Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN

ETIKA dalam PENGUATAN KARAKTER BELA NEGARA

Nama Kelompok :

1. Siti Yuliyah (2016330002)


2. Putri Novia Lestari (2016330005)
3. Fifi Rahmawati (2016330022)
4. Lucky Nanda E F (2016330062)
5. Moch. Yusril Abdillah Amiputra (2016330082)
6. Dhana Rakzy Islam (2016330084)
7. Achmad Febrihansyah (2016330085)
8. Nestiana Mamun (2016330031)
9. Kartika Dian K (2014330028)
BAB XII

ETIKA dalam PENGUATAN KARAKTER BELA NEGARA

A. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti: tempat tinggal,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam hal
ini, kata etika sama pengertiannya dengan moral. Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang
buruk. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Dapat diketahui bahwa ternyata etika memiliki banyak arti dapat dilihat dari dua hal
berikut:
a. Etika sebagai praksis: sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat,
kebiasaan,nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau
masyarakat.
b. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran atau penilaian moral. Etika sebagai
pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap
moralitas dan sistematis.

B. Tujuan mempelajari Etika


Tujuan untuk mempelajari etika adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku
atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
b. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
c. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom.
d. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
e. Untuk memiliki kedalaman sikap, untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab
terhadap hidupnya.
f. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.
g. Sebagai norma yang dianggap berlaku.
h. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional
terhadap semua norma.

C. Pengertian Bela Negara


Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.
Peran penting Bela Negara dapat dikuak secara lebih jernih dan mendalam
melalui perspektif pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya,
kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan
pergolakan bersenjata dari dalam. Kalau ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia tidak
siap, semuanya bisa kembali ke titik nol. Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam
salah satu poin tujuan nasional yaitu “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia”. Pernyataan ini menjadi dasar dari tujuan pertahanan. Ia tidak
berdiri sendiri tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau ketertiban sipil dan
berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan kesejahteraan (memajukan
kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan tujuan
kedamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi).
Dasar hukum undang-undang tentang upaya bela negara yaitu:
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan
negara dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang.. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara
pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Hal ini terjadi sejak
seseorang lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya mencari penghidupan.
Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga bisa melakukannya baik
secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara
perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap
kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai
semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan
nasionalisme.

D. Unsur Dasar Bela Negara


a. Cinta Tanah Air
b. Kesadaran Berbangsa & bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa & negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara

E. Tujuan Bela Negara


a. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
b. Melestarikan budaya
c. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
d. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
e. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara

F. Fungsi Bela Negara


a. Merupakan kewajiban setiap warga negara.
b. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman.
c. Merupakan panggilan sejarah.
d. Menjaga keutuhan wilayah negara.
G. Manfaat Bela Negara
a. Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.
b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
d. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.
e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
f. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
g. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
h. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
i. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin, .
j. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

H. Contoh Bela Negara


a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan
keluarga)
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan
masyarakat)
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
h. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)

I. Etika dalam Pendidikan Karakter


Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang
sama (masih) tetap memikul peran multidimensi. Pendidikan berperan bukan hanya merupakan
sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi reformasi pendidikan sangat mutlak diperlukan untuk
membangun karakter atau watak suatu bangsa yang bertujuan untuk membangun Indonesia yang
lebih demokratis dan beretika, sehingga betul-betul menjadi Indonesia baru yang madani, yang
bersatu padu. Di samping itu, peran pendidikan nasional dengan berbagai jenjang dan jalurnya
merupakan sarana paling strategis untuk mengasuh, membesarkan dan mengembangkan warga
negara yang demokratis dan memiliki keadaban kemampuan, keterampilan, etos dan motivasi serta
berpartisipasi aktif, merupakan ciri dan karakter paling pokok dari suatu masyarakat madani
Indonesia
Martin Luther King pernah menyatakan sebuah ungkapan yang menarik banyak
orang di dunia berbunyi intelligence plus character-that is the goal of true education. Dari
ungkapannya, King berpendapat, bahwa kepintaran saja tidak cukup, butuh karakter.
Dengan begitu, karakter sangat penting atau mungkin lebih penting, karena anak pintar
yang tidak memiliki karakter baik, dia akan menjadi petaka bagi bangsa, karena
kepintarannya akan digunakan untuk merusak.
Dalam pendidikan karakter semua komponen haruslah dilibatkan sehingga bisa
mempengaruhi seseorang dalam pembentukan karakter. Berikut beberapa etika dalam
pendidikan karakter yang sangat penting diterapkan dalam cara membentuk karakter:

