Anda di halaman 1dari 7

BAB III

NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA


(ASN)

A. Nilai-nilai Dasar ASN


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak
mudah untuk dipahami. Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenihu
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Aspek-aspek
Akuntabilitas, yaitu:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
a. Peran demokrasi
b. Peran konstitusional
c. Peran belajar
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu akuntabilitas
vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas
horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. (LAN
RI, 2015: 7-11)

24
25

Terdapat 5 (lima) tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:

Gambar 4. Tingkat Akuntabilitas

Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat


akuntabilitas. Di Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah:
a. Perencanaan Stategis
b. Kontrak Kerja
c. Laporan Kinerja (LAN RI, 2015: 18)
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel,
diperlukan indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas, yaitu:
a. Kepemimpinan : Pimpinan menciptakan lingkungan yang
akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada
orang lain (lead by example).
b. Transparansi : memberikan informasi yang terbuka dan jujur
untuk mewujudkan akuntabilitas.
c. Integritas : Dengan adanya integritas menjadikan suatu
kewajiban untuk menjunjung tinggi dan ematuhi semua hukum
26

yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan


peraturan yang berlaku.
d. Tanggungjawab : ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan : Landasan utama dari akuntabilitas yang harus
dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat
menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan : rasa keadilan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas diperlukan untuk
mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Harapan
dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian
yang dimiliki.
h. Kejelasan : mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i. Konsistensi : menjamin stabilitas. (LAN RI, 2015: 19-21)

2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang
27

berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang


harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme
berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator nilai
dasar nasionalisme mencakupreligius, hormat menghormati, kerja
sama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah (dapat
dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai
sesama manusia, tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan,
rela berkorban, cinta tanah air, memelihara ketertiban, disiplin,
musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan, tanggung
jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak
menggunakan hak yang bukan miliknya, hidup sederhana dan
kerja keras serta menghargai karya orang lain. (LAN RI, 2015: 1-
5)

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. (LAN RI, 2015: 8)
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yan berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
28

c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan


tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik :
a. Dimensi kualitas pelayanan publik
b. Dimensi modalitas
c. Dimensi integritas publik (LAN RI, 2015: 11)
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak
hnaya kompetens teknik dan leadership, namun juga kompetensi
etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tdak
peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada masyarakat
kalangan bawah. Etika publik merupakan refleksi kritis ynag
mengarahkan bagaimana nilai-nilai (kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan
orang lain. (LAN RI, 2015: 13) Indikator nilai dasar dari etika publik
adalah jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat, disiplin,
hormat, sopan, taat pada perundang-undangan, taat perintah dan
menjaga rahasia. (LAN RI, 2015)

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai
komitmen mutu antara lain adalah mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh
hati, untuk menjaga dan memelihara kualitas pelayanan. Adapun
indikator yang terdapat pada nilai dasar komitmen mutu yaitu
efektivitas, inovasi, dan berorientasi mutu (LAN-RI,2015:7).

5. Anti Korupsi
Penanganan korupsi perlu diselesaikan secara komperensif
karena korupsi adalah masalah kehidupan, dampak dan
29

bahayanya dapat berpengaruh secara jangka panjang dan


merusak kehidupan (LAN-RI, 2015:6). Oleh karena itu, ASN perlu
dibekali nilai dasar anti korupsi agar bisa menghindari dan
mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Indikator nilai dasar
anti korupsi adalah jujur, disiplin, tanggungjawab, kerja keras,
sederhana, mandiri, adil dan berani serta peduli.

B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


1. Manajemen ASN
Manajemen kepegawaian adalah suatu proses pengelolaan
pegawai/ karyawan mulai dari perekrutan/ rekruitmen sampai PHK
(Putusan Hubungan Kerja) supaya pegawai memberikan andil
besar dalam lembaga untuk mencapai tujuan individu, lembaga
dan masyarakat. Ada beberapa indikator untuk Pegawai yaitu
kepastian hukum, profesionalisme, proposionalitas, keterpaduan,
delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif, efisien, keterbukaan,
nondiskriminatif, persatuan, kesatuan, keadilan dan kesetaraan,
serta kesejahteraan. Manajemen ASN yang dominan dalam
pelaksanaan aktualisasi mengenai pelaksanaan audit internal
yaitu akuntabilitas.

2. Whole of Government
Whole Of Government (WOG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen, program dan pelayanan
publik. Di dalam whole of government terdapat beberapa nilai
indikator yaitu koordinasi, komunikasi, integritas, singkronisasi dan
simplikasi. Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi mengenai
pelaksanaan audit internal tetap diperlukan komunikasi dan
30

koordinasi dengan pihak terkait seperti Kepala Puskesmas, Tim


Manajemen Mutu, dan seluruh petugas pelayanan.

3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas jasa, barang dan atau pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggaraan publik. Di dalam pelayanan
publik terdapat beberapa nilai indikator yaitu kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, keamanan, kelengkapan sarana dan
prasarana, kemudahan akses, disiplin/ sapa/ ramah, dan
kenyamanan. Pelayanan publik yang dilakukan dalam isu
aktualisasi yang diangkat adalah pelaksanaan audit internal yang
ditujukan untuk petugas pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai