Anda di halaman 1dari 6

MODUL 4.

KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD


KEGIATAN BELAJAR 1:
PENGERTIAN KETERAMPILAN PROSES IPA SERTA KETERAMPILAN
MENGOBSERVASI, MENGKLASIFIKASI, DAN MENGUKUR
A. PENGERTIAN
Keterampilan proses dianggap sangat penting dalam pembelajaran IPA. Wynnie
Harlen(1992) mengemukakan beberapa alasan untuk itu, yaitu :
1. Pengubahan ide-ide kearah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok)
tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang digunakan ini
berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan-keterampilan proses.
2. Pengembangan pengetahuan dalam IPA tergantung kepada kemampuan melakukan
keterampilan proses dalam perilaku ilmiah. Itulah sebabnya mengapa pengembangan
keterampilan proses mendapat perhatian.
3. Peranan keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah.
Carin (1992) menyampaikan pula beberapa alasan tentang pentingnya keterampilan proses
yaitu:
1. Dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisah dari
metode penyelidikan. Mengetahui IPA tidak hanya sekedar mengetahui materi ke-IPA-
ansaja, tetapi terkait pula dengan mengetahui bagaimana cara mengumpulkan fakta dan
menghubungkan fakta untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan. Ilmuan
menggunakan berbagai prosedur empiris dan analisis dalam usahanya dalam menjelaskan
misteri dari alam semesta. Prosedur ini disebut dengan proses IPA.
2. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat
digunakan bukan saja untuk belajar berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Semiawan, dkk (1992) mengemukakakn alasan karena:
1. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat membuat para guru tidak
mungkin lagi untuk mengajarkan semua fakta dan kosep yang ada pada siswanya.
2. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
contoh konkret.
3. Untuk menanamkan sifat ilmiah dan melatih melakukan penyelidikan ilmiah.
4. Merupakan wahana yang tepat untuk pengembangan konsep dan pengembangan sikap serta
nilai.
Pengertian keterampilan proses dikaitkan dengan keterampilan fisik dan mental yang terkait
dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam
suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru (Semiawan,
dkk, 1992). Menurut Esler dan Esler (1984) terdapat 8 keterampilan proses dasar dan 5
keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar meliputi keterampilan mengobservasi,
mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal
hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka.

B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang
dikembangkan dengan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan
nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Pendapat tersebut sejalan dengan
pendapat Abruscato (1988) dan Carin (1992). Keterampilan mengobservasi (keterampilan proses
yang paling dasar) merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan semua indera yang kita
miliki atau alat bantu indera untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi serta
memberikan nama sifat-sifat/karakteristik dari objek atau kejadian. Memperoleh kemampuan
untuk membuat yang teliti akan tidak dilatih untuk menentukan konsep, tidak dilatih untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.
1. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh konkret.
2. Penemuan ilmu pengetahuan bersifat relatif, jadi tidak mutlak benar seratus persen. Suatu
teori dapat tidak berlaku lagi dengan adanya data baru yang mampu membuktikan bahwa
teori tersebut keliru.
3. Dalam pembelajaran, pengembangan konsep seyogianya tidak terlepas dari pengembangan
sikap dan nilai.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya
menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem dan organisme hidup.
Sifat-sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk, ukuran, dan lain-lain.

C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler (1984) merupakan keterampilan yang
dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada (set yang
ditetapkan sebelumnya dari) sifat-sifat benda tersebut. Menurut Abruscato (1988) klasifikasi
merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau
kegiatan-kegiatan. Sedangkan Carin (1992) menyatakan bahwa klasifikasi adalah mengatur atau
mebagi objek, kejadian, atau informasi tentang objek ke dalam kelas menurut metode atau
system tertentu. Jadi keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan
melalui latihan-latihan mengkategorikan, menggolongkan, mengatur atau membagi
objek/benda/kejadian/informasi berdasarkan sifat/karakteristik yang dimiliki menurut sistem atau
metode tertentu. Skema klasifikasi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan untuk
menunjukkan persamaan, perbedaan, dan hubungan-hubungannya. Kegiatan yang dapat
dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang
berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing berdasarkan
sifatumumnya.
D. KETERAMPILAN MENGUKUR
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat dan sebagainya. Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengukur
adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin (1992)
mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar
yang konvensional atau standar nonkonvensional. Keterampilan mengukur merupakan
keterampilan membuat observasi secara kuantitatif (terhadap standar ukuran tertentu) yang
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan
yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, massa, dan lain-lain. Kemampuan
mengukur memerlukan kemampuan untuk menerapkan cara penghitungan dengan menggunakan
alat-alat ukur. Proses mengukur lebih melibatkan pertimbangan tentang menentukan jenis
instrument (alat) yang digunakan dan menentukan saat melakukan perkiraan dari pada
melakukan pengukuran secara tepat. Untuk melakukan latihan pengukuran, tahap pertama dapat
menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda-benda yang ada
disekitar, sedangkan tahap selanjutnya dapat menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan
sebagai alat ukur. Kebiasaan mengukur secara tepat dapat dikembangkan bila guru menunjukkan
bahwa dia menghargai kebiasaan itu sebagai bagian dari sifatnya. Siswa dapat diajarkan bahwa
rata-rata dari beberapa kali pengukuran merupakan cara terbaik untuk mengukur secara tepat.

KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN, MENGINFERENSI, MEMPREDEKSI,
MENGENAL HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU, DAN MENGENAL HUBUNGAN-
HUBUNGAN ANGKA
A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
Menurut Abruscato (1988) keterampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan yang dapat
dikembangkan dengan cara menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan
benda-benda/kejadian-kejadian secara rinci. Komunikasi yang jelas dan tepat merupakan dasar
untuk semua kegiatan ilmiah. Dalam hal mengkomunikasikan sesuatu dapat disampaikan secara
lisan atau tertulis. Adapun hal yang dikomunikasikan dapat berupa diagram, peta, grafik,
persamaan matematika, dan berbagai peragaan visual. Kemampuan untuk memilih penjelasan
tepat tentang benda, organisme, dan kejadian merupakan dasar untuk komunikasi lisan dan
tertulis secara efektif. Pelatihan untuk kegiatan keterampilan ini dapat berupa latihan membuat
dan menginteprestasikan informasi dari grafik, chart, peta, gambar, dan lain-lain. Siswa dilatih
untuk mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan dalam hal menjekaskan benda-benda
dan kejadian-kejadian secara rinci. Kemampuan mengkomunikasikan juga dapat dilatih melalui
penugasan untuk menyusun data dari suatu eksperimen ke dalam table atau grafik dan
melaporkan penemuannya kepada teman-temannya. Kegiatan yang lain lagi siswa ditugaskan
untuk menuliskan kejadian alam seperti perubahan cuaca dalam beberapa hari yang terjadi
dilingkungannya, seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur dan cara geraknya, beberapa hewan kecil
kemudian ditugaskan untuk menyiapkan carta diagram yang dilengkapi keterangan yang
meperlihatkan bagaimana tumbuhan baru tumbuh dari batang yang dipotong tanpa melalui biji
terlebih dahulu.
B. KETERAMPILAN MENGINFERENSI
Keterampilan menginferensi adalah keterampilan membuat kesimpulan sementara dari yang
kita observasi dengan menggunakan logika. Keterampilan ini dapat dikembangkan dengan
latihan-latihan yang mengembangkan lebih dari satu rangkaian keadaan yang diobservasi.
Contoh latihan yang diberikan adalah melakukan observasi terhadap cairan jernih yang tidak
berwarna, kemudian siswa mengidentifikasi bahwa cairan itu adalah air. Contoh lainnya adalah
siswa diminta untuk menyatakan penyebab panas, mencairnya es batu yang ditaruh dalam air.

C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan menduga, memprakirakan beberapa
kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan menggunakan grafik untuk menyisipkan dan
meramalkan terkaan-terkaan. Prediksi didasarkan pada observasi, pengukuran dan informasi
tentang hubungan variabel yang diobservasi. Prediksi yang tidak didasarkan pada observasi
hanya merupakan suatu terkaan. Prediksi yang tepat dapat dihasilkan dari observasi yang teliti.
Contoh kegiatan yang memprediksi lamanya lilin akan menyala.

D. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN RUANGDAN WAKTU


Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu meliputi keterampialan menjelaskan
posisi suatu benda terhadap benda lainnya atau terhadap waktu. Proses ini dapat dipecah ke
dalam bermacam-macam kategori termasuk bentuk arah dan susunan yang berkaitan dengan
ruang waktu, gerak dan kecepatan, kesimetrisan, dan kecepatan perubahan. Kegiatan untuk
melatih keterampilan ini adalah menamakan dan mengidentifikasi gambar-gambar geometris dua
dan tiga dimensi, mengenal bentuk-bentuk benda tiga dimensi dan bayangannya, membuat
pernyataan tentang simetri dari benda-benda.

E. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN BILANGAN-BILANGAN


Keterampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan meliputi kegiatan menemukan
hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis bilangan untuk membuat operasi
aritmatik. Menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-aturan atau rumus-rumus
matematik untuk menghitung kuantitas atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar.
Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai pi
dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk prasi
penambahan dan perkalian. Latihan-latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan
membandingkan benda-benda atau data berdasarkan faktor numeric membantu untuk
mengembangkan keterampilan ini.
KEGIATAN BELAJAR 3:
KETERAMPILAN PROSES MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS,
MENGONTROLVARIABEL, MEMBUAT DEFINISI OPERASIONAL,
MENGINTERPRETASI DATA
Keterampilan proses IPA yang terintegrasi adalah merupakan kombinasi dari beberapa
keterampilan proses dasar IPA. Keterampilan proses IPA terintegrasi meliputi memformulasikan
hipotesis, mengontrol variabel, membuat devinisi operasional melakukan eksperimen
menginterpretasikan data, dan melakukan penyelidikan.

A. MEMFORMULASI HIPOTESIS
Memformulasikan hipotesis berkaitan erat dengan melakukan prediksi. Hipotesis adalah
prediksi yang sangat khusus. Hipotesis meramalkan bagaimana suatu variable akan
mempengaruhi variabel lainnya. Pada umumnya hipotesis terdiri dari 2 variabel. Salah satu
variabel dapat diubah oleh peneliti yaitu variabel manipulasi merupakan variabel yang dapat
diubah-ubah, sedangkan variabel lainya diobservasi atau diukur untuk mengetahui sejauh mana
variabel tersebut dapat dipengaruhi. Hipotesis sangat berguna bagi orang yang melakukan
penyelidikan karena hanya memuaskan perhatian pada penyelidikan yang akan kita lakukan.
Kebanyakan berkenaan dengan inferensi yang dapat diuji atau percobaan yang mungkin dapat
dilakukan. Hipotesis biasanya diformulasikan dalam bentuk pernyataan “jika....., maka....”.

B. VARIABEL
Variabel adalah faktor, kondisi dan/atau hubungan antara kejadian-kejadian atau sistem.
Dikenal ada tiga jenis variabel yaitu variabel yang selalu berubah-ubah atau variabel bebas
(Manipulated Variable,MV), variabel yang merupakan hasil dari variabel yang diubah-ubah atau
variable terikat (Responding Variable, RV) dan variabel yang dikontrol supaya tetap sama
selama proses percobaan (Control Variable, CV). Dalam satu percobaan hanya satu variable
yang diubah,sedangkan variabel yang lainnya dibuat tetap atau sam selam percobaan dilakukan.
Variabel yang selalu dibuat tetap atau sama untuk setiap percobaan disebut variabel kontrol.
Oleh karena itu variabel adalah faktor-faktor atau kondisi yang merupakan bagian dari suatu
kejadian.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah metode untuk memberi definisi, mengukur, atau mendeteksi
adanya suatu variabel. Sebagai contoh Anda disuruh membedakan 3 buah definisi operasional
untuk mengukur daya serap dari kertas tisu yang meliputi: mencelupkan, mengangkat, dan
menuang. Definisi operasional dari ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Definisi operasional mencelupkan adalah jumlah air yang dapat diserap oleh kertas tisu
setelah dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dengan volume tertentu. Volume air yang
diserap adalah volume air mula-mula dikurangi dengan volume air setelah kertas tisu
diangkat.
2. Definisi operasional menyerap/mengangkat adalah volume air yang dapat diserap atau
merambat ke dalam kertas tisu setelah kertas tisu diangkat.
3. Definisi operasional menuang adalah volume air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah
air dituang ke dalam kertas tisu. Volume air yang diserap adalah volume air mula-mula
dalam gelas dikurangi volume air yang tersisa dalam wadah penampung.

D. INTERPRETASI DATA
Membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi bermakna disebut interpretasi data.
Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data ke dalam tabel atau gambar/bagan.
Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat gambar atau grafik dari hasil
pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha penulisan hasil observasi, membuat kesimpulan,
inferensi/penafsiran dan merekomendasi. Kesimpulan biasanya berkenaan dengan ringkasan dari
hasil pengamatan. Sedangkan inferensi adalah pernyataan umum yang berfungsi untuk
menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi bermakna. Rekomendasi adalah saran untuk
tindakan di masa yang akan datang berdasarkan kesimpulan dan inferensi yang telah dibuat.
Interpretasi data sangat penting untuk dikuasai karena akan sangat membantu kita dalam
memberi makna dan pengertian yang diperoleh sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai