereka dibagian barat juga tergolong sebagai golongan menengah kebawah,
sedangkan disunia barat sudah mengembangkan kemajuan teknologi sejak lama.
Manusia dibagian barat juga tergolong aktif sedangkan di timur tergolong pasif,
Hal ini sesuai dengan keyakinan dan ajaran pokok mereka seperti konfusianisme,
taoisme, budhisme, dan lain-lain.

3). TOKOH FILSAPAT BARAT DAN TIMUR

a. Barat
 Immanuel Kant
 Georg Wilhelm Friedrich Hegel
 Arthur Schopenhauer
 Francis Herbert Bradley

IMMANUEL KANT

Immanuel Kant (1724-1804) lahir di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prussian


Timur. Karier Kant dimulai saat dia menjadi profesor universitas di Kota
Konigsberg, yang juga merupakan tempatnya mengenyam pendidikan semasa
menjadi mahasiswa. Ia dikenal sebagai akademisi yang menguasai hampir seluruh
cabang ilmu yang ada pada saat itu. Bahkan semasa kuliah, selain mempelajari
bidang filsafat, dia juga mempelajari fisika Newton dan sistem-sistem metafisis
serta logika.

Immanuel Kant menganggap bahwa kesalahan terbesar dari filsafat empirisme


dan rasionalisme adalah tidak menyelidiki terlebih dahulu sejauh mana kekuatan
sekaligus batasan kemampuan akal manusia dalam memperoleh pengetahuan,
yang selanjutnya begitu saja Di jadikan sebagai konsep ilmu yang diyakini
kebenarannya.

Immanuel Kant mengajukan pertanyaan filosofis yang membuatnya menciptakan


filsafat fenomenalisme, dan menjadikannya sebagai seorang filsuf yang
berpengaruh. Pertanyaan Kant tersebut berbunyi, “Apakah yang dapat kita
ketahui? Apakah batas-batas pengetahuan manusia?. Kant mendamaikan paham
rasionalisme yang mengutamakan akal, dan paham empirisme yang
mengutamakan panca indra (pengalaman). Bagi Kant, antara akal dan panca indra
memiliki peran setara dan justru berkolaborasi ketika mengonstruksi sebuah ilmu
pengetahuan. Sebelum lebih dikenal dengan sebutan paham fenomenalisme,
pada awalnya Kant menjuluki paham filsafat yang dianutnya dengan nama filsafat
kritisisme. Filsafat kritisisme milik Kant mengawali perjalanannya dalam mencari
kebenaran dengan terlebih dahulu menyelidiki batas-batas akal manusia.

Paham fenomenalisme berpandangan bahwa manusia hanya mengetahui segala


suatu berdasarkan yang tampak (fenomena). Apa yang seseorang ketahui
tergantung kepada─atau ‘dibatasi’ oleh ‘kegiatan kesadaran’ yang dipengaruhi
realitas lahiriah dari suatu objek, pengamatan, pengalaman, keadaan mental, dan
pencerapan seseorang. Pengetahuan merupakan kesan yang diberikan oleh
segala sesuatu kepada kita, yang merupakan realitas subjektif. Sedangkan realitas
objektif, yakni hakikat asli dari segala sesuatu itu sendiri tidak dapat diketahui.

Buku Filsafat Modern Barat karya Dr. Zaprulkhan, S.Sos.I., M.S.I memberikan
analogi yang bagus untuk paham filsafat milik Kant. Dikatakan bahwa
pengetahuan yang dimaksudkan oleh Kant bisa dianalogikan seperti saat kita
menggunakan kaca mata berwarna untuk melihat dunia. Walhasil, jika kita
melihat kucing hitam ketika menggunakan kaca mata berwarna kuning, maka si
kucing hitam pun akan tampak sebagai kucing berwarna kuning.

GEORG WILHELM FRIEDRICH HEGEL

Georg Wilhelm Friedrich Hegel saat muda, dianggap terlalu banyak berpikir dan
tatapannya terlalu tajam, ia pencetus ide Zeitgeist ini jadi inspirasi bagi pemikir
besar seperti Karl Marx. Georg Wilhelm Friedrich Hegel, adalah salah satu pemikir
paling terkenal dari Jerman Ia percaya bahwa hidup adalah proses perubahan
yang terjadi secara terus-menerus. Sebelum tutup usia pada 14 November 1831,
Hegel tidak berhenti berkarya dan menyentil pemikiran kritis kaum cendekiawan.
Dialektika hegelianism menjadi sumber karya yang tidak habis dibahas oleh
pemikir yang lahir setelahnya, utamanya Karl Marx dan Friedrich Engels. Hegel
lahir 27 Agustus 1770 di kota Stuttgart, di barat daya Jerman. Orang tuanya
mempraktikkan ajaran Pietisme, gerakan reformasi Lutheran yang menekankan
pengalaman religius sebagai hal yang bersifat pribadi.

