Anda di halaman 1dari 34

16

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai – Nilai Dasar ANEKA
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang harus diterapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil
Negara (ASN), maka perlu diketahui indikator-indikator dari kelima
dasar tersebut yaitu:
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban
setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas. Alat akuntabilitasnya berupa perencanaan strategis
(strategic plans), kontrak kinerja, dan laporan kinerja. Dalam
menciptakan lingkungan kerja akuntabel, ada beberapa nilai
dasar yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
17

4) Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah


laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak
di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b) Nasionalisme
Nasionalisme, adalah dasar bagi ASN untuk mengaktualisasikan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Nilai dasar dari nasionalisme
antara lain;
a. Implementasi nilai-nilai Pancasila
b. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
1) Berintegritas Tinggi;
2) Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kejujuran, Keadilan, Tidak
Korupsi, Transparan, Akuntabel, Dan Memuaskan Publik;
3) Mengutamakan Kepentingan Publik Dan Masyarakat Luas;
4) Mengutamakan Pelayanan Yang Berorientasi Pada
Kepentingan Publik.
c. ASN sebagai pelayan publik
18

1) Profesional
2) Yang Melayani Publik
3) Berdasarkan SPP
4) Memenuhi Hak-hak Pelanggan (Pasal 18 Undang-Undang
No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik.
5) Berintegritas Tinggi
d. ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
1) Pemersatu Bangsa (Dilandasi Nilai-nilai Semangat Sumpah
Pemuda dan Bhineka Tunggal Ika);
2) Menjaga Kondisi Damai.
c) Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau
norma yang mentukan baik-buruk, benar-salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
19

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan


program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
d) Komitmen Mutu
Komitmen Mutu, merupakan pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi pada kualitas dari hasil pelayanan.
Adapun nilai-nilai komitmen mutu diantaranya mengedepankan
komitmen terhadap kepuasan klien dan menghasilkan
produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
Komitmen mutu menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi
dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Nilai dasar komitmen mutu antara lain;
a. Efektivitas dan efisiensi;
b. Inovasi ;
c. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/
clients;
d. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar customers/clients tetap setia;
e. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
20

f. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan


dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients
maupun perkembangan teknologi;
g. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
h. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
e) Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara, masyarakat baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan atau gratifikasi.
Nilai dasar anti-korupsi antara lain;
1) Integritas
2) Nilai dasar hasil identifikasi oleh KPK; jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan
adil.
2. Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat
memahami peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut beberapa konsep
21

yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK)
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Namun demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah: pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekan dan pemersatu bangsa.
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (Fatimah & Irawati,
2016).
b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
22

pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan


publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan (Suwarno. & Sejati,
2016). Praktek WoG dalam Pelayanan Publik, yaitu:
1) Berdasarkan jenis: pelayanan yang bersifat administrative,
pelayanan jasa, pelayanan barang, dan pelayanan regulative
2) Berdasarkan pola: pelayanan teknis fungsional, pelayanan
satu atap, pelayanan satu pintu, pelayanan terpusat, dan
pelayanan elektronik.
3) Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG: budaya dan
filosofi, cara kerja yang baru, akuntabilitas dan insentif, serta
cara baru pengembangan kebijakan, mendesain program dan
pelayanan collegate approach.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan penyelenggara pelayanan publik. Unsur penting
pelayanan adalah:
1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan.
2) Undur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
Menurut Purwanto, dkk., (2016), terdapat 12 unsur
pelayanan publik, yaitu: 1). Kepentingan umum; 2). Kepastian
hukum; 3). Kesamaan hak; 4). Keseimbangan hak dan
kewajiban; 5). Keprofesionalan; 6). Parsitipatif; 7). Persamaan
perlakuan atau tidak diskriminatif; 8). Keterbukaan; 9).
Akuntabilitas; 10). Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
23

