Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANBILITAS Akuntabilitas public ada 2:

UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. 1. Akuntabilitas vertical


adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-
Fungsi ASN:
unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, daerah ke pusat,
1) Pelaksana kebijakan publik; pemerintah pusat kepada DPR
2) Pelayan publik; dan 2. Akuntabilitas Horizontal
3) Perekat dan pemersatu bangsa. Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Contohnya
adalah lembaga pemilihan umum yang independen, komisi
Perbedaan Responsibilas & Akuntabilitas pemberantasan korupsi, dan komisi investigasi legislatif.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab atau
Tingkatan Akuntabilitas:
hanya menggurkan kewajiban, sedangkan akuntabilitas adalah
1. Akuntabilitas Personal
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, jadi selain mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti
menggugurkan kewajiban, ada goals yang ingin dicapai, ada nilai kejujuran, integritas, moral dan etika
tambah lainnya yang membuat lebih baik. 2. Akuntabilitas Individu
mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. kerjanya
Nilai-nilai publik: (Ada 4) 3. Akuntabilitas Kelompok
semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
ada dalam sebuah institusi.
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
4. Akuntabilitas Organisasi
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan yang telah dicapai
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; 5. Akuntabilitas Stakeholder (Masyarakat)
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. Jenis-jenis Akuntabilitas:
1. Akuntabilitas Profesional
Aspek-Aspek Akuntabilitas (Ada 5) 2. Akuntabilitas Prosedural
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan 3. Akuntabilitas Perundangan
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara 4. Akuntabilitas Administratif
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. 5. Akuntabilitas Moral
Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi 6. Akuntabilitas Sosbud
adalah hubungan yang bertanggung jawab antara kedua belah 7. Akuntabilitas Tuhan YME
pihak. mekanisme akuntabilitas organisasi
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil 1. sistem penilaian kinerja, (Untuk unit pelayanan)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam
2. sistem akuntansi, (Untuk unit keuangan)
konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk 3. sistem akreditasi (Terkait pendidikan sprit diklat)
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan 4. sistem pengawasan (CCTV, finger prints, ataupun
kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk software untuk memonitor pegawai menggunakan
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal. komputer atau website yang dikunjungi).
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti dimensi:
nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia 1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum,
birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud suatu Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap
laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk hukum dan peraturan yang diterapkan
institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi 2. Akuntabilitas proses
Pemerintah). Bekerja dengan prosedur, adanya tujuan yang dicapai.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi. dilakukan untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja nepotisme.
Karena ingin mencapai nilai-nilai yang baik yang harus dicapai, 3. Akuntabilitas program,
stake holder merasa puas. Akuntabilitas ini dapat memberikan pertimbangan Apakah
tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, dan Apakah ada
Pentingnya akuntabilitas: alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal
Sebagai prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap dengan biaya minimal.
level/unit organisasi, untuk membentuk sikap dan perilaku PNS 4. Akuntabilitas kebijakan
dengan mengedepankan kepentingan public dan memiliki terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas
integritas. kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan
masyarakat luas.
Fungsi Akuntabilitas: (Ada 3)
1. Untuk menyediakan control demokrasi, (Peran Alat Akuntabilitas:
Demokrasi) 1. Perencanaan Strategis berupa RPJP, RPJM, RKP,
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang RENSTRA, SKPD dan SKP untuk setiap PNS
(Peran Konstitutional) 2. Kontrak kinerja. Untuk smua PNS. Kontrak atau perjanjian
3. Untuk menigkatkan efisiensi dan efektivitas (Peran kerja ini merupakan implementasi dari Peraturan
belajar) Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
Akuntabilitas merupakan kontrak Prestasi Kerja PNS.
1. Kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi 3. LAKIP
2. Pemerintah yang diwakili PNS dengan masyarakat
Menciptakan Lingkungan yang akuntabel Seperti bunyi Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 tercantum
1. Kepemimpinan beberapa tujuan, sebagai berikut: (1) Menjamin hak warga
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan
dalam menciptakan lingkungannya. publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; (2)
2. Transparansi Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
Tujuannya : a. Mendorong komunikasi yang lebih besar kebijakan publik; (3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal; pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang baik; (4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu
tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat
keputusan; c. Meningkatkan akuntabilitas dalam dipertanggungjawabkan; (5) Mengetahui alasan kebijakan publik
keputusan-keputusan; d. Meningkatkan kepercayaan dan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; (6)
keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
3. Integritas mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau (7) Meningkatkan
integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik
tinggi dan mematuhi semua hukum untuk menghasilkan layanan informasi.
yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan
peraturan yang berlaku. (Pasal 1 Ayat 2). Informasi publik terbagi dalam 2 kategori:
4. Tanggung Jawab 1. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan.
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan 2. Informasi yang dikecualikan (informasi publik yang
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, perlu dirahasiakan). Pengecualiannya tidak boleh bersifat
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang permanen. Ukuran untuk menjadikan suatu informasi
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk publik dikecualikan atau bersifat rahasia adalah: (i) Undangundang;
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. (ii) kepatutan; dan (iii) kepentingan umum.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keterbukaan informasi memungkinkan adanya ketersediaan
6. Kepercayaan (aksesibilitas) informasi bersandar pada beberapa prinsip.
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah Prinsip yang paling universal (berlaku hampir diseluruh
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan negara dunia) adalah:
akuntabilitas. 1. Maximum Access Limited Exemption (MALE)
7. Keseimbangan Pada prinsipnya semua informasi bersifat terbuka dan bias
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan diakses masyarakat. Suatu informasi dapat dikecualikan hanya
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. karena apabila dibuka, informasi tersebut dapat merugikan
8. Kejelasan kepentingan publik. Pengecualian itu juga harus bersifat
Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan terbatas, dalam arti: (i) hanya informasi tertentu yang dibatasi;
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus dan (ii) pembatasan itu tidak berlaku permanen.
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi 2. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan
tujuan dan hasil yang diharapkan. 3. Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat
9. Konsistensi 4. Informasi Harus Utuh dan Benar
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak 5. Informasi Proaktif
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya 6. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik
akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat B.Praktik Kecurangan (Fraud) dan Perilaku Korup
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan
organisasi. pelayanan yang baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan
tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan
publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi
oleh para pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan
pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya sikap aparat
sangat berkaitan dengan etika.
Pada umumnya fraud terjadi karena tiga hal yang dapat terjadi
secara bersamaan, yaitu:
1. Peluang untuk melakukan fraud.
2. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud
3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
Keberhasilan pembangunan suatu etika perilaku dan kultur
organisasi yang anti kecurangan dapat mendukung secara
efektif penerapan nilai-nilai budaya kerja, yang sangat erat
hubungannya dengan hal-hal atau faktor-faktor penentu
keberhasilannya yang saling terkait antara satu dengan yang
lainnya, yaitu : 1) Komitmen dari Top Manajemen Dalam
Organisasi; 2) Membangun Lingkungan Organisasi Yang
Kondusif: 3) Perekrutan dan Promosi Pegawai; 4)Pelatihan
nilai-nilai organisasi atau entitas dan standar-standar
pelaksanaan ; 5) Menciptakan Saluran Komunikasi yang
Efektif; dan 6) Penegakan kedisiplinan.