Di sekolah, Hegel menunjukkan ketertarikan terhadap mata pelajaran matematika


dan bahasa Latin. Dia langganan menjadi bintang kelas. Orang tuanya yang
berharap dia akan menjadi pendeta, lantas mengirimnya ke universitas di dekat
Tübingen, sebuah kota di wilayah selatan Jerman. Di sana dia belajar filsafat dan
teologi Protestan.

Konsep zeitgeist dan dialektika perubahan meski demikian, secara umum


disepakati bahwa Hegel adalah filsuf pertama yang mengenali dan membahas
dimensi perubahan, sebagai apa yang ia sebut "Menjadi" (“Becoming” atau
"Werden" dalam bahasa Jerman). Hegel percaya bahwa segala sesuatu di dunia
ini terus bergerak: setiap kehidupan individu, alam, sejarah, dan masyarakat. Hal
ini mengakibatkan setiap era memiliki semangat zaman alias zeitgeist masing-
masing yang khass. Sebuah semanga atau ruh yang secara umum ditemui pada
tiap-tiap zaman. Suatu zaman yang bersejarah tidak secara acak diikuti begitu saja
oleh zaman lainnya. Sebaliknya, bagi Hegel, ada prinsip evolusi logis.
Sebagai metafora untuk menggambarkan konsep ini, Hegel menggunakan siklus
pertumbuhan tanaman, yang tahapannya terjadi sesuai dengan prinsip yang telah
digariskan. Dengan demikian, Hegel melihat sejarah sebagai siklus yang mengikuti
logika yang telah ditentukan sebelumnya, yang kemudian, berulang kali
menyebabkan kontradiksi dan revolusi. Logika Hegel dibangun dengan
menggunakan prinsip tesis, antitesis dan sintesis, lalu seiring waktu, sintesis ini
kembali berlaku sebagai tesis, demikian prosesnya terus berlanjut dalam siklus ini.
Dia yakin bahwa proses dialektika adalah perubahan yang secara konsisten
membawa umat manusia, dan sejarah, untuk jadi selangkah lebih maju.

Sebagai seorang yang percaya akan Tuhan, Hegel banyak menulis tentang
religiusitas dan masalah-masalah yang bersifat rohani. Ia juga menerapkan
teorinya pada gagasan tentang Tuhan dan percaya bahwa Tuhan bukanlahi suatu
entitas yang tetap eksis seperti adanya dari masa lalu, tetapi seiring perjalanan
sejarah dan waktu menjadi apa yang eksis sekarang. ebuah "gagasan dunia"
("Weltgeist") yang menyatukan semua zaman terdahulu di dalamnya. Ketika
Hegel kemudian menolak dogma Katolik tentang transubstansiasi, atau
perubahan hakikat yang menggambarkan roti menjadi tubuh Kristus serta anggur
menjadi darah Kristus, pihak gereja memaksanya untuk menarik kembali
pernyataannya dan secara resmi meminta maaf.

ARTHUR SCHOPENHAUER

Dalam perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi dengan kuat oleh


Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha. Pemikiran Kant nampak di dalam
pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide dan keinginan. Kant
menyatakan bahwa ilmu manusia terbatas pada bidang penampakan atau
fenomena, sehingga benda-pada-dirinya-sendiri (das Ding an sich) tidak pernah
mampu dikenali manusia. Misalnya, apa yang manusia ketahui tentang pohon
bukanlah pohon itu sendiri, melainkan gagasan orang itu tentang pohon.
Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan
bahwa benda-pada-dirinya-sendiri itu mampu dikenali, yakni "kehendak".

FRANCIS HERBERT BRADLEY


Francis Herbert Bradley adalah seorang filsuf idealis asal Inggris. Karyanya yang
paling penting adalah Penampilan dan Realita (1893). Menurut aliran idealisme
bahwa realitas terdiri atas ide-ide, fikiran-fikiran, akal, jiwa (mind) dan bukannya
benda-benda material dan kekuatan.

Francis Herbert Bradley adalah penganut idealisme yang fanatic dan memiliki
pengaruh yang sangat besar di Inggris. Menurut Bradley metode pengenalan
empirisme itu sebenarnya bersifat psikologis dan bahwa mereka itu bekerja
dengan ide-ide dan sama sekali tidak dengan putusan atau keterangan-
keterangan.

Pada tahun 1909, Bradley menerbitkan sebuah esai berjudul "Pada Kebenaran
dan Coherence" dalam jurnal Pikiran (dicetak ulang dalam Essay dalam Kebenaran
dan Realitas . Esai mengkritik bentuk infallibilist fondasionalisme dalam
epistemologi. Filsuf Robert Stern berpendapat bahwa dalam makalah ini Bradley
membela koherensi bukan sebagai account pembenaran tetapi sebagai kriteria
atau tes kebenaran, Salah satu ciri pendekatan filosofis Bradley adalah tekniknya
membedakan ambiguitas dalam bahasa, terutama dalam kata-kata individu.
Teknik ini bisa dipandang sebagai antisipasi dari kemajuan kemudian dalam
filsafat bahasa.

b. Timur
 Al-Kindi (800-870 M)
 Al-Razi (865-925 M)
 Al-Farabi (872-950 M)
 Ibn-Sina (980-1037 M)

AL-KINDI

Al-Kindi lahir di kufah tahun 185 H (801), Ayahnya Ishaq Ash-Shabbah, seorang
gubernur kuffah pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid. Al-Kindi hidup pada
masa keemasan kekuasaan Bani Abbas. Pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid
yang sangat memperhatikan dan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan,
Bagdad menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan. Al Rasyid mendirikan
akademi atau lembaga tempat pertemuan para ilmuwan yang disebut Bayt Al-
Hikmah (Balai Ilmu Pengetahuan). Al-Kindi mempelajari Al-Qur’an, membaca,
menulis dan berhitung di Basrah. Kemudian melanjutkan ke Bagdad. Ia mahir
sekali dalam berbagai macam cabang ilmu yang ada pada waktu itu seperti ilmu
kedokteran, filsafat, ilmu berhitung, logika, geometri, astronomi. Disinilah Al-Kindi
lebih luas mengenal ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kebudayaan Yunani dan
Siria Kuno, ia juga menguasai bahasa Suryani, kemudian menerjemahkan buku-
buku ke dalam bahasa Arab.

Al-Kindi adalah penganut aliran Eklektisitas, dalam metafisika dan kosmofologi ia


mengambil pendapat Aristoteles, dalam psikologi ia mengambil pendapat Plato.

Pemikiran Tentang Ketuhanan. Persoalan metafisika dibicarakan oleh Al-Kindi


dalam bahasa risalahnya antara lain risalah yang berjudul “Tentang Filsafat
Pertama” dan “Tentang Keesaan Tuhan dan Berakhirnya Benda-benda Alam.”
Pembicaraan dalam soal ini meliputi Hakekat Tuhan, Wujud Tuhan, dan Sifat-sifat
Tuhan.

 Hakikat Tuhan

Tuhan menurut Al-Kindi adalah wujud yang haq (benar) yang bukan asalnya tidak
ada kemudian ada. Ia selalu mustahil tidak ada. Ia selalu ada dan akan selalu ada.
Oleh karenanya Tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului wujud lain,
tidak berakhir wujud-Nya dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya.

 Bukti-bukti Wujud Tuhan

Untuk membuktikan wujud Tuhan ia menggunakan tiga jalan, yaitu Barunya alam,
Keanekaragaman dalam wujud dan Kerapian alam.

 Sifat-sifat Tuhan

Al-Kindi membuktikan keesaan Tuhan dengan mengatakan bahwa ”Ia bukan


benda, bukan form, tidak mempunyai kualitas, tidak berhubungan dengan yang
lain (misalnya sebagai ayah atau anak), tidak bisa disifati dengan apa yang ada
dalam pikiran, bukan genus, bukan differentia, bukan proprium, bukan Accident,
tidak bertubuh, tidak bergerak. Karenanya , maka Tuhan adalah keesaan belaka,
tidak ada lain kecuali keesaaan itu semata. Kesimpulannya ialah bahwa Tuhan
adalah Sebab Pertama (Firs Cause), dimana wujud-Nya bukan karena sebab yang
lain. Ia adalah Zat yang menciptakan, tetapi bukan diciptakan, menciptakan segala
sesuatu dari tiada. Ia adalah Zat yang menyempurnakan, tetapi bukan
disempurnakan. Dalam kitab Fi’al-Falsafah al Ula dan juga dalam kitab Fi
Wahdaniyyati L-lahi Watanahi Fijirmil-‘Alam Al-Kindi telah membahas tentang
adanya Allah, sifat dan dzat-Nya. Sebagai orang yang dijuluki Filosof Arab pertama
dalam dunia Islam Al-Kindi telah mengemukakan sejumlah dalil tentang adanya
Allah yang umumnya didasarkan pada pengamatan empiris terhadap kenyataan-
kenyataan indrawi. Dan ini pada hakikatnya sejalan dengan tuntutan Al-Qur’an
yang dalam berbagai ayat-Nya telah menghimbau manusia untuk mengamati,
memperhatikan dan memikirkan segala kenyataan di sekelilingnya dan juga dalam
dirinya. Dalil adanya Tuhan Diantara dalil-dalil terpenting yang dikemukakan oleh
Al-Kindi tentang adanya Allah adalah sebagai berikut : Dalil Barunya Alam Dalil
Keragaman dan Kesatuan Alam Dalil Keteraturan Alam.

AL-RAZI

Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Ibn Yahya Ar-Razi. Di
Barat dikenal dengan Rhazes. Ia lahir di Ray dekat Teheran pada 1 Sya‟ban 251 H
(865 M). Al-Razi dikenal sebagai dokter, filsuf, kimiawan, dan pemikir bebas.

Menurut Al-Razi Allah maha pencipta dan pengatur seluruh alam diciptakan Allah
bukan dari tidak ada (creatio ex nihilo), tetapi dari bahan yang ada. Oleh karena
itu, menurutnya alam semesta tidak kadim, bahru, meskipun materi asalnya
kadim, sebab penciptaan disini dalam arti disusun dari bahan yang telah ada.
Penciptaan dari tiada, bagi Al-Razi tidak dapat dipertahankan secara logis.
Pasalnya dari satu sisi bahan alam yang tersusun dari tanah, udara, air, api dan
benda-benda langit berasal dari materi pertama yang telah ada sejak azali.

PEMIKIRAN AL-FARABI

a. Ketuhanan

Al-Farabi dalam membahas mengenai ketuhanan mengkolaborasikan antara


filsafat aristoteles dengan Neo-Platonisme, yaitu al-Maujud al-Awal (wujud
pertama) sebagai sebab pertama untuk segala sesuatu yang ada. Sehingga ini
tidak bertentangan dengan keesaan yang mutlak dalam ajaran syariat Islam.

b. Emanasi

Emanasi merupakan teori tentang keluarnya suatu wujud yang mumkin (alam
makhluk) dai zat yang wajibul wujud (Zat yang wajib adanya yakni Tuhan). Teori
emanasi disebut juga “teori urut-urutan wujud.”19 Menurut Al –Farabi, Tuhan
bersifat Maha satu, tidak berubah, jauh dari materi, jauh dari arti banyak, maha
Sempurna dan tdk berkiblat pada apapun.

c. Jiwa

Jiwa manusia disebut dengan al-nafs al-nathiqoh, berasal dari alam ilahi,
sedangkan jasad berasal dari alam khalq, berbentuk, berupa, berkadar, dan
bergerak.

d. Metafisika

Aliran Iskandariyah (Neo Platonisme) dan filsafat Islam, persoalan ini dipindahkan
kepada landasan-landasan agama. Meskipun dua aliran terakhir ini caranya sama,
namun tujuannya sangat bertolak belakang. Aliran Islam Iskanadiyah dan filsafat
Islam bertujuan membentuk susunan alam yang dapat mempertemukan hasil-
hasil pemikiran dengan ketentuan-ketentuan agama.

e. Politik

Pemikiran Al-Farabi lainnya yang amat penting adalah tentang politik yang dia
tuangkan dalam dua karyanya Al-Siyasah Al Madaniyyah (Pemerintahan politik)
dan Ara‟ Al-Madinah Al-Fadhilah (pendapat-pendapat tentang negara utama)
banyak dipengaruhi oleh konsep Plato yang menyamakan negara dengan tubuh
manusia.

f. Logika

mengatakan bahwa seni logika umumnya memberikan aturan-aturan yang bila


diikuti dapat memberikan pemikiran yang besar yang mengarahkan manusia
secara langsung kepada kebanaran dan menjauhkan dari kesalahan-kesalahan.
IBN SINA

Naman Lengkepnya adalah Abu Ali Al-Husain Bin Abdullah Bin Sina, lahir di
Afsyana dekat kawasan Bukhara pada tahun 370 H (980 M). Ia dibesarkan di
Bukhara pada umur 10 tahun, Ibnu Sina telah mempelajari ilmu-ilmu agama,
kesusasteraan, serta telah hapal Al-Qur‟an.

