Kegiatan Belajar 1 : Metode Dalam Pembelajaran IPA Model pembelajaran merupakan suatu rancangan (desain) yang menggambarkan proses rinci penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran agar terjadi perubahan atau perkembangan diri peserta didik, yang digunakan sebagai pedoman dalam perancangan hingga pelaksanaan pembelajaran. Setiap guru akan mengembangkan variasi metode mengajar untuk mereka gunakan dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didiknya. Adapun jenis metode pembelajaran, khususnya dalam proses pembelajaran IPA yang dapat digunakan antara lain : 1. Metode Penugasan Metode penugasan atau metode pemberian tugas merupakan cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan kreatifitas. Dalam memberikan tugas pada pembelajaran IPA harusnya sesuai dengan minat dan perhatian siswa. Jika guru ingin menggunakan metode penugasan hendaknya dalam memberikan tugas pada siswa harus ada pedoman tugas yang dikerjakan oleh siswa seperti apa sehingga siswa mengetahui dengan jelas maksud dan tujuan serta apa yang diharapkan dari tugas tersebut. 2. Metode Diskusi Metode diskusi ini merupakan metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Diskusi juga merupakan suatu perbandingan mengenai subjek dari berbagai sudut pandang. Dalam pembelajaran IPA metode diskusi ini sering digunakan baik diskusi kelas maupun diskusi kelompok. Manfaat metode diskusi ini digunakan dalam proses pembelajaran untuk mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas sesuai dengan materi pembelajaran saat itu, mendorong siswa untuk menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, dan diajak dalam mempertimbangkan dan mengambil satu alternatif jawaban untuk memcahkan masalah berdasarkan pertimbangan secara seksama serta menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka dapat saling mengemukakan pendapat sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik dan membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun pendapat orang lain tersebut berbeda dengan pendapat kita sendiri sehingga membiasakan siswa dapat bersikap saling toleransi. 3. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab merupakan suatu metode yang cara penyajiannya dalam pembelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama jika guru bertanya kepada siswa atau sebaliknya siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang diajarkan. Metode Tanya jawab ini juga digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa mengerti dan mengingat tentang fakta yang dipelajari dan didengarnya. Pertanyaan yang diajukan guru juga berfungsi untuk mengecek pemahaman siswa terhadap pokok bahasan atau materi yang diajarkan. Pertanyaan yang diberikan dalam metode ini bermaksud untuk merangsang siswa untuk berpikir dan memperoleh umpan balik sehingga terlihat daya tangkap siswa atau kemampuannya terhadap materi pembelajaran yang diberikan. 4. Metode Latihan Dalam pembelajaran IPA metode latihan digunakan seperti penggunaan mikroskop, penggolongan berbagai jenis hewan dan tanaman, penggunaan ukuran membaca thermometer, sehingga dengan memberikan metode latihan ini dalam pembelajaran IPA bertujuan agar siswa menguasai ketrampilan melakukan sesuatu dan memiliki ketrampilan yang lebih baik dari apa yang dipelajari sebelumnya. 5. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan oleh guru dalam memberikan pebelajaran di kelas. Metode ceramah juga disebut dengan metode yang tradisional dimana guru berbicara dan siswa mendengarkan. Tetapi dalam pembelajaran IPA metode ceramah ini jarang digunakan dikarenakan dalam belajar IPA siswa dituntut untuk bisa lebih aktif . 6. Metode Simulasi Simulasi merupakan tingkah laku yang akan dikehendaki sebelum tingkah laku itu benar-benar dilaksanakan di depan kelas. Metode simulasi ini merupakan metode mengajar yang dimana guru harus mempersiapkan dengan benar sebelum ditampilkan dalam mengajar di kelas, sehingga diperlukan hal kesiapan terlebih dahulu sebelum mensimulasikan kepada siswa di kelas. Contohnya dalam percobaan IPA siswa dapat berperan sebagai matahari, tumbuhan, herbivora, dan lain sebagainya. 7. Metode Proyek Metode proyek merupakan metode pembelajaran berbasis proyek yang dimana penugasannya memerlukan pemikiran dan tindakan yang membangun dari siswa. Suatu proyek memerlukan perencaan yang lebih rinci dan lebih banyak pandangan ke depan. Di dalam melaksanakan proyek, siswa memerlukan peran aktif guru dalam membantu dan membimbing, sehingga proyek tersebut berhasil. 8. Metode Studi Lapangan Metode studi lapangan merupakan metode mengajar yang memberikan pengalaman lebih luas kepada siswa dibandingkan hanya di dalam kelas, dimana siswa mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran menggunakan metode studi lapangan ini, contohnya misalkan ingin mengamati ciri-ciri tumbuhan bisa siswa diajak mengamati tumbuhan yang ada di halaman sekolah bahkan di kebun raya sekaligus untuk berwisata sehingga menjadikan pembelajaran tidak membosankan dan menyenangkan siswa mendapat pengalaman secara langsung. 9. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran dimana cara penyajian pembelajaran dengan meragakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa. 10.Metode Eksperimen Metode eksperimen merupakan metode mengajar atau suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode ini banyak digunakan dalam mempelajari pembelajaran IPA, dimana eksperimen atau percobaan dilakukan tidak selalu harus di laboratorium namun di lingkungan sekitar juga dapat dilaksanakan.
