NIM : 838534813
SEMESTER : TUJUH
JAWAB :
JAWAB :
karena Amerika Serikat tidak mau kehilangan rakyat nya,maka mereka memberikan
perhatian yang sangat besar untuk bermaksud menjaga rakyat nya agar tetap stay di Amerika
Serikat.
Konsep mengenai alam sendiri adalah semesta pembicaraan mengenai manusia, kebudayaan,
dan lingkungan fisik. Ketiga hal tersebut adalah pembicaraan mengenai alam. Pandangan
manusia tentang lingkungan merupakan gambaran dari kebudayaan itu sendiri. Manusia
dalam perbedaan kebudayaan (dari sejarah) mempunyai pengertian sendiri dalam
memandang lingkungannya.
Membicarakan budaya manusia adalah suatu dilema dengan pokok-pokok pikiran yang tidak
akan pernah habis sepanjang peradaban manusia. Manusia adalah makhluk yang berakal dan
tidak akan berhenti bereksplorasi terhadap alam. Berbagai jenis peradaban manusia pada
dasarnya merupakan pengungkapan pandangan manusia atas alam.
Jadi, Sumber Daya Alam secara Nyata mampu membuat kehidupan Manusia menjadi lebih
mudah sehingga membuat kebudayaan manusia lebih maju dari setiap jaman ke jaman
4. Agar dapat mengelola lingkungan hidup dengan baik dan benar, maka perlu diketahui
permasalahan lingkungan yang harus ditangani/dikelola dengan cara-cara yang sesuai
dengan permasalahan lingkungan tersebut. Masalah lingkungan hidup dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu permasalahan lingkungan alam,
permasalahan lingkungan buatan dan permasalahan lingkungan sosial. Sebutkan dan
jelaskan permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini berdasarkan 3 kelompok
permasalahan lingkungan tersebut!
JAWAB :
JAWAB :
Pada dasarnya, keluarga merupakan lingkungan yang sangat penting bagi remaja untuk
belajar bersosialisasi. Lingkungan keluarga yang sehat dapat memunculkan perilaku positif
pada remaja. Lingkungan keluarga yang sehat tampak dari adanya kelekatan antar anggota
keluarg a, pengawasan dan dukungan, kontrol perilaku , komunikasi yang positif, melibatkan
kasih sayang dalam interaksi, moral, serta kesempatan untuk mengekspresikan perasaan di
dalam lingkungan keluarga.Ketika hal-hal tersebut kurang terpenuhi, maka remaja akan
mengalami penyimpangan perilaku.
Berbeda dengan lingkungan keluarga sehat, pada lingkungan keluarga yang tidak sehat
terdapat konflik fisik maupun verbal, tidak ada kelekatan antar anggota keluarga, komunikasi
yang negatif, penerapan disiplin yang keras, promosi, dan lain-lain sehingga dapat
meningkatkan munculnya permasalahan perilaku pada remaja .
Oleh karena itu, anggota keluarga terutama orang tua wajib memberikan dukungan,
perlindungan, serta bimbingan bagi para remaja untuk mengatasi kenakalan remaja . Sikap
dan cara orang tua menangani remaja, metode pengasuhan, dan kualitas hubungan antar orang
tua dengan remaja memberikan pengaruh besar terhadap muncul atau tidaknya permasalahan
perilaku remaja.
Sebagai lembaga pendidikan, dalam menanggulangi masalah ini dapat dilakukan dengan tindakan
preventif , merupakan tindakan yang dapat mencegah timbulnya kenakalan remaja secara umum,
dengan cara mengenal remaja lebih dalam lagi (melakukan pendekatan denga remaja). Bisa
mengetahui kesulitan-kesulitan yang di alami remaja, melakukan usaha pembinaan remaja.
Bisa juga dengan memperkuat metal remaja, tujuannya adalah agar mampu masalah yang
dihadapinya, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan yang dilakukannya.
Selanjutnya tindakan represif merupakan usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral.
Dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran yang di
lakukan.
Pada era gobalisasi ini, banyak remaja yang terjerumus dalam jurang perilaku menyimpang. Bahkan,
penyimpangan moral sangat marak di kalangan remaja. Hal tersebut membuktikan bahwa di kalangan
remaja telah mengalami kemunduran moral.
Dengan demikian, peran agama dalam kasus ini sangat dibutuhkan. Di mana, agama merupakan
sebuah pondasi atau landasan yang sifatnya melandasi segala tingkah laku atau perilaku manusia. Dan
sekarang kita akan membahas mengenai peranan agama dalam mengatasi dekadensi moral era
globalisasi.
