Anda di halaman 1dari 31

MATERI UJIAN SEKOLAH PPKn 2021

1) Peserta didik dapat mengidentifikasi Anggota Panitia 9 dengan tepat (VII)

NAMA ANGGOTA PANITIA SEMBILAN :


a. Ir Soekarno (Sebagai Ketua)
b. Mohammad Hatta (Sebagai Wakil Ketua)
c. Achmad Soebardjo (Sebagai Anggota)
d. Moh Yamin (Sebagai Anggota)
e. KH Wahid Hasyim (Sebagai Anggota)
f. Abdul Kahar Muzakir (Sebagai Anggota)
g. Abikoesno Tjokrosoejoso (Sebagai Anggota)
h. Agus Salim (Sebagai Anggota)
i. AA Maramis (Sebagai Anggota)

2) Menunjukkan Tokoh Perumus Dasar Negara Dalam Sidang BPUPKI dengan


benar (VII)
NAMA NAMA TOKOH PERUMUS DASAR NEGARA :
a. Mohammad Yamin
b. MR Soepomo
c. Ir. Soekarno

3) Menentukan Pilihan Usulan Dasar Negara Dari Tokoh pada gambar (VII)

a. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan
ahli hukum. Beliau memberikan lima hal untuk dijadikan dasar negara saat berpidato,
kelima hal itu adalah:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri ke-Tuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat

Mohammad Yamin juga memberikan usulan dalam bentuk tertulis. Namun, usulan dalam
bentuk tertulis ini berbeda dengan usulan yang ia ungkapkan saat berpidato. Berikut
usulan yang ia berikan dalam bentuk tertulis:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Dr. Soepomo

Selain Mohammad Yamin, Dr. Soepomo juga memberikan lima rumusan untuk dijadikan
dasar negara, kelima rumusan itu adalah:

1. Persatuan.
2. Kekeluargaan.
3. Keseimbangan lahir dan batin.
4. Musyawarah.
5. Keadilan rakyat.
c. Ir. Soekarno

Tokoh lain yang memberikan usulan untuk dasar negara adalah Ir. Soekarno. Beliau
memberikan tiga usulan untuk dijadikan dasar negara, yakni Pancasila, Trisila, dan
Ekasila.

Rumusan Pancasila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:

1. Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme.


2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang maha esa

Rumusan Trisila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:

1. Sosio – nasionalisme
2. Sosio – demokratis
3. Ke – Tuhanan

Rumusan Ekasila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:

1. Gotong – royong

4) Menganalisis nilai-nilai Pancasila tentang bantuan pemerintah terhadap rakyat


yang terkena covid 19 (IX)
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung makna adanya keyakinan akan
keberadaan Tuhan YME yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya. Melalui
kejadian pandemi corona ini, kita tersadarkan adanya sebuah relasi antara Tuhan YME,
manusia dan alam semesta. Apa yang terjadi kini tidak lepas dari kehendak Tuhan YME
dan juga tidak terlepas dari kesalahan relasi manusia dengan alam yang tidak harmonis
dan seimbang.

Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan makna bahwa setiap
manusia adalah makhluk yang beradab yang perlu diakui dan diperlakukan sesuai harkat
dan martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan YME, memiliki derajat, hak dan
kewajiban yang sama. Setiap manusia dilengkapi dengan olah pikir, rasa, karsa, dan
cipta. Melalui hal itu, manusia membangun budaya, nilai-nilai dan norma-norma yang
dijadikan landasan untuk bersikap dan bertingkah laku di masyarakat.
Dalam situasi pandemi corona ini tentu aspek kemanusiaan pada sisi kesehatan, ekonomi,
sosial, agama, hukum, budaya dan lain sebagainya sangatlah perlu menjadi perhatian dan
menjadi dasar bagi penyelenggaraan negara dan relasi sesama manusia yang berujung
pada rasa keadilan bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Semua masyarakat
mendapatkan hak perlindungan dan bantuan yang adil dari pemerintah. Di sisi lain,
masyarakat Indonesia pun memiliki kewajiban untuk patuh dan taat terhadap ketentuan
hukum dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam menanggulangi
pandemi Covid-19 ini.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Sila ini memberikan karakteristik yang holistik atas
paham kebangsaan Indonesia dan didalamnya terkandung makna nasionalisme. Dalam
konteks situasi pandemi corona ini tentunya kita butuh rasa nasionalisme, kekeluargaan,
kebersamaan, dan gotong-royong ini. Kita bahu membahu dalam menghadapi dan
mengatasi pandemi ini dengan memberikan bantuan materil maupun non materi serta doa
pada saudara-saudara kita. Melepas ego kita untuk berempati dan menghormati
pengorbanan para tenaga medis, relawan dan lain-lainnya. Bersatu untuk melawan corona
dengan selalu patuh dan taat terhadap ketentuan hukum yang berlaku terkait upaya
penanganan pandemi corona ini.

Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini memberikan makna adanya sifat bijaksana,
tanggung jawab terhadap Tuhan YME maupun terhadap sesama manusia, dan cinta akan
kebenaran dalam kerangka negara berkedaulatan rakyat. Demokrasi juga menjadi makna
yang kental untuk sila keempat ini. Mengusung sila keempat ini, tentu makna demokrasi
ada dalam upaya penanganan pandemi corona ini di mana tidak hanya pemerintah saja
yang harus berperan tetapi peran masyarakat pun menjadi unsur yang penting. Setiap
putusan yang telah diambil oleh pemerintah tentu nya hasil dari upaya musyawarah dan
kesepakatan bersama yang selanjutnya dilaksanakan dalam tindakan bersama demi
kepentingan bangsa ini.

Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila kelima ini menyiratkan
keadilan yang berlaku bagi seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Tentu keadilan yang
dimaksud adalah keadilan yang berdasarkan Ketuhanan YME. Dalam konteks ini, sikap
adil kepada sesama, menghormati hak orang lain, sifat saling menolong dan menghargai
sesama dan melakukan pekerjaan yang membantu untuk kepentingan bersama adalah hal
yang perlu dilakukan terutama dalam masa pandemi corona ini.
5) Dapat menganalisis nilai moral Pancasila dalam situasi sidang dasar negara (IX)
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila seperti yang teruang dalam
Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 itu adalah sebagai berikut:

1. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa :


a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Bearadab :
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban anatar sesama
manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sika tenggang rasa dan tepa-selira.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Persatuan Indonesia :


a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka
Tunggal Ika.

4. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan :
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Dengan itikat baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.

5. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka member pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

6) Contoh penerapan semangat para pendiri dalam kehidupan sehari-hari di


lingkungan sekolah (IX)
1. Tidak terlambat masuk sekolah
2. Mengikuti upacara
3. Mematuhi aturan sekolah
4. Mengerjakan PR
5. Tidak mencontek saat ujian
6. Tidak membolos sekolah/pelajaran

7) Menentukan 2 perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai sila ketiga (VIII)


Sila ketiga “Persatuan Indonesia“

Memiliki nilai Persatuan, sila ketiga ini memiliki kandungan moral bahwa setiap orang
wajib untuk menjunjung tinggi dan mencintai tanah air, bangsa, dan negara Indonesia,
ikut memperjuangkan kepentingannya, mengambil sikap yang solider dan layak terhadap
sesama warga negara
Contoh Perilaku yang sesuai :

1. Tidak mudah bertengkar di dalam rumah.


2. Senantiasa menjaga amarah dan emosi.
3. Berteman dengan siapa saja.
4. Menghindari perbuatan tawuran antar sekolah.
5. Tidak menciptakan kelompok-kelompok yang dapat menyebabkan disintegrasi
nasional.

8) Menerapkan semangat dan komitmen para pendiri negara Pancasila kedalam


kehidupan berbangsa dan bernegara (VII)

1) Semangat dalam membela tanah air. Contohnya mau mewakili negara mengikuti
ajang kompetisi Internasional dari berbagai bidang
2) Bangga menggunakan produk dalam negeri, karya anak Indonesia
3) Bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari
4) Bangga menggunakan bahasa daerah dan mau melestarikan bahasa daerah tempat kita
atau orang tua dilahirkan
5) Bangga sebagai anak Indonesia
6) Mau menjadi sukarelawan jika dibutuhkan
7) Ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional
8) Ikut berpartisipasi dalam memperingati Hari Kemerdekaan
9) Bangga dan mau menggunakan mata uang negara
10) Mau bahu-membahu menjaga perdamaian, kerukunan hidup lingkungan sekitar
11) Menghargai perbedaan atau pluralisme bangsa
12) Tidak egois terhadap kepentingan pribadi dan selalu mengutamakan kepentingan
umum
13) Mengutamakan prinsip musyarawah dan mufakat dalam mengambil keputusan
bersama
14) Siap membantu negara apabila dibutuhkan sesuai keahlian di bidangnya

9) Menyimpulkan pelaksanaan fungsi Pancasila (VII)


Berikut fungsi dan peranan Pancasila bagi bangsa Indonesia:
 Pancasila bertindak sebagai dasar negara.
Kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indobesia (NKRI)
adalah sebagai dasar negara. Dalam buku Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar
Negara (2012) Ronto, sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi
penyelenggaraan negara. Konsekuensi dari rumusan itu berati seluruh pelaksanaan
dan penyelenggaraan pemerintah negara Indonesia termasuk peraturan perundang-
undangan merupakan mencerminkan dari nilai-nilai Pancasila. Kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis konstitusional dalam
pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang
menguasai hukum dasar negara Indonesia.

 Pancasila bertindak sebagai ideologi negara.


Pancasila sebagai ideologi negara merupakan tujuan bersama bangsa Indonesia
yang diimplementasikan dalam pembangunan nasional. Ideologi diartikan sebagai
gagasan, konsep, atau ilmu. Di mana mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur. Nilai-nilai yang ada pada setiap butir Pancasila sebagai pedoman dasar
dalam melangsungkan kehidupan. Sebagai ideologi negara, Pancasila memiliki
fungsi pokok dalam kehidupan bernegara, yakni: Mempersatukan bangsa,
memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan. Membimbing dan
mengarahkan bangsa menuju tujuan atau cita-citanya. Memberikan tekad untuk
memelihara dan mengembangkan identitas bangsa. Menyoroti kenyataan yang ada
dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.

 Pancasila sebagai falsafah bangsa.


Dalam buku Pendekatan Dogmatika Hukum dan Teori Hukum Terhadap Fungsi
Sosial Hak Milik Dalam Konteks Negara Hukum Pancasila (2019) karya Boli
Sabon, Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara Republik Indonesia adalah
harga mati, tidak boleh diganggu gugat. Dalam peranan tersebut, Pancasila perlu
didalami dan dipahami terus menerus agar mampu membentuk suatu sistem ide
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehingga tidak rentan terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang bisa menumbangkannya.

 Pancasila sebagai dasar hokum.


Dalam buku Pokok-pokok Filsafat Hukum: Apa dan Bagaimana Filsafat hukum
Indonesia (1995) karya Darji Darmodiharjo, Pancasila merupakan menjadi sumber
dari segala sumber hukum negara Indonesia. Pancasila telah disahkan oleh suatu
badan yang memang berwenang untuk itu. Dasar negara Pancasila dinyatakan
secara tegas dalam pokok-pokok pikiran dari pembukaan UUD 1945.

 Pancasila sebagai sumber norma.


Norma merupakan aturan tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat.
Meski aturan norma tidak dalam bentuk tertulis, tapi secara sadar masyarakat
mematuhinya. Setiap masyarakat harus menaati norma-norma yang berlaku di
lingkungan masyarakat. Keselarasan dengan Pancasila menjadi menjadi
keunggulan norma di Indonesia.
 Pancasila sebagai pandangan luhur bangsa merupakan sebuah kesepakatan hasil
rumusan para pendiri bangsa. Dalam proses perumusan Pancasila dilakukan lewat
musyawarah mufakat dan saling menghormati usulan-usulan meski berbeda.

 Pancasila sebagai cita-cita bangsa Dilihat dari kedudukannya, Pancasila


mempunyai kedudukan yang tinggai yakni sebagai cita- cita bangsa. Nilai-nilai
Pancasila merupakan konsep abstrak dilihat sebagai tipe ideal yang menjadi cita-
cita masyarakat. Baca juga: Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Sebagai
pandangan hidup, Pancasila memegang peranan membuat bangsa Indonesia berdiri
kokoh, tahan terhadap segala ancaman atau gangguan. Itu menunjukkan arah atau
tujuan yang akan dicapi sesuai cita-cita.

10) Mengatasi masalah sampah setelah selesai acara (IX)

Bisa dibersihkan, disapu dsb.

11) Menunjukkan wujud pelaksanaan bela negara untuk bangsa dan Negara (IX)

Mematuhi peraturan hukum yang berlaku dan Membayar pajak tepat pada waktunya.
Baca berikutnya

12) Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


(IX)
Dalam kehidupan masyarakat itu konteksnya lokal, setempat, di lingkungan sekitar
tempat tinggal saja. Tetapi, kehidupan berbangsa dan bernegara itu bersifat umum dan
dilakukan oleh seluruh masyarakat di dalam sebuah negara. Misalnya membayar pajak,
mematuhi peraturan lalu lintas, dsb.

13) Memberikan atau menciptakan solusi tentang buta aksara yang ada di
daerah Indonesia (IX)
Dia memaparkan ada empat strategi pemerintah untuk memberantas buta aksara.
Pertama, melakukan pemutakhiran data buta aksara, baik melalui survei atau sensus yang
dilakukan pemerintah maupun yang dilakukan masyarakat.

Dengan mengacu pada data-data mutakhir dan lengkap, menurut Jumeri intervensi yang
dilakukan akan lebih tepat sasaran. Misalnya, memberi prioritas pada daerah tertentu,
kelompok gender tertentu, dan tingkat belanja rumah tangga tertentu.
Termasuk di dalamnya membeli prioritas pada kelompok non-disabilitas. Pasalnya
populasi buta aksara usia 15-59 tahun di kelompok ini masih besar yakni 8,50%,
sedangkan non-disabilitas hanya sebesar 1,68%.

"Langkah kedua adalah strategi penuntasan buta aksara melalui layanan program
pendidikan keaksaraan. Agar efektif, difokuskan pada daerah yang terdapat persentase
buta aksara tertinggi," kata Jumeri.

Upaya melalui sistem klaster untuk wilayah dengan angka buta aksara tertinggi ini
diklaim cukup efektif. Di wilayah-wilayah inilah Kemendikbud menggulirkan program-
program keaksaraan dengan memperhatikan kearifan lokal.

Strategi ketiga adalah mengembangkan kemitraan antara pemerintah pusat dengan


daerah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan nonformal. Dengan perguruan tinggi,
misalnya, dapat dilakukan dengan KKN tematik khusus pemberantasan buta aksara.

Kemitraan ini, lanjut Jumeri, bukan hanya dapat memberantas buta aksara. Melainkan
juga bisa mempertahankan dan meningkatkan literasi populasi yang baru terbebas dari
buta aksara melalui berbagai kegiatan bimbingan.

Sedangkan strategi keempat dengan menerapkan program secara daring dan inovasi
pendekatan dan metode pendidikan keaksaraan. Jumeri menyebut pandemi covid-19
menjadi momentum untuk melakukan upaya tersebut.

"Dengan menganalisis peran pendidik, guru-guru di daerah, dan masyarakat karena


dalam hal ini keaksaraan tidak harus guru formal, tetapi guru berbasis masyarakat," ujar
Jumeri.

Dia berpendapat seseorang dapat meningkatkan kualitas hidup dan meraih jenjang karier
yang tinggi apabila sudah melek huruf. Sebab dapat mengakses pendidikan baik formal
maupun nonformal seperti pendidikan kesetaraan.

14) Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya


sila ke lima Pancasila
Contonya menghargai hasil karya orang lain dan memanfaatkannya untuk keberhasilan
bersama.

Nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah nilai keadilan. Bangsa
Indonesia ingin agar seluruh masyarakatnya hidup adil atau mendapat keadilan yang
merata dalam berbagai bidang.
a. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Misalnya kerja bakti.
b. Memberi pertolongan atau bantuan kepada tetangga yang membutuhkan tanpa
mengharap imbalan.
c. Menjaga ketenangan atau tidak gaduh.
d. Merawat fasilitas umum yang telah disediakan.
e. Menjaga kelestarian alam dengan menanam pohon.
f. Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai anak.
g. Berperilaku adil dan tidak pilih kasih.
h. Rajin menabung.
i. Menghormati hak orang lain, misalnya tidak mengganggu orang yang sedang beristirahat.
j. Membantu orang tua atau saudara dalam membereskan rumah.

15) Menganalisis cerita yang berkaitan dengan penerapan norma di lingkungan


keluarga (VII)
1.menaati aturan agama dalam keluarga
2.menjaga nama baik keluarga
3.mematuhi aturan sopan santun
4.menggunakan dan merawat fasilitas keluarga dengan tertib
5.setiap anggota keluarga melaksanakan hak dan kewajibannya
6.melaksanakan pola hidup sederhana
7.melaknsanakan aturan yang diselakati keluarga
8.tidak berkata kasar
9.menghargai pendapat adik atau kakak
10.tidak membantah Orang tua.

16) Alasan yang mendasari direvisinya rumusan dasar negara dalam Piagam
Jakarta (VII)
Alasan yang mendasari direvisinya rumusan dasar negara dalam piagam Jakarta yaitu
karena piagam Jakarta belum menampung aspirasi masyarakat yang non muslim terutama
masyarakat di bagian timur. Dari kalimat yang awalnya “Ketuhanan, dengan kewajiban
melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”

17) Salah satu perubahan yang terjadi pada UUD NRI Tahun 1945 sebelum
disyahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 (VII)
a. Pada kata Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar.
b. Pada alinea keempat telah mendapat perubahan dari Drs. Mohammad Hatta yang
berbunyi "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syari'at Islam bagi
Pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dirubah
karena sebagian Warga Negara Indonesia ada yang beragama non-muslim.
c. Pada pasal 29 ayat 1 yang berbunyi "Negara berdasarkan atas Ketuhanan denga
Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya-pemeluknya" diubah
menjadi "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa". Hal ini
dikarenakan sebagian Warga Negara Indonesia ada yang beragama non-muslim.
d. Pada pasal 6 ayat 1 yang berbunyi "Presiden adalah orang Indonesia asli yang
beragama Islam" dirubah menjadi "Presiden adalah orang Indonesia asli".

18) Dapat menunjukkan apabila dalam keadaan genting presiden dapat membuat
suatu perundang-undangan (VIII)
Presiden bisa membuat suatu perundanng undangan dalam posisi genting. Perundang
undagan tersebut dinamakan Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang).

19) Hierarkhi system perundang-undangan nasional menurut UU No. 12 tahun


2011

20) Contoh perbuatan mematuhi peraturan perundang-undangan di sekolah

21) Mengidentifikasi contoh pelaksanaan norma kesopanan

Contoh Norma Kesopanan Dalam Masyarakat Indonesia:


a. Tidak berkata kasar
b. Makan tidak sambil berdiri dan berbicara.
c. Menyapa tetangga ketika bertemu di jalan sebagai bentuk keramahan
d. Menghormati orang yang lebih tua
e. Memberikan tempat duduk untuk orang tua dan ibu hamil
f. Membuang sampah pada tempatnya
g. Menerima sesuatu dengan tangan kanan
22) Manfaat menaati norma agama
1. Hidup kita semakin terarah pada nilai nilai agama
2. Hidup menjadi lebih tenang
3. Melatih diri sendiri untuk taat aturan dan disiplin
4. Kita tidak dikenai sanksi karena tidak melanggar

23) Memahami makna dari sumpah pemuda


Makna Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia yang pertama yaitu menyatukan
perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan para pemuda dalam mendapat kemerdekaan
sangat besar.

Kala itu, pemuda dan pemudi tokoh Sumpah Pemuda telah mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran moral bahkan harta benda demi menyatukan bangsa Indonesia.

Tanpa makna Sumpah Pemuda serta perjuangan pemuda dan pemudi kala itu, mungkin
saja Indonesia tak mencapai kesatuan untuk melawan penjajah negeri. Para pemuda
pemudi terbukti berhasil menyatukan keutuhan Indonesia.

24) Memahami makna dari sumpah pemuda

25) Menunjukkan syarat untuk mengubah UUDN RI 1945


Kedua, perubahan berdasar atas Pasal 37 UUD 1945 setelah perubahan. Ketentuan Pasal
37 ayat (1) UUD 1945 setelah perubahan menjelaskan, bahwa usul perubahan pasal-pasal
undang-undang dasar, dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh
sekurang-kurangnya sepertiga dari jumlah anggota MPR. Ayat (2), setiap usul perubahan
pasal-pasal undang-undang dasar diajukan secara tertulis dan ditujukan dengan jelas
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya. Ayat (3), untuk mengubah pasal-
pasal undang-undang dasar, sidang MPR dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah anggota MPR. Ayat (4), putusan untuk mengubah pasal-pasal undang-undang
dasar dilakukan dengan persetujuan lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh
anggota MPR. Ayat (5), khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan.

26) Organisasi yang menandai kebangkitan nasional


Berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr Sutomo dan para
mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) menandai kebangkitan
nasional Indonesia. Sejak 1908 itulah, sejarah Indonesia memasuki babak baru yaitu
masa pergerakan nasional.
27) Menuliskan pasal dalam UUDN RI 1945 tentang bela negara
a. Pasal 27 Ayat 1, Taat pada Hukum dan Pemerintah
Salah satu pasal yang berkaitan dengan kewajiban seorang warga negara adalah pasal 27
ayat 1. Pasal ini mewajibkan seorang warga untuk taat kepada hukum dan juga
pemerintahan. Sementara bunyi dari pasal 27 ayat 1:
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
b. Pasal 27 Ayat 3, Warga Negara Ikut dalam Pembelaan Negara
Warga negara Indonesia wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara yang
disesuaikan dengan UUD 1945. Pasal yang tercantum di dalamnya adalah pasal 27 ayat 3
dengan bunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.”
c. Pasal 30 Ayat 1, Ikut dalam Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara
Sebagai warna negara Indonesia, masyarakat wajib untuk ikut serta dalam usaha di
bidang pertahanan dan keamanan negara. Hal ini tercantum dalam pasal 30 ayat 1 yang
berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.”
d. Pasal 31 Ayat 2, Warga Negara Wajib Ikut Pendidikan Dasar
Pasal yang keempat dan termasuk ke dalam kewajiban warga negara Indonesia dalam
UUD 1945 adalah pasal 31 ayat 2. Pasal ini berbunyi “Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”

28) Tercapainya tujuan sumpah pemuda


Tujuan dari Sumpah Pemuda di antaranya adalah:
1. Membangkitkan jiwa dan sikap nasionalisme pemuda-pemudi Indonesia dan seluruh
rakyat Indonesia untuk melawan, mengusir, dan menentang para penjajah.
2. Membuat kokoh dan tebal rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
3. Memperluas usaha-usaha dan kegiatan agar tercapainya kemerdekaan Indonesia.
4. Menghilangkan rasa kedaerahan yang selalu menjadi penghalang rakyat Indonesia
untuk bersatu.
5. Melaksanakan cita-cita untuk mengumpulkan seluruh pemuda Indonesia.\

29) Dorongan kebangkitan nasional


Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu
faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni (1) penderitaan yang berkepanjangan
akibat penjajahan; (2) kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan
Sriwijaya atau Majapahit; dan (3) munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin
gerakan. Sedangkan faktor eksternalnya yakni (1) timbulnya paham-paham baru di Eropa
dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme; (2) munculnya gerakan
kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan
Gandhisme; dan (3) kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang
menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.

30) Mengidentifikasi nilai dasar bela Negara


1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernagara
3. Yakin Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara

31) Menerapkan cara mengisi kemerdekaan


a. Menghormati dan menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan dengan meneladani
semangat kepahlawan.
b. Menjaga dan memelihara semangat persatuan kesatuan.
c. Belajar yang giat dan tidak bolos sekolah.
d. Menolong orang yang membutuhkan.
e. Menghormati kedua orang tua. Saling menghormati antarsesama dengan tidak
membedakaan perbedaan baik suku, ras, budaya atau agama.
f. Menjaga keutuhan kedaulatan bangsa dengan rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara.
g. Mengikuti lomba-lomba dan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperingati
kemerdekaan.
h. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang ada di masyarakat.

32) Menerapkan perilaku untuk membina persatuan dan kesatuan


Berikut adalah contoh sikap membina persatuan dan kesatuan:
a. Saling menghargai satu sama lain.
b. Mengembangkan sikap toleransi, yaitu menerima perbedaan, tidak membeda-bedakan
satu sama lain, tidak memandang orang berdasarkan ras, suku, agama, budaya, dan
warna kulit.
c. Saling tolong menolong antar sesama tanpa memandang bulu
d. Tidak membeda-bedakan budaya satu dengan yang lain

 Di lingkungan keluarga.
a. Saling terbuka dengan anggota keluarga
b. Selalu menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan tanpa kekerasan
c. Saling menghormati dan menyayangi antar anggota keluarga
 Di lingkungan masyarakat
a. Ikut serta dalam kegiatan yang ada di masyarakat, seperti gotong royong, pos ronda,
dan kegiatan lainnya
b. Saling tolong menolong antara satu sama lain tanpa membeda-bedakan
c. Menghormati keberagaman yang ada, seperti agama dan budaya

 Di lingkungan sekolah
a. Mengikuti upacara setiap hari senin
b. Berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan
c. Menjaga nama baik sekolah, dengan berprestasi, tidak membuat kerusuhan seperti
tawuran, dan masih banyak lagi
d. Menaati peraturan yang berlaku di sekolah

33) Contoh wujud rela berkorban untuk bangsa dan Negara

- Sikap rela berkorban tanpa mengharap imbalan


- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
- Mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan.
- Sebagai warga negara bangsa indonesia kita harus berjuang demi negara kita sendiri
dengan mewujudkan sikap reka berkorban ke sesama manusia
- Gotong royog
- Berbagi

34) Faktor penyebab keberagaman dalam masyarakat Indonesia


1. Letak geografis

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki ribuan pulau. Luas wilayah
Indonesia yang besar berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki
kondisi itu, menjadikan sumber keberagaman tercipta, seperti suku, budaya, ras, dan
golongan. Dengan kondisi tersebut menimbulkan perbedaan dalam masyarakat di
Indonesia.

2. Kondisi iklim dan alam yang berbeda

Kondisi iklim dan alam antarwilayah di Indonesia berbeda-beda. Perbedaan musim hujan
dan kemarau antardaerah, perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan
mengakibatkan perbedaan pada masyarakat.
3. Pengaruh kebudayaan asing

Keberagaman juga bisa muncul karena pengaruh kebudayaan asing yang memiliki ciri
yang berbeda. Biasanya lewat komunikasi atau mereka datang ke Indonesia. Hal tersebut
menjadikan terjadinya akulturasi atau pencampuran unsur kebudayaan asing dengan
kebudayaan Indonesia.

