Kegiatan Belajar 2
Warga Negara yang Partisipatif
A. Pengertian Partisipasi
- Partisispasi lazimnya dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaaan warga negara dalam
berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan bernegara.
- Ada tiga parstisipasi menurut Koentjaraningrat : 1. Berbentuk tenaga, 2. Berbentuk pikiran, 3.
Berbentuk materi (benda).
B. Partisipasi Politik
- Rush and Althoff (1993) partisipasi politik adalah keterlibatan atau keikutsertaan individu warga
negara dalam sistem politik.
- Menurut Mas’oed dan MacAndrew partisipasai politik adalah sebagai berikut :
Parstisipasi politik konvensional Parstisipasi politik non-konvensional
1. voting 1. petisi
2. diskusi politik 2. berdemonstrasi
3. kampanye 3. konfrontasi
4. membentuk dan aktif dalam kelompok 4. mogok
kepentingan 5. tindakan terhadap harta benda
5. komunikasi individual dengan kekerasan 6. tindakan terhadapa manusia
politik pejabat politik dan administratif 7. perang gerilya dan revolusi
- Contoh perwujudan partisipasi politik :
a. Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah
b. Aktif dalam partai politik
c. Aktif dalam kegiatan lembaga Swadaya Masyarakat
d. Diskusi politik
Sikap yang harus dihindari dalam partisipasi politik adalah :
1. Apatisme, adalah sikap tidak punya minat atau tidak punya perhatian terhadapa orang lain,
situasi atau gejala-gejala pada umumnya dan khusunya.
2. Sinisme, adalah perasaaan yang menghayati tindakan dan motif orang lain dengan rasa
kecurigaan.
3. Alienasi, adalah perasaan keteransingan sendiri.
4. Anomie, adalah perasaan atau keadaan tanpa nilai dan norma.
C. Partisipasi Sosial
- Partisipasi sosial dapat terjadi apabila ada kepekaan sosial Sosial Sensitifity)
- Partisipasi sosial dapat diwujudkan dalam :
1. membantu anggota masyarakat yang membutuhkan
2. turut serta dalam membantu jalan keluar atsa permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. tidak menjadi beban masyarakata
4. berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti dan gotong-royong
5. menjaga persatuan
Menurut Margaret Branson (1994) untuk mencapai partisipasi warga yang bermutu dan
bertanggung jawab perlu dipenuhinya berbagai unsur, yaitu :
1. penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu.
2. pengembangan intelektual dan partisipatoris.
3. pengembangan karakter
4. komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamenta demokrasi konstitusional.
Kegiatan Belajar 3
Warga Negara yang Bertanggung Jawab
A. Pengertian Tanggung Jawab
- Ridwan Halima (1988) Tanggung Jawab sebagai akibat ebih lanjut dari pelaksanaan peranan,
baik peranaan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan.
- Secara umum tanggung jawab diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau
berperilaku menurut cara tertentu.
- Purbacaraka (1988) berpendapat bahwa tanggung jawab bersumber atau lahir atas penggunaan
fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang untuk menggunakan hak dan melaksanakan
kewajibannya.
- Tanggung jawab erat kaitannya dengan hak dan kewajibannya serta kekuasaan, sebab
pelaksanaan kewajiban serta penggunaan hak yang dimiliki dan melekat dalam diri setiap warga
negara harus disertai dengan tanggung jawab.
- Dalam menggunakan haknya, setiap warga negara harus memperhatikan aspek:
1. Aspek Kekuatan, yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut.
2. Aspek perlindungan hukum (Proteksi Hukum) yaitu yang melegalisir atau mensahkan aspek
kekuasaan atau wewenang yang memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk
menggunakan haknya tersebut.
3. Aspek pembatasan hukum (restriksi Hukum) yang membatasi dan menjaga jangan sampai
terjadi penggunanaan hak oleh suatu pihakyang melampaui batas sehiingga menimbulkan akibat
kerugian bagi pihak lain.
- Penggunaan tidak serta merta dapat digunakan sesuai dengan keinginan, namun hak kita
sesungguhnya terbatasi oleh hak orang lain.
- Dalam melaksankan kewajiban, harus memperhatikan aspek:
1. Aspek kemungkinan yaitu kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu sungguh mungkin dan
mampu untuk mengemban kewajibannya.
2. Aspek perlindungan hukum yaitu yang melegalisir atau mensahkan kedudukan pihak yang elah
melaksankan kewajibannya sebagai pihak yang harus dili dungi dari adanya tuntutan atau
gugatan terhadapnya, apabila ia telah melaksankan haknya dengan baik.
3. Aspek Pembatasan Hukum yaitu yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan kewajiban oleh
setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari batas minimalnya sehingga
menimbulkan kerugian bagi pihak lai.
4. Aspek pengecualian hukum yaitu suatu aspek yang memuat pertimbangan “jiwa hukum” dalam
menghadapi pelaksanaan kewajiban oleh seseorang atau suatu pihak yang tidak memadai.
- Menurut aristoteles warga negara yang bertanggung jawab adalah warga negara yang baik,
sedangkan warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki keutamaan atau
kebajikan selaku warga negara.
- Aristoteles mengemukakan bahwa fungsi setiap warga negara itu berbeda-beda antara satu
dengan lainnya.maknanya yaitu kebajikan seluruh warga negara itu tidak mungkin hanya satu.
- Menurut plato terdapat empat keutamaan yang dihubungkan dengan tiga bagian jiwa manusia
yaitu pengendalian diri yang dihubungkan dengan nafsu, keperkasaan yang dihubungkan dengan
semangat, kebijaksanaan yang dihubungkan dengan akal, dan keadilan yang dihubungkan
dengan ketiga bagian jiwa manusia tersebut.
- Sebagai warga negara yang baik harus mengetahui ruang lingkup tanggung jawab yang harus
diemban, yaitu meliputi :
1. Tanggung jawab pribadi seperti tanggung jawab terhadap tuhan YME, tanggung jawab terhdapa
diri sendiri .
2. Tanggung jawab sosial seperti tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara.
Kegiatan Belajar 4
Warga Neagra yang Religius dan Penuh Toleransi
A. Manusia sebagai Makhluk Religius
- Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang beragama yaitu makhluk yang percaya
akan kekuasaan tuhan Yang Maha Esa yang menguasai jagad raya beserta seluruh makhluk di
jagad raya ini.
- Agama merupakan “problem of ultimate concern” yakni maslah yang mengenai kepentingan
mutlak setiap orang.
- Menurut Paul Tellich sebagaiman dikutip Daud Ali (1988) mengatakan setiap orang yang
beragama selalu berada dalam keadaan terlibat dengan agama yang dianutnya.
- Rasyidi mengaskan bahwa manusia yang beragama itu”aneh” yakni Ia mengingatkan dirinya
keapada Tuhan, tetapi bersamaan dengan itu ia mesa bebas karena dengan itu ia bebsa
menjalnkan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Ia tunduk kepada Tuhan YME tetapi
bersaaan dengan itu ia erasa dirinya terangkat dengan menundukkan diri karena merasa
mendapatkan keselamatan.
- Landasan ideal pancasila menyebutkan bahwa negara berdasr atas Ketuhanan YME ini berarti
seluruh bangsa Indonesia meyakini dengan benar kekuasaan dan keesaan Tuhan, pencipta dan
pengurus seluruh penjuru alam beserta isinya.
B. Pengertian Warga Negara Religius
- Warga negara yang religius adalah warga neagara yang senantiasa memahami serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama yang dipeluk dan diyakininya dalam konteks
kehidupan sehari-hari baik di linglkungan keluaraga, masyarakat, bangsa dan negara.
- Warga negara yang hendak diwujudakan dalam proses pendidikan adalah warga negara yang
berimn dan bertakwa kepada Tuhan YME dan beakhlak mulia. Nilai-nilai kemianan dan
ketakwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap baik dalam hal:
1. Berhubungan dengan Tuhan
- Warga negara yang religius senantiasa tunduk dan patuh keapada perintah-perintah Tuhan dan
meninggalakan perbuatan-perbuatan yang tidak diperkenankan Tuhan.Hal itu dilakukan agar
kehidupannya senantiasa memperoleh bimbingan dan petunjuk seta Rahmat dari Tuhan YME
sehingga terwujud suasabna kehidupan yang damai dan sejahtera lahir dan batin.
- Ketundukan terhadap Tuhan YME dapat dilakukan melalui cara:
a. Melaksnakan ibadah secara khusus sebagai bentuk hubungan secara vertikal kepada Tuhan
YME. Contoh bagi seorang muslim shalat dan zakat.
b. Mensyukuri segala nikmat yang diberikan Tuhan keapada kita semua.
2. Berhubungan dengan sesama warga negara
Warga negara yang religius senantiasa menjalin hubungan atau interaksi sesama warga negara
atas dasar prinsip persamaan sebagai makhluk Tuhan yang memiliki harkat, derajat dan martabat
yang sama.
3. Berhubungan dengan lingkungan
Warga negara yang religius senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk memelihara dan
menjaga lingkungan untuk menjunjung kehidupan masyarakat yang lebih baik.
4. Berhubungan dengan pemerintah negaranya.
Warga negara yang religius harus berusaha menempatkan dirinya sebagai warga negara yang
berkewajiban untuk melaksankan hak dan kewajibannya dengan baik dan penuh tanggung jawab.