rentan; 11). Ketepatan waktu; 12). Kecepatan, kemudahan dan


keterjangkauan.
Dimensi pelayanan publik yaitu:
1). Ketepatan waktu; 2). Akurasi; 3). Kesopanan dan keramahan;
3). Tanggung jawab; 4). Kelengkapan; 5). Kemudahan; 6).
Variasi model; 7). Pelayanan pribadi; 8) Kenyamanan
(Purwanto,dkk.,2016)
3. Instalasi Rawat inap
a) Pengertian pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat inap adalah suatu bentuk perawatan,
dimana pasien dirawat dan tinggal dirumah sakit untuk jangka
waktu tertentu. Rawat inap juga diartikan sebagai pelayanan
kesehatan perorangan, yang meliputi observasi, diagnose,
pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap
di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit
pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah
bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus
menginap. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap
pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur
perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Ruang
rawat inap adalah ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan
dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam.
b) Kegiatan pelayanan rawat inap
Didalam ruang perawatan terdapat pelayanan :
1) Pelayanan Tenaga Medis
2) Pelayanan Tenaga Paramedis/Keperawatan
3) Lingkungan Fisik Ruang Perawatan
4) Pelayanan Penunjang Medis
5) Pelayanan Administrasi dan Keuangan
24

Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien


yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena
penyakitnya, pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap
mengalami tingkat proses transformasi, yaitu :
1) Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran
dan keyakinan di rawat tinggal di rumah sakit
2) Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan
diagnosisnya
3) Tahap Treatment, yaitu berdasarkan diagnosis pasien
dimasukkan dalam program perawatan dan terapi
4) Tahap Inspeksi, yaitu secara terus menerus di observasi dan
dibandingkan pengaruh dan respon pasien atas
pengobatan.Tahap Kontrol, yaitu setelah dianalisa
kondisinya memungkinkan, pasien dapat dipulangkan.
Pengobatan diubah atau diteruskan namun dapat juga
kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.

Dalam ruangan perawatan rawat inap adalah pelayanan


pasien yang perlu menginap dengan menempati tempat tidur
untuk keperluan observasi, diagnosa dan terapi bagi individu
dengan keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit kronis atau
rehabilitasi medis atau pelayanan medis lainnya setiap hari
dilakukan oleh pelayanan tenaga medis, pelayanan tenaga
keperawatan, pelayanan penunjang medis dan non medis,
pelayanan makanan dan minuman serta kondisi lingkungan fisik
ruangan rawat inap
c) Standar Pelayanan Minimal Departemen Kesehatan RI

Standar pelayanan minimal (Kepmenkes No. 129 Tahun


2008) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal. Selain itu juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang
diberikan oleh Badan Layanan Umum. Dengan disusunnya
Standar Pelayanan Minimal (SPM) diharapkan dapat membantu
pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di rumah
25

sakit.SPM ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumah sakit


dan unsur terkait dalam melaksanakan perencanaan,
pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan.
Pelaksanaan pelayanan di instalasi rawat inap berkaitan
dengan pelayanan medis dan penunjang klinis meliputi rekam
medis dan kegiatan pemeliharaan sarana. Dengan pelayanan
rekam medis dan pemeliharaan sarana yang baik, pasien di
rawat inap akan merasa puas dan nyaman dalam proses
penyembuhannya.
Selain menentukan SPM, Depkes juga menentukan
indikator pelayanan rumah sakit yang dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan
rumah sakit. Indikator tersebut terbagi untuk masing-masing unit.
Indikator untuk unit rawat inap antara lain :
1) BOR (Bed Occupancy Ratio) adalah persentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
2) AVLOS (Average Length of Stay) adalah rata-rata lama
rawat seorang pasien.
3) TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
4) BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu
5) NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.
6) GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum
untuk setiap 1000 penderita kelua
4. Discharge Planning
a) Pengertian Discharge Planning
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah
serangkaian keputusan dan aktivitas-aktivitasnya yang terlibat
dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan
kesehatan.
26

Discharge planning didefenisikan sebagai proses


mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan
kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan
kesehatan umum.
Discharge planning merupakan proses mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu
lingkungan ke lingkungan lain.
Perencanaan pulang merupakan proses perencanaan
sistematis yang dipersiapkan bagi pasien untuk menilai,
menyiapkan, dan melakukan koordinasi dengan fasilitas
kesehatan yang ada atau yang telah ditentukan serta bekerjasama
dengan pelayanan sosial yang ada di komunitas, sebelum dan
sesudah pasien pindah/pulang.
b) Pemberi Layanan Discharge Planning
Proses discharge planning harus dilakukan secara
komprehensif dan melibatkan multidisiplin, mencakup semua
pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi layanan
kesehatan kepada pasien.
Seseorang yang merencanakan pemulangan atau
koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator)
adalah staf rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan untuk
proses discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan,
menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf rumah
sakit untuk merencanakan serta mengimplementasikan discharge
planning.
Seorang discharge planners bertugas membuat rencana,
mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan tindakan dan
proses kelanjutan perawatan. Discharge planning ini
menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit,
karena pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
27

keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan kontinuitas


perawatan melalui proses discharge planning.
c) Penerima Discharge Planning
Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan
discharge planning atau rencana pemulangan. Pasien dan seluruh
anggota keluarga harus mendapatkan informasi tentang semua
rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana
pemulangan tidak hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga,
teman-teman, serta pemberi layanan kesehatan dengan catatan
bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama.
d) Tujuan Discharge Planning
Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau mencapai fungsi
maksimal setelah pulang.Tindakan ini juga bertujuan memberikan
pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutan asuhan
berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan
memfasilitasi komunikasi yang efektif.
Discharge planning adalah proses sistematis yang bertujuan
menyiapkan pasien meninggalkan rumah sakit untuk melanjutkan
program perawatan yang berkelanjutan dirumah atau diunit
perawatan komunitas.
Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
1) Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik
dan psikologis untuk di transfer ke rumah atau ke suatu
lingkungan yang dapat disetujui.
2) Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada
pasien dan pelayanan kesehatan untuk
mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses
pemulangan.
3) Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan
memastikan semua fasilitas pelayanan kesehatan yang
diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien.
28

4) Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi


kepada pasien dan keluarga dengan menyediakan serta
memandirikan aktivitas perawatan diri
e) Manfaat Discharge Planning
Perencanaan pulang mempunyai manfaat sebagai berikut :
1) Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran
kepada pasien yang dimulai dari rumah sakit
2) Dapat memberikan tindak lanjut secara sistematis yang
digunakan untuk menjamin kontinuitas perawatan pasien
3) Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau
kebutuhan perawatan baru
4) Membantu kemandirian dan kesiapan pasien dalam melakukan
perawatan di rumah
Manfaat dari pelaksanaan discharge planning adalah
sebagai berikut:
1) Mengurangi pelayanan yang tidak terencana (unplanned
admission)
2) Mengantispasi terjadinya kegawatdaruratan seletah kembali ke
rumah
3) Mengurangi LOS (Length Of Stay) pasien di rumah sakit
4) Meningkatkan kepuasan individu dan pemberi layanan
5) Menghemat biaya selama proses perawatan
6) Menghemat biaya ketika pelaksanaan perawatan di luar rumah
sakit atau di masyarakat karena perencanaan yang matang.
7) Hasil kesehatan yang dicapai menjadi optimal
f) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning
Program perencanaan pulang (discharge planning) pada
dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan
kepada pasien. Keberhasilan dalam pemberian pendidikan
kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
perawat dan juga dari pasien. Faktor yang berasal dari perawat
29

yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pendidikan


kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman
masa lalu.
1) Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi
penyampaian informasi kepada pasien, sehingga informasi
akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
2) Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan.
Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan perawat
untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan
demikian informasi yang disampaikan lebih mudah diterima
pasien.
3) Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan
kesehatan. Perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup
untuk memberikan pendidikan kesehatan. Pengetahuan yang
baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan
pembelajaran pasien. Pasien akan semakin banyak menerima
informasi dan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan
pasien.
4) Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya
perawat dalam memberikan informasi sehingga informasi yang
diberikan akan lebih terarah sesuai dengan kebutuhan pasien.
Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan
pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang
mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pendidikan
kesehatan, adalah motivasi, sikap, rasa cemas/emosi, kesehatan
fisik, tahap perkembangan dan pengetahuan sebelumnya,
kemampuan dalam belajar, serta tingkat pendidikan.
1) Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan pasien untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi,
maka pasien akan giat untuk mendapatkan informasi tentang
30

kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk


melanjutkan pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
2) Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan
akan memudahkan pasien untuk menerima informasi ketika
dilakukan pendidikan kesehatan.
3) Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi,
sedangkan perasaan cemas akan mengurangi kemampuan
untuk menerima informasi.
4) Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan
penerimaan informasi terganggu.
5) Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin
dewasa usia kemampuan menerima informasi semakin baik
dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
6) Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan
pasien untuk menerima dan memproses informasi yang
diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan. Kemampuan
belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
umumnya kemampuan belajarnya juga semakin tinggi
g) Komponen/Unsusr Discharge Planning
Komponen yang dapat mendukung terselengaranya
discharge planning yang efektif adalah keterlibatan pasien dan
keluarga, kolaborasi antara tim kesehatan, dan dukungan dari
care giver/pendamping pasien. Hal lain yang tidak kalah penting
adalah mengidentifikasi kesiapan komunitas/keluarga dalam
menerima pasien kembali ke rumah.
Unsur-unsur yang harus ada pada sebuah form perencanaan
pemulangan antara lain:
1) Pengobatan di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang
sangat dibutuhkan, dan pengobatan yang harus dihentikan.
2) Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan
efek samping yang umum terjadi.
31

3) Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan


pemeriksaan lain, dengan petunjuk bagaimana untuk
memperoleh atau bilamana waktu akan diadakannya.
4) Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang
perubahan aktivitas, latihan, diet makanan yang dianjurkan dan
pembatasannya.
5) Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi,
ketentuan insulin, dan lain-lain).
6) Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya
yang akan dihadapi setelah dipulangkan. Nama pemberi
layanan, waktu, tanggal, dan lokasi setiap janji untuk control.
7) Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor
telepon yang bisa dihubungi untuk melakukan peninjauan ulang
petunjuk pemulangan.
8) Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di
rumah, perawat yang menjenguk, penolong, pembantu
jalan/walker, kanul, oksigen, dan lain- lain) beserta dengan
nama dan nomor telepon setiap institusi yang bertanggung
jawab untuk menyediakan pelayanan.
B. Rancangan Aktualisasi

Profesi : Perawat Ahli Pertama


Unit kerja : RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Perancanaan
Pulang (Discharge Planning) di Ruang
Paviliun Rumah Sakit Umum Daerah
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
2. Belum Optimalnya Penatalaksanaan pasien
Identifikasi dengan Resiko Jatuh di Ruang Paviliun
:
Isu Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru
3. Belum optimalnya kepatuhan cuci tangan
pasien dan keluarga di Ruang Paviliun Rumah
Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru
Belum optimalanya pelaksanaan Perencanaan
Isu yang Pulang (discharge planning) di ruang pavilium
:
diangkat rumah sakit umum daerah pangeran jaya sumitra
kotabaru
Gagasan Optimalisasi pelaksanaan Perencanaan Pulang
pemecahan (discharge planning) di ruang pavilium rumah sakit
isu umum daerah pangeran jaya sumitra kotabaru
33

Table 3.1 Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 1. Melakukan Teridentifikasinya Saya akan Agar dapat Kegiatan
. 1. Mengidentifik berkerja keras memberikan Mengidentifi
Konsultasi dengan permasalahan yang
asi masalah dalam membantu pelayanan yang kasi
kabid keperawatan timbul
dalam mengidentifikasi optimal dana masalah
2. Melakukan
penatalaksan permasalahan berkualitas serta menunjukan
koordinasi dengan
aan dalam memenuhi sikap
kepala ruangan
discharge penatalaksanaan kebutuhan Kompeten
dan staf discharge planning pulang pasien
planning di dan
3. Menentukan (Anti korupsi) sesuai Misi
ruang berkaloborasi
prioritas masalah RSUD
pavilium dengan
Saya Pangeran Jaya Kabid
berkonsultasikan sumitra Keperawatan
pada kabid kotabaru yang dan Karu utk
Keperawatan serta ke 3 yaitu menentukan
melakukan Memenuhi prioritas
musyawarah kebutuhan masalah
denga kepala pelanggan Competent
ruangan dan staf dengan Collaborativ
denga sopan dan menyediakan e
santu layanan
Nasionalisme ; keperawatan
sila ke 4 yang
(Etika publik) berkualitas
34

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

Saya akan
bertangung jawab
terhadap
pengambila
prioritas masalah
(Akuntabilitas)

Dalam menentukan
prioritas masalah
saya akan
berdiskusi dengan
staf dan pemimpin
untuk
menghasilkan
jasa pelayanan
yang berkualitas
tinggi
(Komitmen mutu)
1. Mempelajari SOP yang sesuai dengan Dalam Adanya SOP Kegiatan
2 1. Mengusulka kembali dan ketentuan pengumpulan sebagai sarana pembuatan
. n draft SOP mencari literatur literatur dan dan prasarana SOP
(Standard SOP Discharge rancangan penunjang menunjukan
Operating planning dilakukan dengan pelayanan, sikap
Procedure) 2. Melakukan penuh tanggung sesuai MISI Kompeten
discharge konsultasi dengan jawab dan RSUD dan
planning kabid keperawatan menghasilkan SOP Pangeran Jaya berkaloborasi
dan kepala ruangan yang mudah Sumitra yang ke dengan
35

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menyusun draft dipahami dan jelas 4 yaitu Kabid
SOP (Akuntabilitas) Menyediakan Keperawatan
sarana dan dan Karu utk
Konsultasi prasarana mendiskusika
Pembuatan draft penunjang n SOP yang
SOP dilakukan pelayanan. dibuat sesuai
dengan diskusi nilai
dan musyawarah organisasi.
(Nasionalisme : Competent
sila ke 4) Collaborativ
diskusi bersama e
mentor saya
lakukan dengan
sikap sopan dan
hormat
(Etika Publik)

Draft SOP akan


disusun dengan
kerja keras dan
secara mandiri
(Anti korupsi)

Draft SOP yang


disusun akan saya
pertanggung
jawabkan dalam
penyusunanny
36

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Akuntabilitas)

Draft SOP dibuat


ringkas dan
mencakup segala
yang dibutuhkan
agar efektif dan
efisien, serta
dibuat dengan
inovasi baru
(komitmen mutu)

3 1. Mengumpulkan Leaflet Discharge planning Dalam Membuat Kegiatan


. 1. Membuat materi leaflet sebagai media utk edukasi pengumpulan Leaflet sebagai pembuatan
leaflet Dischrge planning pasien dan Keluarga di materi dan sarana dan leaflet
tentang 2. Menyusun isi leaflet Ruang Pavillium rancangan leaflet prasarana menunjukan
discharge 3. Mengkonsultasikan dilakukan dengan penunjang sikap
planning dengan Kepala penuh tanggung pelayanan, yang Kompeten
Bidang Keperawatan jawab dan sesuai MISI dan
selaku mentor, dan menghasilkan yang RSUD berkaloborasi
Kepala Ruangan mudah dipahami Pangeran Jaya dengan
untuk Menilai Isi dari dan jelas Sumitra yang ke Kabid
media yang dibuat (Akuntabilitas) 4 yaitu Keperawatan
apakah sudah jelas Menyediakan dan Karu utk
dan layak digunakan Saya akan sarana dan mendiskusika
4. Mencetak leaflet mengkonsultasikan prasarana n Leaflet
5. Membagikan leaflet dan penunjang yang dibuat
saat mengedukasi bermusyawarah pelayanan. sesuai nilai
37

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan Pasien dan pada kasi dan organisasi.
Keluarga Kabid Competent
Keperawatan dan Collaborativ
Karu untuk menilai e
isi dari leaflet yang
saya buat
(Nasionalisme ;
sila ke 4)

Saya akan Cermat


dan bertanggung
jawab dalam
pembuatan media
leaflet
(Etika publik)

Membuat media
leaflet dan
mencetak sendiri
dengan inovatif
yang sederhana
sehingga mudah di
pahami
(Anti korupsi)
(komitmen mutu)

Saya akan
38

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
membagikan leaflet
saat mengedukasi
pasien dan
keluarga agar
dapat efektif dan
efisien dalam
penyampaian
materi.
(Komitmen Mutu)
4 1. Mencari literatur Kartu Discharge planning Dalam
1. Membuat Kartu Discharge sebagai media utk edukasi pengumpulan
kartu planning pasien saat pasien pulang materi dan literatur
discharge 2. Melakukan konsultasi kartu discharge
planning dengan kabid planning dilakukan
keperawatan dan dengan penuh
kepala ruangan tanggung jawab
tentang isi kartu dan menghasilkan
discharge planning yang mudah
3. Membuat kartu dipahami dan jelas
discharge planning (Akuntabilitas)
4. Mencetak kartu
discharge planning Saya akan
5. Membagikan kartu mengkonsultasikan
discharge planning dan
saat pasien pulang bermusyawarah
pada Kabid
Keperawatan dan
Karu untuk menilai
39

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
isi dari kartu
discharge planning
yang saya buat
(Nasionalisme ;
sila ke 4)

Saya akan Cermat


dan bertanggung
jawab dalam
pembuatan media
kartu discharge
planning
(Etika publik)

Membuat kartu
discharge planning
dan mencetak
sendiri dengan
inovatif yang
sederhana
sehingga mudah di
pahami
(Anti korupsi)
(komitmen mutu)

Saya akan
memberikan kartu
Discharge planning
40

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
saat mengedukasi
pasien dan
keluarga pada saat
pasien pulang agar
dapat efektif dan
efisien dalam
penyampaian
perencaanan
pulang
(Komitmen Mutu)
5 1. Mengonsultasikan Pemahaman tentang SOP Saya akan Melakukan Mensosialisa
1. Melakukan kepada kepala dicharge planning dan melakukan sosialisasi SOP sikan SOP
sosialisasi ruangan Pavilliun cara pengisian kartu koordinasi dengan dan kartu dan kartu
draft SOP dan seluruh staf discharge planning atasan dan teman discharge Discharge
dan kartu untuk waktu sejawat secara palanning agar planning
Discharge pelaksanaan terbuka dan staf paham dan kepada staf
Planning sosialisasi transparan dapat Paviiliun
dengan staf 2. Membuat Satuan (Akuntabilitas : memebrikan Kompeten
ruang Acara Penyuluhan dengan discharge sesuai nilai
paviliun (SAP) menggunakan planning secara organisasi.
3. Membuat daftar komunikasi yang optimal, yang Competent
hadir kegiatan efektif dan sesuai MISI Collaborativ
sosialisasi memperhatikan RSUD e
sopan santun Pangeran Jaya
(Etika Publik) Sumitra yang ke
3
Dalam melakukan Memenuhi
kegitan sosialisasi kebutuhan
41

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
saya juga akan pelanggan
mengajak para staf dengan
untuk berkdiskusi menyediakan
dan saling layanan
mengemukakan keperawatan
pendapat tanpa yang
membedakan berkualitas n
senior maupun
junior
(Nasionalisme ;
sila ke 2)

Dengan membuat
dan Melaksanakan
penyuluhan sesuai
dengan SAP akan
membuat jalanya
sosialisasi tepat
waktu dan disiplin
(Anti Korupsi)

Sosialisasi yang
saya lakukan akan
menghasilkan
perbaikan tentang
pemahaman staf
terhadap SOP dan
kartu Discharge
42

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
planning sehingga
menghasilkan
jasa pelayanan
yang berkualitas
tinngi
(Komitmen Mutu)
6 1. Melakukan 1. Membuat Satuan Dengan mengedukasi Dengan membuat Pemberian Memberikan
sosialisasi Acara Penyuluhan Pasien dan keluarga SAP jalanya edukasi ke edukasi
tentang (SAP) sehingga paham dan siap sosialisasi akan pasien dan kepada
pentingya 2. Mengucapkan dan mengalami jelas dan disiplin keluarga secara pasien tanpa
salam dan peningkatan motivasi baik waktu maupun sopan, jujur, membedakan
discharge
membuat kontrak dalam discharge planning proses jalanya cermat, sesuai latar
planing bagi waktu sosialisasi dengan MISI belakang
pasien dan 3. Memperkenalkan (Anti korupsi) yang ke 3, yaitu pasien
keluarga diri Memenuhi dengan sikap
4. Menjelaskan isi Saya akan kebutuhan yang hormat
leaflet memulai dengan pelanggan sopan dan
mengucap salam dengan jujur
dan menyediakan mengacu
memperkenalkan layanan pada nilai :
diri dengan sopan keperawatan Competent
dan santun yang Compassion
(Etika Publik) berkualitas ate

Saya akan
bertanggung
jawab dengan
43

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
materi yang akan
saya sampaikan
kejelasan dan
kebenaranya
(Akuntabilitas)

Memberikan
edukasi tanpa
membedakan latar
belakang pasien
baik itu status
sosial, agama,suku
maupun mengenai
jaminan kesehatan
(Nasionalisme :
sila ke 2)

Melakukan dalam
rangka menjaga
mutu rumah sakit
mengenai
pemberian edukasi
dan keberhasilan
dalam pengobatan
sehingga
menghasilkan
jasa pelayanan
44

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
yang berkualitas
tinggi
(Komitmen Mutu)

Menjelaskan
pasien dan
keluarga tentang
Discharge planning
dengan mandiri
dan disiplin dalam
memberikan
informasi
(Anti Korupsi)
7 1. Melakukan 1. Melakukan Discharhe planning dapat Saya melakukan Pemberian Memberikan
implementasi pengkajian terlaksana sesuai dengan pengkajian discharge dischrge
Pelaksanaan kebutuhan SOP yang ada kebutuhan planning yang planing
discharge discharge planning discharge planing sesuai dengan kepada
2. Melakukan dengan SOP sesuai pasien dan
Planning
perencanaan sopan dan ramah dengan MISI keluarga
berdasarkan discharge planning tanpa yang ke 3, yaitu sesuai
SOP 3. Melakukan membedakan latar Memenuhi kemampuan
implementasi belakang pasien kebutuhan dan SOP
discharge planning baik itu status pelanggan mengacu
sesuai SOP sosial, agama,suku dengan pada nilai :
maupun mengenai menyediakan Competent
jaminan kesehatan layanan Collaborativ
(Etika Publik) keperawatan e
(Nasionalisme : yang
45

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Out put/ Hasil Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai-Nilai
o
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sila ke 2) berkualitas

Saya akan bekerja


keras (Anti
Korupsi) dan
bertanggung
jawab dengan
perencanaan yang
akan saya lakukan
dan saya berikan
(Akuntabilitas)

Melakukan
implementasi
pemberian
discharge planning
sesuai SOP dalam
rangka menjaga
mutu rumah sakit
dengan
memberikan jasa
pelayanan yang
berkualitas tinggi
(komitmen Mutu)
46

C. JADWAL RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI


Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Rencana Kegiatan

NO. Kegiatan Jadwal Kegiatan


1 06 Februari 2020
Mengidentifikasi masalah dalam penatalaksanaan discharge planning di
ruang pavilliun
2 06 Februari 2020
Mengusulkan draft SOP (Standard Operating Procedure) discharge planning
3 06 Februari 2020– 10 Februari 2020
Membuat leaflet tentang discharge planning
4 Membuat kartu discharge planning 11 Februari 2020– 15 Februari 2020

5 Melakukan sosialisasi tentang draft SOP dan kartu Discharge Planning 06 Februari 2020– 08 Maret 2020
dengan staf ruang paviliun

6 Melakukan sosialisasi tentang pentingya discharge planing bagi pasien 06 Februari 2020– 08 Maret 2020
dan keluarga

7 Melakukan implementasi Pelaksanaan discharge Planning berdasarkan 06 Februari 2020– 08 Maret 2020
SOP
47

D. Rancangan Matrik Penjadwalan Aktualisasi Dan Habituasi

Tabel 3.3 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi Mingguan

BULAN
No
KEGIATAN Februari Maret
.
I II III IV I
PERENCAAN
Konsultasi atau koordinasi dengan coach dan mentor
PELAKSANAAN KEGIATAN
Mengidentifikasi masalah dalam penatalaksanaan
1. discharge planning di ruang pavilliun
Mengusulkan draft SOP (Standard Operating Procedure)
2. discharge planning
3. Membuat leaflet tentang discharge planning
4. Membuat kartu discharge planning
Melakukan sosialisasi tentang draft SOP dan kartu
5. Discharge Planning dengan staf ruang paviliun
Melakukan sosialisasi tentang pentingya discharge
6. planing bagi pasien dan keluarga
7. Melakukan implementasi Pelaksanaan discharge
Planning berdasarkan SOP
EVALUASI
Penyusunan laporan
Seminar hasil

: sudah dilaksanakan
48
49

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Golongan I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi:Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara:
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara

Anda mungkin juga menyukai