Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KERANGKA PIKIRAN PEMECAHAN MASALAH


Di ajukan guna melengkapi tugas Mata Kuliah
Manajemen Pemecahan Masalah

Di susun oleh :
Nama : Chisan Wibowo Noermansyah
NIM : 218102004

JURUSAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM


POLITEKNIK MANUFAKTUR CEPER
KLATEN
2020
|Makalah Kerangka Pikiran
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


Subhanahuwata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kerangka Pikiran
Pemecahan Masalah” ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga
apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan
pihak yang berkepentingan.

Madiun,24 Maret 2020

Penyusun

|Makalah Kerangka Pikiran


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

BAB 1............................................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4

1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................5

BAB 2............................................................................................................................6

PEMBAHASAN............................................................................................................6

2.1 Pengertian Kerangka Berpikir..............................................................................6

2.2 Langkah Menyusun Kerangka Berpikir...............................................................8

2.3 Kesalahan Kerangka Berpikir............................................................................12

2.4 Kerangka Berpikir yang Baik dan Benar...........................................................14

BAB 3..........................................................................................................................17

KESIMPULAN............................................................................................................17

3.1 Kesimpulan........................................................................................................17

REFRENSI...................................................................................................................18

|Makalah Kerangka Pikiran


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi seperti ini di butuhkan sumber daya manusia
yang unggul dalam bidang yang di pelajarinya. Untuk membentuk suatu
Sumber Daya Manusia yang unggul banyak yang ditempuh atau di
lakukan dengan ikut proses pembelajaran formal atau pun dengan belajar
langsung di lingkunngan sosial. Untuk dapat bersaing antara individu
manusia di perlukan pemikiran yang kritis dan terstruktur, hal tersebut
dimlakukan untuk proses memecahkan suatu permasalah yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling
mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.
Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal
bukan sesuatu yang mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam,
tidak menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat terindra, atau hanya dari
sekedar informasi-informasi yang terpenggal. Selain itu diperlukan sebuah
pemikiran yang cerdas dan mustanir (cemerlang) akan setiap maqlumat
tsabiqah (informasi ) yang dimilikinya dan berupaya dengan keras
menyimpulkan sesuatu kesimpulan yang memunculkan keyakinan
1.2 Rumusan Masalah
 Apa pengertian dari Kerangka Berpikir ?
 Apa langkah-langkah menyusun Kerangka Berpikir ?
 Apa saja kesalahan dalam Kerangka Berpikir ?
 Apa saja Kerangka Berpikir yang Baik dan Benar ?

|Makalah Kerangka Pikiran


1.3 Tujuan Makalah
 Untuk mengetahui pengertian Kerangka Berpikir
 Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menyusun
Kerangka Berpikir
 Untuk mengetahui kesalahan dalam Kerangka Berpikir
 Untuk mengetahui Kerangka Berpikir yang baik dan Benar

|Makalah Kerangka Pikiran


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat
untuk menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses
pelaksanaan, hingga akhir. Selanjutnya Uma Sekaran dalam
bukunya Business Reseacrch mengemukakan bahwa, kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaiamana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.1
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel independen (bebas) dan dependen
(terikat). Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening/variabel penyela, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel
itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut,
selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena
itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada
kerangka berpikir.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila
penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka
yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk
masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel
yang diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh
karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk
hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.
1

|Makalah Kerangka Pikiran


Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan
hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap
gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan. Kriteria utama agar suatu
kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur
pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang
membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir
merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
diteliti.
Menurut Ali Muhidin Sambas dalam bukunya “Panduan Praktis
Memahami Penelitian” di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga
kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka
konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma
adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan
(grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-
konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang akan
digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang
terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan
di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan
tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep
terpilih tadi dan bagaimana hubungan diantara variabel-variabel tersebut,
serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-
variabel yang bersangkutan.

|Makalah Kerangka Pikiran


2.2 Langkah Menyusun Kerangka Berpikir
A. Menetapkan variabel yang diteliti
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang
dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dirumuskan disini
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Macam-macam variabel ada 5 yaitu: variabel independen, variabel
dependen, variabel moderator, variabel intervening, dan variabel kontrol.
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan
dalam menyusun kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka
harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah
variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik
tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.

B. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)


Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Artinya relevan
adalah buku-buku yang dibaca itu sesuai dengan penelitian yang
ditelitinya. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah
laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, dan disertasi tesis.

C. Deskripsi teori dan HP


Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat
dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti,
seperti yang telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang definisi
terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang

|Makalah Kerangka Pikiran


lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang
lain dalam konteks penelitian.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup,
kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan
diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

D. Analisis Kritis terhadap Teori dan HP


Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap
teori-teori dan hasil penelitian. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji
apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-
betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak.

E. Analisis Komparatif terhadap Teori dan HP


Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara
teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan
penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat
memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila
dipandang luas.
F. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya
peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan
sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan
kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan
hipotesis.

|Makalah Kerangka Pikiran


G. Kerangka Berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka
selanjutnya disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang
dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan
maupun
komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat
menggunakan kalimat: “jika begini maka akan begitu, jika guru
kompeten, maka hasil belajar akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala
sekolah baik, maka iklim sekolah akan baik. Jika kebijakan pendidikan
dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia
akan meningkat pada gradasi yang tinggi”.

H. Hipotesis
Hipotesis adalah gabungan dari “hipo” artinya “dibawah” dan
“tesis” artinya “kebenaran”. Secara keseluruhan “hipotesis” berarti
“dibawah kebenaran”, kebenaran yang masih berada dibawah (belum
tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika
memang telah disertai dengan bukti-bukti.2
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun
hipotesis. Bila kerangka berpikir berbunyi “jika guru kompeten, maka
hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan
yang positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar”
Bila kerangka berfikir berbunyi “karena lembaga pendidikan A
menggunakan teknologi pembelajaran yang tinggi, maka kualitas hasil
belajar akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan
B yang teknologi pembelajarannya rendah,” maka hipotesisnya berbunyi
“terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga
pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi
bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B”.

|Makalah Kerangka Pikiran


Selanjutnya Uma Sekaran mengemukakan bahwa kerangka berpikir
yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
 Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
 Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan
menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti,
dan ada teori yang mendasari.
 Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif,
berbentuk simetris, kausala atau interaktif (timbal balik).
 Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam
bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain
dapat memahami kerangka berpikir yang dikemukakan dalam
peneltian..
Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
 Menentukan  paradigma atau kerangka teoritis yang akan
digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional
variabel yang akan diteliti.
 Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan
antar variabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi
tiga hal yaitu:
1) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan
menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau
variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan
benar).
2) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu
tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau
menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel
dependen).

|Makalah Kerangka Pikiran


3) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang
menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula
bagi hal-hal yang khusus.

2.3 Kesalahan Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir sebenarnya dibuat untuk menghindari kesalahan-

kesalahan dalam berargumentasi (fallacy). Beberapa contoh kesalahan ini

antara lain:

A. "Inconsistent" sikap yang membenarkan semua pendapat yang pada

kenyataannya jelas-jelas berbeda.

B. "Incomprehensive" Pengetahuan yang partial terhadap hal-hal

tertentu akan menyebabkan kesalahan dalam mengambil kesimpulan.

C. "Out-of-context"(kadaluarsa) pengetahuan yg diambil harus dikaji

terlebih dahulu / disesuaikan dagn masa sekarang sebelum mengambil

kesimpulan

D. "Generalization" Ini serupa dengan pepatah "Karena nila setitik rusak

susu sebelanga". Tidak mengambil kesimpulan dari suatu sampel yg

tidak jelas/tdk random

E. "Double-standard" Si A yang beragama Kristen bilang "Islam adalah

agama palsu karena Nabinya berpoligami". Seharusnya si A tahu

bahwa Nabi-nabi yang diakui dalam agamanya sendiri berpoligami.

Atau si B yang mengutuk pembunuhan orang-orang tak bersalah

sebagai perbuatan terorisme, tapi di lain waktu si B tidak mengutuk

pembunuhan serupa malah melabelnya sebagai "collateral damage".

|Makalah Kerangka Pikiran


Dengan menggunakan standard yang sama, pembunuhan orang-orang

tak bersalah akan selalu dikutuk sebagai tindakan terorisme, tidak

peduli siapa korban dan siapa pelakunya.

F. "Straw-man" menyerang argument yang sudah diubah bentuknya

(biasanya dicampur "half-truth" atau "twisted-truth"). Misalnya si A

menuduh "Al Qur'an merendahkan status wanita di bawah status laki-

laki". Meskipun dalam Qur'an disebutkan "Laki-laki adalah

pelindung/pemimpin kaum wanita" ini tidak berarti di dalam Islam

status wanita itu lebih rendah dari status laki-laki karena masing-

masing memiliki role yang berbeda dalam pandangan Allah SWT.

G. "Red-herring" mengalihkan subject sehingga bukan membahas

argument yang tengah didiskusikan, tapi argument lainnya. Misalnya,

ketika si A ditanya tentang kontradiksi di dalam Bible, bukannya

menjawab pertanyaan tsb, si A malah membawa tuduhan banyaknya

kontradiksi di dalam Qur'an.

H. "Appeal to authority" Si A bilang ke si B "Argument anda pasti

salah karena berlawanan dengan pendapat seorang professor yang ahli

dalam bidang ini". Si A sudah men-shut-off the discussion hanya

dengan merefer ke authority yang dipercayainya, tanpa menjelaskan

argument si professor yang disebutnya tadi.

I. "Ad-hominem" (argument to the man): bukan argumentnya yang

dibahas, tapi yang diserang adalah pribadi lawan debat yang tidak

berhubungan dengan argument yang didebatkan. Misalnya, "Pendapat

|Makalah Kerangka Pikiran


si A itu sudah pasti salah karena si A itu tidak pernah sekolah di

pesantren", atau "Ah, pendapat si B yang playboy kayak gitu kok

dibahas!". Padahal logis tidaknya suatu argument tidak bisa ditentukan

dari pribadi orang yang berargument. Dalam beargumentasi, yang

harus dilihat adalah argumentnya, jangan diserang orangnya.

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting (Sekaran, 1992). Kerangka berfikir harus menjelaskan pertautan

secara teoritis antar variabel yang akan diteliti. Jadi harus dijelaskan hubungan

antara variabel independent dan variabel dependen, dan jika ada kedudukan

variabel moderator dan intervening dalam penelitian. Kerangka berfikir perlu

dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variable atau

lebih.

Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran dapat meyakinkan sesama

ilmuwan adalah alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka

berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis.

2.4 Kerangka Berpikir yang Baik dan Benar

A. Variabel-variabel yang diteliti harus jelas

B. Diskusi dalam kerangka berfikir harus menjelaskan

hubungan/pertautan antar variabel yang diteliti dan teori yang

mendasari

|Makalah Kerangka Pikiran


C. Diskusi harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan

antar variabel itu positif atau negative, berbentuk simetris, kausal, atau

interaktif (timbale balik)

D. Kerangka berfikir tersebut dinyatakan dalam diagram (paradigma

penelitian), sehingga mudah dipahami.

|Makalah Kerangka Pikiran


BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan dan penjelasan materi atas, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan :
A. Pengertian Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses
pelaksanaan, hingga akhir.
B.Langkah Menyusun Kerangka Berpikir
1) Menetapkan variabel yang diteliti
2) Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
3) Deskripsi teori dan HP
4) Analisis Kritis terhadap Teori dan HP
5) Analisis Komparatif terhadap Teori dan HP
6) Sintesa kesimpulan
7) Kerangka Berpikir
8) Hipotesis
C.Kerangka yang Baik dan Benar
1) Variabel-variabel yang diteliti harus jelas
2) Diskusi dalam kerangka berfikir harus menjelaskan
hubungan/pertautan antar variabel yang diteliti dan teori yang
mendasari
3) Diskusi harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan
antar variabel itu positif atau negative, berbentuk simetris, kausal, atau
interaktif (timbale balik)
4) Kerangka berfikir tersebut dinyatakan dalam diagram (paradigma
penelitian), sehingga mudah dipahami.

|Makalah Kerangka Pikiran


REFRENSI
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kasiram, Prof. Drs. H. Moh. 2002. Strategi Penelitian Tesis Program Magister
By Research. Malang: Program Pascasarjana.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&d. Bandung: Alfabeta.

|Makalah Kerangka Pikiran

Anda mungkin juga menyukai