Anda di halaman 1dari 47

MODUL 11

KARAKTERISTIK WARGA NEGARA


INDONESIA DALAM KONTEKS INDIVIDU
YANG BERBHINEKA TUNGGAL IKA

NAMA DOSEN
JUNITA YOSEPHINE SINURAT,
M.Pd
PERKENALAN KELOMPOK

KHAULIYAH ISMAELI KASIM LATHIFAH MUBARAKIYAH MARLINA BR SIAGIAN


857156256 859505644 857154087

NURUL FALAHIYAH PUTRI YULIANA


857161978 857153845
MODUL 11 KB 1 :
WARGA NEGARA YANG CERDAS

Modul ini membahas :


1. Warga Negara yang cerdas.
2. Warga Negara yang partisipatif.
3. Warga Negara yang bertanggung
jawab.
4. Warga Negara yang religius dan penuh
toleransi.
Warga Negara dalam Bahasa Inggris disebut :
citizen
Dalam Bahasa Yunani Civics ( asal kata civicus )
yang berarti :
Penduduk sipil (citizen) ini melaksanakan kegiatan
demokrasi secara langsung dalam suatu polis atau
Negara kota (city state).
Ahli lain yaitu Turner (1990) dalam bukunya
berjudul Civics citizen and Action, menjelaskan :
Bahwa Warga Negara adalah anggota dari
sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di
wilayah tertentu.
Ada enam kompetensi Warga Negara, yaitu :
1. Kemampuan memperoleh dan menggunakan
informasi.
2. Menjaga dan membina ketertiban.
3. Membuat keputusan .
4. Kemampuan berkomunikasi.
5. Kerjasama.
6. Melakukan berbagai kepentingan yang benar.
DIMENSI – DIMENSI KECERDASAN
WARGA NEGARA

Dimensi – dimensi tersebut adalah, Sbb :

1. Kecerdasan Intelektual.
2. Kecerdasan Emosional.
3. Kecerdasan Spiritual.
4. Kecerdasan Moral.
MODUL 11 KB 2 :
WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF

Pengertian Partisipatif :
Dimaknai sebagai keterlibatan atau keikut sertaan Warga Negara
dalam berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan negara.

Ada 3 Bentuk Partisipasi :


1. Berbentuk Tenaga.
2. Berbentuk Pikiran.
3. Berbentuk Materi (Benda).
Partisipasi Politik :
Adalah keterlibatan Warga Negara dalam
kehidupan system politik, yang mana
disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki
masing – masing Warga Negara.

Berikut ini bentuk partisipasi politik


sebagaimana dikemukakan Mas’ oed dan Mac
Andrew ( 2000 ) :
Partisipasi Politik Konvensional :

1. Pemberian suara (Voting).


2. Diskusi Politik.
3. Kampanye.
4. Membentuk dan aktif dalam kelompok
kepentingan (Interest kekerasan poltik group).
5. Komunikasi individual dengan kekerasan politik
pejabat politik dan administrative.
Partisipasi Politik NoN-Konvensional

1. Pengajuan petisi.
2. Berdemonstrasi.
3. Konfrontasi.
4. Mogok.
5. Tindakan terhadap Harta Benda.
6. Tindakan terhadap Manusia.
7. Perang Gerilya dan Revolusi.
Partisipasi social :
Partisipasi sosial erat hubungannya dengan
kegiatan sebagai anggota masyarakat dan dalam
kehidupan social kemasyarakatan.
Partisipasi social dapat diwujudkan dengan cara :
1. Membantu masyarakat.
2. Turut serta membantu jalan keluar.
3. Tidak menjadi beban masyrakat.
4. Berpatisipasi dalam kegiatan kerja bakti atau
gotong royong.
5. Turut menjaga keamanan.
6. Menjaga persatuan dan kesatuan.
Partisipasi dalam Bidang Ekonomi :
1. Membayar pajak sesuai dengan ketentuan
dan peraturan hukum yang berlaku.
2. Hemat dan cermat.
3. Mensosialisasikan gerakan menabung.
4. Menyisihkan sebagaian harta untuk
kepentingan warga masyarakat.
5. Bagi pejabat public tidak menggunakan
fasilitas Negara untuk kepentingan sendiri
atau keluarga .
6. Menghimpun modal membuka lapangan
kerja baru.
7. Mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Partisipasi Dalam Bidang
Beberapa contoh sikap dan perilaku yang
Budaya :
mencerminkan partisipasi dalam bidang
budaya, yaitu :
1. Menghilangkan etnosentrisme dan
euvimisme.
2. Mencintai budaya local dan Nasional.
3. Melakukan berbagai inovasi kreatif untuk
menyokong pengembangan budaya daerah.
MODUL 11 KB 3 :
WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB

Pengertian Tanggung Jawab adalah :


Disimpulkan bahwa tanggung jawab erat
kaitannya dengan hak dan kewajiban serta
kekuasaan, sebab pelaksanaan kewajiban serta
kekuasaan serta penggunaan hak yang di
miliki dan melekat dalam diri setiap Warga
Negara harus diserta dengan tanggung jawab
Dalam menggunakan haknya, setiap Warga Negara
harus memperhatikan beberapa aspek, sbb :
1. Aspek kekuatan : Kekuasaan atau
wewenang untuk melaksanakan hak
tersebut.
2. Aspek perlindungan hukum (potensi
hukum) melegalisir / mensahkan aspek
kekuasaan yang memberi kekuatan hak
mutlak untuk pengguna haknya.
3. Aspek pembatasan hukum, yang membatasi
dan menjaga jangan sampai terjadi
pengguna hak oleh suatu pihak yang
melapapaui batas yang menimbulkan
kerugian.
Aristotales mengatakan bahwa :
Warga Negara yang bertanggung
jawab adalah warga negara yang
baik, sedangkan Warga Negara
yang baik adalah Warga Negara
yang memiliki (Exellence) atau
kebajikan (virtue) selaku Warga
Negara.

Dalam pandangannya : Keutamaan


atau kebajikan bagi setiap Warga
Negara sesuai fungsinya dan
peranannnya yang berbeda – beda
antara satu dengan yang lainnya.
Tanggung Jawan Warga Negara Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, adalah Sbb :
1. Mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai keyakinannya.
3. Melaksanakan perintahnya dan menjauhian
per larangannya.
4. Menuntut ilmu dan menggunakannya untuk
kebaikan.
5. Menjalin silahturahmi dan persaudaraan.
Tanggung Jawab Warga Negara terhadap
Masyarakat :
Diwujudkan dalam sikap dan perilaku sbb :
1. Memelihara ketertiban dan keamanan hidup
bermasyarakat.
2. Menjaga dan memelihara persatuan dan
kesatuan masyarakat.
3. Meningkatkan rasa solidaritas social.
4. Menghapuskan bentuk tindakan
diskriminatif dalam kehidupan masyarakat.
Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap
Lingkungannya.
Diwujudkan dalam perilaku, Sbb :
1. Memelihara kebersihan lingkungan.
2. Tidak mengeksplotasi alam secara
berlebihan.
3. Menggunakan teknologi yang ramah
lingkungan.
Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap
Bangsa dan Negarannya.
1. Memahami dan mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan dalam bidang politik,
ekonomi, social, budaya dan keamanan.
2. Menjaga dan memelihara nama Bangsa dan
Negara di mata dunia.
3. Membina solidaritas social.
4. Meningkatkan solidaritas social.
5. Meningkatkan Wawasan Kebangsaan
MODUL 11 KB 4 :
WARGA NEGARA YANG RELIGIUS
DAN PENUH TOLERANSI
Manusia sebagai makhluk social :
Manusia adalah homo religious artinya
makhluk yang beragama, makhluk yang
memiliki keyakinan akan kekuasaan Tuhan
YME yang menguasai alam jagad raya beserta
seluruh makhluk hidup lainnya.

Daud Ali (1998), mengatakan setiap orang yang


beragama selalu terlibat dengan agama yang
dianutnya.
Dalam Pancasila dan UUD 1945 alinea ke -3
menegaskan :
Bahwa:
Bangsa Indonesia berdasarkan atas
Ketuhanan YME, telah memberikan warna
dan corak khas dalam segenap aspek
kehidupan Bangsa Indonesia .
Pengertian Warga Negara
Religius :
Warga Negara Religius adalah :
Warga Negara yang senantiasa
memahami serta mengaktualisasikan
nilai – nilai ajaran agama yang
dipeluk dan di yakininya dalam
konteks kehidupan sehari – hari, baik
dilingkungan keluarga, masyarakat
maupun Bangsa dan Negara.
Pentingnya suatu toleransi:
Istilah toleransi berasal dar Bahasa Inggris
yaitu :
Tolerance yang artinya :
Memberi kebebasan atau membiarkan
pendapat orang lain dan berlaku sabar atau
lapang dada menghadapi orang lain.
Dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan :
Sikap menegang dalam makna menghargai,
membiarkan, membolehkan pendirian,
pendapat, kepercayaan, kelakuan yang lain
dari yang dimiliki oleh seseorang atau yang
bertentangan dengan pendirian orang.
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa :
Toleransi adalah sikap lapang dada
terhadap prinsip – prinsip atau pendirian
orang tampa mengorbankan prinsip dan
pendirian sendiri.
Daud Ali (1988) Mengemukakan

Bahwa ajaran islam terhadap prinsip


toleransi :
1. Tidak boleh ada paksaan baik secara
halus maupun kasar dalam
beragama.
2. Bebas memilih dan memeluk agama
yang diyakininya serta beribadah
menurut keyakinannya.
3. Tiada gunanya memaksa seseorang
agar ia menjadi seorang muslim.
4. Allah tidak melarang hidup
bermasyarakat dengan mereka yang
Secara umum toleransi dibagi 2, yaitu :

1. Toleransi agama adalah : toleransi yang


menyangkut keyakinan yang berhubungan
dengan akidah.
2. Toleransi social adalah : toleransi yang
menyangkut hubungan social kemasyarakatan.
MODUL 12 PENILAIAN
DALAM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
SD
PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SD
* Penilaian dalam Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah
Dasar
Modul ini merupakan muara dari kemampuan yang dituntut
seorang guru, setelah yang bersangkutan menguasai
berbagai
kompetensi yang berkaitan dengan substansi materi PKn
dan
pengembangan metode, media, dan sumber belajar.
* Prosedur dan alat penilaian dalam Pendidikan
Kewargaegaraan Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
Sedangkan secara khusus kemampuan yang diharapkan
muncul adalah :
* kemampuan menjelaskan konsep dan prinsip penilaian
Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI;
* merumuskan berbagai alat penilaian dalam PKn SD/MI;
* memilih model-model alat penilaian PKn SD/MI;
mencobakan penggunaan model alat penilaian PKn SD/MI
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN
PKn SD/MI
* Pembaruan dan inovasi dalam Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) serta keterkaitan dan
aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang
kreatif, produktif yang bersifat kooperatif dan
kolaboratif, menuntut konsep pembelajaran
terpadu melalui pengkajian dan pelatihan yang
berwawasan demokrasi dan Hak Asasi Manusia
(HAM).
* Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai
salah satu bidang kajian (Undang-Undang Sistem
Pendidikan No 20 Tahun 2003) dan program studi,
yang fungsi dan peranannya, antara lain sebagai
pendidikan hukum, pendidikan politik dan
pendidikan kewarganegaraan.
* Studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
yang lebih menekankan pada penanaman
nilai-nilai moral Pancasila yang selama ini
dikenal lewat Pedoman Penghayatan dan
Pengamatan Pancasila (P4) dan BP7 untuk
masyarakat. Perubahan orientasi tidak hanya
sampai disitu sebab nama mata pelajaran
PMP tersebut berubah lagi menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
didasarkan pada Undang-Undang Republik
Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang isinya didominasi
oleh materi P4 tersebut diatas dan melalui
Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, nama PPKn diubah lagi menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
* Penilaian diartikan sebagai kegiatan
menentukan nilai suatu objek.
* Dalam penilaian ada 4 unsur pokok,
yaitu:
1. Objek yang akan dinilai;
2. Kriteria sebagai tolok ukur;
3. Data tentang objek yang dinilai;
4. Pertimbangan keputusan
(judgment).
* Penilaian lebih bersifat komprehensif
yang meliputi pengukuran dan tes
merupakan salah satu alat bentuk dari
pengukuran.
* Gronlund ( 1985) mengemukakan
bahwa penilaian adalah suatu
proses yang sistematis dari
pengumpulan, analisis dan
interpretasi informasi/data untuk
menentukan sejauh mana siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran.
Pengukuran adalah suatu proses
yang menghasilkan gambaran
berupa angka-angka mengenai
tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki
oleh individu (siswa).
* Pengukuran lebih membatasi
kepada gambaran yang bersifat
kuantitatif (berupa angka-angka)
tentang kemajuan belajar siswa
(learning progress), sedangkan atau
penilaian bersifat kualitatif.
Keputusan penilaian ( value judgment)
tidak hanya didasarkan kepada hasil
pengukuran (quantitative description).
keduanya pada akhirnya
menghasilkan keputusan tentang
suatu objek yang dinilai.
* Penilaian dalam mata pelajaran PKn lebih
menekankan pada aspek afektif.
Jarolimek W.C. Parker (1993) menyatakan bahwa
dalam kaitanya dengan proses pembelajaaran ,
penilaian yang dilakukan guru bertujuan utnuk :
(1) membantu mengklarifikasi tujuan
pembelajaran (aspek-aspek belajar yang
penting) bagi peserta didik;
(2) menginformasikan kelebihan dan kekurangan
peserta didik dalam belajar;
(3) menginformasikan peserta didik bagaimana
meningkatkan proses dan hasil belajarnya;
(4) bahan informasi esensial kepada orang tua
dan masyarakat mengenai efektivitas program
sekolah.
KEGIATAN BELAJAR 2
BERBAGAI ALAT PENILAIAN DALAM PKn
SD/MI
* Penilaian merupakan bagian
yang integral dalam keseluruhan
proses belajar mengajar, ia
merupakan subsistemnya.
Penilaian harus dipandang sebagai
salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran, bukan hanya
sebagai cara untuk menilai
kberhasilan belajar siswa.
