100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
3K tayangan3 halaman
Daftar pertanyaan evaluasi modul 5 KB 1 Kelompok 6 berisi 10 pertanyaan mengenai validitas dan reliabilitas alat ukur. Pertanyaan terkait definisi validitas dan reliabilitas, kondisi dimana validitas dan reliabilitas tidak berlaku, serta cara meningkatkan dan menguji validitas dan reliabilitas suatu alat ukur.
Daftar pertanyaan evaluasi modul 5 KB 1 Kelompok 6 berisi 10 pertanyaan mengenai validitas dan reliabilitas alat ukur. Pertanyaan terkait definisi validitas dan reliabilitas, kondisi dimana validitas dan reliabilitas tidak berlaku, serta cara meningkatkan dan menguji validitas dan reliabilitas suatu alat ukur.
Daftar pertanyaan evaluasi modul 5 KB 1 Kelompok 6 berisi 10 pertanyaan mengenai validitas dan reliabilitas alat ukur. Pertanyaan terkait definisi validitas dan reliabilitas, kondisi dimana validitas dan reliabilitas tidak berlaku, serta cara meningkatkan dan menguji validitas dan reliabilitas suatu alat ukur.
Daftar pertanyaan Evaluasi Modul 5 KB 1 Kelompok 6
No Nama Pertanyaan Jawaban
1 Mengapa perlu adanya validitas diperlukan oleh sebuah alat validitas dalam sebuah tes? ukur atau alat tes agar tujuan pengukuran relevan dengan data yang diperlukan atau diperoleh. 2 Apa yg dilakukan jika Jika ada beberapa soal tidak valid lebih beberapa soal tidak valid? baik dibuang, jika ada butir yang Apa perlu diganti atau mewakili validasi indikator.Oleh krn itu, cukup menggunakan butir buat soal minimal 3 butir/indikator. Jika soal yang valid saja? butir-butir yang tidak valid tersebut dianggap penting, maka perlu di lakukan perbaikan. setelah diganti perlu dilakukan uji validitas eksternal kembali. 3 Kapan validitas tidak Validitas menjadi tidak berlaku ketika berlaku? validitas sebuah alat ukur digunakan untuk melihat validitas alat ukur lainnya, maka validitas tersebut menjadi tidak berlaku. Hal ini disebabkan tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. 4 Kapan reliabilitas tidak Reliabilitas menjadi tidak berlaku pada berlaku? dua kondisi. 1. Alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur populasi atau sampel yang berbeda dengan rancangan alat ukur itu. Ini disebut sampling error, mengacu kepada inkonsistensi hasil ukur karena digunakan ulang pada kelompok individu yang berbeda. Contoh timbangan badan, menjadi tidak reliabel jika yang ditimbang adalah monyet, bukan manusia. 2. Reliabilitas menjadi tidak berlaku jika terjadi kesalahan pengukuran atau error of measurement. Alat ukur yang dipakai tidak konsisten dalam mengukur. Contoh timbangan badan, menjadi tidak reliabel ketika mengukur berat badan orang yang sama beberapa kali namun menunjukkan hasil yang berbeda- beda dan perbedaan tersebut cukup besar. Misalkan: hasil timbangan pertama pada si A, 60 kg. Timbangan kedua, 58 kg dan timbangan ketiga 60,5 kg. Dari hasil timbangan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa alat timbangan badan itu tidak reliabel. 5 Bagaimana jika suatu item Alat ukur pertanyaan yang valid tapi angket dinyatakan valid tidak reliable umumnya karena adanya namun tidak reliabel, kemungkinan Ambigu Kata sehingga Apakah item tersebut masih menimbulkan multi-persepsi, baik dalam bisa digunakan? bahasa sama atau malah dalam bahasa dan budaya respondents yang berbeda, atau Pertanyaan yang kemungkinan bisa berubah-ubah jawabannya sesuai waktu meski repondentnya sama. Sebaiknya diperbaiki kembali pertanyaan indikator tersebut. 6 Jika sebuah alat tes Validitas dan reliabilitas bersifat saling mencapai validitas namun melengkapi namun terkadang juga dapat tidak reliabel, bagaimana bersifat bertolak belakang. Dalam suatu kualitas alat tes tersebut? contoh misalnya suatu alat ukur yang Dan bagaimana jika terjadi memiliki reliabilitas yang tinggi namun kebalikannya? validitasnya rendah. dapat dikatan bahwa suatu alat ukur memiliki keajegan dalam mengukur namun kurang tepat dalam mengukur apa yang hendak diukur. Sebaliknya jika suatu alat ukur yang memiliki reliabilitas yang rendah namun validitasnya tinggi. dapat dikatan bahwa suatu alat ukur tidak memiliki keajegan dalam mengukur namun tepat dalam mengukur apa yang hendak diukur. 7 Konsep reliabilitas dalam keparalelan dua set tes tersebut dapat arti equivalen tes itu untuk diperoleh dengan cara mengembangkan mengetahui apakah dua set dua set tes yang paralel (misalnya tes A tes yang digunakan paralel dan tes B dari kisi-kisi tes yang sama), atau tidak. Bagaimanakah kemudian masing-masing set tes tersebut memperoleh keparalelan diujikan pada dua kelas yang dua set tes tersebut? mempunyai tingkat kemampuan yang sama. Hasil kedua tes tersebut kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasinya dapat dihitung dengan menggunakan formula product-moment. 8 Apa kegunaan dari konsep Untuk mengetahui apakah kumpulan reliabilitas dalam arti butir soal yang ada dalam satu set tes konsistensi internal? tersebut mengukur dimensi hasil belajar yang sama atau tidak. 9 Seorang Guru ingin Belum tentu, penambahan butir soal menambahkan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas agar selalu dapat menaikkan jika butir soal yang ditambahkan adalah reliabilitas tes. Apakah butir-butir soal yang homogen dengan benar dengan menaikkan butir soal yang ada. Yang dimaksud butir soal tersebut dapat butir soal homogen adalah butir soal- menaikkan reliabilitas tes? soal yang mengukur hal yang sama dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butir soal tidak akan menaikkan reliabilitas tes jika butir soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butir soal yang telah ada. 10 Dalam pengujian reliabilitas Tidak, Pengujian reliabilitas instrumen apakah hanya bisa dapat dilakukan secara internal dan dilakukan dengan uji eksternal (Sugiyono, 2010). Secara reliabilitas internal saja ? internal, reliabilitas dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik internal consistency. Hal ini dilakukan dengan cara menguji cobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik belah dua.
Secara eksternal, pengujian dapat
dilakukan dengan cara berikut:
Test-retest. Pengujian test-retest
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen yang sama beberapa kali pada responden yang sama, namun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Equvalent. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, namun menggunakan dua instrumen yang berbeda, pada responden yang sama, dan waktu yang sama.