C.Penggunaan Sumber Daya Milik Negara


Setiap PNS harus memastikan bahwa:
- Penggunaannya diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku
AKUNTABILITAS DALAM KONTEKS - Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung-jawab dan efisien
A.Transparansi dan Akses Informasi - Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab.
UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (selanjutnya disingkat: KIP) D.Penyimpanan dan Penggunaan Data dan Informasi
Pemerintah Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan melaksanakan mekanisme akuntabilitas melalui system? (B.
serta dilaporkan tersebut harus relevant (relevan), reliable (dapat Sistem Penilaian Kinerja)
dipercaya), understandable (dapat dimengerti), 9. Berikut ini merupakan dimensi yang harus terkandung dalam
serta comparable (dapat diperbandingkan), sehingga dapat mekanisme akuntabilitas, kecuali? (C.. Akuntabilitas hasil)
digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan 10. Berikut ini merupakan contoh meknisme akuntabilitas, kecuali?
dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik. (C. Sistem ketahanan)
11. Bentuk alat-alat akuntabilitas antara lain? (D. Benar Semua)
Konflik Kepentingan 12. Berikut ini merupakan factor-faktor yang diperlukan untuk
Tipe-tipe Konflik Kepentingan (2) : menciptakan lingkungan yang akuntabel, antara lain? (C.
1. Keuangan Kepemimpinan, tanggung jawab, konsistensi, transparansi,
Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan keadilan)
atau sumber daya aparatur) untuk keuntungan pribadi. 13. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
2. Non Keuangan kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri menjadi amanahnya, yaiut menjamin terwujudnya nilai-nilai
sendiri dan / atau orang lain. public yang termasuk nilai2 publik? D. Benar smua
Bagaimana cara mengidentifikasi konflik kepentingan: 14. Setiap target yang ditentukan harus dapat disesuaikan dengan
1. Tugas publik dengan kepentingan pribadi sumberdaya organisasi serta kemampuan pegawainya,
2. Potensialitas merupakan factor yang harus ada untuk menciptakan
3. Proporsionalitas lingkungan yang akuntabel, yaitu? A. Keseimbangan
4. Presence of Mind 15. Penggunaan CCTV disetiap ruangan kerja, merupakan contoh
5. Janji dari mekanisme akuntabilitas terkait? (A. Sistem Pengawasan)

MENJADI PNS YANG AKUNTABEL Nasionalisme


Di dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) disebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan Pengaturan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
dan Manajemen ASN berdasarkan pada asas: kebangsaan sebagai simbol identitas wujud eksistensi bangsa dan
1. Kepastian hukum; Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan berdasarkan
2. Profesionalitas; asas: ???
3. Proporsionalitas; 1. Persatuan;
4. Keterpaduan; 2. Kedaulatan;
5. Delegasi; 3. Kehormatan;
6. Netralitas; 4. Kebangsaan;
7. Akuntabilitas; 5. Kebhinnekatunggalikaan;
8. Efektif dan efisien; 6. Ketertiban;
9. Keterbukaan; 7. Kepastian Hukum;
10.Nondiskriminatif; 8. Keseimbangan;
11.Persatuan dan kesatuan; 9. Keserasian; dan
12.Keadilan dan kesetaraan dan; 10. Keselarasan.
13.Kesejahteraan. Bintang Tunggal. Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima
berikut: menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen,
1. Nilai dasar; Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
2. Kode etik dan kode perilaku; Rantai Emas. Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
3. Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab pada Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan
pelayanan publik; hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang
5. Kualifikasi akademik; yang persegi menggambarkan pria.
6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, Pohon Beringin. Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin
dan; (Ficus benjamina) adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar
7. Profesionalitas jabatan. tunjang – sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon
yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam
Dari Quizizz tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga
1. Menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya.
merupakan prilaku PNS yang berkaitan dengan . . . (Jawab: D. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan
Perilaku penyalahgunaan sumber daya negara) namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda.
2. Salah satu alat akuntabilitas dalam organisasi pemerintah yang Kepala Banteng. Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
terkait dengan kinerja pegawaisecara individu yaitu . . . (Jawab: Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
C. Sasaran Kinerja Pegawai) Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau lembu liar adalah
3. Salah satu tingkatan akuntabilitas adalah akuntabilitas individu binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden
maksudnya . . . (B. Nilai-nilai hubungan antar individu dengan Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama
individu lainnya) (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-
4. Memberikan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan nilai khas bangsa Indonesia.
dapat tercapai dan memberikan alternative lain dengan hasil Padi Kapas. Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
yang maksimal dan biaya minimal, merupakan mekanisme Indonesia. Padi dan kapas (yang menggambarkan sandang dan
akuntabilitas mengandung dimensi . . . (C. Akuntabilitas pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia
Program) tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini
5. Suatu tingkatan akuntabilitas yang menunjukkan tanggung menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya
jawab pemerintah kepada masyarakat luas yaitu . . . kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan
(Akuntabilitas stakeholder) berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.
6. Tujuan transparasi, Kecuali . . . (B. menambah pekerjaan
Pegawai) Nilai-Nilai Pancasila:
7. Sorang PNS harus mampu bertanggung jawab dan Sila 1:
berkontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi merupakan • Jujur dan mempunyai integritas
makna dari aspek akuntabilitas. . . (D. Akuntabilitas berorientasi • Hormat pada hak orang lain
pada hasil) • Hormat pada aturan & hukum masyarakat
8. Mekanisme akuntabilitas tiap instansi akan berbeda-beda • Punya etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
sesuai bidang tugasnya, untuk unit pelayanan cenderung • Tidak korupsi dan tingkah laku koruptif lainnya
• Sabar 1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
• Jiwa besar berintegritas tinggi;
• Berprasangka baik 2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan 3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- perundang-undangan;
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang ketentuan peraturan perundang undangan dan etika
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. pemerintahan;
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
adalah masalah yang 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang
melaksanakan tugasnya;
Maha Esa.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepercayaannya masing-masing kepentingan kedinasan;
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap 10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
Sila 2: keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
1. Toleran 11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
2. Berlaku adil dan integritas ASN; dan
3. Menghormati hak azasi orang lain 12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Tidak Dzalim mengenai disiplin pegawai ASN.
5. Sopan/santun Implementasi ASN Sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
6. Saling tolong menolong ASN harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana
Sila 3: kebijakan publik, yaitu: ASN harus mengutamakan kepentingan
- Siap sedia membela negara publik dan masyarakat luas dalam mengimplementasikan kebijakan
- Siap sedia membela kehormatan bangsa Publik; ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi
- Siap sedia menjaga kesatuan dan persatuan pada kepentingan publik; ASN harus berintegritas tinggi dalam
- Rukun & Damai menjalankan tugasnya.
- Menjaga keutuhan bangsa Ciri-ciri pelayanan publik yang mementingkan kepentingan
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan publik adalah lebih mengutamakan apa yang diinginkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial . masyarakat dan pada hal tertentu pemerintah juga berperan
- Mengembangkan persatuan indonesia atas dasar bhineka untuk memperoleh masukan dari masyarakat atas pelayanan
tunggal ika. yang dilaksanakan.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa. KETELADANAN DALAM PENGAMALAN KEMANUSIAAN
Sila 4: “Si Jalak Harupat (Burung Jalak yang Berani)”
- Tidak mau menangnya sendiri Salah seorang tokoh yang cukup dikenang dalam sejarah
- Tidak ngotot perjuangan kemerdekaan Indonesia terkait perjuangannya dalam
- Tidak menghalalkan segala cara memuliakan harkat kemanusiaan kaum terjajah adalah Oto
- Tidak berbuat yang merugikan orang / kelompok lain Iskandar Di Nata. Beliau lahir tangga 31 Maret 1897 dari keluarga
- Mau mendengar pendapat orang lain Lurah Bojongsoang, Bandung
- Siap menang, tetapi juga siap kalah Ketika menjadi guru, Oto Iskandar Di Nata juga aktif dalam
- Sportif pergerakan Budi Utomo dan menjadi anggota Dewan Kota di
- Selalu sesuai aturan main/mematuhi undang-undang yang Pekalongan. Pada saat aktif inilah, Oto dikenal sebagai pejuang
Sila 5: kemanusiaan yang sangat kritis. Kepeduliannya terhadap nasib
- Tidak mementingkan diri sendiri, kelompok atau golongan rakyat kecil, mendorongnya untuk bergerak menggugat ketidak
- Memperhatikan nasib orang lain adilan yang kemudian dikenal denga nama :”Peristiwa Bendungan
- Gotong royong Kemuning”, dimana pada perisitiwa tersebut petani menjadi korban
- Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul konspirasi penguasa dan pengusaha untuk mengambil alih tanah
- Tidak serakah petani.
- Tepat waktu Gagasan nasionalisme, radikalisme, kemandirian, kemanusiaan
- Mau bekerja keras yang ditularkan oleh Douwes Dekker, sangat mempengaruhi dan
- Saling membantu ikut membentuk jiwa dan sikap seorang Otto Iskandar Di Nata. Apa
- Suka menabung & investasi yang dilakukan Otto menggambarkan betapa semangat
perikemanusiaan yang adil dan beradab. Kehidupan manusia tidak
ASN yang Berorientasi Pada Kepentingan Publik bisa berjalan sehat dan lestari tanpa didukung oelh kesediaan
Gaspersz dalam Lukman (1998:8) mengemukakan dimensi hidup untuk saling mengasihi dan mencintai sesama manusia.
kualitas pelayanan yang meliputi: Hidup bersama dengan cinta, berarti harus menghargai setiap
• ketepatan waktu pelayanan. orang dengan menjunjung tinggi hak hak asasinya dengan
• akurasi pelayanan. menegakkan kemerdekaan, perdamaian, keadilan dan keadaban.
• kesopanan, keramahan dalam memberikan pelayanan.
• tanggung jawab. YAP THIAM HIEN:
• Kelengkapan. PEJUANG HAM YANG MENJUNJUNG KEMANUSIAAN
• kemudahan mendapatkan pelayanan. Yap Thiam Hien adalah salah seorang pejuang HAM yang bisa
• variasi model pelayanan. menunjukkan cita cita Soekarno soal Kemanusiaan. Menurut
• pelayanan pribadi. Soekarno, kemanusiaan boleh tapi mesti adil. Jangan karena salah
• kenyamanan dalam memperoleh pelayanan. dan sendiri, tidak diapa apakan. Tapi kalau orang lain yang salah,
• atribut pendukung pelayanan lainnya. dihantam. Sebagai pengacara keturunan yang dilahirkan di
ASN Berintegritas Tinggi Kutaraja Aceh pada 25 Mei 1913, Yap tetap berlaku adil kepada
Berdasarkan pasal 5 UU ASN ada dua belas (12) kode siapapun termasuk dengan menghukum anaknya sendiri, Hong Gie
etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu: yang melanggar karena mengendarai motor tanpa memiliki SIM
dan menabrak anak. Yap tidak membela anaknya karena tahu • Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
anaknya yang bersalah, dan membiarkannya dihukum penjara. Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Bahkan Yap meminta anaknya untuk mengakui kesalahannya dan • Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
meminta maaf. Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
“Jika anda hendak menang perkara, jangan pilih saya sebagai • Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
advokat anda, karena pasti kalah. Tapi jika anda merasa cukup dan PNS
yakin mengemukakan kebenaran anda, maka saya bersedia • Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
menjadi pembela anda”. Negara (ASN)
Sebagai advokat, Yap tidak memilih milih klien. Sejak menjadi
advokat tahun 1948, beliau selalu melayani kepentingan Dimensi Etika Publik
masyarakat dari semua lapisan tanpa kenal lelah. Hampir semua 1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
perkara yang ditanganinya sarat dengan HAM, prinsip prinsip 2. DIMENSI MODALITAS
Negara hukum dan keadilan. Ia tak pernah takut berhadapan 3. Dimensi tindakan integritas public
dengan kekuasaan walaupun resikonya akan menyulitkan dirinya:
ditahan atau dipenjara. Reformasi Birokrasi ada 8
1.Manajemen Perubahan.
Ibu Hj. Andi Rabiah/Suster Apung (Inspiratif Story) 2.Penataan Peraturan Perundang-undangan.
Ibu Hj. Andi Rabiah atau yang lebih dikenal dengan nama Suster 3.Penataan dan Penguatan Organisasi.
