3) Menentukan Pilihan Usulan Dasar Negara Dari Tokoh pada gambar (VII)
a. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan
ahli hukum. Beliau memberikan lima hal untuk dijadikan dasar negara saat berpidato,
kelima hal itu adalah:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri ke-Tuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat
Mohammad Yamin juga memberikan usulan dalam bentuk tertulis. Namun, usulan dalam
bentuk tertulis ini berbeda dengan usulan yang ia ungkapkan saat berpidato. Berikut
usulan yang ia berikan dalam bentuk tertulis:
b. Dr. Soepomo
Selain Mohammad Yamin, Dr. Soepomo juga memberikan lima rumusan untuk dijadikan
dasar negara, kelima rumusan itu adalah:
1. Persatuan.
2. Kekeluargaan.
3. Keseimbangan lahir dan batin.
4. Musyawarah.
5. Keadilan rakyat.
c. Ir. Soekarno
Tokoh lain yang memberikan usulan untuk dasar negara adalah Ir. Soekarno. Beliau
memberikan tiga usulan untuk dijadikan dasar negara, yakni Pancasila, Trisila, dan
Ekasila.
1. Sosio – nasionalisme
2. Sosio – demokratis
3. Ke – Tuhanan
1. Gotong – royong
Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan makna bahwa setiap
manusia adalah makhluk yang beradab yang perlu diakui dan diperlakukan sesuai harkat
dan martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan YME, memiliki derajat, hak dan
kewajiban yang sama. Setiap manusia dilengkapi dengan olah pikir, rasa, karsa, dan
cipta. Melalui hal itu, manusia membangun budaya, nilai-nilai dan norma-norma yang
dijadikan landasan untuk bersikap dan bertingkah laku di masyarakat.
Dalam situasi pandemi corona ini tentu aspek kemanusiaan pada sisi kesehatan, ekonomi,
sosial, agama, hukum, budaya dan lain sebagainya sangatlah perlu menjadi perhatian dan
menjadi dasar bagi penyelenggaraan negara dan relasi sesama manusia yang berujung
pada rasa keadilan bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Semua masyarakat
mendapatkan hak perlindungan dan bantuan yang adil dari pemerintah. Di sisi lain,
masyarakat Indonesia pun memiliki kewajiban untuk patuh dan taat terhadap ketentuan
hukum dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam menanggulangi
pandemi Covid-19 ini.
Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Sila ini memberikan karakteristik yang holistik atas
paham kebangsaan Indonesia dan didalamnya terkandung makna nasionalisme. Dalam
konteks situasi pandemi corona ini tentunya kita butuh rasa nasionalisme, kekeluargaan,
kebersamaan, dan gotong-royong ini. Kita bahu membahu dalam menghadapi dan
mengatasi pandemi ini dengan memberikan bantuan materil maupun non materi serta doa
pada saudara-saudara kita. Melepas ego kita untuk berempati dan menghormati
pengorbanan para tenaga medis, relawan dan lain-lainnya. Bersatu untuk melawan corona
dengan selalu patuh dan taat terhadap ketentuan hukum yang berlaku terkait upaya
penanganan pandemi corona ini.
Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila kelima ini menyiratkan
keadilan yang berlaku bagi seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Tentu keadilan yang
dimaksud adalah keadilan yang berdasarkan Ketuhanan YME. Dalam konteks ini, sikap
adil kepada sesama, menghormati hak orang lain, sifat saling menolong dan menghargai
sesama dan melakukan pekerjaan yang membantu untuk kepentingan bersama adalah hal
yang perlu dilakukan terutama dalam masa pandemi corona ini.
