Anda di halaman 1dari 14

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. DESKRIPSI ANEKA
1. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama ( Bovens, 2007), yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis ( peran demokratis ); untuk mencegah korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional ); dan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk
memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa :
Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.

14
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. NASIONALISME
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.Nasionalisme
dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,
sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.

15
Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler
yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong
nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik.
Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai
ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang
terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan
persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa
memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos
kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan
potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk
kemakmuran masyarakat.
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan
hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan
terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa
rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang

16
membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama
dalam suatu wilayah geopolitik nyata.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama ,
badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan
asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua,
semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan
negara untuk satu golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan
landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa
mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
e. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan.

3. ETIKA PUBLIK
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut (Catalano, 1991).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN adalah :

17
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

4. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan

18
pemerintahan dan pelayanan publik.Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
f. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

19
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

5. ANTI KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dn kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang.Ada 9 (sembilan) indikator dari
nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung Jawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Berani.
i. Adil

B. RENCANA KEGIATAN
Unit kerja : SMP Negeri 48 Muaro Jambi
Isu yang diangkat : Rendahnya kemandirian peserta didik dalam belajar
Matematika
Penyebab Isu : Belum adanya pembelajaran berbasis e-learning
Pemecahan Isu : Pembuatane-learning Berbasis Edmodo untuk
Peningkatan Kemandirian Belajar Peserta Didik dalam
Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 48 Muaro
Jambi
Tabel. 3.1 Rencana Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output
Kegiatan I Pembuatan akun guru pada website www.edmodo.com

20
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah
2. Menyiapkan email
3. Membuka website www.edmodo.com
4. Melakukan pendaftaran akun sebagai guru
5. Melakukan konfirmasi pendaftaran di kotak masuk
email
6. Melakukan pengisian data profil guru dan sekolah
Output 1. Kartu konsultasi mentor
2. Screenshoot akun email
3. Screenshoot tampilan website www.edmodo.com
4. Screenshoot proses pendaftaran akun
5. Screenshoot konfirmasi pendafataran
6. Screenshoot data profil guru
Keterkaitan subtansi Akuntabilitas
mata pelatihan Membuat email dan akun guru menggunakan data yang
valid
Nasionalisme
Melakukan pengisian deskripsi data pada profil guru
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
Etika Publik
Menggunakan foto profil dengan foto yang sopan dan
jelas.

Komitmen Mutu
Melakukan pengisian data tanpa rekayasa
Anti Korupsi
Jujur dalam melakukan pengisian data
Kontribusi terhadap Mewujudkan penyelengaraan pembelajaran yang inovatif
visi misi organisasi dengan pemanfaat teknologi informasi
Penguatan nilai 1. Kreatif
dasar organisasi 2. Inovatif
Stakeholder Guru, Kepala Sekolah
Sumber hukum 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentng guru
dan dosen

Kegiatan 2 Pembuatan Kelas pada website www.edmodo.com


Tahapan Kegiatan 1. Konsultasi dengan kepala sekolah
2. Membuka website www.edmodo.com
3. Login sebagai guru dengan menggunakan akun yang

21
telah dibuat
4. Membuat kelas
5. Menyimpan kode registrasi kelas untuk peserta didik
6. Membuat peraturan kelas
Output 1. Kartu konsultasi mentor
2. Screenshoot tampilan website www.edmodo.com
3. Screenshoot tampilan login guru
4. Screenshot daftar kelas
5. Printout kode registrasi kelas
6. Printout peraturan kelas
Keterkaitan subtansi Akuntabilitas
mata pelatihan Membuaut peraturan kelas dengan jelas agar suasana
kelas menjadi tertib
Nasionalisme
Melakukan pengisian deskripsi dan peraturan kelas
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Etika Publik
Membuat peraturan kelas yang berisi anjuran untuk
melakukan posting dan komentar dengan baik dan sopan
Komitmen Mutu
Mengelola kelas dengan baik agar tercipta kemandirin
belajar peserta didik
Anti Korupsi
Membuat peraturan kelas yang adil bagi seluruh anggota
Kontribusi terhadap 1. Mewujudkan penyelengaraan pembelajaran yang
visi misi organisasi inovatif dengan pemanfaat teknologi informasi
Penguatan nilai 1. Kreatif
dasar organisasi 2. Inovatif
Stakeholder Kepala Sekolah, Guru
Sumber hukum 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentng guru
dan dosen

Kegiatan 3 Pembuatan dan upload bahan ajar


Tahapan Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah tentang
pembuatan bahan ajar
2. Mengumpulkan sumber literatur yang berkaitan
langsung dengan materi.
3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang
prisma dan limas

22
4. Pembuatan Power point materi prisma dan limas
5. Pembuatan Gambar prisma dan limas
6. Menyediakan link video pembelajaran prisma dan
limas
7. Konsultasi dan meminta tanda tangan kepala sekolah
8. Melakukan proses upload bahan ajar
Output 1. Kartu konsultasi mentor
2. Foto sumber literatur
3. Printout dan file hasil RPP
4. Printout dan file power point
5. Printout dan file gambar
6. Link video pembelajaran
7. Foto konsultasi penandatanganan oleh kepala sekolah
8. Screenshoot bahan ajar terupload
Keterkaitan subtansi Akuntabilitas
mata pelatihan Membuat bahan ajar sesuai dengan materi yang diajarkan.
Nasionalisme
Membuat bahan ajar dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta membuat contoh
bangun ruang limas dan prisma dengan gambar rumah
tradisional.
Etika Publik
Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai
pembuatan bahan ajar yang benar dengan menerapkan
etika sopan santun, berpakaian rapi dan sopan serta
menghargai kritik dan saran mentor.
Komitmen Mutu
Membuat bahan yang tidak menyimpang dari materi
pembelajaran dan sesuai dengan silabus yang ada.
Anti Korupsi
Mandiri dalam pembuatan dan upload bahan ajar
Kontribusi terhadap 1. Mewujudkan penyelengaraan pembelajaran yang
visi misi organisasi inovatif dengan pemanfaat teknologi informasi
2. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap
Penguatan nilai 1. Kreatif
dasar organisasi 2. Inovatif
Stakeholder Kepala Sekolah, Guru
Sumber hukum 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentng guru
dan dosen

Kegiatan 4 Pembuatan dan upload soal

23
Tahapan Kegiatan 1. Konsultasi dengan kepala sekolah
2. Mengumpulkan sumber literatur seperti buku yang
berkaitan langsung dengan materi.
3. Membuat kisi-kisi soal
4. Pembuatan soal
5. Melakukan upload soal pada website edmodo.com
Output 1. Katu konsultasi dengan kepala sekolah
2. Foto sumber literatur
3. Print out kisi-kisi soal
4. Print out soal
5. Screenshoot soal terupload
Keterkaitan subtansi Akuntabilitas
mata pelatihan Membuat soal sesuai dengan materi dan kisi-kisi soal
Nasionalisme
Membuat soal dengan menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta membuat soal bangun limas
dan prisma dengan gambar rumah tradisional.
Etika Publik
Membuat soal dengan menggunakan kalimat yang baik
dan sopan
Komitmen Mutu
Membuat soal yang tidak menyimpang dari materi
pembelajaran
Anti Korupsi
Membuat penilaian dengan jujur dan transparan dengan
pemanfaatan teknnologi informasi
Kontribusi terhadap 1. Mewujudkan penyelengaraan pembelajaran yang
visi misi organisasi inovatif dengan pemanfaat teknologi informasi
2. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap
Penguatan nilai 1. Kreatif
dasar organisasi 2. Inovatif
3. Efektif
Stakeholder Kepala Sekolah, guru
Sumber hukum 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentng guru
dan dosen

Kegiatan 5 Sosialisasi e-learning kepada peserta didik


Tahapan Kegiatan 1. Meminta persetujuan kepala sekolah untuk melakukan
sosialisasi kepada peserta didik
2. Melakukan sosialisasi kepada peserta didik tentang e-
learning berbasis edmodo

24
3. Memberikan arahan kepada peserta didik untuk
membuat akun masing-masing
4. Memberikan arahan kepada peserta didik untuk masuk
ke kelas yang telah dibuat guru dengan memberikan
kode registrasi kelas.
Output 1. Kartu konsultasi mentor
2. Daftar hadir peserta didik
3. Dokumentasi berupa foto
4. Printout tata cara pendaftaran akun siswa
Keterkaitan subtansi Akuntabilitas
mata pelatihan Melakukan sosiaisasi dengan persetujuan dan sesuai
arahan kepala sekolah.
Nasionalisme
Melakukan sosialisai menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan Benar
Etika Publik
Melakukan sosialisasi kepada peserta didik dengan
menerapkan etika sopan santun, berpakaian rapi dan
sopan serta menghargai kritik dan saran mentor.
Komitmen Mutu
Melakukan sosialisasi dengan peserta didik dengan
sungguh-sungguh dan diharapkan mampu meningkatkan
kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran
Anti Korupsi
Teliti dalam memberikan kode registrasi kelas kepada
peserta didik
Kontribusi terhadap Mewujudkan penyelengaraan pembelajaran yang inovatif
visi misi organisasi dengan pemanfaat teknologi informasi
Penguatan nilai 1. Kreatif
dasar organisasi 2. Inovatif
Stakeholder Kepala Sekolah, guru, siswa
Sumber hukum 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentng guru
dan dosen

Kegiatan 6 Simulasi e-learning


Tahapan Kegiatan 1. Meminta persetujuan kepala sekolah tentang jadwal
dan pelaksanaan simulasi e-learning
2. Melakukan pemberitahuan kepada peserta didik akan
adanya simulasi e-learning
3. Menyiapkan tempat simulasi e-learning
4. Melakukan simulasi e-learning

25
Output 1. Kartu konsultasi mentor
2. Surat persetujuan kepala sekolah
3. Daftar akun guru dan peserta didik
4. Daftar hadir simulasi e-learning
5. Printout tata cara simulasi e-learning
6. Dokumentasi foto simulasi e-learning
Keterkaitan subtansi Akuntabilitas
mata pelatihan Melakukan simulasi sesuai dengan persetujuan dan
arahan kepala sekolah.
Nasionalisme
Melakukan simulasi menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan Benar
Etika Publik
Melakukan simulasi kepada peserta didik dengan
menerapkan etika sopan santun, berpakaian rapi dan
sopan serta menghargai kritik dan saran mentor.
Komitmen Mutu
Melakukan simulasi dengan peserta didik dengan
sungguh-sungguh dan diharapkan mampu meningkatkan
kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran
Anti Korupsi
Teliti dan jujur dalam pelaksanaan simulasi
Kontribusi terhadap Mewujudkan penyelengaraan pembelajaran yang inovatif
visi misi organisasi dengan pemanfaat teknologi informasi
Penguatan nilai 1. Kreatif
dasar organisasi 2. Inovatif
Stakeholder Kepala Sekolah, guru dan siswa
Sumber hukum 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentng guru
dan dosen

Kegiatan 7 Evaluasi
Tahapan Kegiatan 1. Konsultasi dengan kepala sekolah
2. Menyiapakn daftar kegiatan yang telah dilaksanakan
3. Membuat daftar checklist kegiatan yang telah
dilaksanakan
4. Meminta tanda tangan kepala sekolah atas kegiatan
yang telah dilakukan
Output 1. Kartu konsultasi mentor
2. Daftar checklist kegiatan
3. Daftar checklist kegiatan yang telah ditandatangani
kepala sekolah

26
4. Dokumentasi foto
Keterkaitan subtansi Akuntabilitas
mata pelatihan Melakukan checklist kegiatan dengan sebenar-benarnya
Nasionalisme
Membuat daftar checklist menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
Etika Publik
Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah dengan
menerapkan etika sopan santun, berpakaian rapi dan
sopan serta menghargai kritik dan saran mentor.
Komitmen Mutu
Melakukan kegiatan evaluasi dengan efisien sesuai
dengan kegiatan yang telah dilakukan, serta berharap
kegiatan yang telah dilakukan merupakan suatu bentuk
inovasi dalam proses pembelajaran
Anti Korupsi
Jujur dalam melakukan proses checklist kegiatan
Kontribusi terhadap Mewujudkan penyelengaraan pembelajaran yang inovatif
visi misi organisasi dengan pemanfaat teknologi informasi
Penguatan nilai 1. Kreatif
dasar organisasi 2. Inovatif
Stakeholder Kepala Sekolah, guru
Sumber hukum 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentng guru
dan dosen

C. RUANG LINGKUP
Kegiatan aktualualisasi dengan judul Pembuatan e-learning Berbasis Edmodo
untuk Peningkatan Kemandirian Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran
Matematika di SMP Negeri 48 Muaro Jambiakan diterapkan pada kelas VIII. A
pada materi prisma dan limas.

27

Anda mungkin juga menyukai