Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

NAMA : DEA RANTI MAULIDYA


NIM : 838534813
SEMESTER : VI (ENAM)
POKJAR : ADEEBA/KOTABUMI SELATAN

I (Satu)
A. RancanganPerencanaan Portofolio
Menurut Shaklee (1997) delapan pedoman yang harus diperhatikan saat
merencanakan portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen
portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang
dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut harus sesuai dengan umur, kelas dan
materi yang akan dinilai .
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam
kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan
portofolio siswa. Stakeholders yang terpenting dalam portofolio siswa adalah
guru, siswa, teman sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar
bukti yang dikumpulkan.
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio,
pelaporan informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat
membandingkan.
B. Pelaksanaan Portofolio
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas
guru kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah:
1. Mendorong dan memotivasi siswa.
Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan
karya terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan
kondisi yang nyata pada kehidupan siswa.
2. Memonitor pelaksanaan tugas.
Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi siswa. Berilah komentar terhadap karya siswa.
Mintalah juga siswa untuk memberi komentar terhadap hasil karyanya sendiri.
Komentar yang diberikan oleh siswa sendiri terhadap hasil karyanya diharapkan
dapat digunakan utuk memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami siswa.
Hasil monitoring yang dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan
bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran yang utuh
mengenai kemampuan siswa, guru perlu juga mengadakan pertemuan dengan
orang tua siswa. Guru dapat meminta siswa masukkan dari orang tua siswa
tentang aktivitas siswa di rumah. Orang tua daoat memberikan masukkan tersebut
secara lisan atau tertulis.
3. Memberikan umpan balik
Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya sswa yang bersifat kritis
dengan tujuan untuk memperbaiaki atau meningkatkan kemampuan siswa.
4. Memamerkan hasil portofolio siswa
Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang stakeholders yang berhubungan
langsung dengan fortofolio.

C. RubrikPenilaian Portofolio
Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa. Satu
portofolio disimpan sebagai bukti akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi
digunakan sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa. Setiap satu
minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa
kemudian memperbaikinya. Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih
hasil perbaikan pekkerjaan untk dikumpulkan dan disimpan ke dalam folder sebagai
bukti perkembangan karya siswa.
Tahappenilaian:
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama
antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran.
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada
perubahan atau ada persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut
maka masalah tersebut harus dibicarakan bersama – sama antara guru dengan
murid pada waktu pertemuan berkala yang telah dirancang.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan.

II (Dua)

A. RancanganPerencanaanPenilaianAfektif
Kemampuan efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan
oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif
terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga
mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru
sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan yang dilakukan guru untuk
meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran.
Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada pengembangan
ranah kognitif. Menurut Krathwohl (dalam Groundlund and Linn, 1990), ranah
fektif terdiri atas 5 level yaitu:
1. Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau
stimulus misalnya aktifvitas dalam kelas, buku atau musik.
2. Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang
dipelajari. Hasil pembelajaran pada level ini menekankan pada perolahan respon,
leinginan memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau
sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization merupakankemampuan anaka untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan yang lain dan konflik antar nilai internal dan konsisten.
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini
siswa sudah memiliki sistem sudah memiliki sistem nilai yang mampu
mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola
hidupnya.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri,
dan nilai:
a. Sikap
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu
mengubah sikap siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif.
b. Minat
Menurut Getzel, minat adalahsuatu disposisi yang terorganisir
melaluipegalaman yang mendorong sesorang untuk memperoleh objek khusus,
aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan memperoleh sesuatu.
c. Konsep diri
Dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan
mampu menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa
dengan tepat.
d. Nilai
Sekolah perlu membantu siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang
bermakna bagi siswa agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan
mampu memberikan hal yang positif bagi masyarakat.

B. SusunlahSebuahPenilaianAfektif
Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan langsung
Yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap
sesuatu, benda, orang, gambar atau kejadian.
2. Wawancara
Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
3. Angket atau kuisioner
Merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan
jawaban baik berupa pilihan petanyaan atau pilihan bentuk angka.
4. Teknik proyektil
Merupakan tugas atau pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa
diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannnya.
5. Pengukuran terselubung.
Merupakan pengamatan tentag sikap dan tingkah laku sesorang dimana yang
diamati tidak tahu bahwa ia sedang diamati.

C. BuatlahRubrikPenilaianAfektif
Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya, pengembangan
alat ukur afektif dimulai dengan:
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur afektif bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan
siswa. Hasil pengukuran nilai berupa nilai dan keyakinan siswa yang positif dan
negatif. Sekolah berkewajiban mengembangkan nilai dan keyakinan siswa yang
positif dan menghilangkan nilai dan keyakinan yang negatif.
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Pencarian definisi konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku teks yang
relevan.
3. Menentukan definisi operasioan dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi oprasional dimaksudkan untukl menentukan cara pengukuran
definisi konseptual.
4. Menjabarkan definisi operasioan variabel sesuai dengan jumlah indikator.
Ketepatan pengukuran ranah afektif sangat ditentukan oleh kemamouan penyusun
instrumen (guru atau peneliti) dalam membuat atau merumuskan indikator.
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pertanyaan dalam instrumen.
Penulisan instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan skla pengukuran.
Skala pengukuran yang paling banyak digunakan adalah skala pengukuran
Liekert. Skala liekert merupakan salah satu jenis skala pengukuran rafnah afektif
yang terdiri dari sejimlah pertanyaan yang diikutu dengan penilaian responden
terhadap setiap pertanyaan dengan menggnakan lima skala mulai dari yang paling
sesuai sampai dengan yang paling tidak sesuai.
6. Mengukir kembali setiap butir pertanyaan.
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang
yang telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif
minimal 2 orang. Berdassarkan masukan dari kedua ahli tersebut kita
sempurnakan instrumen tersebut. Jika langkah ini selesai dilakukan maka kita siap
untk melakukan uji coba lapangan.
7. Melakukan uji coba.
Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah perangkat alat ukur tersebut
sudah dapat memberikan hasil pengukuran seperti yang kita inginkan.
8. Menyempurnakan Instrumen.
Pada saat ini sudah banyak program analisis data yang beredar di pasaran yang
dapat kita manfaatkan untuk mengolah data. Berdasarkan data hasil uji coba kita
akan dapat memperbaiki butir 0 butur pertanyaan yang dianggap lemah.
9. Mengadministrasikan Instrumen
Artinya adalah pengambilan data di lapangan. Untuk mengambil data di lapangan
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Kesiapan perangkat instrumen
b. Tenaga lapangan
c. Kesiapan responden

Anda mungkin juga menyukai