Anda di halaman 1dari 9

BENCHMARKING ROLE MODEL (DR. H.

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO)

HUBUNGANNYA DENGAN AKTUALISASI NILAI ANEKA ASN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Asynchronous 3

Oleh :
Lina Agustina, S.Pd.
NIP.199408112020122013
NDH : 02

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEMETAAN KOMPETENSI

APARATUR SIPIL NEGARA

TAHUN 2021
BENCHMARKING ROLE MODEL (DR. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO)
HUBUNGANNYA DENGAN AKTUALISASI NILAI ANEKA ASN
1. PROFIL

Nama Lengkap : Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Prof. Dr. Dr. (HC). H. Susilo
Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC.
Profesi : Birokrat
Agama : Islam
Tempat Lahir : Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Jumat, 9 September 1949
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Pembantu Letnan Satu (Peltu) Raden Soekotjo
Ibu : Sitti Habibah
Istri : Kristiani Herawati
Anak : Edhie Baskoro Yudhoyono, Agus Harimurti

2. BIOGRAFI
Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden Republik Indonesia keenam.
Berbeda dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan presiden pertama yang
dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan
terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. SBY
adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang
pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah adalah putri salah seorang pendiri Ponpes
Tremas. Pendidikan Sekolah Rakyat adalah pijakan masa depan yang paling menentukan bagi SBY.
Ketika duduk di bangku kelas lima, untuk pertama kalinya SBY kenal dan akrab dengan nama
Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. SBY kemudian melanjutkan pendidikannya di
SMP Negeri Pacitan. Sejak kecil, SBY bercita-cita untuk menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat
mendaftar, SBY tidak jadi masuk Akabri dan akhirnya dia menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10
November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP)
di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itulah, Susilo Bambang Yudhoyono
mempersiapkan diri untuk masuk kembali ke Akabri. Tahun 1970, akhirnya SBY masuk Akabri di
Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus
Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat
julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, ketika dia meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan
menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya. Seusai menamatkan pendidikan militer pertamanya, SBY
kemudian masih melanjutkan study militernya dengan pergi belajar ke beberapa universitas militer ternama.
Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud
330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma,
Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit. Kefasihan dalam berbahasa Inggris,
membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando
(ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. 
Sekembalinya ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud
305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini
bertempur di Timor Timur. Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif
Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD
(1981-1982).
SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation
Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan
kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia,
beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-
1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum
menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Di tahun 2000, SBY memulai langkah politiknya dengan untuk memutuskan pensiun lebih dini dari
militer. SBY kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi selama masa
pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY harus meninggalkan posisinya
sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus
2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantik SBY menjadi Menko Polkam dalam Kabinet Gotong-
Royong.
Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam.
Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan
mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Pada pemilu Presiden yang dilakukan secara
langsung untuk pertama kalinya, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas
rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 Susilo
Bambang Yudhoyono dengan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
ke-6.
Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres XXI PGRI di Jakarta. Penghargaan
tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh yang memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY
dinilai perhatian pada nasib guru dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada 2004.
Tahun 2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Juga adanya sertifikasi guru dan
tunjangan profesi guru mulai dibayar.
3. PENDIDIKAN

 Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) (1973)


 American Language Course, Lackland, Texas AS (1976)
 Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS (1976)
 Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS (1982-1983)
 Jungle Warfare School, Panama (1983)
 Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984)
 Kursus Komando Batalyon (1985)
 Sekolah Komando Angkatan Darat (1988-1989)
 Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
 Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

4. KARIR
 Dan Topan Yonif Linud 330 Kostrad (1974 - 1976)
 Dan Topan Yonif 305 Kostrad (1976 - 1977)
 Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
 Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977 - 1978)
 Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979 - 1981)
 Paban Muda Sops SUAD (1981 - 1982)
 Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983 - 1985)
 Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986 - 1988)
 Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
 Dosen Seskoad (1989 - 1992)
 Korspri Pangab (1993)
 Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993 - 1994)
 Asops Kodam Jaya (1994 - 1995)
 Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
 Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia - Herzegovina (sejak awal
November 1995)
 Kasdam Jaya (1996 - hanya lima bulan)
 Pangdam II/Sriwijaya (1996 - 1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
 Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998)
 Kassospol ABRI/Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
 Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) (1998 - 1999)
 Menteri Pertambangan dan Energi (sejak Oktober 1999)
 Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
 Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri),
mengundurkan diri 11 Maret 2004
 Presiden Republik Indonesia (2004 - 2009)
 Presiden Republik Indonesia (2009 - 2014)

5. PENGHARGAAN

 Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)


 Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973
 Satya Lencana Seroja, 1976
 Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
 Satya Lencana Dwija Sista, 1985
 Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
 Dosen Terbaik Seskoad, 1989
 Satya Lencana Santi Dharma, 1996
 Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
 Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western
Sirmium (UNTAES), 1996
 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
 Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
 Wing Penerbang TNI-AU, 1998
 Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
 Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
 Bintang Dharma, 1999
 Bintang Maha Putera Utama, 1999
 Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
 Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
 Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
 Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006
 Penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2013

6. KEBIJAKAN SELAMA MENJABAT MENJADI PREIDEN


Masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimulai dari tahun 2004-2014. Di masa
pemerintahannya, ada 2 wakil presiden yakni Jusuf Kalla dan Boediono. Kebijakan politik yang dibuat
adalah Kabinet Indonesia Bersatu yang berada di dalam 2 periode, Kabinet Indonesia Bersatu I dan
Kabinet Indonesia Bersatu II. Berikut ini beberapa kebajikan yang baik memberikan pengaruh positif
terhadap kemajuan bangsa Indonesia pada masanya yaitu :
a. Adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ,Pendidikan wajib 12 tahun ,Pembangunan
wilayah juga berjalan baik seiring dengan konektivitas.
b. Keberhasilan Pemerintahan SBY periode kedua dalam mengentaskan penduduk miskin. Maret
2008-September 2012 jumlah penduduk miskin berkurang 3,94 juta orang, dari 32,53 juta orang
tahun 2008 menjadi 28,59 juta pada tahun 2012. Keberhasilan ini setidaknya ditopang oleh program
pembangunan yang berbasis komunitas, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
yang dicanangkan SBY pada tahun 2007.
c. Program BOS yang digulirkan untuk mempercepat pencapaian wajar 9 tahun telah menjadi
instrumen yang cukup efektif untuk menekan angka putus sekolah dan menurunkan angka siswa
yang tidak melanjutkan sekolah.
d. Sejak April 2011, Presiden SBY menginstruksikan para menteri, TNI, Polri, dan kepala daerah
untuk bersinergi menangani terorisme dan bentuk kekerasan lain. Pemerintahan Presiden
Yudhoyono juga melengkapi penanganan terorisme dengan mengesahkan Undang-undang Nomor 9
Tahun 2013 tentang Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.
e. Presiden Yudhoyono adalah menjaga stabilitas keamanan nasional saat pemilihan umum presiden
2014. Dalam pembangunan ekonomi, Yudhoyono berupaya menegakkan empat pilar pembangunan
dengan mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth), menyediakan lapangan kerja (pro-job),
mengentaskan kemiskinan (pro-poor), dan melestarikan lingkungan (pro-environment). Keempat
pilar ini mampu menahan gejolak ekonomi global.

7. ARGUMENTASI BRENCHMARKING ROLE MODEL (TOKOH SBY)


Sosok Presiden ke enam RI yaitu DR. Susilo Bambang Yudhoyono banyak memberikan inspirasi
dan contoh yang baik dalam masa kepemimpinannya menjadi presiden RI dua periode (10 tahun).
Ketertarikan penulis memilih model tokoh dalam kajian brenchmarking sangat erat kaitannya dengan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) dengan mengambil contoh teladan dari tokoh tersebut.
Pertimbangan tersebut didasari atas informasi, fakta dan data yang diperoleh dari berbagai sumber
yang valid, terpercaya dan dari hasil kajian ilmiah yang memberikan pernyataan bahwa sosok SBY
merupakan model panutan pemimpin terbaik Indonesia. Adapun keunggulan SBY dalam masa
kepemimpinanya selama menjabat sebagai ASN (presiden RI ke-enam) yaitu selama 10 tahun berkuasa,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhasil mencetak prestasi besar di bidang ekonomi dengan
membawa Indonesia ke dalam kelompok 20 ekonomi utama atau G20. Bank Dunia bahkan
mengelompokkan Indonesia ke dalam 10 besar ekonomi dunia berdasarkan daya beli masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pendapatan per kapita tinggi selama sepuluh tahun membuat
Indonesia masuk dalam kelompok ekonomi besar dunia tersebut. Presiden Yudhoyono mengklaim rata-
rata pertumbuhan ekonomi Indonesia perode 2009-2013 mencapai 5,9 persen. Selain itu, pemberantasan
korupsi begitu digalakkan, pertumbuhan ekonomi indonesia yang bagus, era sby kemiskinan menurun.
Di masa kepemimpinannya, SBY benar-benar berhasil menurunkan angka kemiskinan. Di tahun 2009,
tercatat SBY mampu memangkas kemiskinan di level 14 persen atau sekitar 32 juta orang. Prestasi ini
makin membaik dengan pencapaian 11 persen pada akhir masa kepemimpinannya. Stabilitas Politik
Benar-Benar Terjaga 10 tahun memimpin nyaris tidak ada kejadian besar yang berpotensi mengguncang
pemerintahan.
8. ANALISIS AKTUALISASI NILAI ANEKA PADA BRENCHMARKING ROLE MODEL SBY
Aktualisasi adalah suatu bentuk kemampuan dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik,
mengubah konsep menjadi konstruk, menjadikan gagasan sebagai kegiatan. Adanya penerapan
kurikulum baru sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 38 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III dalam pola diklat dan pendidikan dasar, maka setiap peserta wajib untuk mengerjakan
tugas asynchronous 3 yang mengkaji brenchmarking hubungannya dengan penerapan nilai-nilai
ANEKA pada ASN. Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang
profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai
nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Benchmarking adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai, mengukur, dan
membandingkan performa yang dilakukan oleh individu, unit kerja, departemen, atau organisasi tertentu.
Penulis, mengambil contoh kajian benchmarking pada individu yaitu DR.Susilo Bambang Yudhoyono.
Selama masa menjabatnya beliau dinilai sebagai orang yang memiliki performa baik dan bagus dalam
menjalankan amanahnya sebagai abdi negara. SBY memilik kinerja atau prestasi kerja yang berkualitas
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Susilo Bambang Yodhoyono atau yang terkenal dengan sebutan SBY, telah membuat babak baru
dalam perjalanan sejarah Indonesia. SBY dilantik sebagai presiden ke-enam Republik Indonesia pada
tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla yanga kemudian terpilih kembali di Pemilu
2009 bersama wapresnya Boediono. Bersama dengan pasangannya, SBY memiliki komitmen untuk
tetap melaksanakan agenda reformasi. Hasil kajian dan analisis penulis berdasarkan sumber infomasi
yang valid, fakta dan data yang terpercaya bahwa SBY telah mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA
ASN semasa beliau menjabat sepuluh tahun menjadi presiden RI.
Berikut ini pemaparan nilai-nilai ANEKA yang telah diaktualisasikan oleh SBY dalamm setiap
sikap, tindakan, karakter dan kebijakannya.
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Sosok SBY telah mengimplementasikan nilai-nilai publik
yaitu mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara
kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi. Memperlakukan warga
negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. SBY telah
menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan, amanah akan tanggung jawabnya sebagai presiden dengan dua kali periode
pemerintahan. SBY dilantik sebagai presiden keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober
2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla yanga kemudian terpilih kembali di Pemilu 2009 bersama
wapresnya Boediono. Terpilihnya SBY ke dua kalinya hingga tuntas sampai selesainya jabatan yang
diemban mencerminkan seorang pemimpin yang akuntabel. Berikut ini nilai dasar akuntabilitas yang
tercermin pada sosok SBY yaitu kepemimpinan yang tangguh, tersistematis dan terstruktur,
transparansi dalam melakukan kebijakan, bertanggung jawab kepada seluruh rakyat Indonesia bukan
kepada kelompok kepentingan, organisasi atau partai politik, adil, dan konsisten dalam
melankasanaka amanahnya sebagai presiden RI sampai batas akhir jabatannya yang sudah ditentukan
oleh peraturan.

b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok
kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. SBY memiliki perilaku mencintai
tanah air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional dengan menerapkan
kebijakan pemerintah yaitu menjaga stabilitas keamanan nasional saat pemilihan umum presiden
pada tahun 2014. Berikut ini nilai dasar nasionalisme yang tercermin pada sosok SBY yaitu religius,
mampu bekerja sama dengan para menteri, kabinet dan jajarannya dalam melaksanakan program
kerjanya, menghormati dan memahami bangsa Indonesia yang plural, mengedepankan kepentingan
bersama dalam mengambil keputusan atau kebijakan dengan musyawarah.

