Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RAMADHANI NIKMAH SIAGIAN

NIM : 856061242

RINGKASAN MODUL 2
PENGEMBANGAN HASIL TES BELAJAR

1.KEGIATAN BELAJAR I : KEUNGGULANDAN KELEMAHAN TES

Tes adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi
belajar.Ada dua jenis tes yang digunakan di sekolah yaitu tes objektif dan tes uraian.
Tes objektif sering digunakan terutama pada saat penerimaan siswa baru, tes sumatif, dan Ujian
Nasional (UN) sedangkan tes uraian sering digunakan pada saat ulangan harian.

A.KEUNGGULAN TES OBJEKTIF


Tes objektif digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai sedang
(ingatan,pemahaman,penerapan ). Dengan menggunakan tes objektif, pemberian skor pada setiap siswa
dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir
soal sudah jelas dan pasti.

B. KELEMAHAN TES OBJEKTIF


Walaupun tes objektif dapat digunakan untuk mengukur semua proses berpikir dalam ranah
kognitif mulai dari jenjang berpikir sederhana (ingatan) sampai dengan jenjang berpikit tinggi (kreasi),
tetapi pada kenyataannya butir soal yang diujikan kepada siswa atau mahasiswa kebanyakan hanya
mengukur proses berpikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih
tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman. Tes objektif ini juga dapat membuat Kemampuan anak
terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka

A. KEUNGGULAN TES URAIAN


Tes uraian digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi. Tes uraian juga tepat digunakan
untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan tes objektif. Waktu yang
digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat dari pada waktu yang digunakan untuk menulis
satu set tes objektif. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif
(pilihan ganda) yang baik.

B. KELEMAHAN TES URAIAN


Kelemahan dari tes uraian adalah terbatasnya sampel materi yang ditanyakan serta sukar dalam
memeriksa jawaban siswa.

> Pemberian skor yang kurang Objektif dan kurang Konsisten Dapat Disebabkan Karena beberapa
hal yaitu:
1. Adanya hallo effect
2. Adanya efek bawaan ( carry over effect)
3. Efek urutan pemeriksaan ( order effect)
4. Pengaruh penggunaan bahasa
5. Pengaruh tulisan tangan
6. Upaya menghindari order effect

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MENGEMBANGKAN TES

Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan di sekolah yaitu tes objektif dan tes uraian. Jika
menulis tes objektigf maka tidak hanya menulis pertanyaannya saja tetapi juga dituntut untuk
menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih siswa. Peserta tes hanya tinggal memilih jawaban
mana yang dianggap paling benar. Tetapi jika meulis tes uraian maka tidak perlu menyediakan
alternative jawabannya karena untuk mengerjakan tes uraian, siswa diminta menjawab pertanyaan
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Secara umum pengelompokan tes dapat dilakukan sebagai
berikut :
A. Tes Objektif , tes tersebut terdiri dari:
1. Benar- Salah (True- False Item) yang berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum,
dan sebagainya. Selain itu dapat mengukur kemampuan siswa unuk membedakan antara fakta
dengan pendapat atau opini. Juga dapat mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.Tes objektif juga ada kelemahan dan keunggulan nya. Keunggulannya yaitu mudah
dikonstruksikan, dapat menanyakan banyak sampel materi, mudah penskoran, tepat digunakan
untuk mengukur proses berpikir sederhana. Kelemahannya yaitu probabilitas siswa dalam
menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%, sebagian besar soal benar salah hanya digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa yang sederhana yaitu aspek ingatan.
2. Menjodohkan (Matching Exercise) yang berfungsi untuk mengukur hasil belajar yang
berhubungan dengan pengetahuan tentang definisi, fakta, istilah, dan peristiwa atau kejadian.
Disamping itu tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menghubungkan dua hal baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung.
Keunggulan dari tes menjodohkan ini yaitu mudah dibuat, mudah penskorannya, dan dapat
menguji banyak materi yang telah diajarkan kepada siswa. Kelemahan tes menjodohkan yaitu
butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
3. Tes pilihan ganda (Multiple Choice) merupakan jenis tes objektif yang paling banyak
digunakan di sekolah. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri atas dua bagian yaitu pokok soal
(stem) dan alternatif jawaban (option). Satu di antara alternative jawaban tersebut adalah
jawaban yang benar atau yang paling benar (kunci jawaban) sedangkan alternatif jawaban yang
lain berfungsi sebagai pengecoh (distractor). Sebagian besar ahli tes mengatakan tes pilihan
ganda dikatakan baik jika probabilitas menebaknya berkisar antara 20 % - 25 %. Tetapi
berdasarkan pengalaman, penulis soal banyak yang menemui kesulitan untuk membuat
alternative jawaban yang baik apabila mereka diminta untuk menulis tes pilihn ganda dengan
alternative jawaban.

1. Ragam tes pilihan ganda :


a. Melengkapi pilihan ( ragam A): Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif
jawaban.
b. Hubungan antarhal (ragam B): Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang
independen dipisahkan dengan kata sebab.
c. Analisi kasus (ragam C) : Pertanyaan yang dirumuskan pada pokok soal dikembangkan dari
kasus yang disajikan sebelumnya, jadi untuk mengerjakan butir soal ini, peserta tes diminta
untuk menjawab pertanyaan yang dikembangkan dari suatu kasus.
d. Ganda kompleks (ragam D) : Tersusun atas pokok soal yang berupa pertanyaan yang disertai
dengan tiga atau empat buah alternative jawaban.
e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E ) : Dalam pembuatan soal kasusnya tidak
dibuat dalam bentuk uraian kalimat tetapi disampaikan dalam bentuk tabel, grafik, atau
diagram.
B. Tes Uraian, tes tersebut terdiri dari :
1. Uraian Terbatas (Restricted Question) digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menjelaskan hubungan sebab-akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memformulasikan
hipotesis, merumuskan kesimpulan, dan lain sebagainya. Pada uraian terbatas jawaban
hanya pada 1 tema tertentu.
2. Uraian terbuka (Open Ended Question) digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menghasilkan, mengorganisasi, dan mengekspresikan ide, mengintegrasikan
pelajaran dalam berbagai bidang, membuat rencana suatu eksperimen, mengevaluasi
manfaat suatu ide dan sebagainya. Pada uraian terbuka jawaban berasumsi pada tema-tema
tertentu.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:
1. Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
3. Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
4. Gunakan tes uraian terbatas.
5. Usahakan pertnyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
6. Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
7. Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
8. Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
9. Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal dengan benar.

KEGIATAN BELAJAR 3 : PERENCANAAN TES

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi soal antara lain:
a. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.
b. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah
akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus
diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang
disediakan.
c. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang
dilatihkan selama proses pembelajaran.Dalam hubungan ini kita mengenal ranah kognitif yang
dikembangkan oleh Bloom dan kawan-kawan yang kemudian direvisi ole Karthwoll (2001).
Revidi Krathwoll terhadap tingkatan dalam ranah kognitif adalah ingatan (C1), pemahaman
(C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Tingkat kesukaran Soal
dimulai dari C1 dan C2 masuk kekategori tingkat Mudah, C3 dan C4 masuk kategori sedang,
serta C5 dan C6 masuk kategori sukar.
d. Ragam tes yang digunakan. Ada beberapa ragam tes yang dapat dipergunakan senagai alat
ukur hasil belajar siswa baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian.
e. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa butir
soal yang dapat memberikan informasi yang besar kepada guru adalah butir soal yang tingkat
kesukarannya sedang.
f. Waktu ujian yang disediakan untuk pelaksanaan ujian. Lamanya waktu ujian merupakan faktor
pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes. Lamanya waktu ujiam
misalnya 90 menit.
g. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung waktu ujian yang disediakan.

Anda mungkin juga menyukai