Anda di halaman 1dari 26

MODUL11

Karakteristik Warga Negara Indonesia


Dalam Konteks Individu Yang
Berbineka Tunggal Ika

Disusun oleh:

1. Nunung Khilmiyati NIM. 857692418


2. Okki Wahyu Priutami NIM. 857692156
3. Rifana Habiba NIM. 857692346
4. Tri Hajar Pantariyadi NIM. 857699291
Kegiatan Belajar 1

Warga Negara Yang Cerdas

A. KONSEP WARGA NEGARA

1. Yang menguasai atau yang


memerintah
2. Yang dikuasai atau yang
diperintah
B. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA
YANG CERDAS

Manfaat:
1. Kemampuan memperoleh
a. Memperluas wawasan pemikiran
dan menggunakan informasi
b. Mengetahui perkembangan informasi
c. Meningkatkan keterampilan mengambil
keputusan
d. Berpikir kritis dan kreatif

2. Menjaga dan membina


Contoh sikap: ketertiban
a. Menggunakan hak milik
b. Menghargai hak dan kewajiban
c. Tidak memaksa kehendak
d. Menjunjung toleransi
e. Menerima keanekaragaman
f. Memecahkan konflik
Pengambilan keputusan:
a. Rasional
3. Membuat keputusan b. Sistematis
c. Logis
d. Bermakna

4. Kemampuan berkomunikasi

Perwujudan komuniksi efektif:


a. Menyampaikan ide-ide kritis
b. Mengkomunikasikan program pemerintah
c. Memanfaatkan saluran komunikasi
d. Mengembangkan etika komunikasi
Sikap yang harus dimiliki:
a. Mendahulukan kepentingan umum 5. Kerja sama
b. Saling menolong
c. Menjunjung HAM
d. Demokratis
e. jujur

6. Melakukan berbagai
kepentingan dengan benar

Sikap yang harus dimiliki:


a. Toleran
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. respek
C. DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN
WARGA NEGARA

Minat

Dorongan ingin tahu

Dorongan ingin membuktikan kenyataan

Dorongan ingin menyelidiki

Dorongan ingin menemukan sendiri


Kegiatan Belajar 2

Warga Negara yang Partisipatif


Pengertian Partisipatif

Dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam

berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan negara.

Bentuk Partisipatif

1. Berbentuk tenaga

2. Berbentuk Pikiran

3. Berbentuk Materi (Benda)


Partisipasi Politik

Adalah keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem


politik, yang mana disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki masing-masing Warga Negara.

Bentuk partisipasi politik:

1. Partisipasi politik konvensional

2. Partisipasi politik Non-Konvensional


Partisipasi Politik Konvensional

1. Pemberian suara (voting)


2. Diskusi politik
3. Kampanye

4. Membentuk dan aktif dalam kelompok kepentingan


(interest kekerasan politik group)
5. Komunikasi individual dengan kekerasan politik pejabat
politik dan administrative.
Partisipasi Politik Non-Konvensional

1. Pengajuan petisi
2. Berdemonstrasi
3. Konfrontasi

4. Mogok
5. Tindakan terhadap harta benda

6. Tindakan terhadap manusia


7. Perang gerilya dan revolusi
Partisipasi Sosial

Partisipasi sosial erat hubungannya dengan kegiatan


sebagai anggota masyarakat dan dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Partisipasi sosial dapat diwujudkan dengan cara:
1. Membantu masyarakat
2. Turut serta membantu jalan keluar
3. Tidak menjadi beban masyarakat
4. Berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti atau gotong royong
5. Turut menjaga keamanan

6. Menjaga persatuan dan kesatuan


Partisipasi Ekonomi
1. Membayar pajak
2. Hemat dan cermat
3. Mensosialisasikan gerakan menabung

4. Menyisihkan sebagian harta untuk kepentingan masyarakat


5. Tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan
pribadi atau keluarga (bagi pejabat publik)
6. Membuka lapangan kerja baru
7. Mengembangkan jiwa kewirausahaan
Partisipasi Budaya
Beberapa contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan
partisipasi dalam bidang budaya, yaitu:
1. Menghilangkan entrosentrisme dan euvimisme.

2. Mencintai budaya lokal dan nasional.


3. Melakukan berbagai inovasi kreatif untuk menyokong
pengembangan budaya daerah.
Kegiatan Belajar 3
WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB

tanggung jawab sebagai suatu akibat


lebih lanjut daripelaksanaan
peranan,baik perananitu merupakan
hak maupun kewajiban ataupun
kekuasaan (Ridwan Halim 1998)
tanggung jawab lahir atas
penggunaan fasilitas dalam
penerapan kemampuan tip orang
untuk menggunakan hak dan
melaksanakan kewajibannya
(Purbacaraka 1998)
Dalam menggunakan haknya,setiap warga negara harus
memperhatikan beberapa aspek,yaitu :
Aspek kekuatan yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan
hak tersebut.

1. Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) mengesahkan aspek


kekuasaan yang memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak
untuk menggunakan haknya
2. Aspek pembatasan hukum (retriksi hukum) yang membatasi dan
menjaga jangan sampai terjadi penggunaan hak yang melampaui
batas sehingga menimbulkan akibat kerugian bagi pihak lain.
3. Aspek pengecualian hukum,yang memuat pertimbangan “jiwa
hukum “dalam menghadapi pelaksanaan kewajiban oleh seseorang
atau pihak yang tidak memadai.
TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA

Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakan Nya kepada kita semua

Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan


kkepercayaan masing-masing

Melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganNya

Menuntut ilmu dan menggunakannya dalam kebaikan

Menjalin silatur rahim (persaudaraan) demi terwujudnya


masyarakat yang aman,tentram,damai dan sejahtera.
TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP
MASYARAKAT

Sebagai anggota masyarakat setiap individu mempunyai tanggung jawab,


antara lain dapat dilakukan dengan sikap sebagai berikut :

1. Memeliharkan ketertiban dan keamanan hidup bermasyarakat.

2. Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat.

3. Meningkatkan rasa solidaritas sosial dengan sesama.

4. Menghapus bentuk-bentuk tindakan diskriminatif dalam kehidupan di

masyarakat.
TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP
LINGKUNGAN

Tanggung jawab warga masyarakat terhadap lingkungan dapat di


wujudkan dengan contoh sikap atau perilaku sebagai berikut :
1. Memelihara kebersihan lingkungan,seperti tidak membuang sampah
sembarangan.
2. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan,mengingat
keterbatasan sumber daya alam yang ada.
3. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan,agar kebersihan dan
keasrian lingkungan tetap terjaga dengan baik
TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP
BANGSA DAN NEGARA

1. Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita ,yaitu pancasila dalam


kehidupan sehari- hari.
2. Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan negara di mata dunia
internasional sebagai bangsa dan negara yang
merdeka,berdaulat,berperadapan dan bermartabat.
3. Menjaga persatuan bangsa dengan menghindari sikap perilaku yang
diskriminatif.
4. Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesa.
5. Meningkatkan wawasan kebangsaan agar senantiasa terbaina rasa
kebangsaan,paham kebangsaan,dan semangat kebangsaan pada setiap diri
warga negara.
Kegitan Belajar 4

Warga Negara Yang Religius dan Penuh Toleransi

A. Manusia Sebagai Makhluk Religius


Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang baeragama, makhluk
yang mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai
alam jagad raya beserta makhluk lainnya di dunia ini. Agam merupakan “problem
of ultimae concern” yakni masalah yang mengenai kepentingan mutlak setiap
orang. Lebih tegas lagi Paul Tellich sebagaimana dikutip Daud Ali (1988) mengatak
setiap orang yang beragama selalu berada dalam keadaan (involved) dengan
agama yang dianutnya.
Landasan ideal negara kita pancasila dengan tegas menyebutkan bahwa negara
berdasar atas ketuhanan yang Maha Esa, ini berari seluruh bangsa Indonnesia meyakini
dengan benar kekuasaan dan keesaan Tuhan, pencipta dan pengurus seluruh penjuru
alam beserta isinya ini.

B. Pengertian Warga Negara Yang Religius

Nilaai-nilai keimanan dan ketaqwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap


maupun perilaku yang ditampilkan oleh setiap warga negara, baik dalam hal (1)
berhubungan denga Tuhan, (2) berhubungan dengan sesama warga negara, (3)
berhubungan dnegan lingkungnnya, maupun (4) berhubungan dengan pemerintah
negaranya.
(1) Dalam berhubungan dengan Tuhannnya, warga negara yang
religius senantiasa tunduk dan patuh kepada perintah-
perintah Tuhan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan
yang tidak diperkenankan Tuhan.

(2) Dalam berhubungan dengan sesama warga negara, warga negara


yangreligius senantiasa menjalin hubungan atau interaksi sesama warga
negara atas dasar prisip persamaaan sebagi makhluk Tuhan, yang
memiliki harkat, derajat, dan martabat yang sama oleh karena itu,
sikap dan perilaku yang diskriminatif baik atas dasar ras, keturunan, etnis,
buadaya, agama, maupu bahasa, tidak sesuai dengan prinsip dan ajaran
agama manapun.
(3) Dalam berhubungan dengan lingkungannya, warga negara yang religius
senantiasa. Berusaha seoptimal untuk memelihara dan menjaga
lingkungan untuk menunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik.

(4) dalam berhubungan dengan negaranya warga negara yang religius


berusaha menempatkan dirinya sebagai warga negara yang berkewajiban
untukmelaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik dan penuh
tanggung jawab.

C. Pentingnya Suatu Toleransi

Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), toleransi diartikan sebagai


sikap menegang, dalam makna mengahargai, membiarkan, membolehkan
pendirian, pendapat, kepercayaan, kelakuan yang lain yang dimilki oleh seseorang
atau bertentantangan dengan pendirian orang.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa toleransi
adalah sikap lapang dada terhadap prinsip atau pendirian orang, tanpa
mengorbankan prinsip dan pendirian tersendiri. Secara umum toleransi dibagi
menjadi 2 jenis yaitu:

(1) Toleransi agama, toleransi agama adalah toleransi yang menyangkut


keyakinan yang berhubungan dengan akidah

(2) Toleransi sosial, toleransi yang menyangkut hubungan sosail


kemasyarakatan
Perwujudan sikap toleran dapat dimanifestasikan sebaai berikut:

(1) Bergaul atau berinteraksi dengan sesama warga masyarakat dengan


tidak menonjolkan perbedaan agama, keturunan, bahasa, budaya, ras,
atau etnik.

(2) Tidak melakuka tindakan yang memprovokasi, seperti mengadu


domba, rasa kedaerahan (primordialisme) yang sempit atau etnosntrisme,
pelecehan agama tertentu.

(3) Tidak mencampuradukkan ajran-ajaran agama yang satu dengan yang


lainnya.

Anda mungkin juga menyukai