Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN IPS DI SD
MODUL 8
EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD

Disusun Oleh Kelompok 7 :


SERLI PEBRIANTI (857192861)
RUSUL HIDAYAT (857192782)
MARINA OKAWATI (857192467)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ SERANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pada Modul 7 telah dibahas tentang metode, media, dan pemanfaatan sumber belajar IPS
di SD kelas 5 dan 6. Dari modul tersebut Anda tentu telah dapat merancang dan menerapkan
metode, media dan pemanfaatan sumber belajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan
kognitif, sosial dan personal.
Pada Modul 8 ini akan dibahas secara merancang dan menyusun alat evaluasi
pembelajaran IPS Sekolah Dasar. Dari kegiatan tersebut diharapkan anda meniliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Merancang alat evaluasi pembelajaran IPS SD.
2. Menyusun alat evaluasi pembelajaran IPS SD.
3. Merancang alat evaluasi hasil belajar IPS dari aspek kognitif, nilai dan sikap sosial serta
keterampilan.
4. Menerapkan alat evaluasi hasil belajar IPS SD dari aspek kognitif.
5. Menerapkan alat evaluasi hasil belajar IPS SD dari aspek nilai dan sikap sosial.
6. Menerapkan alat evaluasi hasil belajar IPS SD dari aspek keterampilan.
Kemampuan merancang, menyusun dan menerapkan alat evaluasi tersebut sangat penting
bagi Anda yang bertugas mengajar IPS di Sekolah Dasar.
Materi dalam Modul 8 ini terdiri dari 4 kegiatan belajar sebagai berikut.
Kegiatan Belajar 1: membahas cara merancang dan menyusun alat evaluasi secara umum
dalam proses belajar IPS di SD,
Kegiatan Belajar 2: membahas cara merancang dan menyusun alat evalusi hasil belajar IPS
aspek kognitif,
Kegiatan Belajar 3: membahas cara merancang dan menyusun alat evaluasi hasil belajar IPS
aspek nilai sikap social,
Kegiatan Belajar 4: membahas cara merancang dan menyusun alat evaluasi hasil belajar IPS
aspek keterampilan .
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi secara Umum dalam Proses Belajar IPS di SD
A. PENGERTIAN EVALUASI

Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efisiensi suatu program. Jadi, pada dasarnya yang dinilai adalah program,
yaitu suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Lengkap dengan tujuan dan
kegiatan tersebut. Aspek yang diniilai dan program itu ada dua macam. yaitu tingkat
keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan program.
Pada program yang berkelanjutan dan berulang-ulang dalam melaksanakannya, jelas
sangat dibutuhkan adanya evaluasi sehingga dapat diketahui efisien atau tidak program
tersebut. Selain itu, adanya evaluasi dapat diketahui apakah tujuan dapat tercapai atau tidak,
jika tujuan tercapai dengan sebaik-baiknya sesual program yang direncanakan maka
dikatakan berhasil. Setiap program mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
kegunaan utama dan evaluasi adalah untuk pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Banyak sekali lembaga yang membutuhkan evaluasi. Mulai dari departemen, kantor,
sekolah, kelas, yayasan, dan lain-lain. Mereka semua memerlukan informasi tentang tingkat
keberhasilan dan tingkat efisiensi dalam mencapal tujuan yang diharapkan.
Evaluasi atau penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah
dikerjakan cukup berhasil atau tidak. Jadi, yang dmilai atau dievaluasi adalah program, yaitu
suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. lengkap dengan tujuan dan kegiatan
tersebut.
Ada tiga istilah yang sering digunakan secara rancu. yaitu berikut ini.
1. Pengukuran: suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi atau data secara kuantitatif,
2. Penilaian atau evaluasi: kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah berhasil
dan efisien
3. Pengambilan keputusan: tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga
berdasarkan data atau informasi yang telah diperoleh, atas dasar pengukuran dan
penilaian..
Untuk mengukur prestasi belajar diperlukan alat ukur yang disebut tes. Tes adalah
himpunan pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang dites ( testee). Dalam hal ini oleh
siswa. Dalam tes prestasi belajar, yang hendak diukur adalah tingkat kemampuan siswa
dalam menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Dalam modul mi yang akan
dibicarakan adalah tes hasil belajar (achievement test).
1. Prinsip Penilaian
Menurut Sapriya dalam Effendi Ridwan (2009:402-403) mengemukakan prinsip
penilaian penting sebagai berikut ini.
a. Harus valid (sahih) atau hanya mengukur apa yang hendak diukur. Tes untuk bidang studi
IPS, setiap butir soalnya harus mengukur hanya pengetahuan IPS saja.
b. Harus andal (reliable) Keandalan, dalam hal ini meliputi kecermatan atau ketepatan
(precision) dan keajegan (consistency) dan hasil pengukuran yang dilakukan.
c. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
d. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi dan gender.
e. Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran.
f. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
g. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai tekhnik yang sesuai, untuk menilai prestasi peserta didik
melaikan harus mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan
pembinaan.
h. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
i. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
j. Beracuan kreteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.
2. Merancang Alat Evaluasi atau Tes
Sebelum menyusun sebuah tes, terlebih dahulu harus memperhatikan hal-hal berikut.
a. Tujuan tes
Dalarn bidang pendidikan, tujuan tes dapat dipakai untuk mengetahul penguasaan
peserta didik dalam pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu. setelah materi
diajarkan.
b. Penyusunan kisi-kisi tes
Kisi-kisi tes atau tabel spesifikasi (test blue print), harus dibuat sebelum seseorang
membuat atau menyusun tes. Kisi-kisi tes merupakan rambu-rambu ruang lingkup
dan isi soal yang akan diujikan. Jadi, dalam merancang tes, pertama kita perlu
mempelajari kurikulum sekolah yang berlaku mengenai hal-hal berikut.
1) Kompetensi dasar
2) Materi pokok
3) Hasil belajar
4) Indikator.
5) Setelah indikator materi, dibuat indikatur tes atau Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) untuk tes yang akan disusun.
3. Menyusun Alat Evaluasi atau Tes
a. Dalam menyusun soal atau tes pertama-tarna harus dibuat indikator tes atau TIK.
b. Kriteria indikator tes yang baik
c. Kritena pokok penulisan soal
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menyusun Alat Evaluas Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif
A. PENGERTIAN ASPEK KOGNITIF

Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut:
1. Evaluasi yang rnernpunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini.
a. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge): pertanyaan atau tes yang
rnengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap
tentang fakta, defnisi, pengertian dan sejenisnya. Contoh: Siapakah Gajah Mada?
b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension): Evaluasi ini menuntut
siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah dipelajari. Dengan demikian,
siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri.
Contoh: Mengapa Pulau Jawa padat penduduknya?
c. Evaluasi yang mengungkap penerapan (application): siswa dapat menggunakan
informasi yang diterima untuk memecahkan sesuatu masalah. Dengan menggunakan
konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa
diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang
diajukan. Contoh: Demonstrasikan terjadinya gerhana matahari dengan 3 bola yang
ukurannya berbeda?
2. Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi meliputi hal-hal berikut ini.
a. Analisis (analysis): Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara
mendalam, kritis bahkan menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab
pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab, motif atau mampu
mengadakan deduktif (dari suatu generalisasi hal umum, dicari faktanya. ke hal yang
khusus).
b. Sintesis (synthesis): Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir
orisinal dan kreatif. Siswa dituntut berpikir induktif (dari faktor, fakta, unsur-unsur
yang bersifat khusus, diambil suatu kesimpulan atau generalisasi). Contoh: Apa
dampak yang mungkin terjadi jika pantai utara iawa Barat ditimbun urnuk dijadikan
daerah pernukiman?
c. Evaluasi (evaluation) : Evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap penilaian menuntut
siswa untuk melakukan kegiatan berpikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu
apabila pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dapat dikuasai
dengan baik. Pertanyaan yang rnengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau
kriteria yang jelas. Kemungkinan jawaban yang diberikan siswa berbeda-beda.
Contoh: Menurut pendapat Anda, apakah benar pengusaha yang bermodal besar akan
menang dalam persaingan usaha?

B. MERANCANG ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR


Sebelum menyusun alat evaluasi, terlebih dahulu kita harus merancang alat evaluasi
tersebut.
Dalam merancang alat evaluasi, perlu mempelajari kurikulum yang berlaku mengenai
hal-hal berikut.
1. Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum
2. Materi Pokok/hasil belajar
3. Indicator pada kurikulum untuk materi pokok/hasil belajar di atas
C. MENYUSUN ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF
Untuk siswa Sekolah Dasar, aspek kognitif yang dipilih cukup yang mempunyai tingkatan
lebih rendah, seperti berikut:
1. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge).
2. Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension).
3. Evaluasi yang mengungkap penerapan (application). Jadi, cukup ingatan. pemahaman
dan aplikasi. Tingkatan kognitif yang lebih tinggi, yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi
masih terlalu sulit untuk mereka.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi dan Sikap Sosial
A. PENGERTIAN NILAI DAN SIKAP SOSIAL
Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang
lain dengan kelompok atau antarkelompok. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga
bentuk seperti berikut:
1. Antara Orang Per Orang
Misalnya, seorang siswa mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga.
Kebiasaan-kebiasaan guru-gurunya dalam mengajar. Demikian juga, apabila dia
melakukan kontak dengan guru-gurunya. Dia akan dapat menilal guru A galak. tetapi
murah dalam memberi nilai. Guru B ramah dan dalam mengajar sangat jelas dan
menyenangkan. Guru C dalam rnengajar sangat cepat dan tidak jelas. dan lain-lain.
Dengan demikian dia akan dapat membedakan siapa guru yang baik dan kurang baik.
Dia akan mempunyal nilai dan sikap sosial tertentu. Hal itu terjadi akibat adanya
kontak sosial dan kornunikasi antara dia (siswa tersebut) dengan guru-gurunya.
2. Antara Orang Per Orang dengan Kelompok Masyarakat
Misalnya, seseorang yang tinggal dalam kelompok masyarakat desa, dia akan
rnengetahui bahwa tindakannya disenangi atau tidak oleh masyarakat desa tersebut
untuk dapat disenangi oleh masyarakat desa tersebut dia harus dapat menyesuaikan
dengan norma-norma yang berlaku di desa tersebut.
3. Antara Kelompok dengan Kelompok
Misalnya siswa-siswa suatu sekolah mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Antara
kedua sekolah tersebut tentu akan terjadi interaksi sosial. Mungkin sekali antara kedua
sekolah akan terjadi kerja sama yang saling menguntungkan atau justru sebaliknya
karena terjadi perbedaan norma antara kedua sekolah sehingga terjadi perselisihan.

B. MERANCANG ALAT EVALUASI NILAI DAN SIKAP SOSIAL


Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi yang
disusun betul-betul baik. Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah
yang berlaku, yaitu mengenai hal-hal berikut ini.
1. Kompetensi Dasar (KD).
2. Materi Pokok.
3. Hasil Belajar.
4. Indikator Materi. Materi pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah perlu
dikembangkan lebih terperinci. Hal tersebut akan mempermudah dalani menyusun
kisi-kisi soal. Setelah materi dijabarkan, kemudian disusun indikator untuk kisi-kisi
soal yang akan dibuat.

C. MENYUSUN ALAT EVALUASI NILAI DAN SIKAP SOSIAL


Sebetulnya alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah efektif selain
daftar pertanyaan adalah sebagai berikut.
1. Skala penilaian (rating scale)
2. Daftar cek (checklist)
3. Laporan pribadi (self report) dan
4. Wawancara.
Kegiatan Belajar 4
Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi Keterampilan IPS
A. PENDEKATAN KETERAMPILAN IPS
Keterampilan-keterampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di
bidang llmu Pengetahuan Sosial.
Menurut Conny Semiawan dan kawan-kawan (1985), keterampilan-keterampilan
mendasar dalam proses berpikir dan berkarya di bidang ilmiah dapat dibagi menjadi 9 bagian
sebagai berikut:
1. Mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya, yaitu: a. menghitung; b.
mengukur; c. mengklasifikasi; d. mencari hubungan ruang/waktu, adalah: merupakan
keterampilan ilmiah yang mendasar. Dalam mengobservasi, dituntut untuk rnenyeleksi
mana yang baik dan kurang baik. Dalam mengobservasi, keterampilan menghitung sangat
diperlukan dan perlu dikembangkan. Misalnya, menghitung angka kelahiran, angka
kematian. jumlah penduduk, membuat klasifikasi komposisi penduduk menurut umur,
jenis kelamin.
2. Membuat hipotesis: adalah suatu perkiraan yang mempunyai alasan untuk menerangkan
suatu pengamatan tertentu. Hipotesis perlu diuji melalui penelitian atau percobaan. Dalam
kaitan ini, para pengajar perlu melatih para siswa untuk membuat hipotesis secara
sederhana, Misalnya, mencoba lilin yang menyala, jika ditutup dengan gelas akan mati
atau padam.
3. Merencanakan penelitian/eksperimen: adalah mengují atau mengetes melalui penelitian
praktis. Hal ini perlu dilatihkan kepada siswa agar meneka dapat melakukan eksperimen
sederhana. Misalnya. mengadakan eksperimen tumbuhan yang diberi pupuk dan yang
tidak diberi pupuk. Ikan dalarn akuarium yang tidak diberi makan. Selain eksperimen,
para siswa perlu dilatih melakukan penelitian sederhana. Misalnya, penelitian produksi
padi dari sawah dengan pengairan dan pupuk yang cukup. dibandingkan dengan produksi
padi dari sawah yang pengairan dan pupuknya kurang.
4. Mengendalikan variabel: Variabel adalah faktor yang berpengaruh terhadap suatu
kegiatan atau proses. Dalarn hal ini para siswa perlu dilatih cara mengendalikan variabel.
Misalnya. siswa diminta mernbuktikan bahwa tanaman yang cukup air dan pupuk akan
turnbuh lebih subur jika dibandingkan dengan tanaman yang tanpa pupuk. Dalarn hal ini
para siswa diminta mengukur kecepatan tumbuhnya tanaman yang diberi pupuk dan
tidak.
5. Menginterpretasi atau menafsirkan data: Kemampuan menafsirkan data merupakan
keterampilan penting yang perlu dikuasai siswa. Data yang dikumpulkan melalui
observasi, penelitian data eksperirnen dapat disajikan dalam bentuk grafik, tabel, diagram
atau peta persebaran data.
6. Menyusun kesimpulan sementara: Membuat kesimpulan sementara sangat penting bagi
seorang yang melakukan penelitian atau eksperimen. Para siswa perlu dilatih membuat
kesimpulan sementara dan suatu penelitan sederhana yang mereka lakukan. Misalnya,
ikan mas yang diberi makan cukup akan lebih berat dari ikan mas yang diberi makan
kurang.
7. Meramalkan (memprediksi): Ramalan atau perkiraan itu kadang-kadang betul, kadang-
kadang meleset. Namun, oleh karena pengalaman yang banyak biasanya ramalan itu
banyak yang cocok. Misalnya, cuaca mendung, biasanya akan jatuh hujan. jika panen
padi gagal, harga beras naik. Ramalan yang baik biasanya didasarkan pada hasil
observasi, penelitian atau pengukuran yang rnemperhatikan kecenderungan gejala
tertentu. Ramalan atas dasar hasil observasi, penelitian atau pengukuran biasanya lebih
baik
8. Menerapkan (mengaplikasi): Keterampilan menerapkan konsep merupakan kemampuan
yang sangat penting bagi siswa. Misalnya, konsep api untuk hidup. membutuhkan
oksigen. Para siswa diminta menyalakan lilin, menutupnya dengan gelas.
9. Mengkomunikasikan: mengomunikasikan atau menyebarluaskan hasil temuannya
merupakan keahlian yang sangat dibutuhkan. Cara mengomunikasikan hasil penelitian
atau eksperimen dapat melalui laporan makalah, karangan atau tulisan di surat kabar dan
lain-lain.

B. CARA MERANCANG EVALUASI KETERAMP1LAN IPS

Dalam merancang evaluasi selalu dituntut mempelajari kurikulum sekolah yang berlaku.
Dalani kesempatan ini yang akan dicoba untuk dipelajari adalah kurikulum SD Kelas 5
Semester 2.
1. Kompetensi Dasar (KD)
Kemampuan memahami keragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia.
2. Materi Pokok Kemampuan alam dan buatan di Indonesia.
3. Hasil Belajar dan Indikator Materi
a. Mendeskripsikan keragaman kenampakan alam di Indonesia.
1) Menggambar peta Indonesia dengan menggunakan simbol.
2) Mengidentifikasi ciri-ciri kenampakan alam wilayah Indonesia
3) Menemutunjukkan pada peta persebaran flora dan fauna di berbagai wilayah
Indonesia.
4) Mengidentifikasi ciri dan sifat cuaca/iklim di wilayah Indonesia.
5) Menjelaskan perubahan cuaca iklim dan dampaknya terhadap aktivitas masyarakat
setempat.
b. Mendeskripsikan ketampakan buatan di wilayah Indonesia.
1) Mengidentifikasi ketampakan buatan di wilayah Indonesia.
2) Menjelaskan keuntungan dun kerugian pembangunan ketampakan buatan (waduk,
pelabuhan. kawasan industri, perkebunan) bagi masyarakat setempat.

