Anda di halaman 1dari 16

BAB III

KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

A. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar ASN


Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan
ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter
ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA
adalah sebagai berikut : (LAN RI, 2015)
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan
responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-
nilai publik tersebut antara lain adalah :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi,
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis,
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik,
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat membuat
keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel

16
dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap
masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan
kepentingan umum berarti bahwa memastikan tindakan dan keputusan yang
berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process;
akuntabel dan transparan; melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien;
berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik etika sesuai
dengan organisasinya; serta mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya
potensi konflik kepentingan.
Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel, maka diperlukan
beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai dasar akuntabilitas, antara lain
kepemimpinan, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, dan konsistensi.
Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada pelaksanaan pemerintahan
antara lain :
a. Terciptanya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat,
b. Terwujudnya masyarakat madani yang berintegrasi dengan pemerintah,
c. Terciptanya Good Governance dan tercapainya tujuan nasional yakni Indonesia
Jaya,
d. Adanya dukungan serta legitimasi masyarakat terhadap Pemerintah,
e. Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,
f. Masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.

17
Tabel 3.1
Nilai-nilai Dasar Akuntabilitas
Nilai Dasar
No Keterangan
Akuntabilitas
1. Jujur Jujur dari diri sendiri.
2. Tanggungjawab Kewajiban individu dan lembaga ada suatu konsekuensi
dari setiap tindakan yang dilakukan.
3. Kejelasan wewenang Mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
4. Integritas Kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak,
kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
5. Mendahulukan Mendahulukan kepentingan masyarakat dan negara
kepentingan publik diatas kepentingan pribadi dan golongan.
6. Konsisten Menjamin stabilitas dari kebijakan, prosedur, sumber
daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang akuntabel karena kuatnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
7. Adil Keadilan akan meningkatkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan
menjadi optimal.
8. Transparan Mendorong komunikasi dan kerjasama antara kelompok
internal dan eksternal, memberi perlindungan terhadap
pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan, meningkatkan kepercayaan dan
keyakinan kepada pemimpin secara keseluruhan.
9. Netral Tidak memihak, bebas dari intervensi politik.

18
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Salah satu
cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme
merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan
dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa dan menyingkirkan kepentingan
kelompok, individu serta golongan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip
adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus
obyektif, jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada
salah satu kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil
dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman,
damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

19
Tabel 3.2
Nilai-nilai Dasar Nasionalisme
Nilai Dasar
No. Keterangan
Nasionalisme
Pengamalan Nilai Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Religius Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati Menghormati perbedaan dan kebebasan orang lain.
3. Kerjasama Kerjasama untuk kepentingan Bersama.
4. Tidak memaksakan Tidak memaksakan sesuatu kepada orang lain.
kehendak
5. Jujur Bersikap jujur untuk diri sendiri, orang lain dan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
6. Amanah Menjaga janji dengan teguh, tidak berkhianat.
Pengamalan Nilai Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
7. Adil Bersikap adil.
8. Persamaan derajat Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban setiap orang.
9. Tidak diskriminatif Tidak diskriminatif dalam memilih-milih orang lain atas
dasar tertentu.
10. Mencintai sesama Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
manusia
11. Tenggang rasa/ Mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena
toleransi terhadap orang lain.
12. Membela kebenaran Berani membela kebenaran dan keadilan.
Pengamalan Nilai Sila Ketiga, Persatuan Indonesia
13. Persatuan Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
14. Rela bekorban Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan

20
bangsa.
15. Cinta tanah air Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
16. Memelihara ketertiban Memajukan pergaulan ketertiban demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
17. Disiplin Disiplin mengutamakan kepentingan bersama, bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Pengamalan Nilai Sila Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan
18. Musyawarah Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan Bersama.
19. Kekeluargaan Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat
kekeluargaan.
20. Menghormati Menghormati keputusan, tidak memaksakan kehendak
keputusan kepada orang lain.
21. Tanggungjawab Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah.
22. Kepentingan bersama Mengutamakan kepentingan bersama untuk masyarakat dan
negara diatas kepentingan pribadi.
Pengamalan Nilai Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
23. Gotong-royong Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-
royong.
24. Sosial Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
25. Tidak menggukan hak Menghormati hak-hak orang lain, menjauhi sikap pemerasan
yang bukan miliknya terhadap orang lain.
26. Hidup sederhana Tidak bersifat boros, tidak bergaya hidup mewah.
27. Kerja keras Suka bekerja keras.
28. Menghargai karya Menghargai hasil karya orang lain.
orang lain

21
3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila,
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah,
c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia,
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak,
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian,
f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif,
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur,
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik,
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah,
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun,
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi,
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama,
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai,
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
 

22
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik mengatur perilaku agar pegawai ASN :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing yang
dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat,
semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat.
Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan
pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum.

