2. Nasionalisme
13
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Sebagai bangsa
Indonesia tentunya prinsip nasionalisme harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila
agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara,
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia dan mengembangkan sikap tenggang rasa.
Indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme adalah religius (patuh ajaran
agama), hormat menghormati, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur,
amanah (dapat dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai
sesama manusia, tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan, rela berkorban,
cinta tanah air, memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan,
menghormati keputusan, tanggung jawab, kepentingan bersama, gotong royong,
sosial, tidak menggunakan hak yang bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras,
dan menghargai karya orang lain.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus
menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak langkah dan semangat bekerja untuk
bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari ASN
harus menantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila dan mengaktualisasikannya
dengan semangat nasionalisme yang kuat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi atas standar norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
15
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m. Mendorng kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil yang berpedoman pada konsep efektivitas, efesiensi,
inovasi dan mutu.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Indikator dari
nilai-nilai dasar komitmen mutu , yaitu :
a. Efektifitas adalah tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalah
gunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya.
d. Orientasi Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja.
Komitmen mutu berada dalam tiga tingkatan yaitu :
a. Komitmen pada level organisasi yang menetapkan nilai publik dan komitmen
pemerintah untuk kualitas berdasarkan permintaan pelanggan dan mendukung
partisipasi publik. Pada level ini adanya jaminan bagi keterbukaan saluran
16
informasi yang membuka sarana keluhan pelanggan dan perlindungan terhadap
hak pelanggan;
b. Komitmen pada level hasil, ditunjukkan dengan adanya penetapan standar
pelayanan dalam kualitas dan kuantitas;
c. Komitmen pada level individu, misalnya sekolah swasta mendefenisikan
komitmen mutu dalam bentuk layanan terbaik mereka kepada institusi atau
pelanggan tertentu.
5. Anti Korupsi
Korupsi Artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator
dari nilai-nilai dasar anti korupsi, yaitu :
a. Jujur
adalah lurus hati, tidak curang, tidak berbohong. Orang yang jujur akan
konsisten dengan apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan.
b. Peduli
adalah memperhatikan serta melibatkan diri dalam suatu persoalan,
keadaan/kondisi di sekitar kita.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya, pada
saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu.
e. Tanggung Jawab adalah menyelesaikan pekerjaan sesuai amanah yang
diberikan dengan baik, tidak mengelak, berani menghadapi dan memikul segala
akibat atas pekerjaan yang dilakukan.
f. Kerja Keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti sebelum targetnya tercapai.
g. Sederhana adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya
memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak
tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
17
h. Berani Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan
maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.
18
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para
ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Konsep sistem Merit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
pengelolaan ASN. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
transparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Sistem Merit pada
dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan
diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan
ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk
melaksanakan pekerjaannya. Manajemen menyediakan kondisi dimana berbagai
kebijakan dan manajemen SDM dilakukan dan didasari pada pertimbangan
kualifikasi, kompetensi dan kinerja.
19
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam
pelayanan publik terdapat 3 unsur penting yaitu pertama organisasi
penyelenggara pelayanan publik, kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga kepuasan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
20
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban disini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
21