Anda di halaman 1dari 31

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. LANDASAN TEORI
1. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
Dalam mengemban tugas Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
mengetahui wewenang dan tanggung jawab dalam pekerjaannya. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan standar mutu pelayanan kepada
publik. Berdasarkan prinsip pelaksanaan aktualisasi yang memuat
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) yang harus ditetapkan dan
ditanamkan pada tiap ASN, Maka perlu diketahui indikator dari kelima
nilai dasar tersebut yaitu :
a. Akuntabilitas
Secara umum, akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebt
antara lain :
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor kelompok dan pribadi
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan Pegawai Negeri Sipil dalam politik
praktis
3) Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayan publik
4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai peyelenggara pemerintahan
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi
sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan

12
13

pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasan.


Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu :
a. Untuk menyediakan alat kontrol demokratis (peran demokrasi)
dengan membangun suatu sistem yang melibatkan
stakeholders dan user yang lebih luas.
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas`
Nilai-nilai dasar akuntabilitas memiliki beberapa indikator,
antara lain:
a. Kepemimpinan, yaitu pimpinan memberi contoh pada orang
lain, adanya komitmen tinggi untuk melakukan pekerjaan.
b. Transparansi, yaitu keterbukaan informasi akan mendorong
tercapainnya akuntabilitas.
c. Integritas, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang
berlaku.
d. Responsibilitas, yaitu kewajiban bagi setiap individu dan
lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan, yaitu landasan utama dari akuntabilitas yang harus
dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat
menghacurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja tidak optimal.
f. Kepercayaan, yaitu rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan.
g. Keseimbangan, yaitu keseimbangan kapasitas sumber daya
dan keahlian yang memiliki.
h. Kejelasan, yaitu mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja.
14

i. Konsisten, yaitu menjamin stabilitas untuk mencapai


lingkungan yang akuntabel.

b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara
untuk mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya sebagai pelayan publik dengan orientasi mementingkan
kepentingan publik, Bangsa dan Negara. Nilai-nilai Nasionalisme
sesuai dengan 5 (lima) sila Pancasila, yaitu:
Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Menghormati sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaanya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhada
Tuan Yang Maha Esa Kepada orang lain.
15

Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusia.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air indonesia.
16

5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan


kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dan pemusyawaratan perwakilan
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
1) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
2) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
3) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
5) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
7) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
8) Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
9) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercaya untuk melaksanakan pemusyawaratan
17

Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

c. Etika Publik
Etika publik adalah pencerminan mengenai standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagai tercantum dalam
undang-undang ASN, yakni sebagai berikut.
1. Memegang teguh ideologi Pancasila.
18

2. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara


Republik Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yang sah.
3. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia.
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian .
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan orientasi kualitas hasil pelayanan.Semua bidang yang
menjadi tanggung jawab ASN harus dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholders. Aspek utama
yang menjadi target stakeholders adalah layanan yang komitmen
pada mutu melalui penyelenggaraan pada tugas secara efektif,
efisien, dan inovatif.
Efektifitas menunjukan ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah, mutu maupun hasil kerja.
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga
19

tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,


penyimpangan prosedur dan mekanisme yang keluar jalur. Inovasi
muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu adalah
sebagai berikut :
1. Efektifitas dan efisiensi.
2. Inovasi.
3. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients.
4. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara customers/clients tetap setia.
5. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat,
tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
6. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients
maupun perkembangan teknologi.
7. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin corruptio yang artinya secara
harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral dan penyimpangan
dari kesucian.
Langkah untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup/bekerja dalam
lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik. Identifikasi
nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi
yang prioritas dan memiliki signifikasi yang tinggi bagi kita. Nilai-
nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya
20

korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi


akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol
kebijakan agar berjalan dengan baik serta mencegah faktor
eksternal penyebab korupsi. Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi
adalah:
1. Kejujuran, berasal dari kata jujur berarti lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan PNS, tanpa sifat jujur
PNS tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2. Kepedulian, adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi PNS
dalam kehidupan, baik ditempat kerja maupun di
masyarakat.
3. Kemandirian, dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu tidak tergantung pada orang lainuntuk mengerjakan
tugas dan tanggung jawabnyadengan usahanya sendiri dan
bukan atas usaha orang lain.
4. Kedisiplinan, berarti ketaatan kepada peraturan. Manfaat dari
hidup yang disiplin adalah kita dapat mencapai tujuan hidup
dengan waktu yang lebih efisien, dan juga dapat membuat
orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
5. Tanggung jawab, adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah diselesaikan.
6. Kerja keras, seorang PNS yang bekerja keras didasari
adanya kemauan, tekad, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7. Sederhana, setiap PNS sepantasnya memiliki gaya hidup
sederhana, tidak boros, hidup sesuai dengan kemampuan
21

dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Konsep hidup


sederhana merupakan parameter penting dalam menjalin
hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois,
dan tidak berlebihan.
8. Keberanian, diperlukan oleh setiap orang untuk mencapai
kesuksesan, mengembangkan keberanian demi
mempertahankan pendirian dan keyakinan harus
mempertimbangkan masalah dengan sebaik-baiknya. Nilai
keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran. Berani
mengakui kesalahan termasuk berani bertanggung jawab.
9. Keadilan, keadilan terbagi menjadi dua yakni distributif yang
berarti sama rata dan keadilan komutatif yang berarti
mendapat sesuatu sesuai haknya/ tidak sama rata. Nilai
keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan pujian
yang tulus kepada yang berprestasi, memberikan saran
perbaikan dan semangat pada yang tidak berpretasi, tidak
memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial dan lain-
lain.

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Dalam melaksanakan tugasnya PNS wajib mengetahui
peran dan kedudukannya dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Agar dapat memahami peran dan kedudukan
PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Berikut beberapa
22

konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas :
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor
induk pegawai secara nasional.
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK adalah warga Negara Indonesa yang
memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh pehabat
Pembina kepegawaian berdasarkan perjanjia kerja sesuai
dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup kordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program, dan pelayanan publik. WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan (Suwarno. & Sejati, 2016).
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
23

administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan


publik.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-
prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan
yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip pelayanan publik
yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

3. Retensi (Penyusutan) Berkas Rekam Medis


Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
(Permenkes No.269/MENKES/PER/II I/2008).
Salah satu penunjang dalam pelayanan rekam medis
adalah ruang penyimpanan (filling) dimana dokumen rekam medis
rawat jalan disimpan.
Retensi atau penyusutan Dokumen Rekam Medis yaitu
suatu kegiatan memisahkan antara Dokumen Rekam Medis yang
masih aktif dengan Rekam Medis yang dinyatakan non aktif atau
in-aktif. Tujuannya adalah mengurangi beban penyimpanan DRM
dan menyiapkan kegiatan peninalain nilai guna rekam medis untuk
kemudian diabadikan atau dimusnahkan. Jadi retensi rekam medis
24

adalah sistem yang mengatur jangka waktu penyimpanan berkas


rekam medis.Tujuan dari retensi rekam medis aktif adalah :
a. Menjaga kerapihan penyususnan berkas rekam medis aktif
b. Memudahkan dalam retrival berkas rekam medis aktif
c. Mengurangi beban penyimpanan
d. Mengurangi beban kerja petugas dalam penanganan berkas
rekam medis aktif.
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik Tahun
1995 tentang Pemusnahan Rekam Medis jadwal retensi tersebut
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Daftar tahun retensi
No KELOMPOK AKTIF INAKTIF

1 2 3 4 5 6
RJ RI RJ RI
1 UMUM 5 Th 5 Th 2 Th 2 Th
2 MATA 5 Th 10 Th 2 Th 2 Th

3 JIWA 10 Th 5 Th 5 Th 5 Th

4 ORTHOPAEDI 10 Th 10 Th 2 Th 2 Th

5 KUSTA 15 Th 15 Th 2 Th 2 Th

6 KETERGANTUN 15 Th 15 Th 2 Th 2 Th
GAN OBAT
7 JANTUNG 10 Th 10 Th 2 Th 2 Th

8 PARU 5 Th 10 Th 2 Th 2 Th
Keterangan : RJ = rawat jalan; RI = rawat inap

Akan tetapi mengacu berdasarkan Permenkes


269/Menkes/per/III/2008 dalam bab IV pasal 9 yaitu :
a. Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah
sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2
(dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
b. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan.
25

B. RANCANGAN AKTUALISASI

Profesi Perekam Medis Terampil

Unit Kerja UPT Puskesmas Tanta Pemerintah Kabupaten


Tabalong

Identifikasi Isu Belum adanya kegiatan retensi (penyusutan) berkas


rekam medis di Puskesmas Tanta
Isu aktual yang Belum Optimalnya Retensi (penyusutan) berkas rekam
diangkat medis di Puskesmas Tanta Kabupaten Tabalong

Topik Optimalisasi Pelaksanaan retensi (penyusutan) berkas


rekam medis Puskesmas Tanta Kabupaten Tabalong
Judul Optimalisasi Pelaksanaan Retensi (Penyusutan) Berkas
Rekam Medis di Puskesmas Tanta Kabupaten Tabalong
Gagasan 1. Menyusun jadwal retensi (penyusutan) berkas
Pemecahan rekam medis dan menentukan tempat penyimpanan
berkas rekam medis inaktif
Isu
2. Membuat Alur tentang proses retensi (penyusutan)
berkas rekam medis
3. Membuat format register rekam medis yang akan di
inaktifkan menggunakan Komputer berupa ms. exel
4. Melakukan proses retensi (penyusutan) berkas
rekam medis aktif menjadi inaktif
5. Menginput data rekam medis meliputi no rm, nama,
nama KK, alamat, diagnosis akhir pasien kedalam
format register Ms. Exel
6. Menyimpan kembali rekam medis yang sudah inaktif
ketempat penyimpanan tersendiri berdasarkan
nomor rekam medis dan tahun terakhir kunjungan
7. Memberikan tanda dengan kode warna pada
register kartu untuk rekam medis yang sudah
diinaktifkan
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
26
27

Tabel 3.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Out put/ Hasil
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1. Menyusun 1.Mengkonsultasikan Menyusun Melakukan kegiatan Melaksanakan Melakukan
jadwal retensi hasil jadwal yang jadwal retensi konsultasi dan konsultasi konsultasi dan
(penyusutan) dibuat dan meminta (penyusutan) koordinasi dengan kepada pimpinan koordinasi
berkas rekam persetujuan kepada berkas rekam menjelaskan secara Puskesmas kepada atasan
medis dan pimpinan tentang medis dan jelas dan rinci Tanta terkait mencerminkan
menentukan jangka waktu menentukan kepada pimpinan kegiatan yang penguatan nilai-
tempat penyimpanan tempat tentang kegiatan akan dilakukan nilai organisasi
penyimpanan rekam medis aktif penyimpanan yang akan dengan baik, yaitu
berkas rekam untuk di inaktifkan. berkas rekam dilakukan, tujuan jelas dan saling profesionalisme
medis inaktif 2.Menentukan jangka medis inaktif dan hasil yang akan menghormati dan
waktu rekam medis akan didapatkan untuk dapat kebersamaan
aktif untuk di Menghasilkan (Akuntabilitas : mewujudkan visi dalam
inaktifkan. draf jadwal Kejelasan) dari Puskesmas pengambilan
3.Menentukan retensi Tanta keputusan
tempat (penyusutan) Melakukan ”Kecamatan
penyimpanan berkas rekam konsultasi dan Tanta Sehat”
rekam medis medis, dan koordinasi kepada yang diwujudkan
4.Tempat Mendapatkan atasan dengan dalam misi
penyimpanan tempat Mengutamakan menggerakan
rekam medis inaktif penyimpanan musyawarah dalam pembangunan
berupa Kotak untuk rekam mengambil berwawasan
kardus medis inaktif. keputusan untuk kesehatan
28

Maka akan kepentingan dengan


bermanfaat bersama untuk meningkatkan
untuk mencapai visi koordinasi antar
mendukung Puskesmas Tanta lintas program
upaya (Nasionalisme : dan lintas sektor.
optimalisasi sila ke 4).
retensi berkas
rekam medis. Menentukan jangka
waktu rekam medis
aktif yang akan
diinaktifkan saya
akan melakukannya
dengan teliti
sehingga tidak ada
kesalahan
(Komitmen Mutu :
Teliti)

Melakukan kosultasi
dan koordinasi
dengan atasan saya
akan menghargai
pendapat dan
masukkan yang
diberikan dari
kepala pimpinan
agar terjamin
29

kerjasama yang baik


(Etika Publik :
menghargai
komunikasi)

Dalam
merencanakan
tempat
penyimpanan saya
berani untuk
memaparkan
pendapat dan
membuat jadwal
retensi dengan
mandiri (Anti
Korupsi : Berani :
Mandiri)
2. Membuat Alur 1. Mengkonsultasika Membuat Alur Dalam Pembuatan alur Dengan adanya
tentang proses n dengan tentang proses melakasanakan dengan tetap alur retensi
retensi pimpinan tentang retensi kegiatan konsultasi melakukan pekerjaan akan
(penyusutan) alur retensi berkas (penyusutan) dengan pimpinan konsultasi mudah
berkas rekam rekam medis berkas rekam megenai rancangan kepada pimpinan dikerjakan dan
medis 2. Memindahkan medis akan alur retensi sesuai dengan memudahkan
berkas rekam Menghasilkan dipaparkan dengan visi Puskesmas dalam pelayanan
medis di rak alur retensi jelas dan tidak ada Tanta untuk yang akan
penyimpanan rekam medis yang ditutup – tutupi terwujudnya diberikan kepada
rekam medis yang digunakan (Nasionalisme : ”Kecamatan pasien atau
30

3. Berkas rekam untuk sila 1) Tanta Sehat”. masyarakat.


medis aktif mendukung yang diwujudkan
menjadi inaktif proses Pada saat dalam misi
4. Menginput di optimalisasi melakukan menggerakan
komputer dalam retensi berkas pemindahan berkas pembangunan
bentuk ms. excel rekam medis rekam medis saya berwawasan
register rekam akan melakukannya kesehatan
medis inaktif. dengan teliti dengan
5. Rekam medis sehingga tidak ada meningkatkan
inaktif disimpan kesalahan dalam koordinasi antar
ditempat pengambilan berkas lintas program
penyimpanan (Komitmen Mutu : dan lintas sektor.
Teliti)

Berkas rekam medis


aktif menjadi inaktif
merupakan tujuan
dari dilakukannya
kegiatan retensi
(Akuntabilitas :
Kejelasan Target)

Saya akan
melakukan kegiatan
penginputan data
dalam bentuk format
ms. Exel pada
31

kegiatan aktualisasi
(Komitmen Mutu :
inovasi)
3. Membuat 1. Mengkonsultasikan Membuat format Saya akan Membuat Membuat sendiri cepat, tepat,
format dengan pimpinan register rekam rancangan register format register cermat, dan teliti
register rekam tentang membuat medis yang sesuai dengan porsi rekam medis dalam menbuat
medis yang register akan di dan kebutuhan sesuai dengan format register
akan di menggunakan ms. inaktifkan (Akuntabilitas : visi Puskesmas rekam medis
inaktifkan Excel. menggunakan Adil) Tanta untuk inaktif.
menggunakan 2. Menyiapkan Komputer terwujudnya visi
Komputer perangkat lunak berupa format Saya akan Puskesmas
berupa ms. 3. Membuat format ms. Exel akan merancang format Tanta yaitu
exel register dalam ms. Menghasilkan register retensi ”Kecamatan
exel sebuah register dengan sederhana Tanta Sehat”.
4. Isi Format register retensi dalam dan tidak melakukan Yang diwujudkan
seperti, No urut, bentuk ms.excel pemborosan karena dalam misi
tanggal yang digunakan tidak menggunakan memberikan iklim
pemindahan, untuk menginput kertas lagi agar kerja yang
nomor rekam rekam medis mudah dimengerti kondusif,
medis, nama yang akan di dan dikerjakan. sehingga tercipta
kepala keluarga, retensi sehingga (Nasionalisme : peningkatan
alamat, diagnosis memberikan Sila 5) pelayanan
akhir manfaat guna kesehatan secara
optimalisasi Etika Publik : bermutu
retensi berkas Membuat format
rekam medis register dengan
Bahasa yang baik,
32

jelas dan mudah


dimengerti. (Etika
Publik : sopan)

Dengan membuat
register akan lebih
efektif jika sewaktu
waktu rekam medis
yang inaktif
diperlukan kembali,
hanya dengan
menggunakan
sistem pencarian
dikomputer.
(Komitmen Mutu :
Efektifitas)

Saya membuat
format register yang
Sederhana sesuai
dengan kebutuhan.
(Anti Korupsi :
Sederhana)
4. Melakukan 1. Menentukan rekam Melakukan Saya akan Rekam medis Semangat dalam
proses retensi medis yang akan di proses retensi bertanggung jawab yang berkualitas melaksanakan
(penyusutan) inaktifkan (penyusutan) dalam melakukan tentu harus pekerjaan yang
berkas rekam berdasarkan jadwal berkas rekam kegiatan retensi dibuat dan sudah dirancang
33

medis aktif yang sudah medis aktif rekam medis dipelihara sebelumnya
menjadi inaktif ditentukan menjadi inaktif dengan cermat, dengan baik unutuk
2. Mengambil rekam akan lengkap, dan jelas retensi yang diselesaikan.
medis secara satu Mendapatkan sehingga dilakukan
persatu. berkas rekam meminimalisir merupakan
3. Melihat tanggal medis yang in kesalahan. langkah untuk
terakhir kunjungan aktif maka (Akuntabilitas : mendapatkan
pasien. Apabila bermanfaat Bertanggung nilai rekam medis
lebih dari 2 tahun untuk jawab) yang masih
maka akan di mendukung berguna atau
pisahkan. proses Saya Meretensi tidak yang
optimalisasi rekam medis sesuai kemudian
retensi bekas dengan ketentuan berpengaruh
rekam medis yang berlaku tanpa kepada
membeda bedakan pelayanan di unit
isi identitas rekam rekam medis.
medis. Sesuai dengan
(Nasionalisme : visi Puskesmas
Sila 3) Tanta yaitu
Saya akan ”Kecamatan
melaksanakan Tanta Sehat”
proses retensi dan untuk
sesuai dengan mewujudkan
ketentuan pada misi puskesmas
Permenkes 269 yaitu
tahun 2008 tentang Memberikan iklim
Rekam medis. kerja yang
34

(Etika Publik : Taat kondusif, sehinga


pada peraturan) tercipta
peningkatan
Menghasilkan pelayanan
rekam medis yang kesehatan secara
inaktif tanpa ada bermutu.
kesalahan.
(Komitmen Mutu :
teliti)

Melakukan kegiatan
retensi sesuai
dengan prosedur
dan jujur
berdasarkan data
pasien. (Anti
Korupsi : Disiplin :
Jujur)