C. CARA MENYUSUN ALAT EVALUASI KETERAMPILAN IPS

Di depan sudah dijelaskan cara merancang evaluasi keterampilan IPS. Pembahasan berikut
akan memberi penjelasan cara menyusun evaluasi keterampilan IPS unnik anak SD Kelas
5 Semester I.
1. Materi, Pokok Penduduk dan sistem pemerintatian di Indonesia.
2. Hasil Belajar dan Indikator Materi
1) Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia.
a. Menjelaskan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan kepadatan
penduduk di Indonesia.
b. Menginterpretasi berbagai grafik penduduk.
c. Menjelaskan permasalahan penduduk di indonesia
d. Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat perpindahan penduduk yang terjadi
di Indonesia

2) Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.


a. Menguraikan pengertian pemerintah: pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
b. Menjelaskan sistem pemerintahan demokrasi.
c. Memberi contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat.
3) Indikator Materi
a. Jumlah penduduk Indonesia menurut sensus tahun 2000.
b. Grafik penduduk Indonesia bentuknya, seperti piramida,
c. Permasalahan penduduk di Indonesia adalah pertambahan yang cepat dan
persebaran yang tidak merata.
d. Perpindahan penduduk Indonesia: Urbanisasi.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
 Dalam menyusun tes atau soal hal-hal yang harus diperhatikan adalah berikut ini.
1. Tentukan tujuan tes.
2. Pilih Kompetensi Dasar (KD).
3. Pilih materi pokok dan hasil belajar dan indikator materi yang sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD).
4. Buatlah indikator tes atau TIK.
5. Susunlah soal berdasarkan indikator tes atau TIK yang telah dibuat.
 Aspek kognitif mempunyai dua tingkatan sebagai berikut.
a. Tingkatan yang lebih rendah yang mengungkap aspek ingatan atau pemahaman
(knowledge), pemahaman (comprehension) dan aplikasi (application).
b. Tingkatan yang lebih tinggi yang mengungkap aspek analisis, sintesis dan evaluasi.
 Aspek kognitif untuk siswa SD cukup tingkatan yang lebih rendah, yaitu yang hanya
mengungkap ingatan, pemahaman, dan aplikasi.
 Dalam merancang alat evaluasi atau tes, perlu mempelajari kurikulum yang berlaku yang
meliputi hal-hal berikut ini.
a. Kompetensi Dasar (KD).
b. Materi Pokok/Hasil Bahasan.
c. Indikator Materi.
d. Menyusun/membuat indikator untuk kisi-kisi soal.
 Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang
lain, dengan kelompok atau antarkelompok.
 Untuk dapat terjadi interaksi sosial perlu ada kontak sosial dan komunikasi.
Ada 3 macam kontak sosial, yaitu berikut ini.
a. Antara orang per orang.
b. Antara orang per orang dengan kelompok.
c. Antara kelompok dengan kelompok.
 Dalam merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial, perlu mempelajari hal-hal berikut.
a. Kompetensi Dasar.
b. Materi Pokok.
c. Hasil Belajar.
d. Indikator Materi.
e. Kisi-kisi tes.
 Menurut Conny Semiawan dan kawan-kawan (1985) keterampilan mendasar dalam
proses berpikir dan berkarya dapat dibagi menjadi 9 bagian, seperti berikut.
1. Mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya, yaitu:
a. menghitung;
b. mengukur;
c. mengklasifikasi;
d. mencari hubungan ruang/waktu.
2. Membuat hipotesis.
3. Merencanakan penelitian/eksperimen.
4. Mengendalikan variabel.
5. Menginterpretasikan atau menafsirkan data.
6. Menyusun kesimpulan sementara.
7. Meramalkan (memprediksi).
8. Menerapkan (mengaplikasikan).
9. Mengomunikasikan.
 Dalam merancang evaluasi keterampilan IPS di SD perlu dipelajari kurikulum SD yang
berlaku, khususnya mengenai hal-hal berikut.
Kompetensi dasar
1. Materi pokok
2. Hasil belajar
3. Indikator tes atau bahan pelajaran dan penjabaran atau pengembangannya.
4. Menentukan materi, menyusun indikator tes (kisi-kisi tes) dan memilih keterampilan
IPS yang akan diungkap.
5. Menyusun soal atau tes hasil belajar atas dasar indikator tes dan keterampilan IPS
yang akan diungkap.
 Membuat kesimpulan sementara dapat dilakukan jika sudah mengadakan observasi.
Dalam mengadakan observasi akan diperoleh data yang dapat dipakai untuk mernbuat
kesimpulan. Seseorang dikatakan mampu menerapkan konsep, apabila ia dapat
menerapkan konsep itu dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh: Api untuk dapat hidup, membutuhkan oksigen. Bagaimana cara
membuktikannya. Pertama kali menyalakan lampu, letakkan lampu pada tempat yang
tertutup rapat dan tembus pandang, dan akan dapat dilihat bahwa nyala api makin redup
dan akhirnya mati. Seseorang dikatakan dapat mengomunikasikan hasil pengamatan
apabila dia dapat menyebarluaskan hasil temuannya itu. Penyebarluasan hasil temuan
dapat berupa laporan, karangan ilmiah atau tulisan di surat kabar atau majalah.

Anda mungkin juga menyukai