a. Kepedulian dan Empati


Yang dimaksud dengan etika kepedulian dan empati dalam pendidikan karakter
adalah menanggapi perasaan, pikiran dan juga pengalaman orang lain sebab ia
merasakan kepedulian pada sesama. Selain itu, kepedulian dan empati adalah usaha
untuk mengenali pribadi orang lain dan juga usaha membantu orang lain yang sedang
kesusahan. Selain itu juga meliputi mengenali rasa kemanusiaan terhadap orang lain.
b. Kerja Sama
Kerja sama adalah usaha menggabungkan tenaga dari diri sendiri dengan orang lain
sehingga bisa bekerja untuk mencapai sebuah tujuan. Selain itu, kerja sama juga
memiliki arti membagi pekerjaan dengan orang lain supaya sebuah tujuan nantinya bisa
dicapai.
c. Berani
Berani adalah kemampuan untuk menghadapi sebuah kesulitan, bahaya dan juga
sakit dengan menggunakan cara agar situasi bisa dikendalikan sekaligus cara
menguatkan mental. Berani juga memiliki arti mengenali sesuatu hal yang sedikit
menakutkan atau menantang lalu mulai melakukan pemikiran strategi supaya bisa
menghadapi situasi tersebut.
d. Teguh dan Komitmen
Keteguhan hati dan juga komitmen adalah kemampuan untuk bertahan untuk
mencapai sebuah cita cita, pekerjaan dan berbagai urusan lainnya dan juga janji yang
dipegang dengan teguh terhadap sebuah keyakinan.
e. Adil
Adil adalah usaha untuk memperlakukan orang lain dengan cara memakai sikap
yang tidak memihak dan juga dilakukan dengan wajar yang penting dalam cara
membangun sikap kritis. Adil juga mengartikan memiliki pandangan yang jujur dalam
kehidupan sehari hari dan juga dalam situasi khusus tanpa adanya pengaruh dari mana
pun dan siapa pun juga.
f. Suka Menolong
Suka menolong merupakan kebiasaan baik untuk membantu orang lain dan selalu
siap untuk mengulurkan tangan sekaligus secara aktif selalu mencari kesempatan untuk
menyumbang baik dalam bentuk barang dan juga tenaga sehingga cara meningkatkan
persepsi antar pribadi bisa dilakukan.
g. Jujur dan Integritas
Jujur dan integritas merupakan cara berbicara jujur atau tidak bohong serta
memperlakukan orang lain dengan cara yang adil. Selain itu, jujur juga dilakukan pada
diri sendiri sekaligus tetap berpegang teguh dengan nilai nilai moral itu sendiri.
h. Sabar
Sabar merupakan sikap yang mampu dan bisa untuk mengendalikan diri dari
berbagai kelambatan untuk mencapai kesempatan khusus atau cita cita sebagai salah
satu cara menjadi pribadi yang dewasa. Selain itu, menunggu juga berarti menunggu
atas segala kebutuhan dan juga kepentingan dengan cara yang tenang dan bisa
mengendalikan diri dari gangguan orang lain serta menunda keinginan yang bisa
merugikan diri sendiri.
i. Banyak Akal
Banyak akal merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir secara kreatif
mengenai sebuah metode dan juga bahan yang berbeda beda dan dilakukan sebagai
cara menanggulangi situasi yang baru dan sulit. Banyak akal juga mengartikan bisa
membuat pertimbangan dengan menggunakan imajinasi dan segala pilihan terbaik
untuk menemukan cara memecahkan sebuah masalah.
j. Hormat dan Tanggung Jawab
Sikap hormat adalah cara menghormati orang lain dengan cara mengagumi,
menghargai dan juga memiliki penghargaan khusus sekaligus berlaku sopan pada orang
lain dan memperlakukan mereka dengan cara yang baik. Sedangkan tanggung jawab
adalah bisa dipercaya sekaligus bisa diandalkan mengenai sebuah perbuatan atau
tindakan. Tanggung jawab juga mengartikan segala perbuatan dan tindakan yang akan
dilakukan bisa dipertanggungjawabkan.
k. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghormati antar sesama tanpa perlu memandang
suku, ras, agama atau pun aliran dan juga sikap saling membantu antar sesama manusia
untuk mewujudkan sebuah kebaikan yang membutuhkan peran lingkungan dalam
pendidikan karakter.
l. Bangga
Bangga merupakan cara untuk menghargai diri sendiri sekaligus merasa senang
saat bisa menyelesaikan sebuah tugas yang cukup memberi tantangan atau bisa
mendapatkan sesuatu yang sudah diinginkan.
m. Loyalitas
Loyalitas adalah usaha agar selalu bisa setia pada sebuah komitmen dengan orang
lain baik itu keluarga atau teman dan juga kelompok tertentu. Selain itu, loyalitas juga
mengartikan tetap bisa menjaga komitmen meski sedang berada dalam keadaan sulit
dan terdapat banyak rintangan yang menghalangi.
n. Disiplin Diri dan Mandiri
Disiplin diri merupakan penerapan disiplin pada anak usia dini untuk membiasakan
diri sendiri dalam taat pada peraturan atau kesepakatan yang sudah dibuat dan juga
melakukan sebuah perbuatan yang baik. Sedangkan mandiri adalah kebebasan untuk
melakukan apa saja yang dibutuhkan diri sendiri sekaligus mempertimbangkan pilihan
dan juga mengambil keputusan sendiri.
o. Humor
Humor adalah kemampuan seseorang untuk bisa merasakan dan menanggapi
sebuah hal yang lucu baik dari luar ataupun dari diri sendiri dan juga menciptakan
suasana yang cerah dalam kehidupan sehari hari sebab dengan wajah tersenyum, situasi
senang dan tertawa serta menggelikan akan menciptakan suasana yang baik.

J. Etika Moral Bela Negara


Pada tahun 1937-an, Eyang Sosrokartono (kakak RA Kartini), pernah
mengingatkan para pemimpin termasuk calon pemimpin agar ing ngarsa sung tuladha (di
depan memberi contoh) dan ing madya mangun karsa (di tengah memberikan motivasi).
Namun sampai menjelang akhir tahun ini, mereka belum melaksanakan ajaran itu, malah
beberapa memberikan teladan yang tidak baik. Kondisi politik dan sosial bangsa kita yang
pada saat ini diejawantahkan melalui demokrasi barat, eksplanasinya amburadul.
Reformasi dan otonomi kebablasen, yang oleh Gubernur (waktu itu, kini almarhum) HM
Ismail disebut karut-marut karena etika dan moral para pemimpin yang tidak memahami
ajaran Sosrokartono. Kalau etika diartikan baik buruknya cara bertindak, dan moral
diartikan sebagai ajaran baik buruknya laku, maka pada saat ini, kita dapat menilai
bagaimana sebenarnya etika dan moral bangsa, lebih-lebih pemimpinnya.
Pada tahun 1999-2009, yang dipamerkan para pemimpin dari anggota DPRD, DPR,
wali kota, bupati, gubernur, sampai pejabat negara, adalah parade kebobrokan. Sebagian
besar terjerat kasus korupsi, ditahan, dihukum sehingga tidak patut menjadi teladan
generasi muda. Kasus yang melibatkan ; pejabat KPK, polisi, dan kejaksaan membuktikan
betapa etika dan moral benar-benar tidak patut ditiru. Indonesia dijuluki sebagai negara
terkorup di Asia Tenggara dan terburuk birokrasinya di Asia, sesudah India. Tahun 2009
ini adalah tahun prihatin, tahun pertaruhan awal pemerintahan II SBY.
Dikatakan, generasi Soekarno-Hatta mampu mendobrak dan mengusir Jepang dan
menolak penjajahan kembali Belanda yang mau memanfaatkan Sekutu melalui van Mock.
Generasi pejuang itu bisa menciptakan NKRI yang bebas dari penyakit penjajahan.
Indonesia merdeka dan berdaulat, serta menyediakan jembatan emas bagi bangsanya
(Mangunwijaya JB, 1998. Penguatkan kembali etika dan moral, lebih-lebih diarahkan
untuk bela negara, adalah suatu hal yang tidak mudah. Harus ada forum rembuk bangsa
mendalam, objektif, dan ilmiah. Hal ini perlu dipahami, sebab pada saat ini bangsa dan
negara, baru gandrung pada budaya asing. Kegandrungan itu dapat dilihat pada tata
kehidupan spiritual atau agama, gaya hidup, dan cara berpakaian.
Bangsa ini oleh H Mardiyanto (mantan mendagri), disebut baru kehilangan harga
diri, jati diri, dan kepercayaan diri. Demokrasi dan ekonomi yang liberal, pilkada dan
pilpres secara langsung, ternyata hasilnya jauh dari harapan. Sementara itu, Mochtar Mas
menyoroti, bahwa arah demokrasi yang lemah itu berdampak pada rusaknya etika dan
moral. Bangsa Indonesia yang dulu terkenal santun, sekarang seperti kehilangan etika dan
moralnya sehingga tidak patut diteladani. Lagi Bangsa ini mudah marah, suka tawuran, dan
lebih mementingkan pribadi dibanding mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Kita harus tahu, bahwa di antara kita tentu ada yang tidak baik, akan tetapi sebagai bangsa
yang santun, kewajiban kita harus membimbing mereka yang tidak baik untuk menjadi
baik. Selain itu, sebagai generasi muda, jangan mudah putus asa dan harus selalu waspada
demi kejayaan bangsa. Karena itu, mari kita merenung, apakah mampu melaksanakan
ajaran Sastra Cetha yang kelihatannya sederhana, tetapi aplikasinya sulit.
Etika dan moral berada dalam tata kehidupan, berada dalam tingkah laku, dan
berada dalam diri. Bela Negara juga berada pada kesadaran sebagai bangsa dan kecintaan
pada bangsa dan negara, yang semuanya ada di dalam dada. Sebagai bangsa yang tahu
negaranya menuju ke kemunduran harus berani bangun, buang sifat suka berbuat nista dan
lakukan yang utama. Jika hal itu dilakukan pada gilirannya akan mampu mengembalikan
tata etika dan moral, dan pasti rela berkorban membela bangsa dan negara demi kejayaan
NKRI.
K. KASUS:
Kasus Penyimpangan Terhadap Bela Negara

“Sebut Sila Ke-5 Bebek Nungging, Zaskia Gotik Dikecam”

Protes keras para peselancar dunia maya membanjiri akun instagram penyanyi dangdut,
Zaskia Gotik. Lantaran di salah satu program stasiun televisi, Zaskia dinilai menghina
pancasila dan tidak menghargai Hari Proklamasi. Pemilik nama Zaskia Shinta itu
menyebut sila kelima Pancasila dengan kata 'bebek nungging'.
"Apa lambang sila kelima pancasila," tutur Denny `Cagur` di acara itu. "Bebek
Nungging," jawab Zaskia di sebuah kertas.
"Hati-hati kalau bicara, menghina pancasila sama dengan tidak menghargai negara.
Bukan alasan enggak tahu walaupun Zaskia cuma sekolah tamatan SD," kata akun
Adya. Rabu 16 Maret 2016.

Seorang anggota DPD Fahira Fahmi Indris yang melaporkan kasus tersebut
menuturkan, “Soal ZG ini sangat merisaukan dan hatus diproses secara hukum karena
telah melakukan pelecehanterhadap lambang negara. Lambang negara bukan untuk
dipermainkan.”

Latar belakang pendidikan Zaskia yang hanya Sekolah Dasar, menurut Ketua Umum
Komunitas Pengawas Korupsi M. Firdaus di Markas Polda Metro Jaya.tidak bisa dijadikan
alasan untuk menghina lambang negara. Baginya, sebagai warga negara Indonesia, Zaskia
wajib menghargai segala perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan di masa lalu.

Banyaknya hujatan yang diterimanya, rupanya membuat Zaskia gelisah bahkan


sampai menangis. Ia tak menyangka kejadian itu mengundang kecaman netizen.
"Nangis karena banyaknya hujatan. Ini risiko, apa yang diperbuat harus tanggung
jawab. Ya mungkin ini cambukan, cubitan buat Neng. Neng enggak tahu kalau itu
nggak boleh," kata Zaskia kepada wartawan.
L. ANALISIS:
Dalam kasus tersebut, perbuatan yang dilakukan oleh Zaskia Gotik mencerminkan
perilaku penimpangan terhadap bela negara karena dinilai kurang berpendidikan dan
tidak bermoral. Karena televisi merupakan media yang banyak ditonton banak pihak,
terutama anak-anak. Anak-anak adalah peniru yang baik dan anak-anak dinilai mudah
terpengaruh. Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang sudah
dirumuskan dan dipikirkan dengan matang oleh tokoh-tokoh penting Indonesia. Apa
yang seharusnya kita lakukan adalah memelihara nilai-nilai yang terkandung pada
Pancasila, bukan untuk mengejek dan dibuat untuk bahan candaan kejadian ini
merupakan bentuk bela negara secara non-fisik.

Anda mungkin juga menyukai