* Penilaian kelas menggunakan arti penilaian sebagai assessment, yaitu kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifan informasi tentang hasil
belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM).
* Secara terperinci tujuan penilaian kelas yaitu untuk memberikan:
1. Informasi tentang kemajuan hasil belajar.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatan belajar lebih lanjut.
3. Informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa.
4. Motivasi Belajar Siswa dengan cara memberikan informasi
tentang kemajuannya dan merangsangya untuk melakukan
usaha pemantapan atau perbaikan
5. Informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada
gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara
efektif.
6. Bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan
yang sesuai dengan keterampilan , minat dan kemampuannya.
Prinsip-prinsip penilaian kelas yaitu sebagai
berikut:
1. Valid;
2. Mendidik;
3. Beorientasi pada kompetensi;
4. Adil dan objektif;
5. Terbuka;
6. Berkesinambungan;
7. menyeluruh;
8. bermakna.
Penialan berbasis kelas pada mata pelajaran
Pendidikan Kearganegaraan, ditinjau dari dimensi
kompetensi yang ingin dicapai meliputi 3 ranah,
yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
Teknik mengumpulkan informasi dan
pengukuran
A. Tes Tertulis
B. Tes Perbuatan (Perfomance Treat)
C. Tes Lisan
D. Penilaian Non-Tes
1. Observasi
2. Kuesioner
3. Wawancara
4. Daftar Cek
5. Skala Pilihan
6. Studi Kasus
7. Portofolio
KEGIATAN BELAJAR 3
MODEL – MODEL ALAT PENILAIAN PKn SD/MI
A. Pengembangan Alat Penilaian Kelas Dalam PKn
Langkah-langkah mengembangkan berbagai alat
penilaian, meliputi:
1. Menyusun spesifik tes
a. Menetukan kompetensi dasar yang akan diukur
b. Menysusun kisi-kisi tes
2. Menulis tes
3. Menulis soal tes
4. Menelaah tes
5. Melakukan uji coba tes
6. Menganalisis butir soal
7. Memperbaiki soal tes
8. Merakit tes
9. Melaksanakan tes
10. Menganalisis hasil tes
B. Model-Model Alat Penilaian PKn SD/MI
1. Test
2. Non-test
C. Model Penilaian Catatan Anekdot
D. Model Penilaian Cocok
E. Model Penilaian Skala Bertingkat
(Numerical Rating Scale)
F. Model Penilaian Sosiometri
G. Model Penilaian Pedoman Wawancara
( Interview )
H. Model Penilaian Daftar Baik Buruk
I. Model Penilaian Daftar Tingkat Urutan
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGGUNAAN MODEL ALAT
PENILAIAN PKn BERBASIS
PORTOFOLIO
Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa yang bersifat
individual yang menggambarkan taraf pencapaian. Kegiatan belajar, kekuatan, dan
pekerjaan terbaik siswa tersebut.
Ciri dari koleksi ini dinamis, selalu bertumbuh dan berubah. Konteks yang berkenaan
dengan portofolio adalah:
1. Tujuan
A . Hasil hakikat belajar:
B. Fokus bukti
C. Rentang waktu
D. Hakikat bukti
2. Peran Penilaian
A. Pemantapan kembali pemahaman nilai
B. Penilaian jati diri
C. Penilaian formal
D. Momentum dan media (umpan balik)
3. Tujuan Penilaian Portofolio
a. Menghargai perkembangan yang terjadi pada siswa
b. Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa
c. Mendokumentasikan proses pembelajaran
d. Merefleksikan kesanggupan dan melakukan
eksperimentasi
e. Bertukar informasi
f. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif
siswa
g. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
h. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan
4. Prinsip Penilaian Portofolio
a. Saling percaya
b. Keberhasilan bersama
c. Kepuasan
d. Kesesuaian
e. Proses dan hasil
5. Karakteristik Penilaian Portofolio
a. Multisumber (dari berbagai sumber)
b. Authentic (dikembangkan dan disusun
oleh siswa)
c. Dinamis (terus berkembang dan
dikembangkan)
d. Eksplisit (kejelasan)
e. Integrasi
f. Kepemilikan
g. Beragam tujuan
1. Kelebihan portofolio
2. Kelemahan portofolio
Koleksi data pada penilaian portofolio adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data oleh peserta didik, meliputi:
a. Learning log (jurnal atau catatan pribadi)
b. Pemetaan konsep
c. Bermain peran
d. Self-assessment (pastiripasi peserta didik)
2. Pengumpulan data oleh pendidik, meliputi:
a. Anecdotal notes (catatan kejadian spontan)
b. Pemberian skor peta konsep
c. Feedback (komentak atau umpan balik)
Format penilaian portofolio
Format penilaian meliputi aspek-aspek apa saja yang
dinilai serta beberapa persen bobot nilai yang diberikan
kepada setiap aspek.
2. Pengamatan dan penilaian portofolio
Pengamatan atau observasi dilakukan kepada siswa,
terutama saat proses penyusunan portofolio
berlangsung,
misalnya pada:
a. Proses penyeleksian
b. Proses penyususnan
1) Koleksi
2) Organisasi
3) Refleksi
c. Proses akuntabilitas
d. Proses refleksi

Anda mungkin juga menyukai