Apung adalah salah satu perawat yang mendedikasi hidupnya 4.Penataan Tatalaksana.
untuk membantu sesama di daerah kepulauan. Sebagai perawat, 5.Penataan Sistem Manajemen SDM.
ia memiliki prinsip yaitu bekerja sebagai pelayanan dan tanggung 6.Penguatan Akuntabilitas.
jawab kepada masyarakat. Ia memandang bahwa mereka juga 7.Penguatan Pengawasan.
saudara kita dan rakyat Indonesia berhak untuk mendapatkan 8.Peningkatan Pelayanan Publik.
pelayanan kesehatan. Seperti yang ia katakan suatu waktu “Tidak
ada yang boleh meninggal karena melahirkan dan tidak ada pula
yang boleh meninggal karena diare”. Komitmen Mutu
1. Karakteristik bahwa sesuatu organisasi atau lembaga
ETIKA PUBLIK menerapkan prinsip dan praktek efisiensi dan efektivitas adalah
etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah sbb, kecuali? (Jawab
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau 2. Tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam
benar, sedangkan moral mengacupada kewajiban untuk melakukan memberikan /menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. adalah (Kemampuan tugas pelayanan)
etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang 3. Tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya sehingga
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang keluar
menjalankan tanggung jawab pelayanan public. alur adalah definisi
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam 4. Berikut ini pengertian mutu Apapun yang menjadi kebutuhan
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada dan keinginan konsumen, sesuatu yang nihil
hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuanketentuan tertulis. 5. Mutu adalah sesuatu yang mihil atau cacat (zero defect)
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam disampaikan oleh (Crosby)
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut: 6. Target waktu pelayanan pelayanan dapat diselesaikan
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Efektivitas merupakan tingkat ketercapaian target yang telah
Kesatuan Republik Indonesia 1945. direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan penggunaan sumberdaya
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. sehingga tidak terjadi pemborosan akibat penyimpangan prosedur
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. atau penyalahgunaan alokasi
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. Karakteristik tindakan yang efisien dan efektif antara lain :
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada penghematan, ketercapaian target sesuai dengan yang
publik. direncanakan serta terciptanya kepuasan semua pihak terutama
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan masyarakat / stakeholder.
program pemerintah. Inovasi adalah sebuah ide, praktik, atau objek yang dianggap baru
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, oleh individu satu unit adopsi lainnya
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. Menurut Edward Deming, “Mutu adalah apapun yang menjadi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. kebutuhan dan keinginan konsumen”
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja Menurut Crosby, “Mutu adalah sesuatu yang nihil cacat,
pegawai. kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan”
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. Menurut Juran: ”Mutu adalah kesesuaian terhadap spesifikasi atau
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang standar yang ditetapkan”
demokratis sebagai perangkat sistem karir. Menurut Juran: “mutu merupakan kesesuaian terhadap spesifikasi.”
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
5 pilar manajemen mutu
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan. (Cepat, tepat,
pemimpin, komitmen, organisasi, proses, produk
Mudah)
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan NILAI DASAR ORIENTASI MUTU
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
 Membangun mindset dan komitmen pegawai terhadap
evaluasi.
budaya mutu;
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan  Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan;
tindakan factual  Beradaptasi dengan perubahan;
 Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik
Sumber-sumber kode etik yang telah berkembang dalam sistem
internal maupun eksternal;
administrasi publik sejak kemerdekaan :
 Membangun kerjasama kolegial antarpegawai yang
• Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah
dilandasi kepercayaan dan kejujuran;
Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
• Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang  Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero-defect) dan tanpa
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil pemborosan (zero-waste), sejak memulai setiap
pekerjaan.
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa terdapat sepuluh Korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang kondusif
ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu : untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak pidana
“(1) Tangible (nyata/berwujud), (2) Reliability (kehandal korupsi yang lain.
an), (3) Responsiveness (Cepat tanggap), (4) Korupsi Defensif
Competence(kompetensi), (5) Access (kemudahan), (6) Courtesy Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka mempertahankan
(keramahan), (7) Communication (komunikasi), (8) Credibility diri dari pemerasan
(kepercayaan), (9) Security (keamanan), (10)Understanding the
Customer (Pemahaman pelanggan). KELOMPOK TINDAK PIDANA KORUPSI
Alat pemastian mutu pelanggan (Osborne & Plastrik, 2000, hal. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 :
175): Standar pelayanan pelanggan; Ganti rugi pelanggan (1) Kerugian keuangan negara, (2)Suap-menyuap, (3) Pemerasan,
(customer redress); Jaminan mutu; Audit mutu; Penanganan (4) Perbuatan Curang, (5)Penggelapan dalam Jabatan,
Keluhan Pelanggan; Ombudsman) (6) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi.
Lampiran Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (Menpan) Nomor: KEP/25/M.PAN/2 Kerugian keuangan negara
/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks  Suap menyuap
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,  Pemerasan
dinyatakan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat diukur  Perbuatan curang
oleh 14 unsur sebagai berikut : Prosedur pelayanan; Persyaratan  Penggelapan dalam jabatan
Pelayanan; Kejelasan petugas pelayanan; Kedisiplinan petugas  Benturan kepentingan dalam pengadaan
pelayanan; Tanggung jawab petugas pelayanan; Kemampuan  Gratifikasi
petugas pelayanan; Kecepatan pelayanan; Keadilan mendapatkan
pelayanan; Kesopanan dan keramahan petugas; Kewajaran biaya Kerugian Keuangan Negara
pelayanan; Kepastian biaya pelayanan; Kepastian jadwal - Pasal 2
pelayanan; Kenyamanan lingkungan; Keamanan Pelayanan. - Pasal 3
Suap – Menyuap
EMPAT FOKUS INOVASI - Pasal 5 ayat (1) huruf a - Pasal 11
 ‘Product innovation’ –menyangkut perubahan - Pasal 5 ayat (1) huruf b - Pasal 6 ayat (1) huruf a
produk/jasa yang dihasilkan; - Pasal 13 - Pasal 6 ayat (1) huruf b
 ‘Process innovation’ –menyangkut perubahan dalam - Pasal 5 ayat (2) - Pasal 6 ayat (2)
cara pembuatan dan/atau pengiriman; - Pasal 12 huruf a - Pasal 12 huruf c
 “Position innovation’ -menyangkut perubahan dalam - Pasal 12 huruf b - Pasal 12 huruf d
konteks promosi untuk memperkenalkan produk/jasa; Penggelapan dalam jabatan
 ‘Paradigm innovation’ –menyangkut perubahan dalam - Pasal 8
hal model mental atau kerangka kerja organisasi. - Pasal 9
- Pasal 10 huruf a
HAMBATAN PROSES INOVASI - Pasal 10 huruf b
1.Pemimpin atau pihak-pihak yang menolak menghentikan - Pasal 10 huruf c
program atau membubarkan organisasi yang dinilai telah gagal. Pemerasan
2.Sangat tergantung kepada high performers bahkan top leader - Pasal 12 huruf e
sebagai sumber inovasi. - Pasal 12 huruf g
3.Walaupun teknologi tersedia, tetapi struktur organisasi dan - Pasal 12 huruf h
budaya kerja, serta proses birokrasi yang berbelit-belit
menghambat berkembangnya inovasi. Perbuatan curang
4.Tidak ada rewards atau insentif untuk melakukan inovasi atau - Pasal 7 ayat (1) huruf a
- Pasal 7 ayat (1)huruf b
untuk mengadopsi inovasi.
- Pasal 7 ayat (1) huruf c
5.Lemah dalam kecakapan (skills) untuk mengelola resiko atau
- Pasal 7 ayat (1) huruf d
mengelola perubahan. - Pasal 7 ayat 2
- Pasal 12 huruf h
ANTI KORUPSI
Korupsi Benturan kepentingan dalam pengadaan
Berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti - Pasal 12 huruf I
kerusakan atau kebobrokan Gratifikasi
- Pasal 12 B jo. Pasal 12 C
7 Jenis Korupsi :
Korupsi Transaktif Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPK :
Korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik
antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama. Kedua Merintangi Proses pemeriksaan perkara Korupsi :
pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut. - Pasal 21
Korupsi Ekstroaktif
Korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi (tekanan) tertentu Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan tidak benar :
dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah - Pasal 22 jo. Pasal 28
kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau
hal-hal yang dihargai. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka:
Korupsi Investif - Pasal 22 jo. Pasal 29
Korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa tanpa Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. keterangan palsu :
Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang. - Pasal 22 jo.Pasal 35
Korupsi Nepotistik
Korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman atau Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki keterangan atau memberi keterangan palsu
jabatan publik.
Korupsi Autogenik Saksi yang membuka identitas pelapor :
Korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai kesempatan - Pasal 24 jo. Pasal 31
untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan
pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui sendiri Nilai dasar anti korupsi
Korupsi Suportif Judi mandi di beras jagung
1. Jujur Simbolisasi -> (Teknik dasar Internalisasi : imajinasi, sugesti dan
2. Peduli asosiasi)
3. Mandiri Dis-Asosiasi : Setiap ada fenomena atau kejadian yang akan
4. Disiplin berpengaruh negatif yang ditujukan pada diri kita, untuk
5. Tanggung jawab menghindarinya kita melakukan gerakan atau asosiasi sehingga
6. Kerja keras pengaruh tersebut tidak terarah pada diri kita, namun kita tetap
7. Sederhana mengendalikan sepenuhnya pengaruh tersebut.
8. Berani
9. Adil Multi Protection of Integrity (MPI) dapat dilakukan oleh manusia
yang telah menghidupkan nuraninya. Manusiamanusia yang selalu
Penanaman Nilai Integritas terjaga dari pengaruh negatif dari luar serta manusia-manusia yang
mampu mengendalikan dirinya dari berbagai dorongan
penyimpangan. Untuk melakukan perubahan pengaruh yang
sudah masuk bawah sadar, maka perlu kita mulai dengan
memahami bagaimana pengaruh bisa masuk bawah sadar.
Terdapat 2 jalur sebagai berikut: 1. Jalur pengulangan; 2. Jalur
Bawah Sadar; 3. Jalur “effect WOW”;