Dalam acara pidato kenegaraan presiden yang ke 10, di akhir masa jabatannya tahun ke 10 sebagai
presiden RI Jakarta tanggal 15 Agustus 2014. SBY menyampaikan amanah kepada bangsa Indonesia
untuk teru menerapkan nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia,
mengembangkan sikap tenggang rasa.

c. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau
salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Dalam acara pidato kenegaraan presiden yang ke 10,
di akhir masa jabatannya tahun ke 10 sebagai presiden RI Jakarta tanggal 15 Agustus 2014 SBY
menyampaikan refleksi pribadinya saat menjalani kepemimpinannya sebagai presiden RI
berdasarkan arsip dokumen video Istana Presiden Republik Indonesia yaitu :
1. Telah mendedikasikan jiwa dan raga kepada bangsa dan negara
2. Tidak pernah pesimis terhadap kemajuan bangsa pada saat krisis melanda
3. Tidak pernah tergoda melanggar sumpah jabatan sebagai presiden
4. Tanggungjawabnya kepada rakyat Indonesia bukan kepada kelompok kepentingan , partai politik,
ataupun organisasi tertentu.
Selain itu, dalam masa pemerintahannya SBY telah berhasil menangani masalah terorisme dengan
mengesahkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pemberantasan dan Pencegahan Tindak
Pidana Pendanaan Terorisme. Kemudian menaikkan pendapatan per kapita Indonesia. Sebelum masa
pemerintahannya rakyat hanya mampu menorehkan $2000 dolar saja per kapita. Namun, ketika
tampuk kepemimpinan Indonesia di tangannya, perlahan pendapatan per kapita itu naik hampir dua
kali lipatnya.
Oleh karena itu, SBY telah mengaktualisasikan nilai dasar dari etika publik yaitu mengabdi kepada
negara dan rakyat Indonesia, Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian, menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif,
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur, mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun, mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi, dan k. Memegang
teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

d. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) sudah menjadi
keniscayaan di era reformasi saat ini. Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola
paternalisitik dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani
dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder
pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua harus dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target
stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif,
efisien dan inovatif.

Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu
penyelenggaraan Pemerintah. Selama 10 tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono,
penegakan atau supremasi hukum diberikan porsi yang baik dan besar. Di dalam hubungan
internasional, peran Indonesia dalam kancah internasional tidak dipandang sebelah mata. Indonesia
pada masa itu aktif di berbagai forum internasional seperti APEC dan Global Climate Change.
Kemajuan pemerintahan SBY tidak sampai disitu saja. Berbagai kemajuan dilakukan, di antaranya:
Adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) , pendidikan wajib 12 tahun , pembangunan
wilayah juga berjalan baik seiring dengan konektivitas Sektor pendidikan djadikannya sebagai salah
satu sektor yang berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karenanya, SBY telah mengimplementasikan nilai-niai dasar dalam berkomitmen mutu yaitu
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu.

e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang tidak baik,
buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar
hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang
yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan.

Terpilihnya Susilo Bambang Yodhoyono atau yang terkenal dengan sebutan SBY, telah membuat
babak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia. SBY dilantik sebagai presiden keenam Republik
Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla yanga kemudian terpilih
kembali di Pemilu 2009 bersama wapresnya Boediono. Bersama dengan pasangannya, SBY
memiliki komitmen untuk tetap melaksanakan agenda reformasi. Program pertama pemerintahan
SBY-JK dikenal dengan program 100 hari. Program ini bertujuan memperbaiki sistem ekonomi yang
sangat memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja pemerintah dari unsur KKN, serta
mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan kejaksaan agung. Susilo Bambang
Yudhoyono dianggap sebagai presiden yang secara spesifik mengemukakan agenda pemberantasan
korupsi. Pada zaman SBY, KPK direvitalisasikan dan memiliki posisi politik yang sangat kuat. KPK
telah membongkar berbagai kasus salah satunya kasus suap Kemenpora Wafid Muharram atau kasus
korupsi Wisma Atlet yang dilakukan oleh Nazaruddin.
Selain itu, keberhasilan Pemerintahan SBY periode kedua dalam mengentaskan penduduk miskin.
Pada bulan Maret 2008-September 2012 jumlah penduduk miskin berkurang 3,94 juta orang, dari
32,53 juta orang tahun 2008 menjadi 28,59 juta pada tahun 2012. Keberhasilan ini setidaknya
ditopang oleh program pembangunan yang berbasis komunitas, yaitu Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang dicanangkan SBY pada tahun 2007. Oleh karenanya, SBY
telah mengimplementasikan nilai-niai dasar dalam anti korupsi yaitu kejujuran, kepedulian,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan , keberanian, dan
menegakkan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai