Anda di halaman 1dari 25

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS


Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar PNS sering disebut dengan ANEKA.
Kelima nilai dasar itu adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, serta ditambah dengan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole Of Government.
Untuk mencapai terciptanya aparatur negara yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanaan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka perlu adanya
penerapan nilai-nilai dasar PNS. Nilai-nilai dasar tersebut dijabarkan sebagai
berikut.

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai yang
mencerminkan akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah yang dimana
pimpinan memainkan peran yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah : mendorong komunikasi yang
lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan,

19
serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjungjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-Undang, kontrak,
kebijakan dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada public dan/atau stakeholder.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh
sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat meghancurkan kepercayaan
dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak
optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga desertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya keahlian (skill) yang dimiliki.

20
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
Dengan demikian fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen
dan kredibilitas anggota organisasi.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme merupakan pondasi bagi Aparatur Sipil Negara dalam
mengaktualisasikan fungsi dan tugasnya yang berorientasi untuk kepentingan
Publik, Bangsa dan Negara melalui penanaman nilai-nilai Pancasila bukan
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Nilai-nilai yang mencerminkan
nasionalisme antara lain : gotong royong, persamaan etnis, cinta tanah air,
patriotisme, musyawarah mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak diskriminatif,
kerjasama, tenggang rasa, kerja keras.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.

21
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Nilai-nilai Etika Publik antara lain: 
1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasilguna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir

22
3.1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara
bertujuan menjadikan pemerintahan yang baik dan bersih. Indikator komitmen
mutu dalam pelaksanaan tugas ASN dicirikan pada pekerjaan yang berazaskan
efektivitas, efiseinsi, selalu berinovasi demi menjawab tantangan yang senantiasa
berubah, serta mutu kinerja ASN. Target utama kinerja aparatur yang berbasis
komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan (customer satisfaction).

3.1.5 Anti Korupsi


Anti korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam
UU No. 20 Tahun 2001 diartikan sebagai setiap tindakan melawan hukum dengan
tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan negara, suap menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan gratifikasi. Subjek korupsi adalah setiap individu,
penyelenggara Negara (ASN). Korupsi dapat terjadi karena objek yang
mendukung seperti: janji, kesempatan, kemudahan, dan kekayaan Negara.
Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya
kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima, demi
keuntungan bersama. Kedua pihak sama-sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk
koersi (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk
menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan,
orang-orangnya, atau hal yang dihargai
3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran
barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan

23
bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang
akan datang
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus
kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam
rangka menduduki jabatan publik
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari
pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan
suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak korupsi yang lain
7. Korupsi defensif adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak
sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut : jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam
Pemerintahan dan Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan
sebuah Negara berada dipundak setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh
setiap ASN dalam mendukung perkembangan kemajuan sebuah Negara semakin
berat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oknum Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran hukum, terlibat praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,
disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah satu hambatan dalam
pembangunan.
Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

24
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan
oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
2. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN berkewajiban dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kedudukan dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh
tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

25
3.2.1 Whole of Government
1. Pengertian Whole Of Government
Whole of government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah yaitu sebagai berikut :
a) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan
integritas kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks
juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
b) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor
lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan tidak
beriringan, malainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh.
Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari
lainnya.
c) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini
merupakan upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh
sektor guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang
berorientasi sekor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan
yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.

26
2. Praktek WoG
Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
menkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan salah satu bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar strukur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d. Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi
ini. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi
tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
3. Tantangan dalam Praktek WoG
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain sebagai berkut :
a. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi

27
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda.
b. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi
pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan.
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu
SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.

3.2.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk manghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politk, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pewagai ASN secara
menetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) PPPK adalah
warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam melaksanakan tugas pemerintahan.