A. Kesediaan
Kesediaan terhadap integritas (Integrity Compliance) adalah
ketika individu bersedia menerima pengaruh untuk
berintegritas dari orang lain atau dari kelompok lain,
dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi atau
tanggapan positif dari pihak lain tersebut.
B. Identifikasi
Identifikasi integritas terjadi apabila individu meniru integritas Bangun Sistem Integritas
seseorang atau kelompok lain dikarenakan integritas sudah sesuai reframing culture adalah upaya mengubah orientasi dari perilaku
dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang korupsi yang berbentuk kolusi. Unsurunsur yang membentuk kolusi
menyenangkan antara dia dengan yang memberikan pengaruh baik perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran (paradigma) atau kita
terkait integritas. sebut sebagai konten dilakukan perubahan atau dikembalikan
C.Internalisasi orientasi (konteks) menjadi gotong royong yang sebelumnya telah
Internalisasi integritas terjadi apabila individu menerima pengaruh menjadi budaya yang sangat kuat di masyarakat Indonesia.
dan bersedia bersikap dan berperilaku dengan penuh integritas Seeding Of Integrity merupakan upaya untuk menanamkan
dikarenakan integritas tersebut sesuai dengan apa yang ia pengaruh integritas pada bawah sadar hingga dapat membentuk
percayai dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya. perilaku, kebiasaan dan budaya integritas. Seakan menjadi suatu
Internalisasi integritas akan maksimal ketika kita mampu pertempuran antara integritas dan korupsi, saling memperkuat
menggabungkan pendekatan inside out dan out side in. Untuk untuk mempengaruhi pegawai negeri di Indonesia.
terjadinya hal tersebut maka: Proses menanamkan pengaruh dari luar ke dalam diri manusia
1. Lingkungan yang berintegritas : perbanyak hidup dalam terkait erat dengan panca indera (modality) sebagai pintu
lingkungan yang positif interaksi dan sub modality agar pengaruh integritas tersebut
2. Proteksi Integritas : pastikan pengaruh lingkungan yang dapat masuk dalam area bawah sadar, yang selanjutnya
negatif tidak masuk dalam pikiran (diri) diharapkan dapat menjadi perilaku otomatis, kebiasaan dan
3. Perubahan Sistem Nilai : jika pengaruh sudah masuk dalam budaya. Secara umum kita mengenal terdapat 3 besaran
pikiran (diri) segera lakukan teknik perubahan sistem nilai, modality dan 1 gabungan modality yaitu : 1) Auditory, 2) Visual,
3) Kinestetik dan 4) Multi modality.
4. agar yang negatif dapat dihapuskan dan diganti dengan yang Sistem integritas yang sudah ataupun yang akan dibangun
positif merupakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan dan
(Lingkungan Berintegritas) Hidup dalam lingkungan yang positif penjagaan integritas, seakan terjadi penyelarasan antara
dapat dilakukan dengan: rohani dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa, pikiran,
1. M e m p e r b a n y a k t e m a n y a n g berperilaku positif perasaan, ucapan dan tindakan dengan nurani dan lingkungan
2. Memperbanyak artefak/simbol dan sejarah yang memberikan (sistem dan budaya integritas), inilah yang disebut dengan
makna atau inspirasi untuk melakukan perilaku positif dan selalu pelembagaan integritas. Integritas yang terlembagakan dalam
ingat akan kebaikan dan kebenaran diri dan organisasi.
3. Memperbanyak rutinitas atau ritual positif Sistem-sistem khusus untuk pengendalian korupsi dan standar
4. Membangun atau menjalankan sistem integritas : etika contohnya adalah: Peningkatan Peran Pengawasan Internal,
Kepemimpinan, Struktur Organisasi, Sistem Pengendalian, dll. Post Employment, Integrity checking, pengungkapan isu integritas,
Proteksi integritas agar pengaruh lingkungan negatif tidak dapat pengendalian gratifikasi, pelaporan harta kekayaan, analisis risiko
masuk dalam diri kita dapat dilakukan dengan : terhadap integritas, revitalisasi kode etik dan pedoman perilaku,
1. M e l a k u k a n s i m b o l i s a s i y a n g dilengkapi dengan seleksi dan keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi eksternal
imajinasi, sugesti dan asosiasi bahwa pengaruh tersebut hanya integritas.
ada diluar diri kita dan tidak pernah masuk ke dalam diri Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai
2. Melakukan dis-asosiasi, yaitu keluar dari lingkaran pengaruh tujuannya dan menjaga individu dalam organisasi, maka
negatif tersebut kematangan pelaksanaan programnya dilaksanakan secara
3. Melakukan Multi Protection of Integrity optimal lewat tahapan : 1) Not Performance (belum ada
kinerja), 2) Adhoc, (sementara, reaktif , mendadak) 3) Planned
(terencana dan teroganisasi dengan baik) 4) Institutionalized
(menyatu dengan sistem organisasi 5) Evaluated (telah dapat Pelayanan Publik
dievaluasi) 6) Optimized (dapat di optimalkan)
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik dipusat
dan daerah dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang- undangan.

