Anda di halaman 1dari 2

DIALOG ANTAR ALIRAN ATAS PROBLEMATIKA DAN DILEMATIKA KEHIDUPAN MULTIDIMENSIONAL

UNTUK PENGEMBANGAN TEORI DAN PRAKTEK PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN DUNIA.

Dialog antar aliran atas problema dan dilematika kehidupan multidimensi.

Berbagai pemikiran yang ditampilkan oleh masing-masing aliran filsafat pendidikan bergulir bangunan
epistemologi masing - masing. Progresivisme umpamanya memeiliki keyakinan ontologis bahwa
manusia adalah makhluk yang memeiliki kemampuan yang mencukupi secara potensial untuk
menghadapi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan menuju suatu perkembangan yang lebih baik
dan lebih sempurna yang mengarah pada kemajuan yang dicapai. Pendidikan dalam hal ini di pandang
sebagai motor bagi penumbuh kembangan kemampuan dasar subjek - subjek didik ini agar fungsional
dalam menghadapi dan memecahkan berbagai kesulitan hidup. Dengan demikian, mereka akan mandiri
dalam mandiri dalam pengambilan sikap berdasarkan cara -cara logistik dan dapat di pertanggung
jawabkan secara ilmiah.

1. PROGESIVISME ALIRAN

Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini
telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan anak didik. Anak didik diberikan kebaikan
baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam
dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh karena itu, filsafat
progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter

PROGRESIVISME PENDIDIKAN DALAM KONTEKS

Memberikan pengalaman empiris kepada subjek-subjek didik agar ia memiliki kemampuan ilmiah dalam
memecahkan berbagai masalah kehidupan agar ia siap menghadapi berbagai perubahan dalam suatu
kehidupan dimasyarakatnya.

Progresivisme memandang ilmu pengetahuan sebatas pengembangan dan pemahaman pengetahuan


dengan mengatakan bahwa suatu pengetahuan yang berangkat dari fakta-fakta yang terverifikasi dan
secara ketat.

Pahaman yang di maknai dalam konteks studi ilmiah terhadap masyarakat tentu di sini mesti pula di
pandang sebagai suatu realitas yang terpisah dari subjek penelitian dan berjalan seper layaknya alam.

Suatu keilmuan lahir selalu berkenaan dengan masalah yang dihadapi oleh manusia dalam
kehidupannya. Pengembangan keilmuan sangat tergantung pada cara pandang seseorang atau
sekelompok orang dalam memandang realitas.

2. ALIRAN ESENSIALISME

Aliranisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang telah ada sejak
awal peradaban umat manusia. Karena memendang bahwa entitas manusia sangat ditentukan oleh
ragam struktur budaya yang membentuknya, maka diperlukan pendidikan yang diperlukan atas azas-
azas yang akan menjaga kestabilan. Azas-azas yang tetap ini azas-azas yang benar-benar telah terujui
waktu. Dengan mengambil landasan tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai substansi spiritual
yang membina dan menciptakan diri sendiri.

3. REKONSTRUKSIONISME ALIRAN

Aliran rekonstruksionisme percaya, bahwa pengembangan watak manusia mesti selalu berinteraksi
dengan kondisi-kondisi yang mengelilinginya. Suatu kebudayaan lahir berdasarkan pada pola adaptasi
yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan lingkungan masyarakatnya. Aliran
rekonstruksionisme yang berkeyakinan bahwa tugas dunia yang sehat melalui pendidikan yang tepat
akan membina kembali manusia dan norma yang benar pula demi generasi yang akan datang, sehingga
terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.

Mengingat manusia adalah bagian terpenting dalam sebuah masyarakat, maka apa pun yang ia lakukan
selalu berkenaan dengan pembentukan kebudayaan. Pembentukan kebudayaan ini sangat tergantung
pada aspek kebebasan yang memang merupakan hak esensial manusia. Demokrasi mestilah menjadi
asas penting dalam kehidupan sosial dalam skala apa pun.

Aliran Rekonstruksionisme memiliki presepsi sebagai berikut:

bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara
demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sesungguhnya
tidak hanya teori, tetapi harus diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas
kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna
kulit, keturunan, nasionalisme, agama dan masyarakat terkait

aspek-aspek pembahasan Filsafat yang diperlukan dalam pemikiran dan praktik pendidikan meliputi
karakteristik filsafat, cabang - cabang filsafat dan aliran-aliran Filsafat. dengan memahami ini diharapkan
para pemikir dan pelaksana pendidikan diharapkan dapat memanfaaatkan filsafat dengan sebaik-
baiknya

Anda mungkin juga menyukai