Pemikiran Ibnu Sina yang terpenting adalah filsafat tentang jiwa. Kata jiwa dalam
Al-Qur‟an dan Al-Hadist di istilahkan dengan al-Nafs atau al-ruh sebagai mana
termaksud dalam Q.S. Shad: 71-72, Al-Isra: 58, dan al-Fajr: 27-30. Jiwa manusia,
sebagaimana jiwa-jiwa lain dan segala apa yang terdapat di bawa rembulan,
memancar dari akal kesepuluh. Menurut Ibnu Sina manusia memang tersusun
dari dua unsur, yaitu tubuh dan jiwa. Antara keduanya tidak ada persamaan,
unsur tubuh terbentuk dari berbagai unsur yang memancari dari planet-plaanet.
Sementara jiwa hanya terbentuk dari satu unsur, yaitu dari Aql al-fa‟al dan jiwa
ini pada dasarnya merupakan abstransi tersendiri dalam struktur tubuh manusia,
manun selamanya bergantung pada tubuh.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan utama dalam pemikiran filsafat Timur untuk menjadi orang yang
bijaksana dan bahagia. dalam arti hidup ini penuh dengan ketenteraman dan
keselamatan. Pemikiran filsafat Barat lebih di arahkan untuk memahami rahasia
alam semesta dan menemukan ilmu pengetahuan yang baru. Hal ini juga dapat
diketahui bahwa para filsuf timur lebih menekankan pada manusia untuk hidup
menyesuaikan diri dengan alam semesta, sedangkan pemikiran Barat selalu
berusaha untuk menaklukkan alam semesta demi kepentingan manusia.

B. Sarana

Pemahaman tentang pemikiran filsapat timur dan barat memerlukan waktu, agar
bisa lebih baik lagi dalam menyaring mana yang seharusnya diambil dan tidak
diambil dari teori Filsafat Barat dan Filsafat Timur.

Karena makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu sebaiknya pembaca
lebih memperbanyak referensi bacaan tentang Filsafat Barat dan Filsafat Timur,
dan tidak hanya terfokus dari materi ini saja.
DAFTAR PUSTAKA

Kebung, K. 2011. Filsafat Berfikir Orang Timur (Indonesia, Cina dan India). Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher

Leamen, Oliver. 2000. Eastern Philosophy: Key Readings. London: Routledge.

Misbah, Yadzi. 1993. Jelajah Hakikat Pemikiran Islam/Timur. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Ahmad. 2007. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Hadiwidjono, Harun. 1998. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisius.

Al-Razi, Abu Bakar, al-Thibb al-Ruhani, Tahkik ‘Abd Al-Lathif Al-Ghaid, Kairo:
Maktabat al-Nahdat al-Mishriyyat, 1978

Daudy, Ahmad. Kuliah Filsafat Islam. Bulan Bintang. Jakarta. 1989. Al-Fukhury,
Hana dan Khalil Al-Jarr. Tarikh Al-Falsafah Al-Arabiyah. Mulasassat Li Al-Thaba‟ah.
Bairut. 1963.

Hoesin, Umar Amin. Filsafat Islam. Bulan Bintang. Jakarta. 1975. Korban, Henry.
Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah. Terjemahan Nasir Nurawwah dan Hasan Qubais,
Mansurat Al- Muzadiyat. Beirut. T.t.

Kamil, Muhammad. Ibnu Sina Hayatuhu Atsaruhu Wa Filsafatuhu, Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah, Bairut. 1991.

Madkhour, Ibrahim. Fi Al-Falsafah Al-Islamiyah, Dar al, Makrifat. 1119 H.

Madjid, Nurcholis. Khazana Intelektual Islam. Bulan Bintang. Jakarta. 1984.

Nasution. Harun. Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam. Bulan Bintang. Jakarta.
1973.

Anda mungkin juga menyukai