3 unsur dalam pelayanan publik, yaitu


1. organisasi penyelenggara pelayanan publik,
2. penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat
atau organisasi yang berkepentingan,
3. kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).

Jenis Barang & Jasa


Rivalitas yang rendah maknanya adalah barang/jasa tertentu
yang telah dikonsumsi (digunakan) oleh seorang individu tidak
akan habis dan masih akan dapat digunakan oleh individu yang
lain; tanpa mengurangi manfaat dari barang/jasa tersebut serta
kepuasan individu yang menggunakannya kemudian.

Sedangkan ekskludabilitas yang rendah maknanya, produsen


atau “pemilik” barang/jasa tersebut sulit untuk melakukan upaya
guna mencegah banyak orang untuk dapat menikmati

Eksludabilitas
Revitalitas
Tinggi Rendah
PUBLIK:
SEMI PRIVAT :
- Udara bersih
Rendah • Jalan Tol
- Jaminan Keamanan
• Fasilitas Bandara
TNI/POLRI
SEMI PUBLIK:
PRIVAT : - Hasil Hutan
Tinggi • Rumah - Sumber air bawah
• Mobil tanah
- Taman wisata(?)

semua barang/jasa publik yang dibutuhkan oleh masyarakat dan


diselenggarakan oleh negara disebut sebagai pelayanan publik
(Dwiyanto, 2010:14). Paradigma yang melihat pelayanan publik
seperti ini sering sebagai paradigma kuno atau Old Public
Administration (OPA).
Perkembangan paradigma pelayanan publik yang sudah mulai
memnuculkan peran swasta dalam menyediakan pelayanan publik
terjadi pada masa New Publik Management (NPM). Pada masa ini
para manajer pelayanan publik dan penyedia jasa layanan publik
diprogram dan dididik untuk menjalankan pelayanan yang
berorientasi pada keuntungan (profit).
New Public Service (NPS). Paradigma ini menekankan pentingnya
keberadaan negara dalam menyiapkan pelayanan yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Negara ada dan menunjukkan eksistensi dan
keberpihakan terhadap penyediaan layanan dasar bagi
masyarakatnya.
b. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi
mata, maka etiket tidak berlaku. Etika selalu berlaku meskipun
tidak ada saksi mata, tidak tergantung pada ada dan tidaknya
seseorang.
c. Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dalam
suatu kebudayaan, bisa saja diangap sopan dalam kebudayaan
lain. Etika jauh lebih bersifat absolut. Prinsip-prinsipnya tidak
dapat ditawar lagi.
d. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja. Etika
menyangkut manusia dari segi dalam. Orang yang bersikap etis
adalah orang yang sungguh-sungguh baik. Etiket sebagai
ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak dan gerak ASN
dalam melayani pengguna jasa sangat perlu mendapat
perhatian dari organisasi.
Dasar-Dasar Etiket Dalam pemberian pelayanan kepada pengguna
jasa ada beberapa dasar etiket yang seharusnya dilakukan oleh
ASN (Alam, 1989; Simongkir, 1982), yaitu: Politeness; Respectful;
Attentive; Cooperatif; Tolerance; Informality; Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative,
barang/jasa yang memiliki ciri-ciri tingkat ekskludabilitas dan Attractive, Respectable, dan Self Confidence.
rivalitas yang tinggi maka barang/jasa tersebut dimasukan dalam Etiket Menangani Keluhan Pelanggan :
kategori sebagai barang/jasa privat. Cara konsumsi yang demikian a. Mendengarkan dengan baik.
disebut sebagai individual consumption. b. Biarkan mereka berbicara.
c. Meminta maaf dengan tulus.
Diantara dua jenis barang/jasa tersebut, ada barang/jasa yang kita d. Tanyakan pada mereka bagaimana Anda bisa
sebuat sebagai barang/jasa semi privat, yaitu barang/jasa yang e. Meyakinkan mereka Anda akan memperbaiki masalah.
memiliki karakter tingkat ekskludabilitas tinggi tetapi rivalitasnya f. Berterima kasih pada mereka.
rendah. Sedang barang/jasa yang ekskludabilitasnya rendah tapi
rivalitasnya tinggi kita sebut sebagai barang/jasa semi publik. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
9 Prinsip Pelayanan Publik untuk mewujudkan pelayanan prima Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
AKU TIDAK SE M PAT BE LI TE RA SI bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
1. Akuntabel nepotisme.
2. Tidak diskriminatif
3. Efektif dan efisien Jenis dan status PNS
4. Mudah dan murah 1. PNS
5. Partisipatif PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
6. Aksesibel syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
7. Adil oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
8. Transparasi pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
9. Responsive nasional.
2. PPPK
Nilai dasar Pelayanan Publik warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
SA TE JU RANG CEPAT AKU DA HAGA yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
SAntun Tepat Jujur Cepat AKUrat DAya Guna HAsil GunA berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan
Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
Pelayanan Prima adalah memberikan pelayanan sesuai atau rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
melebihi harapan pengguna layanan
Peran & Fungsi Tugas ASN
Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain 1. Peran
1. Membangun visi dan misi pelayanan perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
2. Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
bagaimana memberikan pelayanan yang baik praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
5. Memberikan apresiasi kepada pegawai 2. Fungsi:
a. Pelaksana kebijakan public ; melaksanakan kebijakan
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut: yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
1. Passionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju) b. Pelayan public ; Pelayanan publik merupakan kegiatan
3. Proactive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu) dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran) peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara
5. Patience (Penuh rasa kesabaran) dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
6. Proporsional (Tidak mengada-ada) administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
7. Punctional (Tepat waktu) pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa ; ASN harus senantiasa
PRAKTIK ETIKET PELAYANAN PUBLIK mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
Perbedaannya Etika dan Etiket menurut (Bertens, 2007) antara kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di
lain: atas segalanya).
a. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan 3. Tugas ASN
manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket a. Melaksanakan kebijakan publik yg dibuat PPK
menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan b. Memberikan pelayanan publik yg profesional & berkualitas
serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. Etika tidak c. Mempererat persatuan & kesatuan NKRI
terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan. Etika
menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh dilakukan PNS berhak memperoleh:
atau tidak. 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; Fungsi Kode Etik
4) perlindungan; dan 1) Sebagai pedoman, panduan birokrasi public/aparatur sipil
5) pengembangan kompetensi (pasal 70 uu ASN) negara dalam menjalankan tugas dan kewanangan agar
Sedangkan PPPK berhak memperoleh: tindakannya dinilai baik.
1) gaji dan tunjangan; 2) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan
2) cuti; birokrasi public/aparatur sipil negara dalam menjalankan
3) perlindungan; dan tugas dan kewenangannya
4) pengembangan kompetensi
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
Kompetensi meliputi: (1) kompetensi teknis yang diukur dari berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil
tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; (2) warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, umur, atau kondisi kecatatan.
pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman
kepemimpinan; dan (3) kompetensi sosial kultural yang Dalam sistem merit, penggajian, promosi, mutasi, pengembangan
diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat kompetensi dan lain-lain keputusan juga didasarkan sepenuhnya
majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga pada penilaian kinerja, uji kompetensi, dan juga pertimbangan
memiliki wawasan kebangsaan. kualifikasi dan tidak berdasarkan pada kedekatan dan rasa
kasihan.
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa: Sistem merit harus diterapkan pada semua komponen atau fungsi
1) jaminan kesehatan; dalam manajemen ASN. Semua fungsi dan komponen dalam
2) jaminan kecelakaan kerja; manajemen ASN sebagaimana tercantum dalam Pasal 55
3) jaminan kematian; dan (mengatur tentang manajemen PNS) dan pasal 93 (mengatur
4) bantuan hukum. manajemen PPPK) UU ASN harus menerapkan sistem merit ini.
Pasal 55 menyebutkan bahwa “ Manajemen PNS meliputi
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah: penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
Indonesia, dan pemerintah yang sah; pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; Pasal 93: Manajemen PPPK meliputi: penetapan kebutuhan,
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
yang berwenang; pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; pemutusan hubungan kerja, perlindungan.
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; Kelembagaan dan Jaminan Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, Sistem merit menjadi prinsip uatma dalam UU ASN, bahkan UU ini