Kegiatan Belajar 2 : Penggunaan Metode Dalam Pembelajaran IPA
A. Memilih Metode Belajar Untuk Pembelajaran IPA Jika dalam pembelajaran guru ingin menggunakan metode pembelajaran tertentu, hendaknya banyak hal harus diperhatikan dan ada beberapa faktor-faktor yang perlu menjadi bahan pertimbangan ketika hendak memilih suatu metode yang ingin digunakan sebagai berikut. 1. Metode Belajar Hendaknya Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran IPA di SD, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungan, b. Beragam dan terpadu, c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan, e. Menyeluruh dan berkesinambungan, f. Belajar sepanjang hayat, g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. 2. Metode Belajar Hendaknya Diadaptasikan dengan Kemampuan Siswa Metode mengajar perlu disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan para siswa, sehingga perlu dalam membuat keputusan tentang kemampuan siswa. Suatu pembelajaran yang direncanakan serta disusun dengan baik, menggunakan metode yang tepat, dan diberikan oleh guru yang amat mahir, hampir tidak berguna apabila siswa tidak dapat mengikutinya dengan baik. 3. Metode Belajar Hendaknya Sesuai dengan Psikologi Belajar Dalam hubungannya dengan psikologi belajar ini, sering kali kita mengabaikan dua hal penting yaitu pengulangan secara berkala dan pemberian pengalaman langsung. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemberian pengalaman langsung semakin penting pada pendidikan IPA. 4. Metode Belajar Hendaknya Disesuaikan dengan Bahan Pengajaran Metode belajar untuk mata pelajaran yang satu berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya. Metode mengajar berenang berbeda dengan metode mengajar matematika. Bahan pengajaran dapat dianggap sebagai pedoman untuk menentukan metode mengajar yang akan digunakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode ceramah itu buruk atau baik. 5. Metode Belajar Hendaknya Disesuaikan dengan Alokasi Waktu dan Sarana Prasarana yang Tersedia Walaupun mengajarkan suatu topik bahasan secara ideal, ada ketersediaan waktu yang telah ditetapkan. Selain menentukan waktu dalam metode yang akan digunakan, dapat juga dipertimbangkan ketersediaan sarana dan prasarana. 6. Metode Belajar Hendaknya sesuai dengan Pribadi Guru Sebagai pedoman, dalam pengguaan metode mengajar oleh guru, dimana metode tersebut dianggap sebagai yang terbaik dan harus sesuai dengan kepribadiannya. Metode mengajar yang digunakan oleh seorang guru tidaklah harus sama dengan guru yang lain. Jadi yang terpenting dalam menggunakan atau memilih metode mengajar adalah kepribadian gurunya masing-masing. Salah satu alternatif dari penggunaan metode mengajar untuk pembelajaran IPA SD adalah sebagai berikut. No. Aspek Sub Aspek Metode Alternatif 1. Benda di sekitar kita Ciri-ciri benda Eksperimen 2. Benda dan sifatnya Perbedaan benda padat Studi lapangan dan benda cair 3. Bumi dan alam semesta Sumber daya alam Sumbang saran 4. Makhluk hidup dan Alat indra dan fungsinya Ceramah proses kehidupan 5. Makhluk hidup dan Penyesuaian diri dengan Studi lapangan proses kehidupan lingkungan untuk mempertahankan hidup 6. Makhluk hidup dan Perkembangbiakan Penemuan proses kehidupan makhluk hidup dan tanggapan makhluk hidup terhadap rangsangan
MODUL 4 : KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD
Ada beberapa macam pendekatan yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPA, yaitu pendekatan yang menekankan pada fakta, menekankan pada konsep dan menekankan pada proses. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Keterampilan Proses IPA serta Keterampilan Mengobservasi, Mengklasifikasi, dan Mengukur 1. Ketrampilan Proses IPA Ketrampilan proses IPA merupakan ketrampilan belajar sepanjang hayat, dapat digunakan untuk belajar berbagai macam ilmu, dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ketrampilan proses dikaitkan dengan ketrampilan fisik dan mental yang terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah. Ketrampilan proses dasar meliputi ketrampilan mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka. 2. Ketrampilan Mengobservasi Ketrampilan mengobservasi merupakan ketrampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki atau alat bantu indera untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi serta memberikan nama sifat-sifat/karakteristik dari objek atau kejadian. 3. Ketrampilan Mengklasifikasikan Ketrampilan mengklasifikasikan merupakan ketrampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan, menggolongkan, mengatur atau membagi objek/benda/kejadian/informasi berdasarkan sifat/karakteristik yang dimiliki menurut sistem atau metode tertentu. 4. Ketrampilan Mengukur Ketrampilan mengukur merupakan ketrampilan membuat observasi secara kuantitatif (terhadap standar ukuran tertentu) yang dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, massa, dan lain-lain.
Kegiatan Belajar 2 : Keterampilan mengkomunikasikan, Menginferensi,
Memprediksi, Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu, dan Mengenal Hubungan-hubungan Angka 1. Ketrampilan Mengkomunikasikan Ketrampilan mengkomunikasikan merupakan menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan, yang dapat dikembangkan dengan cara menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda /kejadian-kejadian secara rinci. 2. Ketrampilan Menginferensi Ketrampilan menginferensi merupakan ketrampilan membuat kesimpulan sementara dari yang kita observasi dengan menggunakan logika. Ketrampilan ini dapat dikembangkan dengan latihan-latihan yang mengembangkan lebih dari satu rangkaian keadaan yang diobservasi. 3. Ketrampilan Memprediksi Ketrampilan memprediksi merupakan ketrampilan menduga/ memprakirakan/ meramalkan beberapa kejadian/keadaan yang akan datang berdasarkan dari kejadian/ keadaan yang terjadi sekarang (yang telah diketahui), ketrampilan menggunakan grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan atau dugaan-dugaan. 4. Ketrampilan mengenal hubungan ruang dan waktu Ketrampilan mengenal hubungan ruang dan waktu meliputi ketrampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda lainnya atau terhadap waktu, atau ketrampilan mengubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Proses ini dapat dipecah ke dalam bermacam-macam kategori termasuk bentuk, arah, dan susunan yang berkaitan dengan ruang-waktu, gerak dan kecepatan, kesimetrisan, dan kecepatan perubahan. 5. Ketrampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan Ketrampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan meliputi kegiatan menemukan hubungan kuantitatif di antara data dan menggunakan garis bilangan untuk membuat operasi aritmatik. Menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-aturan atau rumus- rumus matematik untuk menghitung kuantitas atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar.
Kegiatan Belajar 3 : Keterampilan Proses Memformulasikan Hipotesis, Mengontrol
Variabel, Membuat Definisi Operasional, Menginterpretasi Data Ketrampilan proses IPA yang terintegrasi merupakan kombinasi dari beberapa ketrampilan proses dasar IPA. Ketrampilan proses IPA yang terintegrasi meliputi memformulasikan hipotesis, menamai variabel, membuat definisi operasional melakukan eksperimen menginterpretasikan data, dan melakukan penyelidikan. Memfomulasikan hipotesis berkaitan erat melakukan membuat ramalan. Hipotesis adalah ramalan atau prediksi yang bersifat khusus, yaitu meramalkan bagaimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel adalah faktor, kondisi dan atau hubungan antara kejadian atau sistem. Dikenal ada tiga jenis variabel yaitu variabel yang selalu berubah-ubah disebut variabel bebas, variabel yang merupakan hasil dari variabel yang diubah-ubah disebut variabel terikat dan variabel terkontrol supaya tetap sama selama percobaan berlangsung sehingga disebut variabel kontrol. Definisi operasional merupakan metode untuk memberi definisi, mengukur, atau mendeteksi adanya suatu variabel. Sebagai contoh misalkan disuruh membedakan 3 buah definisi operasional untuk mengukur daya serap dari kertas tisu yang meliputi : mencelupkan, mengangkat, dan menuang. Membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi bermakna disebut interpretasi data. Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data ke dalam tabel, gambar, dan bagan. Interpretasi data sangat penting untuk dikuasai karena akan sangat membantu kita dalam memberi makna dan pengertian yang diperoleh sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik.