Tugas Kelompok
Disusun dalam Rangka Memenuhi sebagian Tugas Mahasiswa dalam
Mata Kuliah Pembelajaran dan Penilaian Tematik-Integratif Berbasis Karakter
Dosen Pengampu:
Dr. Pratiwi Pujiastuti, M.Pd.
Dr. Wuri Wuryandani S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh
Kelompok 3
1. Tuning Sri Lestari NIM 21112251030
2. Septiana Anggraini NIM 21112251074
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ANALISIS BUKU GURU
DAN BUKU SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR KURIKULUM 2013.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas di progam studi S2 Pendidikan Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Univesitas Negeri Yogyakarta Mata kuliah Pembelajaran
dan Penilaian Tematik-Integratif Berbasis Karakter. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Pratiwi Pujiastuti,
M.Pd. dan Dr. Wuri Wuryandani S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran dan Penilaian Tematik-Integratif Berbasis Karakter yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurna makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
3
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Maka,
diperlukan perubahan atau perkembangan pada semua tingkat pendidikan. Salah satunya pada
pendidikan dasar.
Pondasi awal dari seluruh jenjang sekolah adalah pendidikan dasar. Tujuan dari
pendidikan dasar adalah membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektual
dan mentalnya, proses pengembangan sebagai individu yang mandiri, proses perkembangan
sebagai makhluk sosial, belajar hidup menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan, dan
meningkatkan kreatifitas (Andi Prastowo, 2013: 13). Salah satu perubahan yang dilakukan
dengan memperbaiki proses pembelajaran dan menambahkan sarana belajar.
Guru juga berperan penting dalam perkembangan pendidikan. Guru berperan dalam
membimbing siswa dan membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah siswa
miliki dan pengetahuan baru yang siswa peroleh. Selain itu, diperlukan sarana belajar yang
efektif. Salah satu sarana itu adalah buku sebagai penunjang proses pembelajaran. Penyertaan
buku sangat penting karena buku teks merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Buku teks yang dimaksud adalah buku yang menjadi pegangan guru dan
pegangan siswa dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah.
Pada kurikulum 2013, pemerintah menyediakan buku guru sebagai pegangan guru dalam
mengajar dan buku siswa sebagai pegangan siswa dalam belajar. Tetapi ada beberapa aspek
dari buku guru dan buku siswa yang perlu ditelaah atau dianalisa. Selain itu, dalam memilih
buku pegangan yang akan digunakan sebaiknya mempertimbangkan kualitas isi buku yang
sesuai dengan konsep kurikulum 2013.
Penulis akan menelaah atau menganalisis isi dari buku guru dan buku siswa kurikulum
2013. Untuk mengetahui apakah buku guru dan buku siswa dapat digunakan guru dalam
membimbing proses pembelajaran, perlu diadakan telaah dan analisa kesesuaian buku guru
dan buku siswa. Karena itu penulis mencoba untuk menganalisis Kesesuaian Buku Guru dan
Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas III SD/MI edisi revisi 2018 Tema 2 Menyayangi
Tumbuhan dan Hewan.
B. RUMUSAN MASALAH
1
1. Bagaimana pengertian buku guru dan buku siswa?
2. Bagaimana analisis terhadap tema dan subtema?
3. Bagaimana analisis terhadap tematik integratif?
4. Bagaimana analisis terhadap sintak saintifik ?
5. Bagaimana analisis terhadap nilai-nilai karakter?
6. Bagaimana analisis terhadap aspek HOTS (High Order Thinking Skill)?
7. Bagaimana analisis terhadap penilaian otentik?
8. Bagaimana analisis terhadap orientasi student center dan activate learning?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mendeskripsikan pengertian buku guru dan buku siswa.
2. Untuk mendeskripsikan analisis terhadap tema dan subtema.
3. Untuk mendeskripsikan analisis terhadap tematik integratif.
4. Untuk mendeskripsikan analisis terhadap sintak saintifik.
5. Untuk mendeskripsikan analisis terhadap nilai-nilai karakter.
6. Untuk mendeskripsikan analisis terhadap aspek HOTS (High Order Thinking Skill).
7. Untuk mendeskripsikan analisis terhadap penilaian otentik.
8. Untuk mendeskripsikan analisis terhadap orientasi student center dan activate
learning.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Buku Guru berfungsi sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran. Isi Buku
Guru secara umum adalah sebagai berikut : (1) Pengalaman belajar bermakna, (2) Teknik
penilaian peserta didik, (3) Informasi tentang kegiatan remedial dan pengayaan, (4) Kegiatan
interaksi guru dan orang tua, (5) Petunjuk penggunaan buku peserta didik. Buku guru telah
disiapkan oleh pemerintah sesuai Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 71
Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru. Buku Guru secara khusus
berfungsi sebagai berikut:
5
didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya.
Model pembelajaran tematik integratif lebih menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered learning), yaitu dengan melibatkan peserta didik dalam
proses belajar atau mengarahkan peserta didik secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Selain itu, pembelajaran tematik integratif juga memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menghubungkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga peserta didik lebih mudah menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan
mereka akan pengetahuan (Huber & Hutchings, 2008: 1).
Randle (2010: 85) menambahkan “Integrated Thematic Instruction-based curricula
stresses the integration of all disciplines to present students with learning experiences that
are based on real-world application and structured to encourage higher-order learning”.
Artinya, bahwa pembelajaran tematik integratif menekankan pada pengintegrasian semua
disiplin ilmu dengan pengalaman belajar yang berbasis pada pengalaman peserta didik dan
struktur dunia nyata, sehingga mendorong pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Dari beberapa paparan pembelajaran tematik integratif yang telah disajikan, dapatlah
dikategorikan untuk dapat dianalisis sebagai muatan dalam buku teks kurikulum 2013 berikut
ini. Pertama, keterpaduan termasuk di dalamnya adalah kriteria pertama pembelajaran
mengintegrasikan kompetensi dasar (sikap spiritual, sosial, keterampilan, dan pengetahuan)
di dalam mata pelajaran. Kedua, pembelajaran mengintegrasikan berbagai kompetensi dasar
dari beberapa mata pelajaran dengan sebuah tema. Ketiga, keterpaduan berbagai mata
pelajaran. Ketiga hal tersebut menjadi muatan tematik integratif melalui analisis integrasi
beberapa kompetensi dasar antar mata pelajaran dengan sebuah tema. Kedua, pembelajaran
berpusat pada peserta didik termasuk di dalamnya adalah kriteria peserta didik sebagai subjek
belajar dan guru sebagai fasilitator, pembelajaran memberikan pengalaman langsung pada
peserta didik, dan pembelajaran menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan. Ketiga hal tersebut menjadi muatan tematik integratif melalui analisis
kegiatan belajar peserta didik dalam pembelajaran tematik integrative. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan dalam buku guru dan buku siswa tema 2 Menyayangi
Tumbuhan dan Hewan kelas III sekolah dasar kurikulum 2013 edisi revisi 2018 ini telah
memenuhi prinsip tematik-integratif.
6
Kurikulum 2013 mengusung karakteristik yang menitikberatkan pada optimalisasi ranah
afektif, psikomotor, dan kognitif sebagai hasil dari pembelajaran. Model pembelajaran yang
digunakan adalah tematik integratif, scientific approach, dan menggunakan authentic
assessment sebagai penilaian semua aspek. Fogarty (2009: 95) menyatakan bahwa
penggunakan model terintegrasi sebagai proses induktif untuk membedakan keterampilan
penting sikap, konsep, dan keterampilan tertanam dalam disiplin ilmu. Model tersebut juga
menghindarkan dari pemahaman konsep yang tumpang tindih. Dapat disimpulkan bahwa
melalui pembelajaran tematik siswa dapat mempelajari berbagai hal sekaligus dalam waktu
yang bersamaan, sehingga lebih waktu yang dibutuhkan lebih efisien.
Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan
pendekatan dalam Kurikulum 2013. Nasser (2014: 5) menyatakan bahwa “The approach
elicited the knowledge of stakeholders and experts in the field”. Yang dapat dimaknai bahwa
pendekatan mampu menimbulkan pengetahuan dan stakeholder yang ahli di bidangnya.
Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan scientific sebagai pendekatan ataupun metode.
Namun, karakteristik dari pendekatan scientific tidak berbeda dengan metode scientific.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan pendekatan
dalam Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi dari pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titik emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan scientific lebih mengedepankan
penalaran secara induktif daripada deduktif. Penalaran induktif fenomena atau situasi spesifik
kemudian menarik kesimpulan secara keseluruhan.Pendekatan Ilmiah dalam pembelajaran
memiliki langkah-langkah meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta (Majid, 2014: 211).
Kegiatan mengamati mengedepankan pengamatan langsung pada objek yang akan
dipelajari sehingga peserta didik mendapatkan fakta dalam bentuk data yang objektif yang
kemudian dianalisis sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Goldston & Downey
(2013: 132) menyatakan bahwa, “it is important to encourage student to use all their sensen
(visual, auditory, tactile, alfactory, and taste when appropriate) to provide maximum
information when observing science event or phenomena”. Pernyataan tersebut mengandung
maksud bahwa hal penting untuk mendorong peserta didik menggunakan semua indera
(penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa saat yang tepat) untuk
7
memberikan informasi yang maksimal ketika mengamati fenomena alam. Mengamati
menggunakan indera yang dimiliki semua peserta didik untuk melihat suatu objek.
Kegiatan menanya guru membimbing peserta didik untuk bertanya. Dalam kegiatan ini
peserta didik membuat dan mengajukan pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab, menjawab
pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami,
dan berdiskusi tentang informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Hal
ini perlu dimulai sebagai pembiasaan, sehingga peserta didik dapat mandiri mengajukan
pertanyaan secara mandiri. Pada kegiatan ini terjadi proses timbal balik antara guru dan
peserta didik pada proses pembelajaran.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswanya
belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswa, ketika itu pula dia mendorong
siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Pernyataan tersebut dapat
didefinisikan bahwa menanya adalah alat utama bagi guru dan siswa. Guru dapat mengajukan
pertanyaan dari siswa sebagai sarana menguji pemahaman tentang suatu topik.
Proses mengumpulkan informasi (experimenting), peserta didik mengeksplorasi, melalui
berbagai aktivitas seperti melakukan aktivitas sebagai upaya memahami materi yang
dipelajari, berdiskusi dengan kelompok kecil atau besar terkait masalah yang berkaitan
dengan materi, mendemonstrasikan suatu alat dalam suatu aktivitas, meniru bentuk/gerak
yang dicontohkan dalam buku teks, melakukan percobaan sederhana kemudian mengisi
kertas kerja, membaca sumber lain selain buku teks untuk lebih memahami materi
pembelajaran, dan mengumpulkan data dari narasumber melalui angket, wawancara, dan
memodifikasi/menambahi/ mengembangkan. Settlage & Southerland (2012: 78) menyatakan
bahwa “experimenting requires using all of the basic and integrated process skills”.
Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa bereksperimen (mencoba) mengharuskan
menggunakan semua keterampilan proses dasar dan terpadu.
Proses menalar siswa merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkan nya menjadi penggalan
memori. Peserta didik mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data
dalam bentuk membuat kategori, dan mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/
informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan. Menurut
Hosnan (2014: 68), kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses menalar adalah mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan
informasi maupun hasil dari kegiatan mengamati dan mengumpulkan informasi dan
pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
8
kedalaman sampai pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan menalar pun
dapat dideskripsikan sebagai kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan
fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan.
Kegiatan “mengomunikasikan” adalah menyampaikan hasil pengamatan dan mengomunikasi
dalam pembelajaran. Proses mengomunikasikan (communicating), peserta didik menyajikan
laporan dalam bentuk bagan secara detail.
Pendekatan ilmiah terdiri atas lima aspek yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan mengomunikasikan. Kegiatan mengamati tercantum pada buku teks sebanyak 22 kali.
Aspek mengamati terdiri dari empat indikator. Pertama, siswa mencermati objek/gambar
ditemukan sebanyak 1 kali. Kedua, siswa menyimak materi ditemukan sebanyak 10 kali.
Ketiga, siswa membaca bacaan ditemukan sebanyak 10 kali. Keempat, meraba/menyentuh
objek tidak ditemukan. Mengamati menggunakan indera yang dimiliki semua siswa untuk
melihat suatu objek.
Kegiatan menanya tidak tercantum pada buku teks. Dalam kegiatan menanya siswa
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab, berdiskusi
tentang informasi yang belum dipahami, dan berdiskusi tentang informasi tambahan yang
ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Mars (2014: 158) menyatakan bahwa guru dapat
mengajukan pertanyaan dari siswa sebagai sarana menguji pemahaman tentang suatu topik.
Siswa dapat mengajukan pertanyaan dari guru untuk menjelaskan makna tentang suatu topik.
proses kegiatan menanya guru membimbing peserta didik untuk bertanya.
Kegiatan mencoba tercantum pada buku teks sebanyak 47 kali. Aspek mencoba terdiri
dari lima indikator. Pertama, siswa melakukan aktivitas sebagai upaya memahami materi
yang dipelajari ditemukan sebanyak 15 kali.. . Kedua siswa mendemonstrasikan dengan ayo
bermain peran sebanyak 10 kali. Ketiga, siswa meniru bentuk/gerak berupa ayo bernyanyi
muncul sebanyak dua kali. Keempat, mengisi kertas kerja setelah melakukan percobaan
berupa ayo berlatih sebanyak 17 kali. Kelima, membaca sumber lain selain buku teks tidak
ditemukan dalam keempat subtema. Kegiatan mencoba/mengumpulkan informasi, siswa
diharapkan mempunyai keterampilan proses dengan melakukan serangkaian kegiatan dalam
membangun dan mengembangkan pengetahuan menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Settlage & Southerland
(2012: 78) menambahkan dalam bereksperimen (mencoba) mengharuskan menggunakan
semua keterampilan proses dasar dan terpadu.
9
Kegiatan menalar siswa berdiskusi dengan kelompok terkait materi yang dipelajari
tercantum pada buku teks sebanyak 6 kali. Proses menalar siswa merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori. Diperkuat oleh Hosnan (2014: 68) yang
menjabarkan bahwa dalam menalar peserta didik mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, dan mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan
menyimpulkan
Kegiatan mengkomunikasikan siswa menyusun dan menyajikan laporan secara
tertulis/lisan tercantum pada buku teks sebanyak 31 kali berupa ayo menulis tercantum 19
kali dan ayo bercerita tercantum 12 kali dalam buku teks. Kegiatan mengkomunikasikan,
siswa diharapkan dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan di
depan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya dapat lebih terasah. Siswa
yang lain pun dapat memberikan komentar, saran, atau perbaikan hasil yang dipresentasikan
oleh rekan sejawatnya.
Peraturan presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
menjadikan Pendidikan karakter sebagai platform Pendidikan nasional untuk membekali
peserta didik sebagai generasi emas tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan karakter yang baik
guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan ( Pasal 2). Perpres ini menjadi landasan
awal untuk Kembali meletakkan Pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam
penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia.
Kurikulum 2013 sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan pendidikan, perlu
mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Integrasi tersebut bukan sebagai
program tambahan atau sisipan, melainkan sebagai cara mendidik dan belajar bagi seluruh
pelaku pendidikan di satuan pendidikan. Karakter dalam pendidikan dapat digunakan untuk
tolok ukur penilaian orang. Seseorang dikatagorikan baik jika penampilan dari kualitas
personalnya sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat lingkungannya dan oleh karena
itu maka pengembangan kualitas karakter menjadi acuan dalam mendidik seseorang. Bagian
ini merupakan aspek afektif pada standar nasional pendidikan.
11
setiap pembelajaran yaitu religious, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, dan tanggung
jawab. Adapun nilai karakter yang intermediate ditemukan adalah toleransi, kreatif, mandiri,
demokratis, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, dan peduli sosial.
Sedangkan nilai karakter yang kurang dominan adalah semangat kebangsaan, cinta tanah air,
dan menghargai prestasi. Jadi, dapat ditentukan bahwa buku tema 2 Menyayangi Tumbuhan
dan Hewan Kelas III sekolah dasar kurikulum 2013 edisi revisi 2018 ini telah mencakup
nilai-nilai karakter sebagaimana ditentukan oleh kememnterian Pendidikan dan kebudayaan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa simpulan
sebagai berikut ini. Pertama, muatan tematik integratif pada buku teks Kurikulum 2013
edisi revisi tahun 2018 Kelas III SD tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan berupa
buku guru dan buku siswa secara keseluruhan menunjukkan kesesuaian. Kedua, muatan
18
scientific approach pada buku teks Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2018 Kelas III SD
tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan berupa buku guru dan buku siswa secara
keseluruhan menunjukkan bahwa muatan pendekatan ilmiah selalu digunakan setiap
pembelajaran. Muatan scientific approach yang tercantum pada buku teks mencakup
kegiatan bervariasi yang mengarahkan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan dalam
membangun pengetahuan. Ketiga, muatan authenthic assessment pada buku teks
Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2018 Kelas III SD tema 2 menyayangi tumbuhan dan
hewan berupa buku guru dan buku siswa secara keseluruhan menunjukkan kesesuaian.
Keempat, pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajaran aktif telah diterapkan
dalam buku tema 2 kelas III ini.
B. Saran
Adanya buku guru dan buku siswa sebagai buku teks pelajaran wajib dalam kurikulum
2013 yang merupakan pedoman dalam pembelajaran guna mencapai tujuan Pendidikan
nasional secara umum dan tujuan pembelajaran secara khusus, tentu tidak luput dari
kesalahan yang tanpa sengaja dilakukan sehingga dalam perkembangannya ada revisi
buku guru dan buku siswa ini. Semoga analisis buku guru dan buku siswa Tema 2 Kelas
III Sekolah Dasar kurikulum 2013 edisi revisi 2018 dapat memberi manfaat bagi dunia
Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia
Indonesia
19
Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosda Karya
Novianto, Anwar dan Ali Mustadi. 2015. Analisis Buku Teks Muatan Tematik Integratif,
Scientific
Approach, dan Authentic Assessment Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan, Volume
45,
Nomor 1, Mei 2015, Halaman 1-15
Peraturan presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks
Pelajaran dan Buku Panduan Guru
Setiawati, Wiwik. Dkk. 2019. Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills.
Jakarta.
Kemdikbud.
http://eprints.ums.ac.id/63307/10/Naskah%20Publikasi.pdf. diakses pada 10
September 2021 pukul 22.00
20