Agama sangat dibutuhkan peranannya dalam mengatasi segala bentuk dekadensi moral remaja yang
ada. Ajaran islam memiliki tiga fondasi pokok yaitu akidah, syari'ah dan akhlak. Akidah berkenaan
dengan keimanan, keyakinan.
Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan masa depan anak, supaya meningkatkan dalam
pembinaan pendidikan, memberikan bimbingan kepada anak sesuai dengan kebutuhan kepada
anak muda sesuai zamannya, dilarang keras atau tutup tempatacara-acara keramaian seperti;
Diskotik, menghisap lem Aibon, main judi, berpacaran dengan seks bebas, selain itu harus menuruti
nasehat-nasehat yang diberikan oleh orang tua agar mendapatkan pendidikan dengan baik. Beberapa
faktor-faktor yang membuat mudah terpengaruh kepada anak muda, sehingga mengakibatkan
menurun sema-ngat untuk bersekolah pada anak-anak untuk meraih pendidikan dengan baik oleh
karena pengaruh budaya luar, dengan demikian orang tua diharapkan selalu memberikan nasihat
kepada anak-anak agar bisa meraih pendidikan dengan baik.Berbagai upaya yang sedang dilakukan
oleh masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini masih belum berhasil dengan baik dan
Pemerintah wajib memperhatikan kondisi daerah seperti : Membuat Peraturan Daerah (PERDA)
Tentang Pembinaan Generasi Muda. Kemudian melakukan sosialisasi kepada kepada seluruh
masyarakat .
dilihat dari jenis-jenis perilaku delikuensi anak dapat dikualifikasikan ke dalam criminal offence
dan status offence. Criminal offence adalah perilaku delikuensi anak yang merupakan tindak
pidana apabila dilakukan oleh orang dewasa, sedang status offence adalah perilaku delikuensi
anak yang erat kaitannya dengan statusnya sebagai anak, perilaku-perilaku tersebut pada
umumnya tidak dikategorikan sebagai suatu tindak pidana bila dilakukan oleh orang dewasa.
Sebagai contoh pergi meninggalkan rumah tanpa izin orang tua, membolos sekolah, melawan
orang tua, mengonsumsi minuman beralkohol dll. Namun secara hakiki perilaku delikuensi anak
hendaknya dilihat bukan semata-mata sebagai perwujudan penyimpangan perilaku karena iseng
atau mencari sensasi, melainkan harus dilihat sebagai perwujudan produk atau akibat ketidak
seimbangan ligkungan sosial.
Beradasar hal tersebut maka tidak tepat apabila tujuan pemidanaan terhadap anak
disamakan dengan tujuan pemidanaan terhadap orang dewasa. Pada umumnya pemidanaan
hanya dipandang sebagai pengobatan simtomatik, bukan kausatif yang bersifat personal bukan
struktural/fungsional. Pengobatan dengan pidana sangat terbatas dan bersifat pragmentair, yaitu
terfokus pada dipidananya si pembuat. Efek preventif dan upaya penyembuhan lebih diarahkan
pada tujuan pencegahan agar orang tidak melakukan tindak pidana atau kejahatan, bukan untuk
mencegah agar kejahatan secara struktural tidak terjadi. Pidana yang dijatuhkan bersifat
kontradiktif/paradoksal dan berdampak negatif terhadap pelaku. Oleh karena itu tidak heran
apabila penggunaan hukum pidana sampai saat ini selalu mendapat kritikan bahkan kecaman,
Tujuan pemidanaan tersebut akan lebih berbahaya apabila yang menjadi objek adalah
seorang anak yang dalam tindakannya memiliki motivasi dan karakteristik tertentu yang berbeda
dengan pelaku orang dewasa. Bahkan Konvensi Hak-hak Anak secara tegas menyatakan bahwa
dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial pemerintah atau swasta, lembaga peradilan, lembaga pemerintah atau badan
Standard Minimum Rule Juvenile Justice (SMR-JJ) Beijing Rule, menegaskan beberapa
prinsip sebagai pedoman dalam mengambil keputusan. Berdasarkan Rule 17.1, dinyatakan
bahwa pengambilan keputusan harus berpedoman pada prinsip-prinsip sebagai berikut (Barda
keadaan-keadaan dan keseriusan/berat ringannya tindak pidana, tetapi juga pada keadaankeadaan dan
kebutuhan-kebutuhan si anak serta pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat;
kekerasan yang serius terhadap orang lain atau terus-menerus melakukan tindak pidana
serius dan kecuali tidak ada bentuk sanksi lain yang lebih tepat;
d. Kesejahteraan anak harus menjadi faktor pedoman dalam mempertimbangkan kasus anak.