Fahrul Jamil
Visi Nusantara Maju
fahruljamil@gmail.com.
Menurut Aristoteles, yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif ikut
mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan
sebagai orang yang diperintah dan orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah.
Turner (1990) dalam bukunya Civics: Citizen in Action, menjelaskan bahwa warga
Negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah
hokum tertentu.
Kegiatan Belajar 2
Warga Negara yang Partisipatif
A. Pengertian Partisipatif
Partisipasi adalah keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam berbagai
kegiatan kehidupan bangsa dan negara, baik dalam politik, ekonomi, sosial dan
budaya maupun keamanan.
Ada tiga bentuk partisipasi menurut koentjaraningrat, yaitu (1) berbentuk tenaga,
(2) berbentuk pikiran, dan (3) berbentuk materi (benda). Terdapat unsur-unsur yang
harus dipenuhi untuk dapat dikatakan warga negara berpartisipasi adalah ada rasa
kesukarelaan (tanpa paksaan), ada keterlibatan secara emosional, dan memperoleh
manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya.
Warga negara yang berpartisipatif adalah warga negara yang senantiasa
melibatkan diri atau ikut serta dalam berbagai kegiatan dalam konteks kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan
budaya maupun keamanan. Dalam lingkup partisipasi meliputi:
B. Partisipasi politik
Partisipasi politik adalah keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem
politik yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing warga
negara. Secara teoritis dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu partisipasi poltik
konvensial dan partisipasi politik yang normal dalam negara demokrasi modern.
Berikut dikemukakan beberapa contoh prwujudan atau manifestasi partisipasi
politik.
a. Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah,
Respond an kritik tersebut diwujudkan masyarakat melalui berbagai
kegiatan di antaranya melakukan demonstrasi atau unjuk rasa dengan damai.
b. Aktif dalam partai polotik
Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik biasanya dengan cara yang konstitusional.
c. Aktif dalam kegiatan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
LSM sering juga diebut Ornop ( Organisasi Non-Pemerintah) merupakan
wadah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mewujudkan cara
berpolitik.
d. Diskusi politik
Proses diskusi merupakan bentuk pendidikan politik yang efektif guna
meningkatkan kemelekan politik dan kedewasaan politik warga masyarakat.
Agar partisipasi politik warga Negara dapat dilaksanakan dengan baik , maka
kita harus menghindari sikap:
(1) Apatisme (tidak punya minat atau tidak punya perhataian terhadap orang
lain, situasi atau gejala-gejala pada umumnya dan pada khususnya
(2) Sinisme (mengahayati tindakan dan motif orang lain dengan rasa curiga,
kecurigaan dan sifat sinis)
(3) Alienasi (rasa keterasingan seseorang dari politik dan pemerintahan
masyarakat )
(4) Anomie (rasa kehilangan nilai dan ketiadaan arah)
C. PARTISIPASI SOSIAL
Perwujudan partisipasi social dapat dilakukang denga cara , antara lain :
1. Membantu anggota masyarakat yang membutuhkan baik moril maupun materi
2. Turut serta membantu jalan keluar atas permasalahan kehidupan masyarakat
3. Tidak menjadi beban jadi masyarakat lain, justru menjadi motor penggerak
masyarakat kearah yang lebih baik.
4. Berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti dll
5. Turut menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban dalam kehidupan
masyarakat
6. Menjaga persatuan, kesatuan, dan keutuhan masyarakat
D. PARTISIPASI DALAM BIDANG EKONOMI
Contoh partisipasi dalam bidang ekonomi yang dapat dilakukan masyaarakat ,
antara lain adalah :
- Membayar pajak, hemat dan cermat dalam anggaran belanja, mensosialisasikan
gerakan menabung, menyisihkan sebagian harta untuk kepentingan warga yang
membutuhkan, bagi pejabat public tidak menggunakan fasilitas Negara untuk
keprluan pribadi, mampu membangun lapangan kerja baru, mengembangkan
jiwa kewirausahaan.
E. PARTISIPASI DALAM BIDANG BUDAYA
Contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan partispasi dalam bidang budaya :
1. menghilangkan etnosentrisme dan chauvinism
2. mencintai budaya local dan nasional
3. melakukan berbagai inovasi kreatifuntuk menyokong pengembangan budaya
daerah
Kegiatan Belajar 3
Wargaa Negara yang Bertanggung Jawab
A.PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Ridwan Halim (1988) mendefinisikan tanggung jawab sebagai suatu akibat lebih
lanjut pelaksanaan peran, baik peranan itu merupakan hak maupun kewajiban ataupun
kekuasaan.
Secara umum tanggug jawab diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan
sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu.
Purbacaraka (1988) berpendapat bahwa tanggung jawab bersumber atau lahir atas
penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang untuk menggunakan hak
atau/dan melaksanakan kewajibannya.
Dalam menggunakan haknya, setiap warga Negara harus memperhatikan
beberapa aspek, sebagai berikut :
1. Aspek kekuatan ( kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak)
2. Aspek perlindungan hukum
3. Aspek pembatasan hukum
Aspek-aspek dalam melaksanakan kewajiban :
1. Aspek kemungkinan (mungkin dan mampu untuk mengemban kewajibannya)
2. Aspek perlindungan hukum
3. Aspek pembatasan hukum
4. Aspek pengecualian hukum
Kegiatan Belajar 4
Warga Negara yang Religius dan Penuh Toleransi
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohamad dan Asrori Mohamad, (2006). Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara.
Assegaf, Abd. Rahman.( 2004). Pendidikan Tanpa Kekerasan : Tipologi Kondisi,
Kasus dan Konsep. Yogya: Penerbit Tiara Wacana.
Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 cara efektif mengatasi kekerasan pada
anak. Jakarta: PT. Grasindo.
Evertson M Carolyn.(2001).Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar.
Jakarta: Pranada media Group.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2017). Korelasi Penilaian Guru Terhadap Gaya
Kepemimpinan Asertif Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Di
SMPN 01 Jasinga Kabupaten Bogor. Lingua : Jurnal ilmiah Kajian
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3 (1) 201 7. 90-100.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Manajemen Kurikulum. Bogor : Program Studi
Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, W. B. (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan Sekolah,
dan Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan
Agama dan Keagamaan, 16 (2).
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Minati, Hilga. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas 3 SD Menggunakan Model Picture And Picture
dan Media Gambar Seri. JPSD. 4 (2), 228- 242.
Sulfemi, W. B., & Yuliana, D. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 5(1), 17-30.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Bergaul Tanpa Harus Menyakiti. Bogor : Visi
Nusantara Maju.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Yuliani, Nunung. (2019). Model Pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Edunomic :
Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. 7 ( 2) . 73-84
Sulfemi, Wahyu Bagja (2019). Modul Pembelajaran Perundang-Undangan
Pendidikan. Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, W. B. (2019). Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantu
Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat, Motivasi dan Hasil Belajar
IPS. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 4(1), 13-19.
Sulfemi, W. B. (2019). Manajemen Pendidikan Berbasis Multi Budaya. Bogor :
STKIP Muhammadiyah Bogor.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Manajemen Sekolah. Bogor : Program Studi
Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor.
Suprihatin, Y., & Sulfemi, W. B. (2013). Kemampuan Menulis Deskripsi. Bogor:
STKIP Muhammadiyah Bogor.