Anda di halaman 1dari 12

Modul 3

Kegiatan Belajar 4

PENILAIAN RANAH AFEKTIF


A. KONSEP DASAR
1. RECEIVING merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu
gejala stimulus misalnya aktivitas dalam kelas, buku, atau musik. Tugas
guru adalah mengarahkan perhatian siswa pada gejala yang menjadi
objek pembelajaran efektif.
2. RESPONDING merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala
yang di pelajari.
3. VALUING merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,
keyakinan,atau sikap dan menunjukan suatu derajat internalisasi dan
komitmen.
4. ORGANIZATION merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi
nilai yang satu dengan nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu di
selesaikan dan siswa mulai membangun sistem nilai internal yang
konsisten.
5. CHARACTERIZATION pada level ini siswa sudahn memiliki sistem nilai
yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga
menjadi pola hidupnya.
KARAKTERISTIK RANAH AFEKTIF ADALAH
SIKAP ,MINAT,KONSEP DIRI,DAN NILAI
1. SIKAP didefinisikan sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara
positif atau negatif terhadap suatu objek , situasi,konsep,atau orang. Ranah sikap
yang perlu dikembangkan disekolah antara lain sikap siswa terhadap guru,mata
pelajaran dan sekolah.
2. MINAT adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,aktifitas,pemahaman dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Hal penting pada minat
adalah intensitas untuk memperoleh sesuatu.
3. KONSEP DIRI adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan diri sendiri dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa,
sekolah diharapkan mampu menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta
memotivasi siswa dengan tepat.
4. NILAI merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan tindakan atau
prilaku yang dianggap baik dan yang dianggap tidak baik.
B. BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH
AFEKTIF
1. PENGALAMAN LANGSUNG, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan
tingkah laku siswa terhadap sesuatu, benda , orang ,gambar,atau kejadian.
2. WAWANCARA, dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pancingan.
3. ANGKAT ATAU KUISIONER, merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian
yang sudah di sediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pernyataan ataupun
pihak bentuk angka.
4. TEKNIK PROYEKTIL, merupakan tugas atau pekerjaan atau objek yang belum
pernah di kenal siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut
menurut penafsirannya
5. PENGAKUAN TERSELUBUNG, merupakan tentang sikap dan tingkah laku
seseorang dimana yang di amati tidak tahu bahwa dia sedang di amati.
C. LANGKAH – LANGKAH
PENGEMBANGAN INSTRUMEN AFEKTIF

1. MERUMUSKAN TUJUAN PENGUKURAN AFEKTIF, pengembangan alat ukur sikap


bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap kegiantan ekstrakulikuler di
sekolah. Alat ukur minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat
siswa terhadap sesuatu. Hasil pengukuran minat akan bermanfaat bagi sekolah
untuk mengidentifikasi dan menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai
dengan minat siswa. Pengembangan alat ukur ini juga bertujuan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri siswa dan juga bertujuan untuk
mengungkapkan nilai dan keyakinan siswa.
2. MENCARI DEFINISI KONSEPTUAL DARI AFEKTIF YANG AKAN DI UKUR, pencarian
definisi konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku buku teks yang
relavan.
3. MENENTUKAN DEFINISI OPERATIONAL DARI SETIAP AFEKTIF YANG AKAN DI UKUR,
dimaksudkan untuk menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4. MENJABARKAN DEFINISI OPERATIONAL MENJADI SEJUMBLAH INDIKATOR,
ketpatan pengukuran ranah aktif sangan ditentukan oleh kemampuan penyusun
5. MENGGUNAKAN INDIKATOR SEBAGAI ACUAN MENULIS PERNYATAAN
PERNYATAAN DALAM INSTRUMEN, Dapat dilakukan dengan menggunakan skala
pengukuran. Skala pengukuran yang paling banyak digunakan adalah skala
Lierkert. Skala Lierkert merupakan salah satu jenis skala pengukuran ranah afektif
yang terdiri dari sejumblah pernyataan yang diikuti dengan penilaian responded
terhadap setiap pernyataan dengan menggunakan lima skala mulai dari yang
palling sesuai denngan yang paling tidak sesuai. Edward memberikan kaidah –
kaidah dalam instrumen merumuskan afektif sebagi berikut :
a) Hindari pernyataan yang mengarah pada meristiwa masa lampau ,misalnya : pada
waktu saya SD saya dapat menjawab semua mertanyaan guru.
b) Hindari pernyataan yang faktual, contoh : saya hanya menjawab pertanyaan yang
mudah saja sedangkan pertanyaan yang sulit saya acuhkan
c) Hindari pernyataan yang di tafsirkan ganda. Contoh: tidak ada gunanya membaca
riwayat hidup atau biografi seseorang.pernyataan ini dapat di tanggapi berbeda
oleh responden
d) Hindari pernyataan yang tidak berkaitan dengan afektif yang akan di ukur. Contoh:
yang termasuk dalam ilmu pengetahuan adalah matematika, IPA , IPS.
e) Hindari pernyataan yang menyangkut semua orang tau pernyataan yang tidak
terkait dengan siapapun. Contoh: gerhana bulan sangat menyenangkan.
f) Upayakan kalimat tersebut pendek, sederhana, jelas, dan langsung pada
permasalahannya.
g) Setiap pernyataan hanya mengandung satu pokok pikiran saja.
h) Hindari perkataan asing atau lokal.
i) Hindari pernyataan negatif seperti tidak, kecuali, tanpa dan sejenisnya.
Contoh pengukuran sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika.
1) Tujuan: mengukur kecenderungan sikap siswa terhadap pelajaran matematika.
2) Definisi konseptualsikap siswa terhadap mata pelajaran matematika:
kecenderungan siswa dalam merespon mata pelajaran matematika secara
konsisten baik respon positif maupun negatif.
3) Definisi operasional sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika: perasaan
positif atau negatif siswa terhadap mata pelajaran matematika.
4) Indikator sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika: kecenderungan siswa
membaca buku matematika, belajar matematika, interaksi siswa terhadap guru
matematika, mengerjakan tugas matematika.
5) Menggunakan indikator – indikator sebagai dasar untuk menulis pernyataan
pernyataan terhadap sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika.
Contoh alat ukur untuk menilai sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika.
 Saya senang belajar mata pelajaran matematika.
Sangat Sangat
Sangat (5) (4) (3) (2) (1) Sangat
Contoh pengukuran minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
1) Tujuan : memperoleh informasi minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
2) Definisi konseptual minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
3) Indikator sikap siswa terhadap mata pelajaran IPA : kecenderungan siswa
membaca buku IPA, belajar IPA, interaksi siswa terhadap guru IPA, mengerjakan
tugas IPA.
4) Definisi operasional sikap siswa terhadap mata pelajaran IPA: perasaan positif
atau negatif siswa terhadap mata pelajaran IPA.
5) Menggunakan indikator – indikator sebagai dasar untuk menulis pernyataan
pernyataan terhadap sikap siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Contoh alat ukur untuk menilai sikap siswa terhadap mata pelajaran IPA.
 Ipa bermanfaat untuk memecahkan persoalan masalah dalam kehidupan sehari
hari.
Sangat Sangat
Sangat (5) (4) (3) (2) (1) Sangat
Contoh pengukuran minat siswa terhadap mata pelajaran di sekolah.
1) Tujuan : memperoleh informasi minat siswa terhadap mata pelajaran di sekolah.
2) Definisi konseptual minat siswa terhadap mata pelajaran di sekolah.
3) Indikator sikap siswa terhadap mata pelajaran di sekolah: kecenderungan siswa
membaca buku tertentu, belajar pelajaran tertentu, interaksi siswa terhadap guru
disekolah, keunggulan diri dan kelemahan diri.
4) Indikator konsep diri siswa terhadap mata pelajaran di sekolah: kesulitan
mengikuti mata pelajaran tertentu,keunggulan diri, kelemahan diri,
5) Menggunakan indikator indikator sebagai dasar untuk menulis pernyataan
pernyataan tentang konsep diri siswa
Contoh alat ukur untuk menilai konsep diri siswa.
 Saya mengalami kesulitan mempelajari mata pelajaran yang banyak hitungannya:
Sangat mengalami Sangat tidak mengalami
Kesulitan (5) (4) (3) (2) (1) Kesulitan
Contoh pengukuran nilai.
Nilai seseorang pada dasarnya dapat terungkap melalui bagaimana mereka
berbuat atau keinginan untuk berbuat. Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap, dan
tindakan seseorang.
1) Tujuan : memperoleh informasi tentang nilai yang di anut siswa.
2) Definisi konseptual tentang nilai: merupakan keyakinan yang mendalam terhadap
suatu pendapat,kegiatan atau objek.
3) Indikator tentang nilai : keyakinan tentang kemampuan siswa, keyakinan atas
keberhasilan siswa, keyakinan atas harapan orang tua keyakinan bahwa sekolah
akan menentukan masa depan.
4) Definisi operasional tentang diri definisi konseptual tentang nilai
5) Menggunakan setiap indikator setiap pernyataan pernyataan tentang nilai.

6. MENELITI KEMBALI SETIAP BUTIR PERNYATAAN, seperti yang disarankan oleh


Edwards kepada dua orang yang telah memiliki banyak pengalaman dalam
mengembangkan alat ukur afektif di berilkan spesifikasi dari setiap butir (tujuan
pengukuran, definisi konseftual, definisi oprasional, indikator, dan pernyataan
yang di buat)dan rambu rambu penulisan pernyataan yang baik.
7. MELAKUKAN UJI COBA tujuan ujicoba adalah untuk mengetahui apakah
perangkat alat ukur tersebut sudah dapat memberikan hasil pengukuran seperti
yang kita inginkan .
8. MENYEMPURNAKAN INSTRUMEN berdasarkan data hasil uji coba kita akan dapat
memperbaiki butir butir pernyataan yang dianggap lemah
9. MENGADMINISTRASIKAN INSTRUMEN adalah melaksanakan pengambilan data di
lapangan . Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk mengadministrasikan
instrumen di lapangan yaitu ;
a) Kesiapan perangkat instrumen paling tidak terdiri dari petunjuk cara menjawab
dan contoh pengisian istrumen.
b) Tenaga lapangan yang di butuhkan disesuaikan dengan kriteria yang telah di
tetapkan oleh peneliti.
c) Kesiapan responden , kita perlu menghubungi instansi atau unit yang terkait di
lapangan agar saat pengambilan data responden sudah siap.

Anda mungkin juga menyukai