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam juga menyediakan aturan kelembagaan untuk menjamin
maupun di luar kedinasan; keberadaan sistem merit dalam pengelolaan ASN.
7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan Lembaga-lembaga tersebut adalah:
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- 1) Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang diberikan
undangan; dan kewenangan untuk melakukan monitoring dan evaluasi
8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk
Republik Indonesia. menjamin perwujudan atau pelaksanaan sistem merit ini
pada instansi pemerintah.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga 2) Kementrian yang menyelenggarakan urusan
martabat dan kehormatan ASN. pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara
(yang saat ini di sebut Kementrian Pendayagunaan
Kode etik dan kode perilaku: Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi/kemen PAN
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan RB) yang bertugas emberikan pertimbangan kepada
dan berintegritas tinggi; Presiden dalam penindakan Pejabat yang Berwenang
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas penyimpangan
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa Sistem merit dalam pengelolaan ASN.
tekanan;
4) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan FUNGSI MERIT
peraturan perundang-undangan 1. Bagi Organisasi, sistem ini mendukung keberadaan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan prinsip Akuntabilitas yg saat ini menjadi tuntutan sektor
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan Publik.
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan 2. Bagi Pegawai, sistem ini Menjamin Keadilan dan
etika pemerintahan; menyediakan ruang Keterbukaan dalam perjalanan Karier
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara; seorang pegawai.
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien; Manajemen PNS
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam 1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan
melaksanakan tugasnya; Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
9) memberikan informasi secara benar dan tidak dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
informasi terkait kepentingan kedinasan; 2. Pengadaan
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, Pengadaan PNS dilakukan melalui tahapan perencanaan,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi hasil seleksi, masa percobaan, dan pengangkatan menjadi
diri sendiri atau untuk orang lain; PNS.
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu 3. Pangkat dan Jabatan
menjaga reputasi dan integritas ASN; dan PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan Instansi Pemerintah. Pengangkatan PNS dalam jabatan
mengenai disiplin Pegawai ASN. tertentu ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh
jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang tertentu;
dimiliki oleh pegawai. 3. mencapai batas usia pensiun;
4. Pengembangan Karier 4. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah
Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, yang mengakibatkan pensiun dini; atau
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi 5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak
Pemerintah. Pengembangan karier PNS dilakukan dengan dapat menjalankan tugas dan kewajiban.
mempertimbangkan integritas dan moralitas. 14. Pelindungan
5. Pola Karier
Setiap Instansi Pemerintah menyusun pola karier PNS secara Manajemen PPPK
khusus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola karier Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan,
nasional. penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
6. Promosi kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian setelah Pemberian Penghargaan PPPK yang telah menunjukkan
mendapat pertimbangan tim penilai kinerja PNS pada Instansi kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan
Pemerintah. Tim penilai kinerja PNS dibentuk oleh Pejabat prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
yang Berwenang. penghargaan. Penghargaan dapat berupa pemberian:
7. Mutasi 1. tanda kehormatan;
Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1 2. kesempatan prioritas untuk pengembangan
(satu) Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi kompetensi; dan/atau
Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan 3. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara
Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan Republik kenegaraan.
Indonesia di luar negeri. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja PPPK dilakukan dengan
8. Penilaian Kinerja hormat karena:
Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas 1. jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem 2. meninggal dunia;
karier. 3. atas permintaan sendiri;
9. Penggajian dan Tunjangan 4. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah
Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, yang mengakibatkan pengurangan PPPK; atau
dan resiko pekerjaan. 5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak
Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan dapat menjalankan tugas dan kewajiban sesuai
kemahalan. Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian perjanjian kerja yang disepakati.
kinerja. Tunjangan kemahalan dibayarkan sesuai dengan
tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di Pegawai ASN dapat menjadi pejabat negara. Pejabat negara yaitu:
daerah masing-masing. a. Presiden dan Wakil Presiden;
10. Penghargaan b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis
1. tanda kehormatan; Permusyawaratan Rakyat;
2. kenaikan pangkat istimewa; c. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan
3. kesempatan prioritas untuk pengembangan Rakyat, Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan
kompetensi; dan/atau Perwakilan Daerah;
4. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara d. Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim agung pada
kenegaraan. Mahkamah Agung serta ketua, wakil ketua, dan hakim
11. Disiplin pada semua badan peradilan kecuali hakim ad hoc;
12. Pemberhentian e. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah Konstitusi;
PNS diberhentikan dengan hormat karena: f. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa
1. meninggal dunia; Keuangan;
2. atas permintaan sendiri; g. Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;
3. mencapai batas usia pensiun; h. Ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;
4. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah i. Menteri dan jabatan setingkat menteri;
yang mengakibatkan pensiun dini; atau j. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa
dapat menjalankan tugas dan kewajiban dan Berkuasa Penuh;
PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena: k. Gubernur dan wakil gubernur;
1. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan l. Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota; dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia m. Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh UndangUndang.
Tahun 1945;
2. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan Organisasi
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada Indonesia memiliki tujuan:
hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana 1. menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi
umum; ASN; dan
3. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; 2. mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
atau
4. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan Sistem Informasi ASN memuat seluruh informasi dan data Pegawai
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena ASN. Data Pegawai ASN paling kurang memuat:
melakukan tindak pidana dengan pidana penjara 1. data riwayat hidup;
paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang 2. riwayat pendidikan formal dan non formal;
dilakukan dengan berencana. 3. riwayat jabatan dan kepangkatan;
PNS diberhentikan sementara, apabila: 4. riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda
1. diangkat menjadi pejabat negara; kehormatan;
2. diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga 5. riwayat pengalaman berorganisasi;
nonstruktural; atau 6. riwayat gaji;
3. ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana. 7. riwayat pendidikan dan latihan;
13. Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua 8. daftar penilaian prestasi kerja;
PNS diberikan jaminan pensiun apabila: 9. surat keputusan; dan kompetensi.
1. meninggal dunia;
2. atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan 2. Jelaskan manajemen ASN sebelum dan sesudah penerapan
keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi UU No. 5 Tahun 2014?
ASN. Sebelum uu no 05 tahun 2014
 Tidak efektif dan pengelolaan SDM, Kelembagaan dan
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 birokrasi
(dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan  Moral hazard dan tidak kompetennya pekerja
Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling  Banyak KKN dan kurangnya control KKN
lama 5 (lima) tahun.  Close carir system

Dari quiizz Manajemen ASN Setelah UU no.5 tahun 2014


1. System merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang  ASN menjadi lebih professional karena penilaian
berdasarkan pada kompetensi, kinerja secara tidak adil dan berdasarkan kinerja
wajar dan kualifikasi tanpa membedakan latar belakang politik,  Lebih mengutamakan pendekatan manajemen SDM
ras, warna kulit, agama, ras, asal usul, jenis kelamin, status, ketimbang pendekatan personel administrative
pernikahan, umur atau kondisi kecacatan. (SALAH).
 Open karir system yang mengedepankan kompetisi dan
2. Lembaga yang memiliki kewenangan mencabut akreditasi
kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan
lembaga diklat pegawai ASN yang tidak memenuhi standar
ASN harus punya standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode
akreditasi (Jawab : LAN)
etik dank ode prilaku profesi, pendidikan dan pengembangan
3. Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan
profesi
hormat apabila (Jawab : Menjadi anggota dan pengurus partai
politik)
WOG
4. PNS memiliki hak cuti besar selama 2 bulan (SALAH)
Pendekatan penyelengaraan pemerintah yang menyatukan upaya-
5. Tahap awal dari pengadaan CPNS adalah (Jawab :
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
perencanaan)
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
6. Pelaksana kebijakan public, pelayan public dan perekat serta
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pemersatu bangsa merupakan (Jawab : Fungsi ASN)
pelayanan publik. [WoG = pendekatan interagency]
Pertanyaan Benar (B) Salah (S)
7. Tujuan diklat PNS adalah mewujudkan ASN yang profesional
WoG itu menunjukkan bagaimana lembaga pelayanan publik
(B)
bekerja lintas batas untuk mencapai tujuan bersama dan sebuah
8. Peran ASN; Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik dan
respon pemerintah yang terpadu terhadap satu masalah ( Shergold
Perekat dan Pemersatu Bangsa (S) (Fungsi ASN)
&others, 2004). upaya kolaboratif, kerjasama, penyatuan upaya
9. Status PNS adalah Pegawai ASN yang diangkat sebagai
dan tujuan bersama ( USIP). WoG merupakan pendekatan yang
pegawai tetap dan memiliki nomor induk PNS (B)
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat
10. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, luar negeri dan
sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM.
merupakan satu kesatuan (B)
11. Tujuan ditetapkan kode etik PNS adalah menjaga martabat dan
Mengapa WoG?
kehormatan ASN (S)
Faktor ekternal : dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
A. Menjodohkan
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu
1. PNS dan PPPK, penjodohannya Merit System. (jenis-jenis
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan
ASN)
yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam
2. Pengelolaan PNS didasarkan kepentingan politik,
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan
penjodohannya kewajiban ASN. (Spoil System)
dan layanan publik.
3. Pengelolaan ASN berdasarkan keadilan keadilan,
Faktor internal : adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
objektifitas, dan berbasis kinerja, penjodohannya Spoil
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
System. (Merit System)
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap
4. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945, penjodohannya
sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak
jabatan ASN. (kewajiban ASN)
berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau “saling
5. Pimpinan tinggi, administrator dan jabatan fungsional,
membunuh”.
penjodohannya jenis-jenis ASN. (jabatan ASN)
Keberagaman Indonesia : keberagaman latar belakang nilai,
budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya
B. Pilihan Ganda
mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai
1. Berpolitik Praktis adalah (a) menjadi anggota parpol (b)
institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilainilai
mengupload visi misi (c) menjadi jurkam (juru kampanye)
perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-
(d) benar semua
elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
2. ASN sebagai profesi: (a) memiliki kode etik (b) memiliki
organisasi profesi (c) memiliki fungsi dan peran (d) pilihan
Mendorong nilai, sikap dan perilaku yang berorientasi sektor
(a) dan (b)
dicairkan dlm fondasi kebangsaan yg lebih mendasar yg
3. Menjaga martabat dan kehormatan ASN adalah (a)
mendorong semangat persatuan dan kesatuan
kewajiban (b) tugas (c) kode etik (d) fungsi dan peran
4. Bersikap profesional dan tidak memihak: (a) kewajiban (b)
beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari
tugas (c) hak (d) nilai dasar ASN
sisi penataan institusi formal maupun informal :
5. Mengabdi kepada negara dan rakyat: (a) kewajiban (b)
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
tugas (c) nilai dasar ASN (d) hak ASN
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
6. Memiliki, menjual fasilitas negara adalah (a) larangan (b)
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
hal yang tabu (c) nilai dasar ASN (d) hak ASN
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang
7. Mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan NKRI: (a)
kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
fungsi (b) tugas (c) peran (d) kewajiban
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
8. Memberikan pelayanan publik secara profesional: (a) fungsi
sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi.
(b) tugas (c) peran (d) kewajiban
Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
9. Sebagai perencana, pelaksana, pengawas: (a) fungsi (b)
dilakukan lebih mudah.
tugas (c) peran (d) kewajiban
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
10. Mata pelatihan manajemen ASN diajarkan untuk mencapai
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
tujuan kurikulum yang keberapa? 2 dan 3
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah
salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini
C. Subjektif Test
biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi,
1. Jelaskan Merit System dan Spoil System dalam manajemen
ASN?
atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang Prasyarat Best Practices
dikoordinasikannya. Dalam memanfaatkan pendekatan WoG ini, terdapat beberapa
3. Membentuk gugus tugas prasyarat agar pendekatan ini dapat diterapkan. APSC (Shergold &
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang others, 2004) merumuskan prasyarat untuk penerapan WoG yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen. baik yaitu antara lain : 1. Budaya dan Filosopi; 2. Cara Kerja yang
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara Baru; 3. Akuntabilitas dan Insentif; 4. Cara baru Pengembangan
agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut Kebijakan, Mendesain Program dan Pelayanan.
dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi. UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU
4. Koalisi sosial AP), administrasi pemerintahan itu sendiri, bertujuan untuk:
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan 1. menciptakan tertib penyelenggaraan Administrasi
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk Pemerintahan;
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Koalisi sosial ini 2. menciptakan kepastian hukum;
mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang 3. mencegah terjadinya penyalahgunaan Wewenang;
suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi 4. menjamin akuntabilitas Badan dan/atau Pejabat
alamiah. Pemerintahan;
5. memberikan pelindungan hukum kepada Warga
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran Masyarakat dan aparatur pemerintahan;
praktek antara lain adalah: 6. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan dan
1. Kapasitas SDM dan institusi menerapkan AUPB; dan
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG 7. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala Warga Masyarakat.
serius ketika pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya Berdasarkan UU AP, asas dalam penyelenggaraan administrasi
merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi pemerintahan terdiri atas: [Asas-Asas terkait dengan Implementasi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda. WoG]
2. Nilai dan budaya organisasi 1. Asas Legalitas
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya 2. Asas Pelindungan terhadap Hak Asasi Manusia
organisasi pun menjadi kendala manakala terjadi upaya 3. Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB)
kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan AUPB terdiri atas :
3. Kepemimpinan a. kepastian hukum;
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam b. kemanfaatan;
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah c. ketidakberpihakan;
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai d. kecermatan;
dan budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
mencapai tujuan yang diharapkan. f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan
Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh h. pelayanan yang baik.
pendekatan WoG adalah: Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif;
Pelayanan Jasa; Pelayanan Barang; Pelayanan Regulatif. [Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG]
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan menjadi : Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
1. Pola Pelayanan Teknis Fungsional Nepotisme, telah ditetapkan asasasas umum penyelenggaraan
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi negara, yang harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara
pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan dan pemerintahan negara oleh Aparatur Negara
kewenangannya. Pada pola pertama ini pelayanan yang 1. Asas Kepastian Hukum;
dilakukan adalah pelayanan sektoral, yang bisa jadi sifatnya 2. Asas Kepentingan Umum;
hanya relevan dengan sektor itu, atau menyangkut pelayanan 3. Asas Akuntabilitas;
di sektor lain. WoG dapat dilakukan manakala pola pelayanan 4. Asas Proporsionalitas;
publik ini mempunyai karakter yang sama atau memiliki 5. Asas Profesionalitas;
keterkaitan antar satu sektor dengan yang lainnya. 6. Asas Keterbukaan;
2. Pola Pelayanan Satu Atap 7. Asas Efisiensi; dan
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu 8. Asas Efektifitas.
instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan
masing-masing. Pola ini memudahkan masyarakat penguna Dasar Kebijakan Pelayanan Publik
izin untuk mengurus permohonan izinnya, walaupun belum UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang mulai
mengurangi jumlah rantai birokrasi izinnya. berlaku sejak tanggal 18 Juli 2009.
3. Pola Pelayanan Satu Pintu Dalam kesempatan ini terkait dengan pelayanan publik terlebih
Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara dahulu akan diberikan beberapa pengertian penting dalam
tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan Undang-Undang tersebut, yaitu:
pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya 1. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
yang bersangkutan. Ini adalah salah satu bentuk kelembagaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
WoG yang lebih utuh, di mana pelayanan publik disatukan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan
dalam satu unit pelayanan saja, dan rantai izin sudah penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif
dipangkas menjadi 1 (satu) saja. yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
4. Pola Pelayanan Terpusat 2. Penyelenggara pelayanan publik (Penyelenggara) adalah setiap
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. Pola ini mata untuk kegiatan pelayanan publik.
mirip dengan pelayanan satu atap dan pelayanan satu pintu. 3. Penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi
Perbedaannya tergantung pada sejauh mana kewenangan penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
koordinasi yang diberikan kepada koordinator. dibentuk berdasarkan undangundang untuk kegiatan pelayanan
5. Pola Pelayanan Elektronik publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan kegiatan pelayanan publik
teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi 4. Pelaksana pelayanan publik adalah pejabat, pegawai, petugas,
dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat elekronik atau dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara
on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan
dan kapasitas masyarakat pengguna. pelayanan publik.
5. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun Kata kunci WOG
penduduk sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun badan Lembaga pelayanan public
hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan Lintas batas
publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan bersama
6. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan Sebuah respon pemerintah terpadu
sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan Satu masalah (penanganan satu masalah)
penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji
penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang Langkah-langkah WOG
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Koordinasi, integrase, kedekatan dan pelibatan
7. Maklumat pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi
keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam Implementasi WOG
standar pelayanan. Pengembangan kebijakan, manajemen program, penghantaran
pelayanan
Sistem Informasi Pelayanan Publik harus dibuat penyelenggara
pelayanan, yang berisi semua informasi pelayanan publik yang Indikator WOG
berasal dari penyelenggara pada setiap tingkatan. Penyelenggara  Tercapainya tujuan bersama
berkewajiban mengelola sistem informasi yang terdiri atas sistem  Pelayanan terpuaskan
informasi elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya  Tidak terjadi konflik antar sector
meliputi:  Terjadi harmonisasi antar sector terkait
1. profil penyelenggara;
2. profil pelaksana;
3. standar pelayanan; Perbandingan Klasik vs NPM
4. maklumat pelayanan; Birokrasi Weber
5. pengelolaan pengaduan; dan o Pembagian Tugas
6. penilaian kinerja. o Kedinasan
o Hierarki
Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik :
o Dokumen tertulis
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum; o Spesialisasi
c. kesamaan hak;  Wilson, pemisahan politik dan birokrasi
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan; • Birokrasi Weberian tidak salah dalam konteks historis,
f. partisipatif; tetapi tidak kompatibel dengan situasi terbaru, budaya
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; instant dan kompetisi
h. keterbukaan; • NPM menawarkan fleksibilitas, efisiensi, devolusi, dsb
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; Istilah WOG
k. ketepatan waktu; dan POLIcy integration
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Policy coherence
Cross cutting
Manajemen Pelayanan Publik : Joined-up government
a. pelaksanaan pelayanan;
b. pengelolaan pengaduan masyarakat; OPA NPM WOG
c. pengelolaan informasi; Own Puclic New Public
d. pengawasan internal; Administratio managemen
e. penyuluhan kepada masyarakat; pembagian birokrasi perspektif baru dalam
f. pelayanan konsultasi; dan tugas pemberian tidak memahamkankoordinasi
g. pelayanan publik lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan kedinasan, salah dalam antar sektordengan aspek
perundang-undangan. hierarki, ok hierarki namun kebersamaan,
tertulis tidak kompatibel menghilangkan ego
Maklumat pelayanan publik Pemda kepada masyarakat paling dengan budaya & sektoral
sedikit memuat: situasi terbaru
a. jenis pelayanan yang disediakan;
pemisahan menekankan
b. syarat, prosedur, biaya dan waktu;
politik: birokrasi efisiensi,
c. hak dan kewajiban Pemerintah Daerah dan warga masyarakat;
menekankan ego
d. satuan kerja atau unit kerja penanggungjawab penyelenggaraan
sektoral,
pelayanan.
memunculkan
siloisme
Pengaduan dilakukan terhadap:
a. penyelenggara yang tidak melaksanakan kewajiban dan/atau
melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan publik; dan
b. pelaksana yang memberi pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
peraturan perundangundangan mengenai pelayanan publik.

Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik :


a. konsultasi publik;
b. musyawarah;
c. kemitraan;
d. penyampaian aspirasi;
e. pengawasan; dan/atau
f. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Anda mungkin juga menyukai