Anda di halaman 1dari 18

MODUL 3

PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
KELOMPOK 6
1. Andy Latif Mustofa (858550188)
2. Dwi Niasari (858560171)
3. Miftachul Fitrianie (858558738)
Kegiatan Belajar 3
Asesmen Portofolio
A.    Pengertian Dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari
waktu ke waktu

Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah sebagai berikut:


1.      Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa.
• Menunjukkan perkembangan atau perubahan kinerja siswa
• Membantu mengembangkan proses keterampilan seperti self evaluation (evaluasi
diri) dan perumusan tujuan
2.      Menunjukkan kemampuan siswa
• Menunjukkan kinerja siswa pada akhir semester dan akhir tahun
• Menyiapkan hasil kerja terbaik untuk ditunjukkan kepada orang lain
3.      Menilai keseluruhan hasil belajar siswa
• Menyiapakan karya siswa untuk memperoleh nilai akhir
• Menyimpan perkembangan karya siswa untuk mencapai kriteria yang telah
ditetapkan
Karakteristik Portofolio
1. asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja
sama antara murid dengan guru.
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya
siswa yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan
berdasar kriteria tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan
hasil karya siswa.
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu. Kumpulan
hasil karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan
refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan
kelebihan karya yang dihasilkan.
4. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas, baik bagi guru
ataupun bagi siswa dan diterapkan secara konsisten.
B. Perencanaan Portofolio

Menurut Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat


merencanakan portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar
asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan
hasil belajar yang dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut harus
sesuai dengan umur, kelas dan materi yang akan dinilai
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi
dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung
(stakeholder) dengan portofolio siswa. Stakeholders yang terpenting
dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman sekelas dan orang
tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan
keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas
hasil portofolio, pelaporan informasi dan asesmen
portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas
atau isi agar kita dapat membandingkan.
C. Pelaksanaan Portofilo
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati
dengan siswa maka tugas guru kemudian adalah
melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru
adalah:
1.  Mendorong dan memotivasi siswa.
Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa
untuk menghasilkan karya terbaik. Tugas portofolio
merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi yang
nyata pada kehidupan siswa.
2.  Memonitor pelaksanaan tugas.
Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna
mendiskusikan permasalahan yang dihadapi siswa. Berilah komentar
terhadap karya siswa. Mintalah juga siswa untuk memberi komentar
terhadap hasil karyanya sendiri. Komentar yang diberikan oleh siswa
sendiri terhadap hasil karyanya diharapkan dapat digunakan utuk
memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami siswa. Hasil
monitoring yang dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai
bahan bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran
yang utuh mengenai kemampuan siswa, guru perlu juga mengadakan
pertemuan dengan orang tua siswa. Guru dapat meminta siswa
masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas siswa di rumah. Orang
tua daoat memberikan masukkan tersebut secara lisan atau tertulis.
3. Memberikan umpan balik.
Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya sswa
yang bersifat kritis dengan tujuan untuk memperbaiaki atau
meningkatkan kemampuan siswa.

4.  Memamerkan hasil portofolio siswa


Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang
stakeholders yang berhubungan langsung dengan fortofolio.
D. Pengumpulan Bukti Portofolio
Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio
untuk setiap siswa. Satu portofolio disimpan sebagai bukti
akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi digunakan
sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa.
Setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan
siswa mereview karya siswa kemudian memperbaikinya.
Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil
perbaikan pekkerjaan untk dikumpulkan dan disimpan ke
dalam folder sebagai bukti perkembangan karya siswa.
E. Tahap peilaian
1.      Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang
disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2.      Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara
konsisten. Bila ada perubahan atau ada persepsi yang berbeda dalam
menerjemahkan kriteria tersebut maka masalah tersebut harus
dibicarakan bersama – sama antara guru dengan murid pada waktu
pertemuan berkala yang telah dirancang.
3.      Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan
pembelajaran berikutnya.
4.      Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan.
Kegiatan Belajar 4
Penilaian Ranah Afektif

A.    Konsep dasar


Kemampuan efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang
sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan
psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang
memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa
senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan
dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru
sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan yang dilakukan guru
untuk meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap
mata pelajaran. Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih di
dominasi pada pengembangan ranah kognitif.
Menurut Krathwohl (dalam Groundlund and Linn, 1990), ranah fektif terdiri atas 5
level yaitu:
1.  Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau
stimulus misalnya aktifvitas dalam kelas, buku atau musik.
2.  Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang
dipelajari. Hasil pembelajaran pada level ini menekankan pada perolahan respon,
leinginan memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap
dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization merupakankemampuan anaka untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan yang lain dan konflik antar nilai internal dan konsisten.
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa
sudah memiliki sistem sudah memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan
perilaku sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan
nilai.
1)      Sikap
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap
siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif.
2)      Minat
Menurut Getzel, minat adalahsuatu disposisi yang terorganisir melaluipegalaman yang
mendorong sesorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan memperoleh sesuatu.
3)      Konsep diri
Dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan mampu
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa dengan tepat.
  4)      Nilai
Sekolah perlu membantu siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang
bermakna bagi siswa agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu
memberikan hal yang positif bagi masyarakat.
B.     Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif
Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:
1.      Pengamatan langasung
Yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap
sesuatu, benda, orang, gambar atau kejadian.
2.      Wawancara
Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
3.      Angket atau kuisioner
Merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan
jawaban baik berupa pilihan petanyaan atau pilihan bentuk angka
4.      Teknik proyektil
Merupakan tugas atau pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta
untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannnya.
5.      Pengukuran terselubung.
Merupakan pengamatan tentag sikap dan tingkah laku sesorang dimana yang diamati
tidak tahu bahwa ia sedang diamati.
C.    Langkah – Langkah Pengembangan Instrumen Afektif
Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya, pengembangan
alat ukur afektif dimulai dengan:
1.         Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur afektif bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan
siswa. Hasil pengukuran nilai berupa nilai dan keyakinan siswa yang positif dan negatif.
Sekolah berkewajiban mengembangkan nilai dan keyakinan siswa yang positif dan
menghilangkan nilai dan keyakinan yang negatif.
2.         Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Pencarian definisi konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku teks yang
relevan.
3.         Menentukan definisi operasioan dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi oprasional dimaksudkan untukl menentukan cara pengukuran
definisi konseptual
4.         Menjabarkan definisi operasioan variabel sesuai dengan jumlah indikator
Ketepatan pengukuran ranah afektif sangat ditentukan oleh kemamouan penyusun
instrumen (guru atau peneliti) dalam membuat atau merumuskan indikator
5.         Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pertanyaan dalam instrumen
Penulisan instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan skla pengukuran. Skala
pengukuran yang paling banyak digunakan adalah skala pengukuran Liekert. Skala
liekert merupakan salah satu jenis skala pengukuran rafnah afektif yang terdiri dari
sejimlah pertanyaan yang diikutu dengan penilaian responden terhadap setiap
pertanyaan dengan menggnakan lima skala mulai dari yang paling sesuai sampai
dengan yang paling tidak sesuai.
6.         Mengukir kembali setiap butir pertanyaan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang
telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal 2
orang. Berdassarkan masukan dari kedua ahli tersebut kita sempurnakan instrumen
tersebut. Jika langkah ini selesai dilakukan maka kita siap untk melakukan uji coba
lapangan
7.         Melakukan uji coba
Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah perangkat alat ukur tersebut sudah
dapat memberikan hasil pengukuran seperti yang kita inginkan.
8.         Menyempurnakan Instrumen
Pada saat ini sudah banyak program analisis data yang beredar di pasaran yang dapat
kita manfaatkan untuk mengolah data. Berdasarkan data hasil uji coba kita akan dapat
memperbaiki butir- butir pertanyaan yang dianggap lemah.

9.         Mengadministrasikan Instrumen


Artinya adalah pengambilan data di lapangan. Untuk mengambil data di lapangan
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a.       Kesiapan perangkat instrumen
b.      Tenaga lapangan
c.       Kesiapan responden

Anda mungkin juga menyukai