Oleh :
Lina Agustina, S.Pd.
NIP.199408112020122013
NDH : 02
TAHUN 2021
BENCHMARKING ROLE MODEL (DR. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO)
HUBUNGANNYA DENGAN AKTUALISASI NILAI ANEKA ASN
1. PROFIL
Nama Lengkap : Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. Dr. (HC). H. Susilo
Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC.
Profesi : Birokrat
Agama : Islam
Tempat Lahir : Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Jumat, 9 September 1949
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Pembantu Letnan Satu (Peltu) Raden Soekotjo
Ibu : Sitti Habibah
Istri : Kristiani Herawati
Anak : Edhie Baskoro Yudhoyono, Agus Harimurti
2. BIOGRAFI
Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden Republik Indonesia keenam.
Berbeda dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan presiden pertama yang
dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan
terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. SBY
adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang
pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah adalah putri salah seorang pendiri Ponpes
Tremas. Pendidikan Sekolah Rakyat adalah pijakan masa depan yang paling menentukan bagi SBY.
Ketika duduk di bangku kelas lima, untuk pertama kalinya SBY kenal dan akrab dengan nama
Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. SBY kemudian melanjutkan pendidikannya di
SMP Negeri Pacitan. Sejak kecil, SBY bercita-cita untuk menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat
mendaftar, SBY tidak jadi masuk Akabri dan akhirnya dia menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10
November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP)
di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itulah, Susilo Bambang Yudhoyono
mempersiapkan diri untuk masuk kembali ke Akabri. Tahun 1970, akhirnya SBY masuk Akabri di
Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus
Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat
julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, ketika dia meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan
menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya. Seusai menamatkan pendidikan militer pertamanya, SBY
kemudian masih melanjutkan study militernya dengan pergi belajar ke beberapa universitas militer ternama.
Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud
330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma,
Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit. Kefasihan dalam berbahasa Inggris,
membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando
(ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975.
Sekembalinya ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud
305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini
bertempur di Timor Timur. Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif
Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD
(1981-1982).
SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation
Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan
kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia,
beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-
1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum
menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Di tahun 2000, SBY memulai langkah politiknya dengan untuk memutuskan pensiun lebih dini dari
militer. SBY kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi selama masa
pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY harus meninggalkan posisinya
sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus
2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantik SBY menjadi Menko Polkam dalam Kabinet Gotong-
Royong.
Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam.
Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan
mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Pada pemilu Presiden yang dilakukan secara
langsung untuk pertama kalinya, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas
rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 Susilo
Bambang Yudhoyono dengan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
ke-6.
Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres XXI PGRI di Jakarta. Penghargaan
tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh yang memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY
dinilai perhatian pada nasib guru dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada 2004.
Tahun 2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Juga adanya sertifikasi guru dan
tunjangan profesi guru mulai dibayar.
3. PENDIDIKAN
4. KARIR
Dan Topan Yonif Linud 330 Kostrad (1974 - 1976)
Dan Topan Yonif 305 Kostrad (1976 - 1977)
Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977 - 1978)
Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979 - 1981)
Paban Muda Sops SUAD (1981 - 1982)
Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983 - 1985)
Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986 - 1988)
Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
Dosen Seskoad (1989 - 1992)
Korspri Pangab (1993)
Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993 - 1994)
Asops Kodam Jaya (1994 - 1995)
Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia - Herzegovina (sejak awal
November 1995)
Kasdam Jaya (1996 - hanya lima bulan)
Pangdam II/Sriwijaya (1996 - 1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998)
Kassospol ABRI/Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) (1998 - 1999)
Menteri Pertambangan dan Energi (sejak Oktober 1999)
Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri),
mengundurkan diri 11 Maret 2004
Presiden Republik Indonesia (2004 - 2009)
Presiden Republik Indonesia (2009 - 2014)
5. PENGHARGAAN
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok
kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. SBY memiliki perilaku mencintai
tanah air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional dengan menerapkan
kebijakan pemerintah yaitu menjaga stabilitas keamanan nasional saat pemilihan umum presiden
pada tahun 2014. Berikut ini nilai dasar nasionalisme yang tercermin pada sosok SBY yaitu religius,
mampu bekerja sama dengan para menteri, kabinet dan jajarannya dalam melaksanakan program
kerjanya, menghormati dan memahami bangsa Indonesia yang plural, mengedepankan kepentingan
bersama dalam mengambil keputusan atau kebijakan dengan musyawarah.
Dalam acara pidato kenegaraan presiden yang ke 10, di akhir masa jabatannya tahun ke 10 sebagai
presiden RI Jakarta tanggal 15 Agustus 2014. SBY menyampaikan amanah kepada bangsa Indonesia
untuk teru menerapkan nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia,
mengembangkan sikap tenggang rasa.
c. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau
salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Dalam acara pidato kenegaraan presiden yang ke 10,
di akhir masa jabatannya tahun ke 10 sebagai presiden RI Jakarta tanggal 15 Agustus 2014 SBY
menyampaikan refleksi pribadinya saat menjalani kepemimpinannya sebagai presiden RI
berdasarkan arsip dokumen video Istana Presiden Republik Indonesia yaitu :
1. Telah mendedikasikan jiwa dan raga kepada bangsa dan negara
2. Tidak pernah pesimis terhadap kemajuan bangsa pada saat krisis melanda
3. Tidak pernah tergoda melanggar sumpah jabatan sebagai presiden
4. Tanggungjawabnya kepada rakyat Indonesia bukan kepada kelompok kepentingan , partai politik,
ataupun organisasi tertentu.
Selain itu, dalam masa pemerintahannya SBY telah berhasil menangani masalah terorisme dengan
mengesahkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pemberantasan dan Pencegahan Tindak
Pidana Pendanaan Terorisme. Kemudian menaikkan pendapatan per kapita Indonesia. Sebelum masa
pemerintahannya rakyat hanya mampu menorehkan $2000 dolar saja per kapita. Namun, ketika
tampuk kepemimpinan Indonesia di tangannya, perlahan pendapatan per kapita itu naik hampir dua
kali lipatnya.
Oleh karena itu, SBY telah mengaktualisasikan nilai dasar dari etika publik yaitu mengabdi kepada
negara dan rakyat Indonesia, Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian, menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif,
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur, mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun, mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi, dan k. Memegang
teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
d. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) sudah menjadi
keniscayaan di era reformasi saat ini. Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola
paternalisitik dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani
dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder
pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua harus dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target
stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif,
efisien dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu
penyelenggaraan Pemerintah. Selama 10 tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono,
penegakan atau supremasi hukum diberikan porsi yang baik dan besar. Di dalam hubungan
internasional, peran Indonesia dalam kancah internasional tidak dipandang sebelah mata. Indonesia
pada masa itu aktif di berbagai forum internasional seperti APEC dan Global Climate Change.
Kemajuan pemerintahan SBY tidak sampai disitu saja. Berbagai kemajuan dilakukan, di antaranya:
Adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) , pendidikan wajib 12 tahun , pembangunan
wilayah juga berjalan baik seiring dengan konektivitas Sektor pendidikan djadikannya sebagai salah
satu sektor yang berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karenanya, SBY telah mengimplementasikan nilai-niai dasar dalam berkomitmen mutu yaitu
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu.
e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang tidak baik,
buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar
hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang
yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan.
Terpilihnya Susilo Bambang Yodhoyono atau yang terkenal dengan sebutan SBY, telah membuat
babak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia. SBY dilantik sebagai presiden keenam Republik
Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla yanga kemudian terpilih
kembali di Pemilu 2009 bersama wapresnya Boediono. Bersama dengan pasangannya, SBY
memiliki komitmen untuk tetap melaksanakan agenda reformasi. Program pertama pemerintahan
SBY-JK dikenal dengan program 100 hari. Program ini bertujuan memperbaiki sistem ekonomi yang
sangat memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja pemerintah dari unsur KKN, serta
mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan kejaksaan agung. Susilo Bambang
Yudhoyono dianggap sebagai presiden yang secara spesifik mengemukakan agenda pemberantasan
korupsi. Pada zaman SBY, KPK direvitalisasikan dan memiliki posisi politik yang sangat kuat. KPK
telah membongkar berbagai kasus salah satunya kasus suap Kemenpora Wafid Muharram atau kasus
korupsi Wisma Atlet yang dilakukan oleh Nazaruddin.
Selain itu, keberhasilan Pemerintahan SBY periode kedua dalam mengentaskan penduduk miskin.
Pada bulan Maret 2008-September 2012 jumlah penduduk miskin berkurang 3,94 juta orang, dari
32,53 juta orang tahun 2008 menjadi 28,59 juta pada tahun 2012. Keberhasilan ini setidaknya
ditopang oleh program pembangunan yang berbasis komunitas, yaitu Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang dicanangkan SBY pada tahun 2007. Oleh karenanya, SBY
telah mengimplementasikan nilai-niai dasar dalam anti korupsi yaitu kejujuran, kepedulian,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan , keberanian, dan
menegakkan keadilan.