4. Agama

Agama merupakan sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh
UUD 1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, Konghucu.

Keberagaman agama di tengah-tengah masyarakat menunjukkan Bangsa Indonesia


adalah bangsa yang religius. Semua agama meyakini akan keberadaan dan kekuasaan
Tuhan. Akan tetapi, sistem keyakinan dan ibadah antara satu agama dengan agama yang
lain berbeda.

5. Keberagaman Ras

Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras


dan Etnis, menyebutkan ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis
keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna
dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata
serta ciri fisik yang lainnya.

Secara umum, ras manusia dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:

1. Negroid, yang berkulit hitam dan rambut keriting.


2. Mongoloid, yang berkulit kuning langsat, rambut kaku dan bermata sipit.
3. Kaukasoid, berkulit putih, mata biru, dan rambut pirang.
4. Australoid, yang berkulit hitam (sawo matang); serta
5. Khoisan (Afrika Selatan).

Keberagaman ras penduduk di Indonesia, setidaknya dapat dikelompokkan menjadi :

1. Ras Malayan-Mongoloid di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat,


Kalimantan, dan Sulawesi.
2. Ras Melanesoid di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
3. Ras Asiatic Mongoloid seperti orang China, Jepang, dan Korea yang tersebar di
seluruh Indonesia.
4. Ras Kaukasoid, yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras terkadang berpotensi


menimbulkan konflik. Konflik tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat,
tetapi juga bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Maka dari itu setiap warga negara Indonesia diminta menjunjung tinggi rasa
persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian.

6. Sejarah

Sejarah merupakan satu di antara faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.


Tiap wilayah bisa memiliki perjalanan sejarahnya sendiri. Misalnya, wilayah yang
memiliki riwayat sejarah kerajaan Islam akan memiliki ciri khas budaya khusus terkait
sejarah ini.

7. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan

Faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia yang terakhir adalah bagaimana


sikap masyarakat terhadap perubahan yang ada. Sikap masyarakat sangat berpengaruh
terhadap pembentukan budaya dan keberagaman.

Ada masyarakat yang bisa menerima masuknya kebudayaan baru, ada juga masyarakat
yang menutup kemungkinan masuknya kebudayaan baru. Perbedaan inilah yang
menciptakan keberagaman budaya dan pandangan di Indonesia.

35) Memberi satu contoh persamaan kedudukan warga negara dalam


keberagaman bermasyarakat
 Pasal 26
(1).Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2).Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang

 Pasal 27
(1).segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2).tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
manusia
 Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

36) Perlawanan rakyat melawan penjajah


 Arti Nama Budi Utomo

Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi


Oetomo, tetapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun
1905 di Pasar Laweyan, Solo.

Serikat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Tionghoa pada waktu
itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906
berubah nama menjadi Sarekat Islam.

Meskipun Budi Utomo bukan merupakan organisasi pergerakan pertama di Indonesia,


tetapi organisasi ini berhasil mengumpulkan anak muda yang memiliki semangat
kemerdekaan.

“Budi” memiliki arti perangai atau tabiat sedangkan “Utomo” berarti baik atau luhur.
Budi Utomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai
sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya.

 Budi Utomo Lahir Atas Ide Para Pelajar Stovia

Budi Utomo diresmikan pada 20 Mei 1908 oleh sekumpulan mahasiswa kedokteran
School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), Batavia. Mereka adalah
Soetomo, M Soeradji, M Muhammad Saleh, M Soewarno, M Goenawan, Soewarno, RM
Goembrek, dan R Angka.

 Harkitnas Dicetuskan oleh Presiden Pertama RI

Presiden pertama RI, Soekarno merupakan tokoh yang menetapkan lahirnya Budi Utomo
sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Bung Karno menetapkannya pada tahun 1948 atau
40 tahun setelah berdirinya Budi Utomo.

Bung Karno menilai, kelahiran Budi Utomo merupakan simbol yang tepat untuk
menggambarkan bagaimana bangsa Indonesia mulai bangkit untuk melawan penjajahan
 Peringatan Pertama Harkitnas Diselenggarakan di Yogyakarta

Harkitnas pertama kali diperingati di Yogyakarta. Kala itu Yogyakarta merupakan ibu
kota republik ini. Di Yogyakarta, peringatan pertamanya dihelat di Istana Kepresidenan
atau kalau sekarang disebut Gedung Agung. Lokasinya tepat di seberang Benteng
Vredeburg di Jalan Malioboro sekarang.

37) Menyimpulkan sikap yang tidak sesuai dengan nilai luhur Pancasila
a. Chauvinisme adalah bentuk rasa cinta, bangga, fanatisme, dan loyalitas yang tinggi
terhadap Tanah Air (negara) tanpa melihat dan mempertimbangkan pandangan orang.
Sikap fanatisme yang dimiliki seorang penganut chauvinisme dapat merendahkan
negara atau bangsa lain.
b. Primordialisme adalah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala
sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.
c. Rasisme merupakan paham diskriminasi suku, agama, ras, adat (SARA), golongan
ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu (biologis).
Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai serangan sikap, kecenderungan,
pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat
terutama karena identitas ras
d. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi
bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin
menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau
pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan
manusia.
e. Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar
budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap
kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa,
perilaku, kebiasaan, dan agama.

38) Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai Pancasila


Contoh soal : Karena perbedaan suku, menimbulkan sebuah konflik (Konfliknya
termasuk ke sila ketiga).
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
CONTOH PERILAKU:
- MEMAKSA ORANG LAIN UNTUK MENGANUT AGAMA ATAU
KEPERCAYAAN KITA
- MENGHAMBAT UMAT BERAGAMA LAIN UNTUK MELAKUKAN
KEWAJIBAN AGAMANYA
- MENGHINA AGAMA LAIN
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
CONTOH PERILAKU:
- BERLAKU TIDAK ADIL KEPADA TEMAN
- BERTINDAK DISKRIMINATIF
- MENGHINA TEMAN

3. PERSATUAN INDONESIA
CONTOH PERILAKU:
- MELAKUKAN TINDAKAN KUDETA ATAU MAKAR TERHADAP
PEMERINTAHAN YANG SAH
- MENGHASUT ORANG LAIN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN
DISKRIMINATIF
- MELAKUKAN TINDAKAN DISKRIMINATIF
- MENGANGGAP DIRI SENDIRI YANG PALING PENTING

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
CONTOH PERILAKU:
- MENGHINA SISTEM DEMOKRASI PANCASILA
- MEMBOIKOT PEMILU
- SEBAGAI ANGGOTA DEWAN TIDAK MELAKUKAN TUGAS DAN
KEWAJIBANNYA

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


- MENEKAN PEMERINTAH UNTUK TIDAK MELAKUKAN PEMBANGUNAN DI
LUAR DAERAHNYA TINGGAL
- MENIMBUN KEKAYAAN UNTUK DIRI SENDIRI
39) Memberi contoh Gotong royong sebagai salah satu semangat persatuan dan
kesatuan bangsa
 Gotong royong

Gotong royong adalah kepribadian masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia, sejak


dahulu kala dalam kehidupan sosialnya sudah terbiasa dalam suasana gotong royong.
Dalam keseharian, kita dengan mudah menjumpai warga yang bekerjasama
membersihkan lingkungan, membangun tempat ibadah, sampai tolong menolong saat
terjadi bencana alam. Itulah contoh sehari-hari tentan gotong royong.