5) Dapat menganalisis nilai moral Pancasila dalam situasi sidang dasar negara (IX)
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila seperti yang teruang dalam
Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 itu adalah sebagai berikut:
2. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Bearadab :
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban anatar sesama
manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sika tenggang rasa dan tepa-selira.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
4. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan :
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Dengan itikat baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
5. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka member pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Memiliki nilai Persatuan, sila ketiga ini memiliki kandungan moral bahwa setiap orang
wajib untuk menjunjung tinggi dan mencintai tanah air, bangsa, dan negara Indonesia,
ikut memperjuangkan kepentingannya, mengambil sikap yang solider dan layak terhadap
sesama warga negara
Contoh Perilaku yang sesuai :
1) Semangat dalam membela tanah air. Contohnya mau mewakili negara mengikuti
ajang kompetisi Internasional dari berbagai bidang
2) Bangga menggunakan produk dalam negeri, karya anak Indonesia
3) Bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari
4) Bangga menggunakan bahasa daerah dan mau melestarikan bahasa daerah tempat kita
atau orang tua dilahirkan
5) Bangga sebagai anak Indonesia
6) Mau menjadi sukarelawan jika dibutuhkan
7) Ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional
8) Ikut berpartisipasi dalam memperingati Hari Kemerdekaan
9) Bangga dan mau menggunakan mata uang negara
10) Mau bahu-membahu menjaga perdamaian, kerukunan hidup lingkungan sekitar
11) Menghargai perbedaan atau pluralisme bangsa
12) Tidak egois terhadap kepentingan pribadi dan selalu mengutamakan kepentingan
umum
13) Mengutamakan prinsip musyarawah dan mufakat dalam mengambil keputusan
bersama
14) Siap membantu negara apabila dibutuhkan sesuai keahlian di bidangnya
11) Menunjukkan wujud pelaksanaan bela negara untuk bangsa dan Negara (IX)
Mematuhi peraturan hukum yang berlaku dan Membayar pajak tepat pada waktunya.
Baca berikutnya
13) Memberikan atau menciptakan solusi tentang buta aksara yang ada di
daerah Indonesia (IX)
Dia memaparkan ada empat strategi pemerintah untuk memberantas buta aksara.
Pertama, melakukan pemutakhiran data buta aksara, baik melalui survei atau sensus yang
dilakukan pemerintah maupun yang dilakukan masyarakat.
Dengan mengacu pada data-data mutakhir dan lengkap, menurut Jumeri intervensi yang
dilakukan akan lebih tepat sasaran. Misalnya, memberi prioritas pada daerah tertentu,
kelompok gender tertentu, dan tingkat belanja rumah tangga tertentu.
Termasuk di dalamnya membeli prioritas pada kelompok non-disabilitas. Pasalnya
populasi buta aksara usia 15-59 tahun di kelompok ini masih besar yakni 8,50%,
sedangkan non-disabilitas hanya sebesar 1,68%.
"Langkah kedua adalah strategi penuntasan buta aksara melalui layanan program
pendidikan keaksaraan. Agar efektif, difokuskan pada daerah yang terdapat persentase
buta aksara tertinggi," kata Jumeri.
Upaya melalui sistem klaster untuk wilayah dengan angka buta aksara tertinggi ini
diklaim cukup efektif. Di wilayah-wilayah inilah Kemendikbud menggulirkan program-
program keaksaraan dengan memperhatikan kearifan lokal.
Kemitraan ini, lanjut Jumeri, bukan hanya dapat memberantas buta aksara. Melainkan
juga bisa mempertahankan dan meningkatkan literasi populasi yang baru terbebas dari
buta aksara melalui berbagai kegiatan bimbingan.
Sedangkan strategi keempat dengan menerapkan program secara daring dan inovasi
pendekatan dan metode pendidikan keaksaraan. Jumeri menyebut pandemi covid-19
menjadi momentum untuk melakukan upaya tersebut.
Dia berpendapat seseorang dapat meningkatkan kualitas hidup dan meraih jenjang karier
yang tinggi apabila sudah melek huruf. Sebab dapat mengakses pendidikan baik formal
maupun nonformal seperti pendidikan kesetaraan.
Nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah nilai keadilan. Bangsa
Indonesia ingin agar seluruh masyarakatnya hidup adil atau mendapat keadilan yang
merata dalam berbagai bidang.
a. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Misalnya kerja bakti.
b. Memberi pertolongan atau bantuan kepada tetangga yang membutuhkan tanpa
mengharap imbalan.
c. Menjaga ketenangan atau tidak gaduh.
d. Merawat fasilitas umum yang telah disediakan.
e. Menjaga kelestarian alam dengan menanam pohon.
f. Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai anak.
g. Berperilaku adil dan tidak pilih kasih.
h. Rajin menabung.
i. Menghormati hak orang lain, misalnya tidak mengganggu orang yang sedang beristirahat.
j. Membantu orang tua atau saudara dalam membereskan rumah.
16) Alasan yang mendasari direvisinya rumusan dasar negara dalam Piagam
Jakarta (VII)
Alasan yang mendasari direvisinya rumusan dasar negara dalam piagam Jakarta yaitu
karena piagam Jakarta belum menampung aspirasi masyarakat yang non muslim terutama
masyarakat di bagian timur. Dari kalimat yang awalnya “Ketuhanan, dengan kewajiban
melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”
17) Salah satu perubahan yang terjadi pada UUD NRI Tahun 1945 sebelum
disyahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 (VII)
a. Pada kata Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar.
b. Pada alinea keempat telah mendapat perubahan dari Drs. Mohammad Hatta yang
berbunyi "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syari'at Islam bagi
Pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dirubah
karena sebagian Warga Negara Indonesia ada yang beragama non-muslim.
c. Pada pasal 29 ayat 1 yang berbunyi "Negara berdasarkan atas Ketuhanan denga
Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya-pemeluknya" diubah
menjadi "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa". Hal ini
dikarenakan sebagian Warga Negara Indonesia ada yang beragama non-muslim.
d. Pada pasal 6 ayat 1 yang berbunyi "Presiden adalah orang Indonesia asli yang
beragama Islam" dirubah menjadi "Presiden adalah orang Indonesia asli".
18) Dapat menunjukkan apabila dalam keadaan genting presiden dapat membuat
suatu perundang-undangan (VIII)
Presiden bisa membuat suatu perundanng undangan dalam posisi genting. Perundang
undagan tersebut dinamakan Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang).
Kala itu, pemuda dan pemudi tokoh Sumpah Pemuda telah mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran moral bahkan harta benda demi menyatukan bangsa Indonesia.
Tanpa makna Sumpah Pemuda serta perjuangan pemuda dan pemudi kala itu, mungkin
saja Indonesia tak mencapai kesatuan untuk melawan penjajah negeri. Para pemuda
pemudi terbukti berhasil menyatukan keutuhan Indonesia.
Di lingkungan keluarga.
a. Saling terbuka dengan anggota keluarga
b. Selalu menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan tanpa kekerasan
c. Saling menghormati dan menyayangi antar anggota keluarga
Di lingkungan masyarakat
a. Ikut serta dalam kegiatan yang ada di masyarakat, seperti gotong royong, pos ronda,
dan kegiatan lainnya
b. Saling tolong menolong antara satu sama lain tanpa membeda-bedakan
c. Menghormati keberagaman yang ada, seperti agama dan budaya
Di lingkungan sekolah
a. Mengikuti upacara setiap hari senin
b. Berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan
c. Menjaga nama baik sekolah, dengan berprestasi, tidak membuat kerusuhan seperti
tawuran, dan masih banyak lagi
d. Menaati peraturan yang berlaku di sekolah
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki ribuan pulau. Luas wilayah
Indonesia yang besar berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki
kondisi itu, menjadikan sumber keberagaman tercipta, seperti suku, budaya, ras, dan
golongan. Dengan kondisi tersebut menimbulkan perbedaan dalam masyarakat di
Indonesia.
Kondisi iklim dan alam antarwilayah di Indonesia berbeda-beda. Perbedaan musim hujan
dan kemarau antardaerah, perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan
mengakibatkan perbedaan pada masyarakat.
3. Pengaruh kebudayaan asing
Keberagaman juga bisa muncul karena pengaruh kebudayaan asing yang memiliki ciri
yang berbeda. Biasanya lewat komunikasi atau mereka datang ke Indonesia. Hal tersebut
menjadikan terjadinya akulturasi atau pencampuran unsur kebudayaan asing dengan
kebudayaan Indonesia.
4. Agama
Agama merupakan sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh
UUD 1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, Konghucu.
5. Keberagaman Ras
Secara umum, ras manusia dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:
Maka dari itu setiap warga negara Indonesia diminta menjunjung tinggi rasa
persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian.
6. Sejarah
Ada masyarakat yang bisa menerima masuknya kebudayaan baru, ada juga masyarakat
yang menutup kemungkinan masuknya kebudayaan baru. Perbedaan inilah yang
menciptakan keberagaman budaya dan pandangan di Indonesia.
Pasal 27
(1).segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2).tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
manusia
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Serikat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Tionghoa pada waktu
itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906
berubah nama menjadi Sarekat Islam.
“Budi” memiliki arti perangai atau tabiat sedangkan “Utomo” berarti baik atau luhur.
Budi Utomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai
sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya.
Budi Utomo diresmikan pada 20 Mei 1908 oleh sekumpulan mahasiswa kedokteran
School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), Batavia. Mereka adalah
Soetomo, M Soeradji, M Muhammad Saleh, M Soewarno, M Goenawan, Soewarno, RM
Goembrek, dan R Angka.
Presiden pertama RI, Soekarno merupakan tokoh yang menetapkan lahirnya Budi Utomo
sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Bung Karno menetapkannya pada tahun 1948 atau
40 tahun setelah berdirinya Budi Utomo.
Bung Karno menilai, kelahiran Budi Utomo merupakan simbol yang tepat untuk
menggambarkan bagaimana bangsa Indonesia mulai bangkit untuk melawan penjajahan
Peringatan Pertama Harkitnas Diselenggarakan di Yogyakarta
Harkitnas pertama kali diperingati di Yogyakarta. Kala itu Yogyakarta merupakan ibu
kota republik ini. Di Yogyakarta, peringatan pertamanya dihelat di Istana Kepresidenan
atau kalau sekarang disebut Gedung Agung. Lokasinya tepat di seberang Benteng
Vredeburg di Jalan Malioboro sekarang.
37) Menyimpulkan sikap yang tidak sesuai dengan nilai luhur Pancasila
a. Chauvinisme adalah bentuk rasa cinta, bangga, fanatisme, dan loyalitas yang tinggi
terhadap Tanah Air (negara) tanpa melihat dan mempertimbangkan pandangan orang.
Sikap fanatisme yang dimiliki seorang penganut chauvinisme dapat merendahkan
negara atau bangsa lain.
b. Primordialisme adalah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala
sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.
c. Rasisme merupakan paham diskriminasi suku, agama, ras, adat (SARA), golongan
ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu (biologis).
Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai serangan sikap, kecenderungan,
pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat
terutama karena identitas ras
d. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi
bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin
menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau
pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan
manusia.
e. Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar
budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap
kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa,
perilaku, kebiasaan, dan agama.
3. PERSATUAN INDONESIA
CONTOH PERILAKU:
- MELAKUKAN TINDAKAN KUDETA ATAU MAKAR TERHADAP
PEMERINTAHAN YANG SAH
- MENGHASUT ORANG LAIN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN
DISKRIMINATIF
- MELAKUKAN TINDAKAN DISKRIMINATIF
- MENGANGGAP DIRI SENDIRI YANG PALING PENTING
Gotong royong dapat berarti, bekerjasama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sikap
gotong royong adalah menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama dan menikmati
hasil pekerjaan tersebut secara adil.
Gotong royong memiliki arti penting dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan serta
meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan dengan sesama. Oleh karena itu, gotong
royong menjadi tanggung jawab setiap warga masyarakat.
Di Indonesia, ada tiga hal khas yang berlaku hingga saat ini yaitu musyawarah, sistem
paternalistik, dan gotong royong. Itulah tiga hal yang merupakan khas asli masyarakat
Indonesia.
2. Suku Batak
Suku Batak merupakan kelompok kolektif yang terdiri dari beberapa suku yang
berasal dari wilayah Sumatera Utara. Di sana ada beberapa bagian dari Suku Batak,
seperti Suku Batak Toba, Batak Pakpa, Batak Mandailing, dan Batak Karo. Jumlah
anggota Suku Batak sekitar 8.466.969 orang atau 3,58 persen dari total penduduk
Indonesia.
3. Suku Dayak.
Suku Dayak adalah salah satu suku yang banyak mendiami Pulau Kalimantan. Di sana
masih kental dengan adat istiadat. Mulai dari kesenian, ritual atau kebudayaannya.
Anggota Suku Dayak mencapai sekitar 3.009.494 atau 1,27 persen dari total penduduk
Indonesia.
4. Suku Asmat.
Suku Asmat merupakan suku terbesar di Papua. Suku Asmat memiliki kearifan lokal
yang luar biasa, karena sangat menghormati alam dan kehidupan para pendahulunya.
Populasi Suku Asmat terbagi dalam dua bagian, yakni masyarakat yang tinggal di
pesisir pantai dan tinggal di pedalaman. Cara hidup, dialek, dan struktur sosial di
kedua bagian tersebut berbeda.
5. Suku Minahasa.
Suku Minahasa adalah salah satu suku yang terbesar di Pulau Sulawesi. Suku ini
keberadaannya sudah cukup lama. Anggota Suku Minahasa sekitar 1.237.177 orang
atau 0,52 persen dari total penduduk Indonesia. Baca juga: Pengelolaan Hutan yang
Bermanfaat bagi Suku Anak Dalam di Jambi
6. Suku Melayu.
Suku Melayu merupakan sebuah kelompok etnik dari orang-orang Austranesia
khususnya yang menghuni Semenanjung Malaya. Penduduk suku ini tersebar hingga
ke luar Sumatera dengan mengikuti perkembangan Kerajaan Sriwijaya. Jumlah Suku
Melayu sekitar 5.365.399 orang atau 2,27 persen dari total penduduk Indonesia.
7. Suku Sunda.
Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari barat pulau Jawa tepatnya di
Provinsi Jawa Barat. Mereka juga tersebar di wilayah lain, seperti Banten, Jakarta dan
wilayah barat di Provinsi Jawa Tengah. Anggota Suku Sunda cukup banyak, mencapai
39.701.670 orang atau 15,5 persen dari total penduduk Indonesia.
8. Suku Madura.
Anggota Suku Madura sekitar 7.179.356 orang atau 3,03 persen sesuai hasil sensus
2010. Suku Madura berada di Provinsi Jawa Timur tepatnya di Pulau Madura dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Mereka adalah salah satu etnis terbesar di Indonesia.
Orang Suku Madura dikenal dengan bahasa yang blak-blakan. Selain itu orangnya
dikenal disiplin, hemat dan rajin bekerja.
9. Suku Betawi.
Suku Betawi mayoritas anggotanya tinggal di Pulau Jawa tepatnya di DKI Jakarta.
Mereka adalah keturunan penduduk yang bermukim di Batavia sejak abad ke-17.
Jumlah anggotanya cukup banyak sekitar 6.807.968 orang atau 2,88 persen dari total
penduduk Indonesia. 10. Suku Bugis Anggota Suku Bugis mencapai 6.359.700 orang
atau 2,69 persen dari total penduduk Indonesia. Mereka adalah kelompok etnis yang
berasal dari Sulawesi Selatan.
Contoh norma agama ialah melakukan sembahyang kepada Tuhan, tidak berbohong,
tidak boleh mencuri, dan lain sebagainya. Sanksi dari pelanggaran norma agama berupa
dosa dengan balasan di akhirat kelak.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.
Norma kesusilaan mendorong manusia untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan
buruk.
Jika seseorang melanggar norma ini, biasanya mereka akan mendapat sanksi berupa
penyesalan, dicemooh, bahkan dikucilkan dari masyarakat.
Sebagai contoh, pamit pada orang tuanya mau kuliah, tetapi ternyata berduaan bercumbu
rayu di semak belukar dengan paksaan. Orang tersebut tidak hanya berbohong, namun
juga memaksa orang lain untuk menuruti nafsunya.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan didasari beberapa hal, seperti kebiasaan, kepantasan, kepatutan yang
berlaku di masyarakat. Norma kesopanan berasal dari pergaulan manusia.
Yap, norma ini bersumber dari kebiasaan, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai
masyarakat. Tata sopan santun tersebut mendorong seseorang untuk berbuat baik, meski
terkadang tak berasal dari hati nurani. Tetapi, hanya untuk sekadar menghargai orang lain
dalam pergaulan sosial.
Sanksi dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya karena sumber norma
ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Contoh norma kesopanan, di Indonesia ketika memanggil orang yang lebih tua, kita
menggunakan awalan sapaan seperti 'pak', 'bu', 'om', 'kakak', dan sebagainya, bahkan di
Jawa berucap dengan bahasa krama.
Namun di negara lain, misalnya di beberapa negara Eropa Barat, kita memanggil orang
yang lebih tua bisa cukup dengan namanya.
4. Norma Hukum
Norma hukum bersumber dari negara atau pemerintah yang diatur dalam Undang-
Undang. Norma hukum memiliki sifat memaksa untuk melindungi kepentingan dalam
pergaulan hidup di masyarakat.
Hal ini berarti, pelanggar hukum harus mendapatkan hukuman. Hal ini tentu dengan
asumsi penegak hukum adalah orang-orang yang adil.
Norma hukum juga sebagai pelengkap norma-norma lain dengan sanksi tegas dan nyata.
Sanksinya itu tegas, memaksa, dan mengikat, seperti penjara dan denda.
Sebagai contoh, mencuri uang rakyat adalah perbuatan pelanggaran hukum yang
hukumannya telah diatur dalam undang-undang. Tukang parkir liar adalah para pelanggar
hukum kelas teri yang bisa dituntut hukuman.
Arus informasi dan komunikasi yang semakin mudah dan terbuka memberikan
banyak peluang bagi kemajuan bangsa. Tetapi pada saat yang bersamaan kemudahan
arus informasi dan komunikasi juga membawa ancaman: ancaman terhadap ideologi
kita Pancasila, ancaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa kita, ancaman terhadap adab
sopan santun kita, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya kita, serta ancaman
terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa kita.
b. Tantangan kedua, adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi
sehingga mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, dan
menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
c. Tantangan ketiga, adalah masih lebarnya kesenjangan sosial, karena masih terjadi
sentralisasi pembangunan ekonomi pada wilayah-wilayah tertentu. Selain itu,
meluasnya kesenjangan sosial antarpelaku ekonomi dan kebijakan ekonomi yang
mengedepankan sektor ekstraktif yang kurang mengembangkan nilai tambah.
e. Tantangan kelima, adalah keteladanan Pancasila. Dalam konteks ini, tantangan yang
dihadapi adalah masih kurangnya keteladanan dari tokoh-tokoh pemerintahan dan
masyarakat. Hal ini diperparah dengan semakin maraknya sikap dan perilaku
destruktif yang lebih mengedepankan hal-hal negatif di ruang publik serta kurangnya
apresiasi dan insentif terhadap prestasi dan praktik-praktik yang baik.
44) Memberikan solusi agar kegiatan tersebut dapat tetap terjaga dengan baik
Hilangkan sifat egois dan malas. Mau bersama sama membangun lingkungan.
Bhinneka Tunggal Ika adalah artinya berbeda-beda tetap satu jua. Ini menjadi semboyan
bangsa Indonesia dan menjadi lambang negara Garuda Pancasila.
Bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
persatuan dan kesatuan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata
"Bhinneka" artinya beragam, "tunggal" artinya satu dan "ika" artinya itu.
Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang
terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, ras, agama dan bahasa. Indonesia memiliki
banyak keragaman, Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi prinsip persatuan dan kesatuan
bangsa.
Sesuai dengan artinya makna Bhinneka Tunggal Ika mampu menjaga Indonesia dalam
persatuan dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di dunia dalam menjaga
persatuan.