23
Tabel 3.2
Nilai-nilai Dasar Etika Publik
Nilai Dasar
No. Keterangan
Etika Publik
1. Jujur Melaksanakan tugas dengan jujur.
2. Tanggungjawab Bertanggungjawab tehadap tugas yang dilaksanakan.
3. Integritas tinggi Tetap menjalankan tugas sesuai ketentuan, walau tidak ada
yang mengawasi.
4. Cermat Teliti dalam melaksanakan tugas.
5. Disiplin Disiplin menyelesaikan tugas tepat waktu.
6. Hormat Melayani dan melaksanakan tugas dengan sikap hormat,
tidak menganggap sepele tugas yang dikerjakan.
7. Sopan Sopan dalam menerima tugas.
8. Taat peraturan Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang
perundang undangan yang berlaku.
undangan
9. Taat perintah Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
peraturan perundang undangan dan etika pemerintahan.
10. Menjaga rahasia Menjaga kerahasiaan yang menyangkut tugas, status,
jabatan, instansi, dan kebijakan negara.

4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam
implementasinya masih belum sesuai dengan harapan. Penyelengaraan
pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi
ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik
dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap
melayani dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat
sebagai stakeholder pemerintah. Aspek utama yang menjadi

24
target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi,
inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh
mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien
merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang
dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan dasar untuk mengukur
tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat
dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberikan
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul
karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi
dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan
suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan
berorientasi pada mutu.
Tabel 3.4
Nilai-nilai Dasar Komitmen Mutu
Nilai Dasar
No. Komitmen Keterangan
Mutu
1. Efektivitas Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja.
2. Efisiensi Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga
tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
3. Inovasi Inovasi adalah perubahan, untuk efektivitas pencapaian target
yang telah direncanakan dengan sumber daya untuk efisiensi

25
terbatas.
4. Orientasi Mutu Berorientasi pada kepuasan publik/ masyarakat atas mutu
barang, proses, layanan dan paradigma.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corio dan corrus yang berarti perbuatan yang
tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tindak pidana
korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun
tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No.
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi
adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian Keuangan Negara, (2)
suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam
jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari
nilai-nilai anti korupsi, yaitu :
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang,
b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar,
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal,
d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan,
e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu,
f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian,
g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros,
h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran,

26
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Untuk menjadi PNS yang professional, hendaknya kita memiliki karakter
ANEKA. Marilah kita implementasikan nilai-nilai ANEKA dalam kehidupan kita
sehari-hari.

Tabel 3.5
Nilai-nilai Dasar Anti Korupsi
Nilai Dasar
No. Keterangan
Anti Korupsi
1. Jujur Jujur dimulai dari diri sendiri dalam tindakan, perbuatan,
teladan, dan pertanggungjawaban untuk diri sendiri dan Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Peduli Peduli terhadap masalah yang dihadapi, pelopor, bertindak
cermat dan tepat.
3. Mandiri Tidak bergantung pada orang lain, tegas, berintegritas, dan
percaya diri dalam pelaksanaan tugas, serta tidak mudah
dipengaruhi oleh pihak lain.
4. Disiplin Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku,
mengikuti prosedur yang berlaku, memperhatikan kode etik
dan perilaku ASN.
5. Tanggungjawab Melaksanakan tugas dengan baik, tepat waktu, berkualitas,
efektif, dan efisien, mengutamakan kepentingan masyarakat
dan negara diatas kepentingan pribadi.
6. Kerja keras Tekun, kerja keras dengan integritas mengejar hasil target
melalui cara yang dibenarkan.
7. Sederhana Tidak bersikap konsumtif, mengutamakan kesederhanaan
dalam kehidupan pribadi maupun melaksanakan tugas, tidak
boros, dan menjadi contoh lingkungannya.
8. Berani Tegas dan konsisten dalam memperjuangkan kebenaran dalam
tugas, tidak ragu atau ambigu dalam bertindak dan sesuai
aturan yang berlalu.
9. Adil Adil dalam menjalankan tugas, tidak membeda-bedakan.

27
B. Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. (LAN RI, 2017)
a. Kedudukan ASN Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN Berdasarkan
jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.
b. Peran ASN Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut :
1) Pelaksana Kebijakan Publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik
2) Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

Dalam menjalankan tugas dan kedudukannya harus memperhatikan Kode Etik


dan Kode Perilaku ASN dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN. Kode etik dan
kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.

28
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas asn;
dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

2. Whole of Government (WoG)


a. Pengertian Whole of Government (WoG)
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka
WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu
atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan
dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain:
tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. (LAN RI,
2017)

29
b. Nilai-nilai dasar Whole of Governmen
Nilai-nilai dasar Whole of Government yang harus dimiliki seorang
Aparatur Sipil Negara yaitu : (LAN RI, 2017)
1) Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan
efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan.
2) Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga
sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
3) Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal
dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh sumber tersebut.
4) Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait
data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan
biaya.

3. Pelayanan Publik
a. Konsep Pelayanan Publik
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai pelayanan
yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. (LAN
RI, 2017)
b. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada masyarakat,
sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman, antara lain adalah
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN)
Nomor 63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan
publik sebagai berikut : (LAN RI, 2017)
1) Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.

30
2) Kejelasan
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik harus jelas, unit
kerja/pejabat yang berwenang bertanggungjawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian persoalan dan pelaksanaan pelayanan publik
serta kejelasan rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3) Kepastian
Waktu Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
4) Akurasi
Produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5) Keamanan
Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
6) Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas penyelengaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7) Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika (telematika).
8) Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me manfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,
serta memberikan pelayanan dengan ikhlas
10) Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,
tempat ibadah, dan lain-lain.

31

Anda mungkin juga menyukai