Gotong royong dapat berarti, bekerjasama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sikap
gotong royong adalah menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama dan menikmati
hasil pekerjaan tersebut secara adil.

Gotong royong memiliki arti penting dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan serta
meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan dengan sesama. Oleh karena itu, gotong
royong menjadi tanggung jawab setiap warga masyarakat.

Di Indonesia, ada tiga hal khas yang berlaku hingga saat ini yaitu musyawarah, sistem
paternalistik, dan gotong royong. Itulah tiga hal yang merupakan khas asli masyarakat
Indonesia.

 Contoh Gotong Royong


a. Gotong royong di rumah: saling bekerja sama dalam membersihkan rumah,
seperti seorang kakak dan adik saling membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan rumah.
b. Gotong royong di sekolah: saat kerja kelompok dan saling membantu kegiatan
Jumat bersih.
c. Gotong royong di masyarakat: membantu tetangga yang sedang tertimpa
musibah atau bekerja sama dengan membersihkan lingkungan sekitar.
d. Gotong royong memperbaiki jalan desa, jalur irigasi, hingga membangun
masjid.

 Istilah Gotong Royong dari Berbagai daerah


a. Mapalus dari Minahasa.
Mapalus bermakna sebagai bentuk kerja sama saling tolong menolong satu sama lain.
b. Belale' atau Pengerih dari Kalimantan Barat.
Belale' bermakna sebagai bentuk kerja sama tanpa mendapat upah. Anggota yang
terlibat dalam Pengerih akan mendapat bantuan secara bergantian.
Belale' adalah bentuk gotong royong di kalangan penggarap ladang.
c. Marsiadapari atau Siadapari atau Marsirimpa atau Marsirumpa dari Batak (Sumatera
Utara).
Marsiadapari bermakna sebagai bentuk gorong royong yang dilakukan secara serentak
di ladang masing-masing secara bergantian. Tujuannya untuk meringankan beban
pekerjaan.
d. Ngacau Gelamai dari Bengkulu.
Ngacau Gelamai merupakan bentuk gotong royong dalam membuat kudapan. Gelamai
merupakan kudapan mirip dodol.
e. Alak Tau dari Suku Dayak Rindang Benua.
Alak Tau merupakan ritual yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Ritual ini
dilakukan dengan menancapkan kayu ke dalam tanah.
f. Nugal atau Najuk dari Kalimantan Barat.
Nugal merupakan tradisi menanam benih padi atau jagung di lahan kering.
g. Ngayah dari Bali.
Ngayah bermakna sebagai bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela untuk
kebaikan bersama. Ngayah bisa dilakukan saat akan beribadah ataupun saat persiapan
sebuah acara.
h. Gemohing dari NTT.
Gemohing merupakan aktivitas gotong royong yang bersifat sukarela dalam berbagai
kegiatan. Contohnya membangun rumah, membersihkan ladang dan sebagainya.
i. Song-Osong Lombhung dari Madura.
Song-Osong Lombhung merupakan aktivitas gotong royong yang dilakukan dengan
mengangkat lumbung secara bersama-sama. Walau begitu, semangat gotong royong
ini juga diterapkan dalam berbagai acara. Contohnya panen atau upacara tradisional.
j. Sambatan dari Gunung Kidul, Yogyakarta.
Sambatan merupakan aktivitas gotong royong antar warga masyarakat untuk
membantu sesama yang sedang tertimpa musibah atau sedang menyelenggarakan
acara.
k. Mappalette Bola dari Sulawesi Selatan.
Mappalette Bola merupakan tradisi memindahkan rumah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Tradisi gotong royong ini melibatkan puluhan hingga ratusan orang untuk
bekerja secara sukarela memindahkan rumah.
l. Grebuhan dari Gunung Kidul, Yogyakarta.
Grebuhan merupakan tradisi gotong royong untuk kepentingan bersama. Contohnya
gotong royong membangun pos ronda, jembatan, dan lain sebagainya.
m. Liliuran dari Sukabumi, Jawa Barat.
Liliuran merupakan bentuk gotong royong yang dilakukan dengan mengelola lahan
secara bersama-sama. Liliuran juga diterapkan dalam kehidupan sosial lainnya, seperti
membangun rumah, acara besar, dan lain sebagainya.
n. Nyambungan Nyambungan dari Suku Baduy.
Nyambungan Nyambungan merupakan aktivitas gotong royong yang dilakukan
dengan memberi sesuatu kepada seseorang yang sedang melakukan hajatan.
o. Alang Tulung dari Aceh.
Alang Tulung merupakan aktivitas gotong royong yang dilakukan untuk melekatkan
kesukuan. Aktivitas ini bisa dilakukan dalam kegiatan ekonomi seperti berkebun, dan
lain sebagainya.
p. Sabilulungan dari Jawa Barat.
Sabilulungan merupakan aktivitas gotong royong yang dilakukan dengan saling tolong
menolong dalam kegiatan sosial. Contohnya menjaga keamanan kampung.
q. Masohi dari Maluku.
Masohi merupakan gotong royong yang dilakukan untuk kepentingan atau tujuan
tertentu dalam masyarakat.
r. Batobo dari Riau.
Batobo merupakan bentuk gotong royong dalam mengerjakan ladang atau sawah.
s. Kuriak dari Subang, Jawa Barat.
Kuriak merupakan aktivitas gotong royong untuk kegiatan sosial masyarakat.
Contohnya membersihkan lingkungan, membangun jembatan, dan lain sebagainya.
t. Ammosi dari Sulawesi Selatan.
Ammosi merupakan bentuk kerja sama dalam pembuatan kapal, yang harus melalui
proses sakral dan penuh nilai kebudayaan.
u. Helem Foi Kenambai Umbai dari Papua.
Helem Foi Kenambai Umbai merupakan tradisi yang dilakukan untuk menggerakkan
perekonomian rakyat Papua.

40) Menuliskan keragaman etnik yang ada di Indonesia


1. Suku Jawa.
Suku Jawa menjadi suku yang terbesar di Indonesia dan Pulau Jawa. Paling banyak di
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana orang Jawa hidup dengan
kearifan lokal dan kesakralan adat budayanya. Di Suku Jawa ada sekitar 95.215.022
anggota atau 40,22 persen dari total penduduk Indonesia.

2. Suku Batak
Suku Batak merupakan kelompok kolektif yang terdiri dari beberapa suku yang
berasal dari wilayah Sumatera Utara. Di sana ada beberapa bagian dari Suku Batak,
seperti Suku Batak Toba, Batak Pakpa, Batak Mandailing, dan Batak Karo. Jumlah
anggota Suku Batak sekitar 8.466.969 orang atau 3,58 persen dari total penduduk
Indonesia.
3. Suku Dayak.
Suku Dayak adalah salah satu suku yang banyak mendiami Pulau Kalimantan. Di sana
masih kental dengan adat istiadat. Mulai dari kesenian, ritual atau kebudayaannya.
Anggota Suku Dayak mencapai sekitar 3.009.494 atau 1,27 persen dari total penduduk
Indonesia.

4. Suku Asmat.
Suku Asmat merupakan suku terbesar di Papua. Suku Asmat memiliki kearifan lokal
yang luar biasa, karena sangat menghormati alam dan kehidupan para pendahulunya.
Populasi Suku Asmat terbagi dalam dua bagian, yakni masyarakat yang tinggal di
pesisir pantai dan tinggal di pedalaman. Cara hidup, dialek, dan struktur sosial di
kedua bagian tersebut berbeda.

5. Suku Minahasa.
Suku Minahasa adalah salah satu suku yang terbesar di Pulau Sulawesi. Suku ini
keberadaannya sudah cukup lama. Anggota Suku Minahasa sekitar 1.237.177 orang
atau 0,52 persen dari total penduduk Indonesia. Baca juga: Pengelolaan Hutan yang
Bermanfaat bagi Suku Anak Dalam di Jambi

6. Suku Melayu.
Suku Melayu merupakan sebuah kelompok etnik dari orang-orang Austranesia
khususnya yang menghuni Semenanjung Malaya. Penduduk suku ini tersebar hingga
ke luar Sumatera dengan mengikuti perkembangan Kerajaan Sriwijaya. Jumlah Suku
Melayu sekitar 5.365.399 orang atau 2,27 persen dari total penduduk Indonesia.

7. Suku Sunda.
Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari barat pulau Jawa tepatnya di
Provinsi Jawa Barat. Mereka juga tersebar di wilayah lain, seperti Banten, Jakarta dan
wilayah barat di Provinsi Jawa Tengah. Anggota Suku Sunda cukup banyak, mencapai
39.701.670 orang atau 15,5 persen dari total penduduk Indonesia.

8. Suku Madura.
Anggota Suku Madura sekitar 7.179.356 orang atau 3,03 persen sesuai hasil sensus
2010. Suku Madura berada di Provinsi Jawa Timur tepatnya di Pulau Madura dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Mereka adalah salah satu etnis terbesar di Indonesia.
Orang Suku Madura dikenal dengan bahasa yang blak-blakan. Selain itu orangnya
dikenal disiplin, hemat dan rajin bekerja.

9. Suku Betawi.
Suku Betawi mayoritas anggotanya tinggal di Pulau Jawa tepatnya di DKI Jakarta.
Mereka adalah keturunan penduduk yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17.
Jumlah anggotanya cukup banyak sekitar 6.807.968 orang atau 2,88 persen dari total
penduduk Indonesia. 10. Suku Bugis Anggota Suku Bugis mencapai 6.359.700 orang
atau 2,69 persen dari total penduduk Indonesia. Mereka adalah kelompok etnis yang
berasal dari Sulawesi Selatan.

41) Gambar tentang pelanggaran norma


 Macam-Macam Norma
1. Norma Agama
Norma yang satu ini menjadi pedoman hidup bagi manusia yang bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa. Isi dari norma ini berupa perintah, ajaran, dan larangan.

Contoh norma agama ialah melakukan sembahyang kepada Tuhan, tidak berbohong,
tidak boleh mencuri, dan lain sebagainya. Sanksi dari pelanggaran norma agama berupa
dosa dengan balasan di akhirat kelak.

2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.
Norma kesusilaan mendorong manusia untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan
buruk.

Jika seseorang melanggar norma ini, biasanya mereka akan mendapat sanksi berupa
penyesalan, dicemooh, bahkan dikucilkan dari masyarakat.

Sebagai contoh, pamit pada orang tuanya mau kuliah, tetapi ternyata berduaan bercumbu
rayu di semak belukar dengan paksaan. Orang tersebut tidak hanya berbohong, namun
juga memaksa orang lain untuk menuruti nafsunya.

3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan didasari beberapa hal, seperti kebiasaan, kepantasan, kepatutan yang
berlaku di masyarakat. Norma kesopanan berasal dari pergaulan manusia.

Yap, norma ini bersumber dari kebiasaan, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai
masyarakat. Tata sopan santun tersebut mendorong seseorang untuk berbuat baik, meski
terkadang tak berasal dari hati nurani. Tetapi, hanya untuk sekadar menghargai orang lain
dalam pergaulan sosial.

Sanksi dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya karena sumber norma
ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Contoh norma kesopanan, di Indonesia ketika memanggil orang yang lebih tua, kita
menggunakan awalan sapaan seperti 'pak', 'bu', 'om', 'kakak', dan sebagainya, bahkan di
Jawa berucap dengan bahasa krama.

Namun di negara lain, misalnya di beberapa negara Eropa Barat, kita memanggil orang
yang lebih tua bisa cukup dengan namanya.

4. Norma Hukum
Norma hukum bersumber dari negara atau pemerintah yang diatur dalam Undang-
Undang. Norma hukum memiliki sifat memaksa untuk melindungi kepentingan dalam
pergaulan hidup di masyarakat.

Hal ini berarti, pelanggar hukum harus mendapatkan hukuman. Hal ini tentu dengan
asumsi penegak hukum adalah orang-orang yang adil.

Norma hukum juga sebagai pelengkap norma-norma lain dengan sanksi tegas dan nyata.
Sanksinya itu tegas, memaksa, dan mengikat, seperti penjara dan denda.

Sebagai contoh, mencuri uang rakyat adalah perbuatan pelanggaran hukum yang
hukumannya telah diatur dalam undang-undang. Tukang parkir liar adalah para pelanggar
hukum kelas teri yang bisa dituntut hukuman.

42) Menuliskan tantangan yang dihadapi dalam penanaman nilai sumpah


pemuda
a. Saat ini kita hidup di era globalisasi yang ditandai dengan kecepatan dan kemudahan
arus informasi dan komunikasi. Lompatan kemajuan di bidang teknologi informasi
dan komunikasi telah menembus batas-batas kedaulatan negara. Apa yang terjadi di
belahan dunia di mana pun dengan seketika dapat kita ketahui.

Arus informasi dan komunikasi yang semakin mudah dan terbuka memberikan
banyak peluang bagi kemajuan bangsa. Tetapi pada saat yang bersamaan kemudahan
arus informasi dan komunikasi juga membawa ancaman: ancaman terhadap ideologi
kita Pancasila, ancaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa kita, ancaman terhadap adab
sopan santun kita, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya kita, serta ancaman
terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa kita.

b. Tantangan kedua, adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi
sehingga mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, dan
menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
c. Tantangan ketiga, adalah masih lebarnya kesenjangan sosial, karena masih terjadi
sentralisasi pembangunan ekonomi pada wilayah-wilayah tertentu. Selain itu,
meluasnya kesenjangan sosial antarpelaku ekonomi dan kebijakan ekonomi yang
mengedepankan sektor ekstraktif yang kurang mengembangkan nilai tambah.

d. Tantangan keempat, adalah pelembagaan Pancasila di mana lemahnya


institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan politik, ekonomi, dan
budaya serta masih lemahnya wawasan ideologi Pancasila di kalangan penyelenggara
negara.

e. Tantangan kelima, adalah keteladanan Pancasila. Dalam konteks ini, tantangan yang
dihadapi adalah masih kurangnya keteladanan dari tokoh-tokoh pemerintahan dan
masyarakat. Hal ini diperparah dengan semakin maraknya sikap dan perilaku
destruktif yang lebih mengedepankan hal-hal negatif di ruang publik serta kurangnya
apresiasi dan insentif terhadap prestasi dan praktik-praktik yang baik.

43) Mengurutkan penerapan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan urutan sila-sila


dalam Pancasila
Menurut kamu aja Han, InSyaaAllah bisaa.

44) Memberikan solusi agar kegiatan tersebut dapat tetap terjaga dengan baik
Hilangkan sifat egois dan malas. Mau bersama sama membangun lingkungan.

45) Makna semboyan bangsa Indonesia dengan benar

Bhinneka Tunggal Ika adalah artinya berbeda-beda tetap satu jua. Ini menjadi semboyan
bangsa Indonesia dan menjadi lambang negara Garuda Pancasila.

Bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
persatuan dan kesatuan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata
"Bhinneka" artinya beragam, "tunggal" artinya satu dan "ika" artinya itu.

Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang
terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, ras, agama dan bahasa. Indonesia memiliki
banyak keragaman, Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi prinsip persatuan dan kesatuan
bangsa.
Sesuai dengan artinya makna Bhinneka Tunggal Ika mampu menjaga Indonesia dalam
persatuan dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di dunia dalam menjaga
persatuan.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan tentang keadaan Nusantara yang


memiliki keberagaman, mulai dari ras, suku, agama dan budaya. Semboyan ini tentu
mengingatkan kita bahwa semua negara Indonesia itu adalah satu kesatuan.

46) Penjabaran pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUDN


RI Tahun 1945
1. Pokok Pikiran Persatuan.
Pada pokok pikiran persatuan, tertera bahwa: "Negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Atas dasar persatuan
inilah, setiap warga negara mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
golongan ataupun perseorangan. Lusila Andriani Purwastuti dan Rukiyati dalam buku
Pendidikan Pancasila (2002) menyebutkan bahwa pokok pikiran persatuan inilah yang
membedakan bangsa Indonesia dengan negara yang menjunjung individualitas atau
kebebasan perorangan. Artinya, persatuan adalah asas yang dijunjung tinggi bangsa
Indonesia.

2. Pokok Pikiran Keadilan Sosial.


Pokok pikiran keadilan sosial berbunyi: "Negara ingin mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia". Hal ini seturut dengan sila kelima dalam Pancasila.
Keadilan sosial di sini artinya kemakmuran yang merata bagi warga negara Indonesia.
Adil secara sosial juga berarti kesejahteraan hidup yang dinamis dan meningkat.
Selain itu, setiap warga negara juga memiliki hak untuk bekerja dan berkontribusi
sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing.

3. Pokok Pikiran Kedaulatan Rakyat.


Pokok pikiran kedaulatan rakyat berbunyi: "Negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan". Pokok pikiran ketiga
ini seturut dengan sila keempat Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
adalah negara demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat: dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.

4. Pokok Pikiran Ketuhanan.


Pokok pikiran ketuhanan tertuang pada bunyi: "Negara berdasarkan atas Ketuhanan
Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Pokok pikiran
ini berarti bangsa Indonesia mengakui kausa prima atau sebab pertama, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa. Dengan ini pula, ada jaminan bagi warga negara untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah sesuai agamanya.

47) Menuliskan konstitusi dalam pengertian sempit


Konstitusi ini punya dua arti, yaitu secara luas dan secara sempit. Konstitusi secara luas
adalah keseluruhan dari semua ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Sedangkan
arti konstitusi secara sempit adalah piagam dasar atau undang-undang dasar atau loi
contitutionalle yang berarti kalau sebuah dokumen lengkap tentang aturan dasar negara.
Pengertian dasar ini didukung oleh CF Strong yang mengartikan bahwa konstitusi adalah
sebuah kumpulan dari asas-asas yang melaksanakan kekuasaan pemerintah, hak-hak
pemerintah dan hubungan antara pemerintah dan yang diperintah.

48) Sistematika UUDN RI Tahun 1945 setelah amandemen


 Sebelum amandemen, sistematika UUD 1945 meliputi:
a. Bagian Pembukaan UUD 1945 Terdiri dari 4 Alinea.
b. Bagian Batang UUD 1945, terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, 49 Ayat, 4 Pasal aturan
peralihan, serta 2 ayat aturan tambahan.
 Berikut ini adalah sistematika UUD 1945 setelah amandemen:
a. Bagian Pembukaan UUD 1945 tetap Terdiri dari 4 Alinea.
b. Bagian Batang UUD 1945, menjadi 21 Bab, 73 Pasal, 170 Ayat, 3 Pasal aturan
peralihan, serta 2 pasal aturan tambahan.

49) Upaya mempertahankan semangat kebangsaan dalam mempertahankan dan


mengisi kemerdekaan NKRI
Ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan kemerdekaan, yaitu:
1. Siap sedia membela tanah air.
2. Menjaga keutuhan bangsa dan negara dari ancaman atau gangguan baik datang dari
dalam atau luar.
3. Menolak campur tangan atau intervensi asing.
4. Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
5. Melestarikan budaya bangsa yang beragam.
6. Perlu mencontoh teladan dari pada pejuang yang telah berjuang memproklamasikan
dan mempertahankan kemerdekaan karena mereka bersatu.
50) Sifat kedaulatan
Menurut Jean Bodin, kedaulatan mempunyai empat sifat pokok, yaitu:
1. Permanen artinya kedaulatan tetap ada selama negara itu tetap berdiri.
2. Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
3. Bulat artinya kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi karena akan mengaburkan sifat
kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi.
4. Tidak terbatas artinya kedaulatan tidak dapat dibatasi oleh apa pun dan oleh siapa pun.

Anda mungkin juga menyukai