5. Menginput 1. Mengambil rekam Menginput data Saya akan Pencata cepat, tepat,
data rekam medis yang sudah rekam medis Memasukkan isi tan cermat, dan teliti
medis meliputi dipisahkan meliputi no rm, rekam medis pasien yang dalam penulisan
no rm, nama, berdasarkan nama, nama KK, kedalam ms. exel baik atau input data
nama KK, tanggal kunjungan alamat, secara terus akan sosial maupun
alamat, terakhir diagnosis akhir menerus sesuai mengha data klinis
diagnosis 2. Melihat data pasien pasien kedalam target dan sesuai silkan pasien, guna
akhir pasien seperti nomor format register dengan format yang informa keakuratan data.
35

kedalam rekam medis, Ms. Exel akan telah dibuat. si yang


format register nama kepala Mendapatkan (Akuntabilitas : akurat
Ms. Exel keluarga, diagnosis jumlah data konsisten) sehingg
akhir, ,alamat rekam medis a dapat
pasien kemudian yang sudah Saya akan berkerja dijadika
input data pada diretensi maka dengan keras untuk n acuan
komputer. akan menyelesaikan input untuk
menghasilkan data rekam medis. meningk
optimalisasi (Nasionalisme : atkan
pelaksanaan Sila ke 5) kesehat
retensi berkas an
rekam medis Saya akan menjaga masyar
pada puskesmas kerahasiaan isi akat
Tanta berkas rekam medis sesuai
pasien. (Etika dengan
Publik : Menjaga visi
rahasia) Puskes
mas
Melakukan input Tanta
data dengan yaitu
menggunakan ”Kecam
format ms. Exel atan
merupakan inovasi Tanta
yang akan Sehat”
mempermudah dan
penggunaan dan untuk
pemanfaatannya. mewuju
36

(Komitmen Mutu : dkan


Inovasi) misi
puskes
Dalam mengerjakan mas
input data rekam yaitu
medis harus Meningk
memiliki rasa atkan
tanggung jawab Kesehat
terhadap data yang an
dihasilkan. (Anti Individu,
Korupsi : Keluarg
Tanggung Jawab) a dan
Masyar
akat
termasu
k
Lingkun
gannya.

6. Menyimpan 1. Mensortir rekam Menyimpan Memilah rekam Tempat Menyimpan


kembali rekam medis yang sudah kembali rekam medis in aktif sesuai penyimp rekam medis
medis yang diretensi medis yang dengan urutan an inaktif dengan
sudah inaktif berdasarkan tahun sudah inaktif ketentuan yang rekam tempat dan
ketempat kunjungan terakhir ketempat telah direncanakan. medis urutan yang
penyimpanan 2. Mensortir rekam penyimpanan ( Akuntabilitas : yang sesuai dengan
tersendiri medis berdasarkan tersendiri Konsisten) terkend nilai adil dalam
berdasarkan nomor berdasarkan ali, rapi pekerjaan
37

nomor rekam penyimpanan nomor rekam Saya akan bersih


medis dan rekam medis. medis dan tahun meletakkan rekam akan
tahun terakhir 3. Meletakan rekam terakhir medis yang sudah berpeng
kunjungan medis yang sudah kunjungan akan selesai diinaktifkan aruh
di sortir ke tempat menghasilkan ketempat yang kepada
penyimpanan in Tersusunnya aman agar tidak petugas
aktif. rekam medis mengganggu nya,
inaktif di tempat petugas lain. dan ini
penyimpanan (Nasionalisme : sesuai
sehingga akan Sila ke 3) dengan
memberikan visi
manfaat bagi Saya akan Puskes
optimalisasi Mempertanggung mas
retensi berkas jawabkan semua Tanta
rekam medis di tindakan dalam hal yaitu
puskesmas penyimpanan rekam ”Kecam
medis inaktif. (Etika atan
Publik : Tanta
Bertanggung Sehat”
jawab) dan
untuk
Menentukan tempat mewuju
penyimpanan rekam dkan
medis sesederhana misi
mungkin untuk puskes
menghindari mas
pemborosan. Meningk
38

(Komitmen Mutu : atkan


Efisien) Kesehat
an
Memiliki rasa Individu,
tanggung jawab Keluarg
terhadap rekam a dan
medis inaktif yang Masyar
disimpan agar tetap akat
aman dan rahasia. termasu
(Anti Korupsi : k
Tanggung Jawab) Lingkun
gannya.

7. Memberikan 1. Membuka register Memberikan Saya akan Pemberian kode Kode warna
tanda dengan kartu tanda dengan melakukan warna pada pada register
kode warna 2. Menandai nomor kode warna dengan penuh register kartu kartu sesuai
pada register rekam medis yang pada register tanggung jawab berguna untuk dengan nilai
kartu untuk berkasnya telah kartu untuk pada saat proses mempermudah efesiensi dalam
rekam medis diinaktif dengan rekam medis pemberian kode petugas lainnya pekerjaan
yang sudah warna merah. yang sudah warna, saya harus sehingga ini
diinaktifkan diinaktifkan memastikan sesuai dengan
maka akan bahwa nomor visi Puskesmas
Mempermudah rekam medis yang Tanta yaitu
untuk ditandai itu benar, ”Kecamatan
mengetahui karena itu Tanta Sehat”
nomor rekam menyangkut dan untuk
medis yang tentang riwayat mewujudkan misi
39

sudah di retensi, pengobatan puskesmas yaitu


sehingga sangat pasien. menggerakkan
bermanfaat (Akuntabilitas : pembangunan
untuk hasil Tanggung jawab) berwawasan
retensi berkas kesehatan
rekam medis dengan
Saya akan selalu meningkatkan
bekerja keras koordinasi antar
untuk melakukan lintas program
Penandaan dan lintas sektor.
secara terus
menerus dan
berkelanjutan
setiap harinya
(Nasionalisme :
sila ke 5)

Saya akan hati –


hati teliti, dan
sungguh –
sungguh dalam
melakukan tugas
ini agar data yang
dihasilkan sesuai
antara berkas
rekam medis aktif
dan inaktif (Etika
40

Publik : Cermat)

Dengan adanya
kode warna pada
register kartu akan
mempermudah
petugas untuk
mencari dan
membedakan
antara rekam
medis pasien yang
masih aktif dan
sudah inaktif
(Komitmen
Mutu : Inovasi)

Kegiatan
pengkodean ini
merupakan bentuk
kepedulian
terhadap sesama
petugas agar lebih
mudah untuk
mengaksesnya
(Anti Korupsi :
Peduli)
41

C. RENCANA PENJADWALAN KEGIATAN AKTUALISASI

Tabel 3.2 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi Mingguan

BULAN
No. KEGIATAN JUNI JULI AGS
II III IV I II III IV I II
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
PERENCAANAN
1. Konsultasi atau koordinasi dengan coach dan mentor
PELAKSANAAN KEGIATAN
Menyusun jadwal retensi (penyusutan) berkas rekam medis
1. dan menentukan tempat penyimpanan berkas rekam medis
inaktif
Membuat Alur tentang proses retensi (penyusutan) berkas
2.
rekam medis
Membuat format register rekam medis yang akan di
3.
inaktifkan menggunakan Komputer berupa ms. exel
4. Melakukan proses retensi (penyusutan) berkas rekam medis
aktif menjadi inaktif
5. Menginput data rekam medis meliputi no rm, nama, nama KK,
alamat, diagnosis akhir pasien kedalam format register Ms.
Exel
6. Menyimpan kembali rekam medis yang sudah inaktif
ketempat penyimpanan tersendiri berdasarkan nomor rekam
medis dan tahun terakhir kunjungan
7. Memberikan tanda dengan kode warna pada register kartu
untuk rekam medis yang sudah diinaktifkan
42

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: LembagaAdministrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
LembagaAdministrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai