Istilah tunarungu dikenakan bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran, mulai
dari yang ringan sampai dengan yang berat. Gangguan ini dapat terjadi sejak lahir
(merupakan bawaan), dapat juga terjadi setelah kelahiran.
Oleh karena kondisi khusus ini, anak tunarungu memerlukan bantuan khusus, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pendidikan, seperti bantuan layanan BKPBI.
Layanan BKPBI adalah layanan kekhususan yang merupakan kesatuan antara pembinaan
komunikasi dan optimalisasi sisa pendengaran untuk memersepsi bunyi dan irama.
a. Layanan bina komunikasi
Latihan membaca ujaran diberikan seperti dikte dengan bahan membaca ujarann berupa vocal,
suku kata, serta kalimat
b. Layanan bina persepsi bunyi dan irama
(BPBI)
Layanan bina persepsi bunyi dan irama merupakan layanan untuk melatih
kepekaan/penghayatan anak tunarungu terhadap bunyi dan irama.
Program latihan BPBI yang dikemukakan oleh Depdiknas (2007) dan sadjaah, E. &
sukardja (1996:234-239)
1. Latihan Deteksi/kesadaran terhadap bunyi
2. latihan mengidentifikasi bunyi
3. latihan membedakan/deskriminasi bunyi
4. latihan memahami bunyi latar belakang dan bunyi bahasa
2. Kebutuhan khusus anak dengan gangguan
komunikasi
Jenis- jenis kebutuhan khusus pada gangguan komunikasi
a. kebutuhan khusus anak dengan gangguan artikulasi
b. kebutuhan khusus anak yang gagap
c. Kebutuhan khusus anak yang mengalami keterlambatan dalam komunikasi verbal
d. Kebutuhan khusus anak dengan gangguan komunikasi karena autis
B. PROFIL PENDIDIKAN KHUSUS BAGI
ANAK TUNARUNGU
1. SISTEM PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNARUNGU
a. Sistem pendidikan segregasi
Penyelenggaraan pendidikan segresi ini dilaksanakan di tempat khusus dan terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan untuk anak mendengar atau normal.
Tempat pendidikan melalui system segresi :
1) Sekolah khusus
2) Sekolah dasar luar biasa (SDLB)
3) Kelas jauh/kelas kunjung
B. system integrasi
Merupakan system pendidikan yangmemberikan kesempatan kepada siswa tunarungu untuk
belajar bersama-sama dengan siswa mendengar/normal di sekolah biasa/sekolah regular
c. Sistem pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif bagi tunarungu merupakan pendidikanyang memberikan kesempatan bagi
siswa tunarungu untuk belajar bersama-sama dengan siswa mendengar di sekolah
biasa/regular.
2. metode komunikasi
a. metode oral-aural
b. metode manual(isyarat)
1. Abjad jari (finger spelling)
2. ungkapan badaniah/bahasa tubuh
3. bahasa isyarat asli
4. bahasa isyarat formal
3. Prinsip –prinsip pembelajaran siswa tunarungu
4. Strategi pembelajaran
5. Media pembelajaran
6. Fasilitas pendukung
7. penilaian(Asessment)
c. Profil pendidikan anak dengan gangguan
komunikasi
LaBlance (smith, J.D., 2006:214) Mengemukakan tiga prinsip bagi guru kelas membantu
siswa yang mengalami hambatan dalam berbahasa dan berbicara yaitu:
1. Berikan suatu contoh berbicara yang baik
2. Tingkatkan self-esteem (harga diri siswa)
3. Ciptakan lingkungan bicara yang baik
Intervensi gangguan Artikulasi
a. Pelaksanaan assesmen
b. Analisis hasil assesmen
c. Pembuatan program intervensi
d. Pelaksanaan program intervensi
e. Penilaian dan tindak lanjut