28
2. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
a. PNS berhak memperoleh :
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi
b. PPPK berhak memperoleh :
1. Gaji, dan tunjangan,
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang; 
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; 
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggungjawab;

29
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan; 
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3.2.3 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah (Lembaga
Administrasi Negara: 1998). Prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak Diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah
pelayanan masyarakat, baik itu merupakan layanan sipil maupun layanan publik.
Artinya kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak.
Pelayanan tersebut melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun
berkelompok (organisasi), dan dilakukan secara universal.
Hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa
saja yang berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang
tugasnya menyelenggarakan pelayanan. Tugas pemerintah adalah untuk melayani
dan mengatur masyarakat, dan tugas pelayan lebih menekankan kepada

30
mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat
waktu proses pelaksanaan urusan publik
Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:
1. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.
2. Membangun visi dan misi pelayanan.
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, sebagai
dasar pemberian pelayanan.
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi
organisasi.
5. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas
pelayanannya dengan baik.
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:
1. Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3. Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5. Patience (Penuh rasa kesabaran)
6. Proporsional (Tidak mengada-ada)
7. Punctional (Tepat waktu)

3.3 Rancangan Aktualisasi


Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai
dengan nilai – nilai dasar profesi PNS / ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government yang akan diaktualisasikan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – hari di Puskesmas Sukaramai
Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat. Adapun rancangan aktualisasi
yang akan di implementasiakan adalah sebagai berikut.
Isu yang diangkat: Masih tingginya masalah kesehatan penyakit
tuberculosis paru . Adapun kegiatannya sebagai berikut:

31
1. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru.
2. Melakukan pembinaan kepada Petugas Desa mengenai TB Paru dan
penggunaan “aplikasi Sitrust”.
3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO
(Pengawas Menelan Obat) untuk memantau pasien minum obat secara
teratur.
4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit
Tuberkulosis Paru kepada masyarakat.
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru.

32
Formulir.1 Rancangan Kegiatan
Unit Kerja : Puskesmas Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat
Identifikasi Isu : 1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberkulosis Paru
2. Rendahnya kemauan ibu melakukan asi eksklusif
3. Masih ditemukan anak dengan gizi kurang
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah
5. Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarang
Isu yang diangkat : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberkulosis Paru
Gagasan Kegiatan : 1. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru
2. Melakukan pembinaan kepada Petugas Desa mengenai TB Paru dan penggunaan “aplikasi Sitrust”
3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk memantau pasien
minum obat secara teratur
4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru kepada masyarakat
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru

33
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melaksanakan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
kegiatan penyuluhan kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
kepada masyarakat (Kepala Puskesmas) penyuluhan terkait dalam beberapa kegiatan penyuluhan ini,
mengenai untuk melakukan kepada kegiatan yaitu: penyuluhan kepada maka dapat
pencegahan penyakit kegiatan penyuluhan masyarakat 1.ETIKA PUBLIK : masyarakat maka memberikan
Tuberkulosis Paru 2. Saya akan tentang penyakit Meminta izin dengan dapat mewujudkan penguatan pada
mempersiapkan materi TB Paru, maka sopan kepada atasan, dan Visi Puskesmas nilai dasar
penyuluhan kesehatan masyarakat dapat Menjalankan tugas secara yaitu “Terwujudnya organisasi yaitu
mengenai penyakit TB mengetahui profesional dan tidak kecamatan sehat Profesional dalam
paru bahaya penyakit berpihak untuk yang mandiri dan memberikan
3. Saya akan TB Paru dan kepentingan pribadi terdepan dalam pelayanan yang
berkoordinasi dengan lebih sadar 2. KOMITMEN MUTU: pelayanan terbaik, bersikap
Tata Usaha untuk dalam menjaga Pembuatan kesehatan”. dan ramah kepada
membuat surat kesehatannya materipenyuluhan Misi masyarakat,
undangan pertemuan Kesehatan sangat efektif “Menyelenggaraka bertanggung
dengan masyarakat Manfaat : dalam pemecahan isu serta n pelayanan yang jawab dan Ikhlas
4. Saya akan meminta izin Jika kegiatan ini meningkatkan mutu berkualitas dan melayani sepenuh
dengan Kepala Desa teraksana dengan kesehatan. terjangkau bagi hati
untuk melakukan baik maka 3. AKUNTABILITAS masyarakat di
kegiatan tingkat penularan Transparansi : Dalam wilayah kerja
5. Saya akan melakukan penyakit Tb Paru kegiatan ini dilakukan puskesmas” dan
kegiatan penyuluhan tidak meningkat. dengan memberikan “Memberi
kepada masyarakat informasi secara terbuka pelayanan prima
Dampak : yang disampaikan kepada demi terwujudnya

34
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Jika kegiatan ini Kepala Desa dan masyarakat sehat
tidak terlaksana disebarkan ke masing mandiri dan peduli
dengan baik masing kadus. kesehatan”
maka akan Kejelasan :
berdampak pada menyampaikan jadwal dan
meningkatnya tempat kegiatan secara
tingkat penularan detail.
penyakit Tb 4. NASIONALISME :
paru. semakin dengan nilai nilai Adil/
banyak tidak membeda bedakan
masyarakat suku, agama dan ras,
menderita Tb dan Nilai peduli terhadap
Paru. kesehatan
5. PELAYANAN
PUBLIK:
Memberikan
penyuluhan/informasi
kepada masyarakat dengan
komunikasi efektif yang
mencerminkan pelayanan
publik yang baik.
6.WHOLE OF
GOVERNMENT
Kegiatan ini berkoordinasi
dengan Kepala Desa
sebagai upaya kolaboratif
35
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan
2 Melakukan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
pembinaan kepada kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
Petugas Desa (Kepala Puskesmas) pembinaan terkait dalam beberapa pembinaan kepada pembinaan
mengenai TB Paru untuk melakukan kepada Petugas kegiatan yaitu : Petugas Desa , kepada petugas
dan penggunaan kegiatan pembinaan Desa maka 1. ETIKA PUBLIK : maka dapat desa ini, maka
“aplikasi Sitrust” Petugas Desa Tersebut dapat Meminta izin dengan mewujudkan Visi dapat
2. Saya akan membantu sopan kepada atasan, dan Puskesmas yaitu memberikan
mempersiapkan materi menemukan Menjalankan tugas secara “Terwujudnya penguatan pada
pembinaan masyarakat yang profesional dan tidak kecamatan sehat nilai dasar
3. Koordinasi dengan Tata dicurigai terkena berpihak untuk yang mandiri dan organisasi yaitu
Usaha untuk membuat penyakit TB kepentingan pribadi terdepan dalam Profesional dalam
surat undangan Paru agar 2. KOMITMEN MUTU: pelayanan memberikan
pertemuan penyebaran Pembuatan kesehatan” dan pelayanan yang
4. Saya akan penyakitnya materipenyuluhan Misi terbaik, dan
berkoordinasi dengan dapat Kesehatan sangat efektif “Menggerakkan bersikap ramah
program TB untuk diminimalisir dalam pemecahan isu serta pembangunan kepada
mempersiapkan dan petugas desa meningkatkan mutu berwawasan masyarakat, serta
kegiatan dapat membantu kesehatan. kesehatan bertanggungjawab
5. Saya akan melakukan memberikan 3. AKUNTABILITAS diwilayah kerja memberikan
kegiatan pembinaan dorongan kepada Transparansi : Dalam puskesmas terobosan bagi
kepada petugas desa pasien untuk kegiatan ini dilakukan sukaramai” dan peningkatan
meminum obat dengan memberikan “Melakukan upaya pelayanan
dan diawasi oleh informasi secara terbuka pemberdayaan kesehatan
PMO yang disampaikan kepada masyarakat melalui
36
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pengelola program TB pembentukan dan
Manfaat: untuk mengundang pembinaan UKBM
Jika kegiatan ini petugas desa yang sesuai dengan
terlaksana Responsibilitas : situasi kondisi dan
petugas desa Bertanggung jawab kebutuhan
dapat membantu menjalani tugas untuk masyarakat
memberikan membina masyarakat setempat”.
dorongan kepada berperilaku sehat
pasien untuk Kejelasan :
meminum obat menyampaikan jadwal dan
dan petugas desa tempat kegiatan secara
dapat detail.
menggunakan 4.WHOLE OF
aplikasi GOVERNMENT
SITRUST Kegiatan ini berkoordinasi
dengan Program TB
Dampak : sebagai upaya kolaboratif
Jika kegiatan ini untuk mencapai tujuan
tidak terlaksana pembangunan kesehatan
dengan baik 5. NASIONALISME :
maka akan dengan nilai nilai Adil/
berdampak pada tidak membeda bedakan
petugas desa suku, agama dan ras,
yang tidak dapat dan Nilai peduli terhadap
menemukan kesehatan masyarakat
masyarakat yang
37
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dicurigai terkena
penyakit TB
Paru dan tidak
dapat
menggunakan
aplikasi
SITRUST
3 Melakukan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
kunjungan rumah kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
(home visit) dalam (Kepala Puskesmas) kunjungan terkait dalam beberapa kunjungan rumah kunjungan rumah
pembinaan PMO untuk melakukan rumah kepada kegiatan yaitu: kepada PMO, maka ini, maka dapat
untuk memantau kunjungan rumah dalam PMO, maka 1. ETIKA PUBLIK : dapat mewujudkan memberikan
pasien minum obat pembinaan PMO PMO dapat Meminta izin dengan Visi Puskesmas penguatan pada
secara teratur 2. Saya akan memberikan sopan kepada atasan, dan yaitu “Terwujudnya nilai dasar
berkoordinasi dengan pemantauan Menjalankan tugas secara kecamatan sehat organisasi yaitu
Tata Usaha untuk secara lebih profesional dan tidak yang mandiri dan Profesional dalam
membuat surat kepada pasien berpihak untuk terdepan dalam memberikan
Pemberitahuan dalam kepentingan pribadi pelayanan pelayanan yang
melakukan kunjungan mengawasi 2. AKUNTABILITAS kesehatan” dan terbaik, bersikap
rumah meminum obat Kepercayaan : Misi “Memberi ramah kepada
3. Saya akan meminta izin secara teratur Berkoordinasi dengan pelayanan prima masyarakat,
kepada Kepala Desa agar pengobatan Petugas Desa dalam demi terwujudnya bertanggung
untuk melakukan pasien dilakukan kunjungan rumah masyarakat sehat jawab dalam
kunjungan rumah warga secara tuntas dan memberikan rasa percaya mandiri dan peduli mengawasi PMO,
nya tidak putus pasien kesehatan”. ikhlas bekerja
4. Saya akan Transparansi : Dalam sepenuh hati serta
38
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
berkoordinasi dengan Manfaat: kegiatan ini dilakukan setia
Petugas Desa dalam Pasien dengan memberikan mendampingi
kunjungan rumah meminum obat informasi secara terbuka masyarakat
5. Saya akan secara teratur yang disampaikan kepada
menyampaikan materi dan pengobatan Kepala Desa dan
pembinaan kepada tuntas dan tidak disebarkan ke masing
PMO putus masing kadus.
3. NASIONALISME :
dengan nilai nilai Adil/
Dampak: tidak membeda bedakan
Pasien tidak suku, agama dan ras,
meminum obat dan Nilai peduli terhadap
secara teratur kesehatan masyarakat
dan pengobatan 4. KOMITMEN MUTU:
tidak tuntas melakukan kunjungan
sehingga rumah agar PMO dapat
menimbulkan mengawasi pasien minum
Penyakit TB obat secara teratur untuk
yang lebih parah kesembuhan pasien
5. ANTI KORUPSI :
Tidak meminta imbalan
setelah memberikan
pembinaan kepada PMO

Kegiatan ini berkoordinasi


dengan Petugas Desa
39
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sebagai upaya kolaboratif
untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan
(Whole of Government)
4 Menyebarkan media 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
informasi berupa dan arahan kepada disebarkannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
leaflet tentang atasan untuk proses media informasi terkait dalam beberapa penyebaran media penyebaran media
penyakit pembuatan hingga kesehatan berupa kegiatan yaitu: informasi leaflet ini, maka
Tuberkulosis Paru penyebaran media leaflet, maka 1.ETIKA PUBLIK : kesehatan, maka dapat
kepada masyarakat informasi kepada masyarakat lebih Meminta izin dan arahan dapat mewujudkan memberikan
masyarakat tentang memahami kepala puskesmas dengan Visi Puskesmas penguatan pada
penyakit TB Paru mengenai bahaya sikap sopan santun yaitu “Terwujudnya nilai dasar
2. Saya akan merancang penyakit TB 2.AKUNTABILITAS: kecamatan sehat organisasi yaitu
media informasi berupa Paru dan selalu Mendesain dengan benar yang mandiri dan Profesional dalam
leaflet yang akan dibuat menjaga dan teliti merupakan terdepan dalam memberikan
3. Saya akan mencetak kesehatan wujud dari keseriusan dan pelayanan pelayanan yang
media informasi mereka tanggungjawab dalam kesehatan” dan terbaik, ramah,
4. Saya akan menyebarkan menyelesaikan isu. Misi tanggung jawab
media informasi Manfaat: 3 KOMITMEN MUTU: “Menyelenggaraka dan ikhlas dalam
Jika Meningkatkan n pelayanan yang bekerja
dilakukannya pengetahuan Masyarakat berkualitas dan
kegiatan ini mengenai masalah terjangkau bagi
maka keluarga penyakit TB Paru, masyarakat di
pasien dapat Berinovasi membuat wilayah kerja
lebih mudah media informasi untuk puskesmas” dan
mengerti dengan memudahkan “Memberi
40
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
membaca penyampaian informasi pelayanan prima
informasi yang kepada masyarakat demi terwujudnya
ada di leaflet Efektifitas: masyarakat sehat
Mencetak brosur/leaflet di mandiri dan peduli
Dampak : percetakan yang biayanya kesehatan”
Jika tidak lebih murah lebih efisiensi
dilakukannya dalam memecahkan isu.
kegiatan ini 4.NASIONALISME :
maka membagikan leaflet tanpa
penyebarluasan membeda bedakan
informasi 5.ANTI KORUPSI :
tentang penyakit Pembuatan leaflet sesuai
Tb paru dan anggaran operasional
penggunaan program/ mandiri, tidak
masker kurang meminta bayaran kepada
optimal masyarakat
5 Memberikan masker 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Kegiatan ini
kepada pasien kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan sesuai dengan
penderita (Kepala Puskesmas) pemberian terkait dalam beberapa pemberian masker nilai organisasi
Tuberkulosis Paru untuk memberikan masker kepada kegiatan yaitu: kepada pasien TB puskesmas nomor
masker kepada pasien pasien TB Paru, 1.ETIKA PUBLIK : maka dapat 1,3 dan 4, yaitu
TB Paru maka penularan Meminta izin dengan mewujudkan Visi santun, handal
2. Saya akan penyakit TB sopan kepada atasan, dan Puskesmas yaitu dan adil
berkoordinasi kepada Paru dapat tidak berpihak untuk “Terwujudnya
petugas apotek untuk dicegah kepentingan pribadi kecamatan sehat
menyediakan masker 2. AKUNTABILITAS yang mandiri dan
41
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Saya akan memberikan Manfaat: Responsibilitas : terdepan dalam
masker kepada pasien Jika Memberikan masker pelayanan
4. Saya akan menjelaskan dilakukannya kepada pasien TB paru kesehatan” dan
pemakaian masker yang kegiatan ini dengan persediaan yang Misi “Memberi
benar maka pasien sesuai kebutuhan pelayanan prima
mempraktekkan 3. NASIONALISME : demi terwujudnya
penggunaan dengan nilai nilai Adil/ masyarakat sehat
masker tidak membeda bedakan mandiri dan peduli
suku, agama dan ras, kesehatan”
Dampak : dan Nilai peduli terhadap
Jika tidak kesehatan masyarakat
dilakukannya 4. KOMITMEN MUTU
kegiatan ini Efektifitas : Dengan
maka diberikannya masker
penyebarluasan kepada pasien akan sangat
Tb paru semkin efektif dalam mencegah
meningkat penularan penyakit kepada
orang lain
5.ANTI KORUPSI :
Tidak meminta bayaran
pemberian masker kepada
pasien

42
3.4 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan

Adapun rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan selama proses


habituasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan Habituasi


(Dalam Minggu)
Sep Oktober Nov
V I II III IV I
1 Melaksanakan kegiatan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai
pencegahan penyakit Tuberkulosis
Paru
2 Melakukan pembinaan kepada
Petugas Desa mengenai TB Paru
dan penggunaan “aplikasi Sitrust”
3 Melakukan kunjungan rumah
(home visit) dalam pembinaan
PMO (Pengawas Menelan Obat)
untuk memantau pasien minum
obat secara teratur
4 Menyebarkan media informasi
berupa leaflet tentang penyakit
Tuberkulosis Paru kepada
masyarakat
5 Memberikan masker kepada pasien
penderita Tuberkulosis Paru

43

Anda mungkin juga menyukai